33 research outputs found

    INHIBISI AKTIVITAS PROLIFERASI SEL DAN PERUBAHAN HISTOPATOLOGIS MUKOSA WISTAR DENGAN PEMBERIAN PERASAN SELEDRI

    Get PDF
    AbstrakTelah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian perasan seledri pada tikus wistar yang diinduksi karsinogenesis kolon.Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa seledri dapat mencegah karsinogenesis kolon pada tikus wistar yang diinduksi dengan 1,2 dimethylhydrazine (DMH) dengan dan tanpa diet tinggi lemak dan tinggi protein.Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain randomized post test control group. Subyek penelitian adalah 25 ekor tikus wistar jantan berusia 12 minggu yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I mendapat injeksi 1,2 DMH subkutan; kelompok II mendapat injeksi 1,2 DMH dan seledri per oral ; kelompok III mendapat injeksi 1,2 DMH subkutan dan diet tinggi lemak dan protein sedangkan kelompok IV selain mendapat injeksi 1,2 DMH subkutan dan diet tinggi lemak dan protein, juga diberi seledri per oral. Perlakuan untuk kelompok I –IV diberikan selama 12 minggu. Sedangkan kelompok V mendapat 1,2 DMH dan seledri selama 16 minggu.Setelah masa perlakuan berakhir, semua tikus dimatikan dan usus besar diambil. Untuk menilai perubahan histopatologik salah satu potongan diproses dan diwarnai dengan HE. Potongan yang lain diwarnai dengan teknik argirofilik dari Ploton untuk analisis aktivitas proliferasi sel. Perubahan histopatologis dinilai secara mikroskopik sesuai kriteria WHO sedangkan aktivitas proliferasi sel dinilai dari jumlah titik AgNOR.Perubahan histopatologik menunjukkan bahwa tikus yang diinduksi dengan 1,2 DMH atau disertai diet tinggi lemak dan protein mengalami perubahan morfologik dan displasia yang lebih berat dibanding tikus yang diinduksi dan diberi seledri.Analisis statistik memakai uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan bermakna aktivitas proliferasi sel antara kelompok yang diberi 1,2 DMH dan seledri dengan kelompok yang hanya diberi 1,2 DMH. Pemberian seledri mampu menghambat perubahan histopatologis dan aktivitas proliferasi argrophylic nucledar regions (AgNOR) sel epitel mukosa pada tikus yang diinduksi karsinogenesis kolon dengan 1,2 DMH atau disertai diet tinggi lemak dan protein.Kata Kunci : Karsinogenesis kolon, Seledri, 1,2 DMH, Diet tinggi lemak dan proteinPerubahan histopatologis, hitung AgNORAbstractHas been done research on the effect of celery juice to wistar rats that induced for colon carcinogenesis. Specifically, the aim of this research is to prove celeryARTIKEL PENELITIAN181could prevent the colon carcinogenesis of wistar rats which induced while 1.2 DMH in condition with or without high fat high protein dietary.This study was an experimental study with randomized post test control group. Design totally 25 male wistar rats, aged 12 weeks which randomly divided into five groups, each group consist of 5 rats. Each group were treated by s.c injection of 20 mg/kgBW 1.2 DMH which had been injected once a week. Groups II, IV and V had orally been given a juice celery everyday. Whereas, groups III and IV were fed with the high fat high protein diet,ad libitum. Such above treatment mentioned was treated to all of groups I to IV for 12 weeks, but group V treated for 16 weeks.After the limit of this treatment was finished, all rats were terminated, and large intestines were resected. For the purpose of the histopathological evaluation one of cut sections processed by histological procedures regularlyand stained with H&amp;E. The other of sections was stained by using the argyrophilic techniques as described by Ploton to analyses the activity of cell proliferation. Histopathological pattern in form of epithelial changes had been evaluated by using WHO’s criterias. AgNOR dots were calculated in the nucleus of 100 epithelial cells by using high power fields with emersion oil.The results of histopathological changes indicated the rats induced by 1.2 DMH only or with high fat high protein diet demonstrated a higher degren on morphological changes and dysplasia when it was compared with the group of rats given by celery beside carcinogenic agents. By having analyzed to group I against group II by using Mann-Whittney U-test, it significant differences for cell proliferative activity. This study concluded that celery was effective to prevent histopathological changes and decrease the activity of cell proliferation (AgNOR) in 1.2 DMH induced colon tumors.Keywords: Colon carcinogenesis, celery, 1.2 DMH, high fat high protein diet, histopathological changes, AgNOR count</p

