25,450 research outputs found

    Penyelesaian masalah biaya minimal pada jaringan circulatory dengan algoritma out-of-kilter

    Get PDF
    Permasalahan jaringan biaya minimal merupakan permasalahan program Tinier yang disajikan ke dalam bentuk digraph atau network yang telah diketahui kapasitas dan bobot dari masing-masing arcnya. Algoritma Out — of—Kilter dapat digunakan untuk rnendapatkan solusi optimal dari pennasalalian aliran jaringan biaya minimal yang disajikan dalam bentuk digraph sederhana benipa sikel. Soluei optimal di dapat apabila tidak ada arc out — of— kilter yang terdapat pada digraph dari perrnasalahan tersebut

    Analisis teksiranparameter pada model distribusi ketahanan

    Get PDF
    ABSTRAK Model distribusi ketahanan adalah suatu fungsi distribusi dengan menggunakan data ketahanan berupa data tersensor maupun data tidak tersensor yang merupakan variabel random bernilai posilif. Distribusi ketahanan disajikan melalui tiga buah fungsi ketahanan, yaitu fungsi ketahanan hidup S(t), fungsi kerapatan kegagalan atau kern atian f(t) dan fungsi hazard h(t). Dengan mengasunnsikan data ketahanan mengikuli pola suatu fungsi distribusi ketahanan Eksponensial, distribusi ketahanan Weibull ataupuri distribusi ketahanan Gamma, maka dapat diketahui lingkat ketahanan model distribusi tersebut metalul taksiran parameter-parameternya menggunakan Met ode Maksimum Likelihood'. Kern udian dianalisis kesamaan dua distribusi ketahanan Eksponensial menggunakan uji likelihood rasio dan kesamaan dua distribusi ketahanan Weibull menggunakan uji Thoman-8ain melalui taksiran parameter-parameter yang telah diperoleh untuk mengetahui perlakuan mana yang lebih balk dari dua ketompok data pada masing-masing distribusi ketahanan tersebut

    PROSES PEMBUATAN CASING MESIN PEMARUT SINGKONG

    Get PDF
    Tujuan utama dari penulisan laporan proyek akhir ini adalah untuk mengetahui urutan proses pembuatan mesin serta peralatan yang digunakan untuk pembuatan komponen casing utama pada mesin pemarut singkong. Selain itu juga untuk mengetahui total waktu yang dibutuhkan dalam proses pembuatannya. Langkah pembuatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) mengidentifikasi bahan, 2) pembelian bahan, 3) mengidentifikasi alat dan mesin yang digunakan, 4) menentukan urut-urutan proses pengerjaan, 5) menghitung waktu yang diperlukan, 6) mengetahui hasil kinerja casing pada mesin pemarut singkong. Bahan yang digunakan untuk pembuatan casing adalah pelat stainless steel dengan ketebalan 0,8 mm. Casing yang dibuat dibagi menjadi empat bagian yaitu 1) casing depan (box) dengan ukuran 530 x 300, 2) casing belakang dengan ukuran 300 x 290, 4) casing bawah (saluran pemarut) dengan ukuran 650.47 x 475.5, 5) casing kanan dan kiri dengan ukuran 300 x 240. Alat dan mesin yang digunakan dalam pembuatan yaiu : 1) mesin potong pelat hidrolik, 2) mesin bor meja, 3) mesin tekuk, 4) alat ukur, 5) alat kerja bangku, dan 8) alat keselamatan kerja. Urut-urutan proses pengerjaan casing adalah sebagai berikut : 1) membaca gambar kerja, 2) pengukuran, 3) pelukisan, 4) pemotongan, 5) pengeboran, 6) penekukan, 7) perakitan, dan 8) finishing. Waktu yang diperlukan dalam pembuatan casing adalah 26 jam 20 menit. Uji fungsional dan uji kinerja pada mesin pemarut singkong pada proses terakhir menunjukan casing aman digunakan dan dapat berfungsi dengan baik

    Signatures of Sneutrino NLSP in Gravitino Dark Matter Scenario at the LHC

    Full text link
    We present the phenomenology of a supersymmetric model with sneutrino as the next to lightest supersymmetric particle (NLSP) in the gravitino dark matter scenario at the LHC. We focus on the leptonic signatures and study the feasibility of a particular trilepton signature as a possible discovery channel of supersymmetry.Comment: 4 pages, talk at SUSY09 conference, Boston, USA, June 200

    UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR TEORI PERBAIKAN ENGINE BERIKUT KOMPONENNYA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA KONSEP PADA SISWA KELAS XI B PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR DI SMK DIPONEGORO DEPOK

