52 research outputs found

    PERFORMA PERTUMBUHAN, KELULUSHIDUPAN DAN KONVERSI PAKAN BENIH LELE (Clarias var.) HASIL HIBRIDISASI RESIPROKAL STRAIN DUMBO DAN MUTIARA UKURAN 1-2 CM

    Get PDF
    Pertumbuhan ikan lele (Clarias var.) semakin menurun, sehingga perlu dilakukan upaya pemuliaan melalui hibridisasi strain Dumbo dan Mutiara untuk memperbaiki performa pertumbuhan, kelulushidupan dan konversi pakan. Lele strain mutiara memiliki keunggulan komparatif pada karakter pertumbuhan, efisiensi pakan, keseragaman ukuran, dan ketahanan terhadap penyakit. Lele strain dumbo memiliki keunggulan relatif yaitu telah mampu beradaptasi dengan baik pada perairan umum. Hibridisasi resiprokal dilakukan untuk mencari peluang menghasilkan keturunan terbaik yang berasal dari penggabungan genotipe umum, khusus dan silang balik dari strain lele mutiara dan dumbo. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji performa karakter pertumbuhan, kelulushidupan dan konversi pakan benih lele sebar ukuran 1 - 2 cm. Metode eksperimental digunakan dengan rancangan acak lengkap terdiri dari 4 perlakuan dan 5 kali ulangan dengan perlakuan A: ♂dumbo x ♀dumbo, B: ♂mutiara x ♀dumbo, C:  ♂dumbo x ♀mutiara, dan D: ♂mutiara x ♀mutiara. Hasil penelitian menunjukkan hasil terbaik pada hibrid hasil persilangan ♂dumbo x ♀mutiara, yaitu pada variabel pengamatan Total Konsumsi Pakan 33,12±0,80g, Rasio Efisiensi Protein 0,88±0,20%, pertumbuhan panjang 4,25±0,25cm, pertumbuhan bobot 2,34±0,25g. Namun untuk variabel kelulushidupan, inbrid ♂mutiara x ♀mutiara menunjukkan hasil terbaik yaitu 78±16,81 %, sedangkan pada FCR tidak berbeda nyata untuk semua hibrid dan inbrid. Berdasarkan hasil tersebut, persilangan antara ♂dumbo x ♀mutiara menghasilkan keturunan dengan performa terbaik.Kata kunci: Konversi pakan, Hibridisasi, Resiprokal, Lele Dumbo, Lele Mutiar

    MODEL MAKSIMISASI KEUNTUNGAN BUDIDAYA PEMBESARAN LELE (Clarias sp)

    Get PDF
    Budidaya ikan memiliki peranan stratejik dalam perekonomian Indonesia, karena kontribusinya dalam ketahanan pangan, penyerapan tenaga kerja dan pengentasan kemiskinan, termasuk usaha budidaya lele. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk optimalisasi usaha budidaya ikan lele. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model maksimisasi keuntungan usaha budidaya ikan lele. Penelitian ini menggunakan model pertumbuhan ikan polinomial. Maksimisasi keuntungan dilakukan dengan melakukan penurunan pertama persamaan keuntungan terhadap waktu budidaya dengan hasil turunan pertama sama dengan nol. Hasil penelitian membuktikan bahwa model penelitian dapat diaplikasikan pada usaha budidaya ikan lele. Pada kasus penelitian ini, budidaya ikan lele mencapai keuntungan maksimal pada waktu budidaya 345 hari dengan keuntungan Rp. 5.411.512/siklus). Aquaculture has a strategic role in the economic of Indonesia, including catfish culture. Aquaculture has contribute to food resilience, employment supply and poverty reduction. So, optimalization of catfish culture is important. The aims of research was to develop a model of profit maximization that can be applied to catfish culture. This research used polynomial growth of fish. Profit maximization used the first derivative of profit equation to culture time equal to zero. This research proved that that model of research could be applied in the catfish culture. In this research, optimal culture time of 345 days produce the maximal profit (IDR 5 411 512 per cycle)

    GBPP Mata Kuliah Teknik Pembenihan Ikan PS. Budidaya Perairan Jurusan Perikanan FPIK Universitas Diponegoro

    Get PDF
    Mata kuliah ini menjelaskan Peranan faktor eksternal dan internal dalam proses pemijahan ikan, penerapan teknik perangsangan proses pemijahan, fertilisasi dan inkubasi telur serta pemeliharaan larva, manajemen pengembangan induk. Setelah mempelajari mata kuliah Tehnik Pembenihan Ikan diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan arti dan peranan alat-alat reproduksi, kelenjar endokrin, hormon, nerohormon, feromon dalam proses reproduksi ikan;melakukan perangsangan eksternal maupun internal untuk merangsang ikan agar dapat memijah; melakukan proses inseminasi sperma, perkembangan embrio dari pembelahan sampai menetas dan mampu merawat larva menjadi benih; serta mampu merancang bisnis pembenihan ikan