    INHIBISI AKTIVITAS PROLIFERASI SEL DAN PERUBAHAN HISTOPATOLOGIS MUKOSA WISTAR DENGAN PEMBERIAN PERASAN SELEDRI

    Get PDF
    AbstrakTelah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian perasan seledri pada tikus wistar yang diinduksi karsinogenesis kolon.Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa seledri dapat mencegah karsinogenesis kolon pada tikus wistar yang diinduksi dengan 1,2 dimethylhydrazine (DMH) dengan dan tanpa diet tinggi lemak dan tinggi protein.Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain randomized post test control group. Subyek penelitian adalah 25 ekor tikus wistar jantan berusia 12 minggu yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I mendapat injeksi 1,2 DMH subkutan; kelompok II mendapat injeksi 1,2 DMH dan seledri per oral ; kelompok III mendapat injeksi 1,2 DMH subkutan dan diet tinggi lemak dan protein sedangkan kelompok IV selain mendapat injeksi 1,2 DMH subkutan dan diet tinggi lemak dan protein, juga diberi seledri per oral. Perlakuan untuk kelompok I –IV diberikan selama 12 minggu. Sedangkan kelompok V mendapat 1,2 DMH dan seledri selama 16 minggu.Setelah masa perlakuan berakhir, semua tikus dimatikan dan usus besar diambil. Untuk menilai perubahan histopatologik salah satu potongan diproses dan diwarnai dengan HE. Potongan yang lain diwarnai dengan teknik argirofilik dari Ploton untuk analisis aktivitas proliferasi sel. Perubahan histopatologis dinilai secara mikroskopik sesuai kriteria WHO sedangkan aktivitas proliferasi sel dinilai dari jumlah titik AgNOR.Perubahan histopatologik menunjukkan bahwa tikus yang diinduksi dengan 1,2 DMH atau disertai diet tinggi lemak dan protein mengalami perubahan morfologik dan displasia yang lebih berat dibanding tikus yang diinduksi dan diberi seledri.Analisis statistik memakai uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan bermakna aktivitas proliferasi sel antara kelompok yang diberi 1,2 DMH dan seledri dengan kelompok yang hanya diberi 1,2 DMH. Pemberian seledri mampu menghambat perubahan histopatologis dan aktivitas proliferasi argrophylic nucledar regions (AgNOR) sel epitel mukosa pada tikus yang diinduksi karsinogenesis kolon dengan 1,2 DMH atau disertai diet tinggi lemak dan protein.Kata Kunci : Karsinogenesis kolon, Seledri, 1,2 DMH, Diet tinggi lemak dan proteinPerubahan histopatologis, hitung AgNORAbstractHas been done research on the effect of celery juice to wistar rats that induced for colon carcinogenesis. Specifically, the aim of this research is to prove celeryARTIKEL PENELITIAN181could prevent the colon carcinogenesis of wistar rats which induced while 1.2 DMH in condition with or without high fat high protein dietary.This study was an experimental study with randomized post test control group. Design totally 25 male wistar rats, aged 12 weeks which randomly divided into five groups, each group consist of 5 rats. Each group were treated by s.c injection of 20 mg/kgBW 1.2 DMH which had been injected once a week. Groups II, IV and V had orally been given a juice celery everyday. Whereas, groups III and IV were fed with the high fat high protein diet,ad libitum. Such above treatment mentioned was treated to all of groups I to IV for 12 weeks, but group V treated for 16 weeks.After the limit of this treatment was finished, all rats were terminated, and large intestines were resected. For the purpose of the histopathological evaluation one of cut sections processed by histological procedures regularlyand stained with H&E. The other of sections was stained by using the argyrophilic techniques as described by Ploton to analyses the activity of cell proliferation. Histopathological pattern in form of epithelial changes had been evaluated by using WHO’s criterias. AgNOR dots were calculated in the nucleus of 100 epithelial cells by using high power fields with emersion oil.The results of histopathological changes indicated the rats induced by 1.2 DMH only or with high fat high protein diet demonstrated a higher degren on morphological changes and dysplasia when it was compared with the group of rats given by celery beside carcinogenic agents. By having analyzed to group I against group II by using Mann-Whittney U-test, it significant differences for cell proliferative activity. This study concluded that celery was effective to prevent histopathological changes and decrease the activity of cell proliferation (AgNOR) in 1.2 DMH induced colon tumors.Keywords: Colon carcinogenesis, celery, 1.2 DMH, high fat high protein diet, histopathological changes, AgNOR coun

