888 research outputs found

    HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KB PADA PASANGAN USIA SUBUR DI DUSUN METES DESA ARGOREJO KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL

    Get PDF
    Latar Belakang: Tahun 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 53,339 wanita aktif pengguna KB. Dari data tersebut alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah IUD sebanyak 18,134 pengguna dan yang paling sedikit adalah MOP 565 pengguna. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku KB yaitu: Umur, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, status pekerjaan, jumlah anak, sikap dan perilaku petugas. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan PUS dengan perilaku KB di Dusun Metes Desa Argorejo Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian Observasional Analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Pemilihan responden dengan menggunakan teknik Quota sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, dan analisis menggunakan uji chi square. Hasil: Menunjukan bahwa mayoritas responden tamat pendidikan menengah dan mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan cukup. Perilaku KB dibagi menjadi tiga yaitu: penggunaan, pemilihan dan pergantian KB. Hasil didapatkan bahwa tigkat pendidikan tidak mempengaruhi perilaku KB. Sedangkat tingkat pengetahuan juga tidak mempengarhui perilaku KB. Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku KB, karena tingkat pendidikan tidak menjadi landasan seseorang dalam berperilaku KB, setiap orang memiliki pertimbangan masing-masing sesuai dengan saran dari petugas kesehatan. Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku KB, hal ini karena semakin baik tingkat pengetahuan seseorang terhadap KB maka semakin kritis pemikirannya dalam memutuskan untuk berperilaku KB. Kata Kunci: Perilaku KB, Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan

    ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS PETANI BERKAITAN DENGAN PERILAKU PETANI, PERAN PEMERINTAH DAN PABRIK GULA (STUDI KASUS DI KABUPATEN PASURUAN, JAWA TIMUR)

    Get PDF
    Budidaya tebu telah berkembang sejak jaman penjajahan Belanda, dengan bukti sejarah berupa berdirinya pabrik gula pada masa itu. Gula berperan strategis dalam kebutuhan pokok nasional. Mayoritas penyedia tebu sebagai bahan baku gula di Indonesia adalah petani. Loyalitas petani dalam membudidayakan tebu menjadi menarik untuk ditelaah lebih lanjut khususnya di wilayah lumbung gula nasional yaitu Jawa Timur, dimana Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu diantaranya. Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengevaluasi kelayakan usaha tani tebu rakyat di Kabupaten Pasuruan, (2) untuk menilai loyalitas petani dalam budidaya tebu rakyat di Kabupaten Pasuruan, dan (3) menganalisis hubungan kausalitas dari perilaku petani, peran pemerintah, pabrik gula dan loyalitas petani tebu rakyat di Kabupaten Pasuruan. Metode penelitian berupa penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode pendekatan survei. Lokasi survei di Kecamatan Grati, Winongan, Gondangwetan dan Nguling di Kabupaten Pasuruan. Responden diambil secara purposive sampling. Analisis dilakukan untuk mengukur variabel kelayakan usaha tani tebu rakyat, mengukur tingkat loyalitas petani dalam mengusahakan budidaya tebu rakyat serta mengukur hubungan kausalitas dari variabel loyalitas petani tebu rakyat, perilaku petani, peran pemerintah, dan peran pabrik gula. Analisis usaha tani dilakukan dengan menghitung Revenue/ Cost ratio (R/C) dan profitabilitas melalui Net Profit Margin (NPM); analisis tingkat loyalitas dan berbagai peran pendukungnya dilakukan dengan scoring method ; sedangkan hubungan kausalitas dilakukan dengan analisis jalur (Path Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya tebu rakyat dengan pola sewa lahan layak diusahakan dengan nilai perbandingan penerimaan dibanding biaya yang dikeluarkan (R/C) sebesar 1,17 dan NPM 0,14. Sedangkan pola tanpa menggunakan sewa lahan menunjukkan R/C sebesar 1,74, dan NPM 0,42 Tingkat loyalitas petani tebu rakyat di Kabupaten Pasuruan termasuk kategori Sangat Tinggi (82,26%), dengan dukungan peran perilaku petani Tinggi (70,65%), peran Pabrik Gula Tinggi (64,13%) dan peran pemerintah Cukup Tinggi (57,23%). Loyalitas petani didukung oleh hubungan yang signifikan mempengaruhinya yakni peran perilaku petani (P=0,039), sedangkan peran pemerintah (P=0,192) dan peran pabrik gula (P=0,253) tidak signifikan mempengaruhi secara langsung. Namun demikian peran perilaku petani dipengaruhi signifikan oleh peran pabrik gula (P<0,05), meskipun tidak signifikan dipengaruhi oleh peran pemerintah (P=0,299). Peran pabrik gula signifikan dipengaruhi oleh peran pemerintah (P<0,05)

