15 research outputs found

    Karakterisasi Fisikokimia Pati dan Tepung serta Isolasi Gen SBE (Starch Branching Enzymes) pada Pisang Raja (Musa paradisiaca)

    Get PDF
    Pisang raja merupakan salah satu pisang yang dibudidayakan di Sumatera Barat yang memiliki keunggulan dari segi rasa (lebih manis dan lebih legit), serta penampilan buah menarik (warna kulit kuning cerah dengan warna daging buah kuning kemerahan). Pisang raja memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional karena kandungan pati resistennya. Pati resisten secara fisiologis berfungsi sebagai serat, dan sebagai prebiotik yang membantu menjaga kesehatan kolon, mengontrol glikemik, dan respon insulin serta memberi rasa kenyang lebih lama. Kandungan pati resisten akan menurun seiring dengan pematangan buah dan proses pengolahannya. Sejauh ini informasi mengenai karakterisasi sifat fisikokimia pati pisang raja di Sumatera Barat belum pernah dilakukan. Oleh sebab itu, karakterisasi fisikokimia sebagai informasi awal untuk pengembangan olahan pangan fungsional berbasis pati dan tepung dari pisang raja di masa yang akan datang perlu dilakukan. Kandungan pati resisten pada bahan alami masih rendah sehingga perlu ditingkatkan dengan meningkatkan kandungan amilosanya. Kandungan pati resisten pada buah pisang memiliki korelasi positif dengan kandungan amilosa pada pati pisang. Salah satu cara untuk meningkatkan kandungan amilosa pada pisang raja melalui penekanan ekspresi gen SBE (Starch Branching Enzymes) yang dapat menghambat pembentukan titik percabangan pada rantai amilopektin sehingga percabangan tidak terbentuk dan diperoleh rantai lurus. Tahap pertama yang perlu dilakukan dalam rekayasa genetika yaitu isolasi gen target (gen SBE pisang raja) yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik sekuen gen SBE yang akan direkayasa. Karakteristik morfologi granula pati dan tepung pisang raja yaitu berbentuk oval tidak beraturan dengan ukuran 20-30 µm, memiliki kristalinitas tipe B, dan mengandung gugus O-H, C-H dan C=H. Karakteristik sifat kimia pati yaitu 40,73%±1,27, amilosa yaitu 17,49% 1,27 dan amilopektin yaitu 82,5% 0,97. Kadar air, abu, protein, dan lemak pati pisang raja yaitu 55,5 1,24, 0,66 0,27, 0,83 0,06, dan 0,18 0,04 berturut-turut. Kandungan vitamin C tepung kulit, tepung daging buah dan buah pisang raja berturut-turut adalah 32,3 mg/gr, 4,99 mg/gr, dan 7,18 mg/gr. Kandungan mineral terbesar yang terkandung pada pati pisang adalah Kalium (41,06%), Phospor (12,85%), zat besi (12,74%), Kalsium (9,4%), Magnesium (7,5%). Nilai swelling power dan solubility pada suhu 90oC adalah 9,82% 0,73 dan 14,6% 0,84. Nilai kapasitas penyerapan airnya adalah 16,08 % dan 17%. Suhu gelatinisasinya berkisar 74,85 oC – 76,9oC dengan kisaran waktu 8,6 – 9,13 menit. Gen SBE pisang raja telah berhasil dikarakterisasi yang menunjukkan panjang sekuens gen SBE pisang raja yang diperoleh adalah 3.004 bp. Daerah pengkode gen (CDS) dimulai dari basa ke-124 sampai 2.625, dengan Open Reading Frame (ORF) terdiri dari 2.502 bp yang mengkode 833 asam amino. kemiripan sebesar 98,51% dengan sekuen referensi XM_009405458 dan 99,411% terhadap protein OS = Musa acuminata subsp malaccensis(UniProtid.A0A804JEB0MUSAM)

    Optimal Media for In-Vitro Regeneration of Two Local Genotypes of Chili Pepper (Capsicum annuum L.) from West Sumatera

    Get PDF
    Genetic engineering strategy in chilli pepper (Capsicum annuum L.) has been applied so far in order to improve its genetic capacity for instance against some important diseases. This strategy needs an established system for calli preparation as well as transformant regeneration. In most cases, this necessity is genotype dependent especially for some local genotypes. Based on this, we optimized media for calli induction, shoot and root regeneration of our three local cultivars namely Kampung, Kopay and Trisula. Media combinations basically were composed of MS  and combined with some growth factors for instance IAA, BAP, NAA and TDZ with different combinations for each calli induction, shoot and root regeneration. All media compositions were supplemented with 30 GL-1 sucrose. The best medium for calli induction was MS media supplemented with 4 mgL-1 BAP, 0.5 mgL-1 IAA and L2 vitamin (Thiamin-HCl and Pyrodoxine-HCl). While the best medium for shoot induction and elongation was MS supplemented with 1mgL-1 BAP, 5 mgL-1 AgNO3, 2 mgL-1 GA3, 2 mgL-1 Calcium Pantotenate and L2 vitamin.  Furthermore, the best medium for root induction and elongation was WPM (Woody Plant Medium) supplemented with 0.4 mgL-1 NAA. This finding should provide optimal media for calli induction and shoot-root regeneration for the three local cultivars Kampung, Kopay and Trisula

    Kajian Karakteristik Morfologi dan Fisikokimia Pati Pisang Raja (Musa Paradisiaca)

    Get PDF

    KEANEKARAGAMAN GABAI LOKAL DIKABUPATEN 50 KOTA: CABAI UNGGULAN SUMATERA BARAT

    Get PDF
    Chili pepper is one of cooking spices which is olwoys used in a delicious ond famous Minang's food (Padang's food). Pepper: t horticulture commodity that hos high economic potentiol, therefore it becomes one of importont vegetable commodities plonted by-n1ers. Limo Puluh Koto Regency has been one of moin producer of pepper in West Sumotero. Types of pepper planted by the= mers ore the locol types or londroces. Due to the breeding system of pepper, we expected there are high voriobility of pepper from? s oreo. The objective ofthe study was to explore phenotypic variability of pepper conducted since August to October 2072 within 7j :.-t districts in 50 Kota Regency. Results showed thot there is high variobility of pepper. Seledion to the population derived from',tral outcrossingamonglocal typesof pepperbytheformerresultedinnumerouslocol pepperfound. Severol locol peppershowed potentiol local vorieties of West Sumotero. Hence, ossistonce of group of former by plont breeder forreleasing new,-entiol pepper varieties is necessory
    corecore