    Mantle Cell Lymphoma Payudara, Suatu Kasus Jarang

    Get PDF
    Mantle cell lymphoma (MCL) adalah neoplasma sel β-matur yang biasanya terdiri dari sel limfoid monomorf berukuran kecil hingga sedang dengan kontur inti ireguler, pada > 95% kasus, terdapat translokasi  Cyclin D1 (CCND1). Limfoma payudara merupakan suatu kasus yang jarang. Dilaporkan seorang pasien perempuan usia 50 tahun yang datang dengan keluhan massa di payudara kanan sejak satu tahun yang semakin bertambah besar. Pemeriksaan fisik didapatkan tumor ukuran 11x6x5 cm, konsistensi kenyal padat, terfiksir, dan berulkus. Tidak ditemukan Nipple discharge/bleeding dan pembesaran kelenjar getah bening tidak ditemukan. Pasien menjalani mastektomi. Pemeriksaan histopatologi tampak potongan jaringan payudara dengan stroma jaringan ikat dan jaringan lemak mengandung proliferasi sel-sel limfoid berukuran kecil, monoton dan tersebar difus di antara stroma. Sel-sel dengan inti pleomorfik, hiperkromatik, berlekuk, membran inti ireguler, di antaranya tampak beberapa sel plasma. Pemeriksaan imunohistokimia CD-20 dan Cyclin-D1 menunjukkan pulasan positif serta Ki-67 antara 30-40%. Hasil pemeriksaan histopatologi dan imunohistokimia dapat disimpulkan diagnosis mantle cell lymphoma pada payudara.Kata kunci: limfoma, MCL, payudar

    Korelasi antara Latent Membrane Protein-1 Virus Epstein-Barr dengan P53 pada Karsinoma Nasofaring (Penelitian Lanjutan)

    Get PDF
    Abstrak Latar Belakang: Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor yang unik karena etiologi dan distribusi endemiknya. Di daerah endemik, etiologi KNF berkaitan dengan infeksi EBV. Infeksi EBV yang laten dan persisten pada KNF menunjukkan pola laten tipe II yang ditandai dengan ekspresi EBNA-1, LMP-1, 2 dan EBER. LMP-1 merupakan gen laten EBV yang pertama ditemukan yang dapat mentransformasi galur sel, merubah fenotip sel, menginduksi proliferasi dan mencegah apoptosis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui korelasi antara ekspresi LMP-1 EBV dengan ekspresi p53 pada KNF. Cara: Empat puluh sembilan slaid HE dan blok parafin dari KNF dianalisis dan dipulas secara imunohistokima dengan antibodi LMP-1 EBV dan p53. Korelasi antara ekspresi LMP-1 dengan ekspresi p53 diuji dengan menggunakan uji Korelasi Pearson. Nilai

    Efek pemberian vitamin E terhadap gambaran mikroskopis ginjal mencit mus muskulus yang terpapar ion pb asetat