    Pengaruh flavonoid dan kurkumin dalam ekstrak kunyit sebagai media perendaman terhadap daya tetas telur gurami (Osphronemus gouramy)

    Get PDF
    Benih gurami yang masih mengandalkan dari alam serta pemijahan induk yang terjadi secara musiman merupakan kesulitan tersendiri, karena berakibat pada ketersediaan benih yang tidak kontinyu dan terbatas. Rendahnya nilai derajat penetasan telur merupakan suatu kendala dalam pembenihan gurami. Hal ini disebabkan karena telur gurami banyak ditumbuhi jamur pada saat proses penetasan, sehingga menyebabkan telur tidak menetas. Upaya yang dapat dilakukan untuk menghambat pertumbuhan jamur yaitu dengan perendaman larutan ekstrak kunyit pada proses penetasan telur. Ekstrak kunyit memiliki kandungan flavonoid dan kurkumin yang berperan dalam menghambat pertumbuhan jamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman ekstrak kunyit pada telur gurami terhadap daya tetas telur gurami dan survival rate (SR) dari larva gurami. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui ketahanan hidup larva gurami tanpa diberi pakan. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Benih Ikan (BBI) Mungseng, Temanggung, pada bulan November 2020 hingga Februari 2021. Telur uji yang digunakan berasal dari Banjarnegara dan Magelang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode ekseprimen rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakukan dan 3 ulangan yakni A (0 ml/l), B (6 ml/l), C (8 ml/l) dan D (10 ml/l). Variabel yang diukur meliputi daya tetas (HR), kematian larva, perkembangan embrio, dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman telur gurami kedalam ekstrak kunyit berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap daya tetas (HR) telur gurami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil daya tetas (HR) telur gurami perlakuan D 96,67±2,89%, C 95,00±5,00%, B 91,67±5,7 dan A 83,33±2,89%. Kualitas air untuk suhu yaitu 28°C, DO berkisar antara 5,0-5,7 mg/l dan pH berkisar antara 6,5-7,1. Kata-kunci: Daya tetas, gurami, ketahanan hidup, kunyit, telu

    PENGARUH TINGKAT KEPADATAN TELUR YANG BERBEDA TERHADAP EMBRIOGENESIS, LAMA WAKTU PENETASAN DAN DERAJAT PENETASAN TELUR IKAN TAWES (Barbonymus gonionotus)

    Get PDF
    Proses penetasan telur merupakan salah satu fase yang menentukan keberhasilan budidaya ikan. Daya tetas telur yang tinggi dengan kualitas telur yang baik akan menjadikan produksi larva tawes dengan kualitas yang baik. Permasalahan dari produksi dalam budidaya ikan tawes hanya mampu menghasilkan telur sebanyak 10.000 dengan daya tetas yang rendah yaitu sebesar 22%. Sebagai upaya peningkatan derajat penetasan telur ikan tawes yaitu dengan perlakuan tingkat kepadatan yang berbeda pada setiap wadah penetasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kepadatan yang berbeda terhadap perkembangan telur dan derajat penetasan telur ikan tawes (B.gonionotus), untuk mengetahui kepadatan yang optimal bagi penetasan telur ikan tawes. Penelitian dilaksanakan Satuan Kerja Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (PBIAT) Ngrajek, Magelang, Jawa Tengah pada Bulan Maret-April 2018. Bahan uji yang digunakan adalah telur ikan tawes (B.gonionotus) hasil pemijahan di Balai. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan yakni, kepadatan dalam 10 liter air A (10 butir/liter air), B (20 butir/liter air), C (30 butir/liter air), D (40 butir/liter air). Variabel yang diukur meliputi: Pengamatan perkembangan telur secara deskriptif, waktu penetasan (menit), derajat penetasan (HR) dan kualitas air. Data derajat penetasan dianalisis dengan analisis ragam, apabila berpengaruh maka dilakukan uji wilayah ganda Duncan untuk mengetahui beda antar perlakuan untuk menentukan perlakuan terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepadatan yang berbeda berpengaruh nyata (F hitung > F tabel) terhadap parameter uji. Hasil perkembangan embrio tercepat diperoleh perlakuan C dan D secara bersamaan, derajat penetasan tertinggi diperoleh perlakuan B yaitu sebesar 89,83±3,55

    Pengaruh pemberian ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava) pada proses transportasi terhadap hemoglobin dan kelulusanhidup benih ikan mas (Cyprinus carpio)