    KARAKTER AGRONOMI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) HASIL INDUKSI MUTASI DENGAN SODIUM AZIDA PADA TANAH SALIN

    Get PDF
    NURUL FAJRIYAH. 23030113140046. 2018. Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Hasil Induksi Mutasi dengan Sodium Azida Pada Tanah Salin (Character of Agronomic Soybean (Glycine max (L.) Merrill) Induction of Mutation with Sodium Azide on Saline Soil). (Pembimbing : KARNO dan FLORENTINA KUSMIYATI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi nilai LD 50 tanaman kedelai dengan mutagen sodium azida dan untuk mengkaji keragaman tanaman kedelai tahan salin varietas Dering berdasarkan karakter agronomi. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2017 sampai Juni 2017, bertempat di Greenhouse dan Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Bahan yang digunakan antara lain benih kedelai varietas Dering I, Sodium Azide (SA), Kalium dihidrogen fosfat (KH 2 PO 4 ), Hidrogen klorida (HCl), tanah salin dan aquades. Alat yang digunakan antara lain handsprayer, hot plate stirrer, shaker, tray, spatula, pH meter EC meter, botol kaca, timbangan analitik, gelas beker, labu ukur, pipet, erlenmeyer, pot dan alat tulis. Rancangan percobaan yang digunakan di greenhouse adalah Rancangan Acak Lengkap. Penelitian yang dilakukan terdiri dari 2 tahap yaitu perkecambahan dan pindah tanam ke polybag. Perkecambahan kedelai varietas Dering 1 menggunakan tray berdasarkan 11 perlakuan dosis mutagen yaitu 0; 0,05; 0,1; 0,2; 0,4; 0,8; 1,6; 3,2; 6,4; 12,8; dan 25,6 mM. Benih kedelai ditanam menggunakan tray sampai menjelang pindah tanam pada 3 tingkat salinitas tanah yaitu 0; 2; dan 5 dS/m. Parameter yang diamati adalah karakter agronomi, meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong total, bobot polong total, jumlah biji, bobot biji per tanaman. Data hasil pengamatan daya berkecambah selama 7 hari setelah tanam pada tiap taraf dosis mutagen sodium azida dihitung menggunakan aplikasi Curve Expert 1.4 untuk penentuan nilai LD 50 . Data karakter agronomi seperti tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong, berat polong, jumlah biji, dan berat biji kedelai dianalisis secara individu pada setiap masing – masing tanaman. Simpulan dari hasil penelitian adalah nilai LD 50 kedelai varietas Dering 1 yaitu 0,664 mM. Karakter tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong, berat polong, jumlah biji, berat biji per tanaman yang dihasilkan pada generasi M1 memiliki keragaman pada setiap tanaman. Hasil skoring berdasarkan karakter agronomi terdapat 5 tanaman dengan kriteria agak tahan, 10 tanaman dengan kriteria tahan dan 3 tanaman dengan kriteria sangat tahan pada kondisi salinitas 2 dS/m

    Pola segregasi karakter agronomi tanaman kacang panjang (Vigna unguiculate (l.) spp. sesquipedalus) generasi F2 hasil persilangan varietas Super Putih x Fagiola IPB