    Get PDF
    Abstrak Masalah polusi logam berat termasuk plumbum merupakan masalah yang serius di negara-negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Pemaparan terhadap plumbum secara berulang akan meningkatkan konsentrasinya dalam tubuh dan menimbulkan kerusakan organ. Vitamin E dapat menyerap dan menetralkan radikal bebas lebih efektif daripada antioksidan lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian vitamin E terhadap struktur mikroskopis ginjal mencit Mus musculus yang terpapar ion plumbum. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan sampel 24 ekor hewan percobaan yang dilakukan di laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran dan laboratorium Farmasi Universitas Andalas. Waktu penelitian ini adalah dari bulan Juli – Desember 2016. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji One Way Anova. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan jaringan ginjal secara mikroskopis pada kelompok yang terpapar plumbum (K+), kelompok yang terpapar plumbum dengan pemberian vitamin E 52 IU/g (P1), dan kelompok yang terpapar plumbum dengan pemberian vitamin E 104 IU/g (P2). Hasil statistik menunjukkan adanya perbedaan gambaran mikroskopis (p=0,000) antara kelompok K+, P1 dan P2(p<0,05) Kesimpulan penelitian ini adalah didapatkan perbedaan gambaran mikroskopis ginjal mencit Mus musculus yang terpapar plumbum dan tidak terpapar plumbum; dan terdapat perbedaan yang signifikan antara gambaran mikroskopis ginjal mencit yang diinduksi plumbum 0,05 mg/g dengan yang diinduksi plumbum dan kemudian diberikan vitamin E dengan dosis 52 dan 104 IU/g. Kata kunci: plumbum, vitamin E, mikroskopis ginjal Abstract The effect of environmental due to heavy metals pollution is a serious problem in industrialized and developing countries such as Indonesia. Repeated exposure of plumbum will increase its concentration in human body and damage organ. Vitamin E can absorb and neutralize free radical more effective than other antioxidant. The study aimed to know the effect of vitamin E to microscopic structure of Mus musculus’s kidney that exposured of plumbum. This study used the true experimental research with 24 male of Mus musculus as samples in laboratory of pathology anatomy faculty of medicine and laboratory of pharmacy, Andalas university. This research start from July to December 2016. The data were analyzed by one way anova test. The result of this research showed that changes in microscopic structure of renal tissue of the exposed plumbum group (K+), the exposed plumbum group with administrating vitamin E 52 IU/g (P1), and the exposed plumbum exposed with administrating vitamin E 104 IU/g (P2). The resulf of statistical test showed there are a difference of microscopic structure of Mus musculus kidney (p=0.000) between group K+, P1 and P2(p<0.05) The conclusion of this experiment was obtained a difference of microscopic Mus musculus kidney that was exposed and unexposed by plumbum; and there are a significant difference between the microscopic structure of Mus musculus kidney that induced with plumbum 0.05 mg/g and induced with plumbum and then given vitamin E with a dose 52 and 104 IU/g. Keywords: plumbum, vitamin E, kidney microscopi

    UJI DIAGNOSTIK SEDIAAN POTONG BEKU TUMOR PAYUDARA DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI PADANG

    Get PDF
    AbstrakKanker payudara menempati urutan pertama tumor ganas pada wanita di Sumatera Barat dan merupakan penyebab kematian sebanyak 1.41% dari total kematian. Pemeriksaan potong beku menjadi salah satu pilihan dalam menegakkan diagnosis tumor payudara karena cepat dan akurasi yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akurasi sediaan potong beku pada tumor payudara yang didiagnosis di Laboratorium Patologi Anatomi di Padang, dengan konfirmasi histopatologi (blok parafin). Sebanyak 72 kasus tumor payudara yang dilakukan pemeriksaan potong beku, dikumpulkan dari laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr. M. Djamil dan RS Siti Rahmah Padang dari 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2012. Data berupa hasil pemeriksaan potong beku dan histopatologi (blok parafin) dicatat, diolah dan dilakukan uji diagnostik dengan tabel kontingensi 2x2, kemudian dilakukan penghitungan sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif, dan akurasi. Hasil uji diagnostik potong beku terhadap histopatologi pada kasus tumor payudara didapatkan sensitivitas 100%, spesifisitas 95,65%, nilai prediksi positif 98%, nilai prediksi negatif 100%, akurasi 98.6%. Pemeriksaan potong beku sangat sensitif dan spesifik yang sangat bermanfaat untuk diagnosis tumor payudara yang cepat dan akurat.AbstractBreast cancer is the most common cancer among female in West Sumatera and cause of 1.41% of the death. Frozen section examination of breast has been used as a diagnostic procedure because this method need less time and have high level of accuracy. The aim of this study is to evaluate the accuracy of frozen section examination with histopathologic confirmation.The study has been done retrospectively in 72 samples of breast tumor at the Anatomic Pathology of Dr.M.Djamil Public Hospital and Siti Rahmah Hospital Padang from January 1, 2008 to December 3, 2012. The result of frozen section and histopathology examination was collected and analyzed for counted the sensitivity and specificity value, positive predictive value, negative predictive value and accuracy value using contingency table 2 x 2. The result showed a 100% sensitivity, 95.65% specificity, 98% positive predictive value, 100% negative predictive value and 98.6% accuracy. Frozen section examination is a highly sensitive and specific test that can be useful for diagnostic choice of breast tumor and it is time less and accurate