    Get PDF
    Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu spesies ikan yang hidup di air tawar dan mempunyai peluang pengembangan budidaya besar untuk meraih potensi pasar yang terus meningkat dan bernilai ekonomi yang tinggi. Penambahan ekstrak daun jambu biji diduga mengandung metabolit sekunder flavonoid, tanin, alkaloid, steroid dan saponin.Daun jambu biji mengandung alkaloid, terpenoid, glikosida, tanin, dan flavonoid yang memiliki aktivitas antidiabetes dan memiliki tinggi antioksidan. Kandungan lainnya yaitu minyak lemak 6% dan minyak atsiri 0,4%, damar 3%, tanin 9% dan lainnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun jambu biji terhadap hemoglobin dan kelulushidupan benih dan mengetahui dosis terbaik ekstrak daun jambu. Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus-September  2021 di Balai Benih Ikan (BBI) Mijen, Semarang, Jawa Tengah. Bahan uji yang digunakan adalah larutan teh dan telur ikan nila yang berasal dari BBI Mijen, Semarang. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan masing-masing 3 ulangan, perlakuan A (0%), B ( 0,10%), C (0,20%), D (0,30%). Data yang diamati adalah hemoglobin darah, Kelulushidupan  kualitas air, lama waktu pingsan dan lama waktu pulih.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun jambu biji pada saat proses transportasi tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan nilai hemoglobin dan kelulushidupan benih ikan mas. Nilai selisih perubahan hemoglobin pada perlakuan 0%; 0,1%; 0,2%; dan 0,3% sebesar 1,37 ± 1,48 gr/ dL; -0,87 ± 3,19 gr/ dL; 3,57 ± 1,88 gr/ dL; dan 4,73 ± 2,57 gr/ dL serta nilai kelulushidupan sebesar 90,67 ± 2,31%; 94,00 ± 4,00%; 94,67 ± 2,31% dan; 95,33 ± 3,06%. Benih pada perlakuan 0,2% dan 0,3% mulai menunjukkan efek lemas dan pingsan serta lambatnya pergerakan operkulum pada menit ke-5 hingga 10. Perlakuan 0,1% menunjukkan ikan pulih pada menit ke-10

    Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Terhadap Daya Tetas Telur dan Kelulushidupan Larva Ikan Bandeng (Chanos chanos)

    Get PDF
    Ikan bandeng termasuk komoditas penting karena memiliki nilai ekonomis cukup tinggi, rasa yang enak, harga terjangkau dan dapat dibudidayakan secara polikultur sehingga banyak yang melakukan budidaya ikan bandeng. Penetasan telur pada produksi nener penting dilakukan karena untuk menunjang ketersediaan benih ikan bandeng. Pemberian ekstrak bawang putih pada telur ikan bandeng dapat mencegah timbulnya jamur, bakteri dan penyakit yang menempel pada telur ikan bandeng sehingga daya tetas telur ikan bandeng dapat meningkat, selain itu penggunaan bawang putih juga tidak mengakibatkan residu terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis terbaik ekstrak bawang putih terhadap daya tetas telur dan tingkat kelulushidupan lava ikan bandeng.Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Maret – 13 April 2021 di Hatchery Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau, Jepara, Jawa Tengah. Bahan uji yang digunakan adalah bawang putih, etanol dan telur ikan bandeng yang berasal dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan masing-masing 3 ulangan dengan dosis perendaman ekstrak bawang putih yang berbeda. Perlakuan A (tanpa pemberian ekstrak bawang putih), B (perendaman telur dengan konsentrasi 1.000 ppm), C (perendaman telur dengan konsentrasi 2.000 ppm) dan D (perendaman telur dengan konsentrasi 3.000 ppm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh perendaman telur dengan ekstrak bawang putih terhadap daya tetas telur dan kelulushidupan larva ikan bandeng berpegaruh nyata (P<0,05) terhadap HR dan SR. Dosis terbaik perendaman telur dengan ekstrak bawang putih terhadap daya tetas telur dan kelulushidupan larva ikan bandeng adalah 2.000 ppm (perlakuan C) yang menghasilkan HR (83.85±2.25d) % dan SR (81.30±0.94d) %

    Pengaruh Larutan Daun Sirih (Piper betle) terhadap Daya Tetas Telur Ikan Mas (Cyprinus carpio)

    Get PDF
    Ikan mas merupakan salah satu komoditas akuakultur air tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Salah satu faktor yang menurunkan daya tetas telur ikan mas yaitu serangan jamur Saprolegnia sp. Daun sirih merupakan salah satu alternatif obat dari bahan alami yang dapat digunakan dalam pengendalian jamur karena mengandung senyawa antifungi yaitu minyak atsiri, flavonoid, fenol, saponin dan tanin. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh pemberian larutan daun sirih sebagai anti jamur terhadap daya tetas telur ikan mas  dan kelulushidupan ikan mas. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 ulangan. Dosis perendaman larutan daun sirih yang digunakan yaitu A 0 ml/l, B 1 ml/l, C 2 ml/l dan D 3 ml/l. Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa larutan daun sirih berpengaruh nyata terhadap daya tetas dan kelulushidupan ikan mas. Dosis terbaik perendaman larutan daun sirih (P.betle) terhadap daya tetas telur dan kelulushidupan larva ikan mas yaitu perlakuan B dosis 1 ml/l. Pengamatan kualitas air berupa suhu berkisar antara 24-32,40 C, DO pada media penetasan dan pemeliharaan berkisar antara 5,2-7,1 mg/L dan pH berkisar antara 7,8-8,41. Kata Kunci: anti jamur, Cyprinus carpio, daun sirih, daya tetas telur, kelulushidupa
    • …
    corecore