    Get PDF
      ABSTRACTThe purpose of this research was to analyze the segregation pattern of agronomic characters in the second generation of long beans produced by crossing Super Putih x Fagiola IPB varieties. The research was using a single plant design by planting 120 F2 generation plants and 10 old plants were plated without repetition. The parameters observed included plant height, leaf number, branch number, flowering age, long young pod, number of old pods, seed number, weight of 100 seeds, pods color, and seeds color. The data were analyzed by distribution suitability test and chi-square test. The result showed that the abnormal distributed characters were plant height and seed number with selection could be done in early generation because its have high inheritance. Plant height segregation patterns was referring to Mendelian ratio 9:7 with the action of two duplicate recessive epistatic genes, seed number patterns was referring to Mendelian ratio 12:3:1 with the action of the dominant epistatic gene, the color of pods and the color of seeds patterns was referring to Mendelian ratio 13:3 with the action of two recessive dominant epistatic genes. Key words: long beans, agronomic characters, segregation patternsABSTRAKPenelitian ini bertujuan untukmenganalisis pola segregasi karakter agronomi generasi F2 kacang panjang hasil persilangan varietas Super Putih x Fagiola IPB. Penelitian disusun dengan rancangan single plant dengan menanam sebanyak 120 tanaman generasi F2 dan tetua sebanyak 10 tanaman yang ditanam tanpa ulangan. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, umur berbunga, panjang polong muda, jumlah polong tua, jumlah biji per tanaman, bobot 100 biji, warna polong, dan warna biji. Data dianalisis dengan uji kesesuaian distribusi dan uji khi-kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter yang tidak berdistribusi normal adalah tinggi tanaman dan jumlah biji, sehingga seleksi dapat dilakukan pada generasi awal, karena memiliki daya waris yang tinggi. Pola segregasi tinggi tanaman mengikuti nisbah Mendel 9:7 dengan aksi dua gen epistatis resesif duplikat, jumlah biji mengikuti nisbah Mendel 12:3:1 dengan aksi dua gen epistatis dominan, sedangkan warna polong dan biji mengikuti nisbah Mendel 13:3 dengan aksi dua gen epistatis dominan resesif.Kata kunci : kacang panjang, karakter agronomi, pola segregasi

    Uji viabilitas dan pertumbuhan benih kedelai (Glycine max) dengan perlakuan invigorasi menggunakan ekstrak bawang merah

    Get PDF
    ABSTRACT  The purpose of this research was to examine the effect of the interaction between the different dosages of shallot extract and immersion time on the viability and growth of Kaba soybean seed varieties that have been stored since 2013. This research used a completely randomized factorial design. The first factor was the dosages of onion extract (D0 = 0% D1 = 40% D2 = 60% and D3 = 100%). The second factor is the immersion time (P1 = 3 hours P2 = 6 hours and P3 = 9 hours). The parameters during seed germination were seed germination, vigor index, maximum growth potential, seed growth speed and electrical conductivity. Growth stage (vegetative) parameters consist of plant height and number of leaves. The data were analyzed by variance analysis and continued analyzed by Duncan's Multiple Range Test. The results showed that there is an interaction between the different dosages of shallot extract and immersion time. Dosages 40%, 60%, 100% increased seed germination, vigor index, maximum growth potential, growth rate, plant height and the number of leaves compare to control (0%). There was no influence of different immersion time on increased seed germination, vigor index, maximum growth potential, growth rate, plant height and the number of leaves. Keywords : Invigoration, Seed Viability, Onion Extract, Glycine max ABSTRAK  Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh interaksi antara perbedaan dosis ekstrak bawang merah dan lama perendaman terhadap viabilitas dan pertumbuhan benih kedelai varietas Kaba yang telah disimpan sejak 2013. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 4x3. Faktor pertama adalah konsentrasi ekstrak bawang merah (K0 = 0% K1 = 40% K2 = 60% dan K3 = 100%). Faktor kedua adalah lama perendaman masing-masing bahan (P1 = 3 jam P2 = 6 jam dan P3 = 9 jam). Variabel yang diamati pada masa perkecambahan benih antara lain daya kecambah benih, indeks vigor, potensi tumbuh maksimum, kecepatan tumbuh benih dan daya hantar listrik. Variabel pada tahap pertumbuhan (vegetatif) terdiri dari tinggi tanaman dan jumlah daun. Data yang diperoleh dianalisis dengan anova dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan terjadi interaksi pemberian dosis dan lama perendaman pada fase perkecambahan. Dosis 40%, 60%, dan 100% dapat meningkatkan daya berkecambah, indeks vigor, potensi tumbuh maksimum, kecepatan tumbuh benih, tinggi tanaman dan jumlah daun dibandingkan dengan kontrol (0%). Lama perendaman tidak berpengaruh terhadap daya berkecambah, indeks vigor, potensi tumbuh maksimum, kecepatan tumbuh benih, tinggi tanaman dan jumlah daun. Kata kunci: Invigorasi, Viabilitas Benih, Ekstrak Bawang Merah, Kedela