    UJI DIAGNOSTIK SEDIAAN POTONG BEKU TUMOR PAYUDARA DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI PADANG

    Get PDF
    AbstrakKanker payudara menempati urutan pertama tumor ganas pada wanita di Sumatera Barat dan merupakan penyebab kematian sebanyak 1.41% dari total kematian. Pemeriksaan potong beku menjadi salah satu pilihan dalam menegakkan diagnosis tumor payudara karena cepat dan akurasi yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akurasi sediaan potong beku pada tumor payudara yang didiagnosis di Laboratorium Patologi Anatomi di Padang, dengan konfirmasi histopatologi (blok parafin). Sebanyak 72 kasus tumor payudara yang dilakukan pemeriksaan potong beku, dikumpulkan dari laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr. M. Djamil dan RS Siti Rahmah Padang dari 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2012. Data berupa hasil pemeriksaan potong beku dan histopatologi (blok parafin) dicatat, diolah dan dilakukan uji diagnostik dengan tabel kontingensi 2x2, kemudian dilakukan penghitungan sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif, dan akurasi. Hasil uji diagnostik potong beku terhadap histopatologi pada kasus tumor payudara didapatkan sensitivitas 100%, spesifisitas 95,65%, nilai prediksi positif 98%, nilai prediksi negatif 100%, akurasi 98.6%. Pemeriksaan potong beku sangat sensitif dan spesifik yang sangat bermanfaat untuk diagnosis tumor payudara yang cepat dan akurat.AbstractBreast cancer is the most common cancer among female in West Sumatera and cause of 1.41% of the death. Frozen section examination of breast has been used as a diagnostic procedure because this method need less time and have high level of accuracy. The aim of this study is to evaluate the accuracy of frozen section examination with histopathologic confirmation.The study has been done retrospectively in 72 samples of breast tumor at the Anatomic Pathology of Dr.M.Djamil Public Hospital and Siti Rahmah Hospital Padang from January 1, 2008 to December 3, 2012. The result of frozen section and histopathology examination was collected and analyzed for counted the sensitivity and specificity value, positive predictive value, negative predictive value and accuracy value using contingency table 2 x 2. The result showed a 100% sensitivity, 95.65% specificity, 98% positive predictive value, 100% negative predictive value and 98.6% accuracy. Frozen section examination is a highly sensitive and specific test that can be useful for diagnostic choice of breast tumor and it is time less and accurate.</p

    PENGGUNAAN SITOLOGI IMPRINT BERSAMAAN DENGAN PEMERIKSAAN FROZEN SECTION PADA KARSINOMA PAYUDARA INVASIF

    Get PDF
    Karsinoma payudara invasif adalah keganasan terbanyak di dunia maupun di Indonesia. Karsinoma payudara invasif merupakan keganasan yang berasal dari sel epitel kelenjar payudara. Pada kasus dugaan keganasan dibutuhkan tambahan modalitas selain mammografi. Salah satunya dengan frozen section intraoperatif. Tindakan frozen section berguna mengkonfirmasi diagnosis keganasan dan penentuan tatalaksana selanjutnya. Kesalahan interprestasi sediaan frozen section bisa terjadi karena adanya artefak sehingga menghalangi patolog melihat perubahan arsitektur dan detail morfologi sel tumor. Oleh karena itu dibutuhkan Prosedur tambahan untuk menilai morfologi sel seperti sitologi imprint. Telah dilaporkan kasus seorang perempuan usia 68 tahun dengan keluhan benjolan di payudara kiri. Benjolan tanpa disertai nyeri dan tidak ada nipple discharge. Benjolan berukuran 4 cmx3cmx2 cm, warna kulit tidak ada kelainan, ulkus tidak ada, kosistensi padat, agak terfiksir. Pasien didiagnosis sebagai tumor mammae sinistra suspek ganas. Pasien menjalani tindakan operasi mammae sinistra, dengan analisis frozen section intraoperatif bersamaan dengan sitologi imprint. Hasil pemeriksaan mikroskopik imprint sesuai dengan frozen section yaitu carcinoma mammae. Frozen section adalah prosedur yang bermanfaat untuk mengkonfirmasi diagnosis yang diduga ganas secara klinis. Penggunaan sitologi imprint bersamaan dengan frozen section dapat mengatasi kesulitan menilai morfologi sel sehingga meningkatkan akurasi diagnosis.

