22 research outputs found

    Studi Molekular Docking dan Prediksi ADME-T Senyawa Alkaloid Batang Songga (strychnos lucida) Terhadap Protein plasmodium falciparum sebagai Antimalaria

    No full text
    Malaria yang disebabkan oleh parasit plasmodium falciparum merupakan jenis malaria yang paling banyak menyebabkan kematian. Masalah resistensi parasit p. falciparum terhadap obat-obatan antimalaria yang saat ini digunakan mendorong kebutuhan untuk mencari kandidat obat baru yang lebih poten. Kandungan alkaloid pada batang songga diduga memiliki potensi penghambatan terhadap p. falciparum. Akan tetapi, mekanisme batang songga dalam menghambat pertumbuhan p. falciparum belum sepenuhnya diketahui. Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi alkaloid batang songga dalam menghambat berbagai protein target p. falciparum dengan menganalisis drug-likeness nilai rerank score, ikatan hidrogen, interaksi sterik, interaksi elektrostatik, serta ADME�T secara in silico. Skrining drug-likeness ligan alkaloid batang songga dilakukan untuk memenuhi Lipinski’s rule of five. Tanimoto similarity dilakukan untuk menilai keserupaan struktur senyawa uji dengan senyawa pembanding. Molekular docking dilakukan dengan metode blind docking menggunakan Molegro Virtual Docker (MVD). Prediksi sifat farmakokinetik dan toksisitas dari semua ligan menggunakan webserver online pkCSM. Seluruh ligan alkaloid batang songga berpotensi menjadi obat aktif secara oral karena memenuhi 5 aturan Lipinski. Analisis docking menunjukkan bahwa brucine, beta-colubrine, loganin memiliki interaksi pengikatan terbaik dengan target protein FLN (-66.2766) yakni sebesar -67.7602, -67.7602, dan -70.0849. Sedangkan pada target protein DHFR, loganin memiliki nilai rerank score lebih kecil dibandingkan ligan kontrol (-101.358) yakni -109.369. Senyawa beta-colubrine (-97.0055), loganin (-103.268), akuammidine (-103.268), brucine (- 117.053) dan 4-Methyl-5-[3- trifluoromethylphenoxy]-6-methoxy-8-nitroquinoline (- 109.571) memiliki afinitas ikatan lebih baik dibandingkan ligan kontrol pada protein target ENR (95.5645). Pada protein target LDH, loganin (-82.361) diketahui memiliki afinitas ikatan lebih baik dibanding ligan kontrol (-79.6955). Prediksi ADME-T menunjukkan loganin dan brucine memiliki profil ADME-T paling baik dibandingkan senyawa lain yang memiliki rerank score lebih kecil terhadap pembanding. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa senyawa loganin berpotensi sebagai antimalaria yang ditargetkan pada protein FLN, DHFR, ENR dan LDH

    Studi In Silico Kandungan Senyawa Daun Pare (Momordica charantia) pada Berbagai Target Protein Antimalaria

    No full text
    Malaria merupakan penyakit infeksi mematikan yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Daun pare (Momordica charantia) telah diketahui berpotensi sebagai antimalaria. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis afinitas metabolit sekunder daun pare terhadap berbagai target protein antimalaria melalui molecular docking serta mengetahui analisa drug-likeness dan prediksi profil ADME-T dari senyawa tersebut. Pada senyawa yang digunakan, dilakukan uji kemiripan terhadap native ligand dan obat konvensional menggunakan koefisien Tanimoto. Metode yang digunakan untuk penambatan adalah blind docking menggunakan Molegro Virtual Docker 5.0, analisa drug-likeness menggunakan SwissADME, dan prediksi profil ADME-T menggunakan ADMETlab 2.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 27 senyawa, terdapat 17 yang memenuhi aturan Lipinski’s Rule of Five sebagai kriteria drug-likeness. Dilakukan penambatan pada 17 ligan tersebut dan diketahui terdapat 14 ligan yang memiliki afinitas lebih baik yakni dengan rerank score lebih rendah pada protein Falcilysin dan 16 ligan pada protein PfDHFR-TS. Sedangkan pada protein Plasmepsin-II dan Pfpmt, tidak ada yang memiliki rerank score lebih baik dibandingkan kontrol. Pada hasil prediksi profil ADME-T diketahui terdapat 6 senyawa dengan profil yang baik yakni Momordicine I, H, K, M, N dan S. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa senyawa Momordicine I, Kuguacin H, K, N dan S memiliki druglikeness dan profil ADME-T yang baik, serta memiliki afinitas tinggi pada protein Falcilysin dan PfDHFR-TS

    Uji Toksisitas Akut Oral Ekstrak Etanol 80% Batang Songga (Strychnos lucida R. Br) Terhadap Kadar Gula Darah Dan Histopatologi Pankreas Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Wistar.