    EFISIENSI EKONOMI USAHATANI TEBU DI KECAMATAN DAWE, KABUPATEN KUDUS

    Get PDF
    Abstract Penelitian bertujuan mengetahui efisiensi ekonomi usahatani tebu menggunakan metode survey sejak bulan Februari hingga April 2016 di Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Penentuan lokasi penelitian yang digunakan adalah metode purposive, metode pengambilan sampel menggunakan snowball sampling. Jumlah responden ditetapkan menggunakan metode slovin, sebanyak 216 orang, dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan status tanam, yaitu tanaman 1, ratoon1, ratoon 2, dan ratoon 3. Metode analisis dengan menggunakan fungsi produksi Cobb – Douglas untuk mencari nilai koefisien regresi faktor produksi kemudian membandingkan antara Nilai Produk Marjinal dan Biaya Marjinal Faktor ke – i (NPM/BKM), dimana efisiensi ekonomi telah tercapai jika Nilai Produk Marjinal (NPM) sama dengan Biaya Korbanan Marjinal (BKM). Hasil analisis efisiensi usahatani tebu di Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus menunjukkan bahwa : Faktor produksi luas lahan, benih atau ratoon, dan pupuk Za penggunaanya belum efisien, pada status tanam tanaman 1, ratoon 1, ratoon 2, dan ratoon 3; faktor produksi pupuk phonska belum efisien hanya pada status tanam ratoon 3. Faktor produksi pupuk phonska dan tenaga kerja penggunaannya tidak efisien pada status tanam tanaman 1, ratoon 1, dan ratoon 2. Kata Kunci: Efisiensi, korbanan marjinal, produk marjinal, ratoon, tebu

    Pertumbuhan dan produksi simplisia sirih merah (Piper crocatum) pada komposisi media tanam dan konsentrasi perendaman urin sapi yang berbeda

    Get PDF
    ABSTRACT  This research aimed to identify the effect of cow urine concentration on the growth and yield of red betel simplicia (Piper crocatum) on different composition of planting media. The research used 3 x 5 factorials experiment with Completely Randomized Design (CRD) consisting of 3 replications. The main factor is composition of planting media (soil:husk charcoal) based on volume (M) which consists of 3 levels treatment namely M1= 1:3, M2 = 1:1, M3 = 3:1. The second factor is the concentration of cow urine consist of 5 levels treatment namely K0 = 0%, K1 = 7,5%, K2 = 15%, K3 = 22,5% dan K4 = 30%. The observed parameters were shoot length, number of leave, the wet weight shoot, the dry weight shoot, and number of roots. The result showed that there was an interaction between the treatment of composition of the planting media and concentration of cow urine had a significant effect (P<0,05) on the shoot length, number of leaves, the wet weight shoot, and number of roots. Treatment of cow urine concentration of 22,5% gave the best result on shoot length, number of leaves, the wet weight shoot, the dry weight shoot and number of roots. Treatment composition of soil:husk charcoal (1:1) and 22,5% cow urine concentration gave the best results onshoot length, number of leaves, and wet weight shoot. Keywords: cow urine, planting media, red betel, simplicia ABSTRAK  Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh konsentrasi urin sapi terhadap pertumbuhan dan produksi simplisia sirih merah (Piper crocatum) pada komposisi media tanam yang berbeda.Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial 3 x 5 dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 3 ulangan. Faktor pertama adalah komposisi media tanam (tanah:arang sekam) berdasarkan volume (M) terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu M1= 1:3, M2 = 1:1, M3 = 3:1. Faktor kedua adalah konsentrasi urin sapi terdiri dari 5 taraf perlakuan yaitu K0 = 0%, K1 = 7,5%, K2 = 15%, K3 = 22,5% dan K4 = 30%. Parameter yang diamati adalah panjang tunas, jumlah daun, berat basah tunas, berat kering tunas, dan jumlah akar.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara perlakuan komposisi media tanam dan konsentrasi urin sapi nyata (P<0,05) terhadap panjang tunas, jumlah daun, berat basah tunas dan jumlah akar. Perlakuan konsentrasi urin sapi 22,5% memberikan hasil terbaik terhadap panjang tunas, jumlah daun, berat basah tunas, berat kering tunas dan jumlah akar. Perlakuan komposisi tanah:arang sekam 1:1 dan konsentrasi urin sapi 22,5% memberikan hasil terbaik pada panjang tunas, jumlah daun, dan berat basah tunas. Kata kunci : media tanam, sirih merah, simplisia, urin sapi