    Hubungan Usia dengan Kedalaman Invasi dan Gambaran Histopatologi pada Penderita Karsinoma Kolorektal di Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran UNAND pada Tahun 2008 sampai 2012

    Get PDF
    Karsinoma kolorektal memiliki angka insiden yang cukup tinggi di Indonesia yang merupakan kanker tersering kedua pada pria dan kanker ketiga terbanyak pada wanita. Kanker ini lebih sering terjadi pada usia lanjut namun juga bisa terjadi pada usia muda. Jenis histopatologi dan kedalaman invasi merupakan beberapa faktor prognostik penting karsinoma kolorektal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan perbedaan usia dengan gambaran histopatologis dan kedalaman invasi dari penderita karsinoma kolorektal di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan desain cross sectional study. Data diambil dari hasil pemeriksaan histopatologis pasien karsinoma kolorektal selama periode 2008 sampai 2012. Kemudian dilakukan pencatatan mengenai usia, jenis histopatologis dan kedalaman invasi untuk diuji hubungannya secara statistik. Hasil studi mendapatkan jenis adenokarsinoma musinosa dan karsinoma signet ring cell memiliki persentase yang lebih tinggi pada usia dibawah 50 tahun kebawah dan secara statistik menunjukkan hubungan yang bermakna p<0,05 (p=0,001). Karsinoma yang sudah menginvasi lapisan serosa memiliki persentase yang lebih tinggi pada individu diatas 50 tahun, namun secara statistik tidak ditemukan hubungan yang bermakna (p=0,640)

    Pengaruh Pemberian Gel Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Gambaran Histopatologi Gaster Tikus Wistar yang Diinduksi Indometasin

    Get PDF
    Indometasin dikonsumsi untuk mendapatkan efek analgetik, antipiretik dan antiinflamasi, namun memiliki efek samping yang menyebabkan kerusakan mukosa gaster. Gel lidah buaya (Aloe vera) mungkin dapat memperbaiki mukosa gaster. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh pemberian gel lidah buaya (Aloe vera) terhadap gambaran histopatologi gaster tikus wistar. Penelitian ini dilakukan dari Juli 2015 sampai Januari 2016 di Animal House FK Unand dan Laboratorium Patologi Anatomi FK Unand. Penelitian ini dilakukan pada tikus putih strain Wistar jantan (n=24) dan dibagi dalam 4 kelompok perlakuan yaitu kontrol (indometasin 30 mg/kgBB), perlakuan 1 (indometasin + gel lidah buaya 1 ml), perlakuan 2 (indometasin + gel lidah buaya 2 ml), perlakuan 3 (indometasin + gel lidah buaya 3 ml). Pengamatan dilakukan pada hari ke-14. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik One- way Anova dilanjutkan Post Hoc LSD dengan α=0,05. Pemeriksaan histopatologi gaster menunjukkan bahwa kerusakan mukosa paling berat ditemukan pada kelompok kontrol dengan skor rata-rata integritas mukosa 1,80, kemudian kelompok perlakuan 3 (1,23), kelompok perlakuan 1 (0,93), dan paling sedikit kerusakan pada kelompok 2 (0,77). Terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) antara kelompok kontrol dengan perlakuan 1 ataupun perlakuan 2, sementara antara kelompok kontrol dengan perlakuan 3 tidak signifikan. Simpulan penelitian ini ialah terdapat pengaruh pemberian gel lidah buaya (Aloe vera) terhadap perbaikan kerusakan mukosa gaster tikus wistar yang diinduksi indometasin dengan dosis gel 1ml dan 2ml
    corecore