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar teori perbaikan engine berikut komponennya melalui model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe peta konsep (concept mapping) pada siswa kelas XI B program keahlian teknik sepeda motor di SMK Diponegoro. Penelitian dilakukan di SMK Diponegoro Depok, Sleman, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas XI B yang berjumlah 17 siswa. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), melalui pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe peta konsep. Model/desain penelitian yang diterapkan mengacu pada model Kurt Lewin yang dilakukan dalam 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam 3 siklus. Pelaksanaan siklus dimulai dari tahap perencanaan penelitian berdasarkan studi pendahuluan. Tahap pelaksanaan tindakan kelas dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe peta konsep, meliputi; penyajian materi, pembentukan kelompok, diskusi kelompok, presentasi kelas dan evaluasi untuk mengetahui prestasi hasil belajar siswa. Tahap pengamatan yaitu dengan mengisi lembar observasi keterlaksanaan proses pembelajaran kooperatif tipe peta konsep oleh observer. Tahap refleksi yaitu mengevaluasi pencapaian dan kekurangan dari tiap-tiap siklus untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa meningkat pada setiap siklus setelah diterapkan pendekatan pembelajaran model kooperatif tipe peta konsep. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya rata-rata persentase nilai teori perbaikan engine berikut komponennya dan ketercapaian ketuntasan belajar siswa yang mengacu pada KKM. Pada siklus 1 rata – rata prestasi belajar siswa mencapai 75,87 dengan presentase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 64,70% atau sebanyak 11 siswa. Pada siklus 2 rata – rata prestasi belajar siswa meningkat menjadi 77,42 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat 11,70% menjadi 76,40%, meningkat 2 siswa menjadi 13 siswa. Pada siklus 3 rata – rata prestasi belajar menjadi 75,35 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat 5,90% menjadi 82,30%, meningkat 1 siswa menjadi 14 siswa

    PEKALONGAN DIALECT IN RAPROX BAND LYRICS

    Get PDF
    Pekalongan is one of the region that uses Javanese as first language in communication. The language use is different in dialect, it shows the characterist ic of particular region. Pekalongan dialect can be seen in Raprox band lyrics. Raprox band is a local band in Pekalongan that use Javanese in all the lyrics. The researcher use the lyrics as the data of the research. The purpose of the research is to describe Pekalongan dialect in the album of Raprox band. The data collecting technique is done by using the basic technique of listening carefully-tapping-writin

    IDENTIFIKASI TINGKAT KESULITAN BELAJAR PEMBUATAN BLUS MENGGUNAKAN POLA DASAR BADAN SISTEM PRAKTIS DI SMK BHINNEKA KARYA 1 BOYOLALI

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tingkat kesulitan belajar pembuatan blus ditinjau dari tahap persiapan, (2) mengetahui tingkat kesulitan belajar pembuatan blus ditinjau dari tahap proses, (3) mengetahui tingkat kesulitan belajar pembuatan blus ditinjau dari tahap penghitungan harga jual, (4) mengetahui kesulitan apa yang paling dominan dalam tahap pembuatan blus. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan tata busana I dan II sebanyak 50 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan Propotional Random Sampling sebanyak 44 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner model angket tertutup yang pengukurannya menggunakan skala Guttman. Validitas instrument menggunakan validitas konstrak (construct validity) berdasarkan pengalaman empiris dengan analisis product moment. Reabilitas instrument dilakukan secara internal consistency menggunakan Alpha Cronbach. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif dengan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kesulitan yang dihadapi siswa pada tahap persiapan pembuatan blus yaitu: pengambilan ukuran untuk pembuatan pola blus sebesar (11,4%)kategori rendah, pembuatan pola dasar skala 1:4 sebesar (22,7%) kategori rendah, pembuatan pola blus sesuai disain sebesar (4,5%)kategori rendah, Merancang bahan dan harga secara rinci dan global sebesar (6,8%) kategori rendah, Pembuatan pola dasar ukuran sebenarnya sebesar (18,2%) kategori rendah, Pembuatan pola blus sesuai disain dengan ukuran sebenarnya sebesar (63,6%) kategori tinggi. (2) kesulitan yang dihadapi siswa pada tahap proses pembuatan blus yaitu: Memeriksa pola sebesar (4,5%) kategori rendah, Menyiapkan tempat alat dan bahan untuk memotong dengan memperhatikan K3 sebesar (4,5%) kategori rendah, Memotong bahan dengan memperhatikan K3 sebesar (13,6%) kategori rendah, memberi tanda-tanda pola sebesar (27,3%) kategori rendah, Melakukan pengepresan dengan memperhatikan K3 sebesar (18,2%) kategori rendah, Menjahit bagian-bagian busana sesuai disain dengan memperhatikan K3 sebesar (25,0%) kategori rendah, penyelesaian busana wanita dengan jahitan tangan (9,1%) kategori rendah. (3) kesuliutan yang dihadapi siswa pada tahap penghitungan harga jual yaitu: Mengidentifikasi cara mengemas sebesar (4,5%) kategori rendah, penghitungan harga jual sebesar (22,7%) kategori rendah.(4) kesulitan yang paling dominan yaitu Pembuatan pola blus sesuai disain dengan ukuran sebenarnya sebesar (63,6%). Kata kunci: kesulitan, pembuatan blu
    • …
    corecore