    Efektivitas biokompos dan mikroba konsorsia pendegradasi residu insektisida klorpirifos pada pertanaman bawang merah (Allium ascalonicum l.)

    Get PDF
    ABSTRACT The object of this research was to study the effectiveness of biocompos and consortium microbes on the decrease of residual chlorpyrifos insecticide at onion corp. The research was conducted on 11th September to 30th December 2017 at Screen house, Integrated Laboratory of Agricultural Environment Research Center in Pati, and Laboratory Residues of Agrochemical materials in Bogor. The study was compiled with a complete randomized factorial design 2 x 3 and reapeted 4 times. The first factor of biocompos with 2 level of treatment that wasD1 = compost, and D2 = biocompos. The second factor of consortium microbes with 3 level of treatment that was L0 = urea prill, L1 = urea prill enveloped in biochar, and L2 = urea prill enveloped in biochar enriched consortium microbes. The results showed that the treatment of biocompos and consortium microbes significantly affected to the total of leaf, plant weight, the percentage of residual decrease in the soil, and the residual of onion bulbs, and no significant effect on the parameter plant height, the initial residual concentration on the soil, and the final residue concentration on the soil. The use of biocompos with the addition of urea prill enveloped in biochar and consortium microbes, it can decrease residuechlorpyrifos of insecticides on soil and onion bulbs. Keywords: onion, biocompos, consortium microbes, chlorpyrifos ABSTRAK  Penelitian bertujuan untuk mengkaji efektivitas biokompos dan mikroba konsorsia terhadap penurunan residu insektisida klorpirifos pada pertanaman bawang merah. Penelitian dilakukan pada tanggal 11 September – 30 Desember 2017 di Rumah Kasa, Laboratorium Terpadu Balai Penelitian Lingkungan Pertanian Pati, serta Laboratorium Residu Bahan Agrokimia Bogor. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2 x 3 dan diulang sebanyak 4 kali. Faktor pertama biokompos dengan 2 taraf perlakuan yaitu D1= kompos dan D2= biokompos. Faktor kedua mikroba konsorsia dengan 3 taraf perlakuan yaitu L0= urea prill, L1= urea prill diselimuti biochar, dan L2= urea prill diselimuti biochar diperkaya mikroba konsorsia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perlakuan pupuk dan pelapisan urea berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun, berat tanaman, persentase penurunan residu pada tanah, dan residu umbi bawang merah, serta tidak berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, konsentrasi residu awal pada tanah, dan konsentrasi residu akhir pada tanah. Penggunaan biokompos dengan penambahan urea prill diselimuti biochar dan mikroba konsorsia secara bersama-sama dapat menurunkan residu insektisida klorpirifos pada tanah dan umbi bawang merah. Kata kunci: bawang merah, biokompos, mikroba konsorsia, klorpirifos
    • …
    corecore