    No full text
    Tanaman songga (Strychnos lucida R. Br) merupakan salah satu tanaman yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tanaman herbal. Secara ilmiah songga berkhasiat sebagai antimalaria, antibakteri, antikanker dan antidiabetes. Songga memiliki banyak metabolit sekunder salah satunya yaitu alkaloid (strychnine dan brucine) yang bersifat toksik. Oleh karena itu, dilakukan pengujian toksisitas untuk menentukan LD50 pada pemberian ekstrak etanol 80% batang songga menggunakan metode fixed dose dengan dosis 5, 50, 300, dan 2000 mg/kgBB. Hewan coba yang digunakan yaitu tikus betina (Rattus norvegicus) sebanyak 18 ekor dan terbagi menjadi 3 kelompok. Hasil penelitian menunjukkan LD50 sebesar 2000 mg/kgBB. Hasil uji statistik Kruskal-Wallis dan di lanjutkan dengan uji Mann-Whitney menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0,05) ekstrak etanol batang songga terhadap peningkatan maupun penurunan gula darah tikus kelompok kontrol dan perlakuan. Hasil uji statistik one-way ANOVA menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0,05) ekstrak etanol batang songga tidak menyebabkan kerusakan yang signifikan terhadap histopatologi pankreas. Disimpulkan bahwa ekstrak etaanol batang songga mempunyai kisaran LD50 >2000 mg/kgBB dengan kategori 5 yang artinya toksik ringan

    Penentuan Indeks Selektivitas Antimalaria Ekstrak N-Hek- sana Batang Kayu Songga (Strychnos lucida) Terhadap Plasmodium falciparum 3D7 Sensitif Klorokuin Secara In-vitro.

    No full text
    Batang Kayu Songga (Strychnos lucida) merupakan salahsatu tanaman obat yang secara empiris telah digunakan oleh masyarakat sebagai obat berbagai macam jenis penyakit salah satunya sebagai antimalaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi aktivitas antimalaria dan toksisitas dari Batang Kayu Songga (Strychnos lucida) terhadap Plasmodium falciparum dan sel normal (Vero cell line). Kayu Songga diekstraksi menggunakan n-heksana. Masing-masing seri konsentrasi ekstrak Batang Kayu Songga (100; 10; 1; 0,1; 0,01 μg/mL) dan klorokuin (100; 10; 1; 0,1; 0,01; 0,001 ; 0,0001 μg/mL) diuji aktivitas antimalaria terhadap Plasmodium falciparum dan uji toksisitas terhadap sel Vero (ginjal monyet hijau Afrika) dengan seri konsentrasi (0,01; 0,1; 1; 10; 100; 0,01 μg/mL) menggunakan metode MTT. Aktivitas antimalaria Batang Kayu Songga (Strychnos lucida) dan Klorokuin dalam menghambat Plasmodium falciparum berdasarkan nilai IC50 berturut-turut yaitu 0,016 dan 0,000 μg/mL. Tidak terdapat perbedaan antara aktivitas antimalaria ekstrak n-heksana Batang Kayu Songga (Strychnos lucida) dengan klorokuin (t test, p = 0,118). Selain itu, Batang Kayu Songga (Strychnos lucida) memilki perbedaan toksisitas terhadap sel Vero (ginjal monyet hijau Afrika) dengan nilai CC50 247,26 μg/mL, serta memiliki nilai SI sebesar 15.454,315 μg/mL. Ekstrak n-heksana batang kayu songga dinyatakan selektif dalam menghambat pertumbuhan Plasmodium falciparum dan aman terhadap sel normal nilai SI > 10

    Aktivitas Antimalaria Ekstrak N-Hexana Batang Kayu Songga (Strychnos lucida R. Br.) Terhadap Plasmodium Berghei Anka Secara In Vivo

    No full text
    Angka kejadian malaria masih menjadi masalah kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. Kayu Songga mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, triterpenoid, steroid, tannin, dan hidrokuinon yang berpotensi sebagai antimalaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antimalaria dan mean survival time ekstrak n-hexana batang kayu Songga. Pengujian aktivitas antimalaria in vivo didasarkan pada metode Peter’s test. Hasil uji LCMS menunjukkan bahwa ekstrak n-hexana batang kayu Songga mengandung senyawa terpenoid (26,58%), asam lemak (24,67%), alkaloid (15,69%), fenol dengan tambahan gugus benzene (7,89%), fenol dengan tambahan gugus monoterpenoid/sesquiterpenoid (7,22%), poliketida (6,94%), steroid (5,90%), fenil propanoid (1,13%), asam fosfat (0,35%), asam amino (0,32%), dan flavonoid (0,22%). Hasil uji aktivitas antimalaria menunjukkan persentase pertumbuhan parasitemia pada kelompok ekstrak n-hexana batang kayu Songga dosis 1 mg/kgBB, 10 mg/kgBB, dan 100 mg/kgBB secara berturut-turut yaitu 2,669 ± 0,406; 2,320 ± 0,243; 2,239 ± 0,307. Hasil persentase pertumbuhan parasitemia kelompok ekstrak n-hexana batang kayu Songga tersebut tidak berbeda signifikan dengan kelompok kontrol positif (p>0,05). Pada hasil pengamatan mean survival time didapatkan nilai mean survival time kelompok ekstrak n-hexana batang kayu Songga dosis 1 mg/kgBB, 10 mg/kgBB, dan 100 mg/kgBB secara berturut-turut yaitu 17 ± 3,808; 18 ± 5,762, 21 ± 2,986. Nilai mean survival time kelompok ekstrak n-hexana batang kayu Songga tersebut tidak berbeda signifikan dengan kelompok kontrol positif (p>0,05). Sehingga dapat disimpulkan pemberian ekstrak n-hexana batang kayu Songga tidak mampu menghambat pertumbuhan parasit secara signifikan

    Formulasi dan Analisa Marketing La Cica: Skincare Gel Berbasis Centella asiatica

    No full text
    Kulit seringkali mengalami permasalahan akibat faktor luar yang bisa menyebabkan cedera pada kulit, seperti luka, jerawat, dan stretch mark. Angka kejadian luka di dunia semakin meningkat di setiap tahunnya dengan etiologi kejadian luka yang bervariasi. Minyak yang berlebih pada wajah merupakan salah satu dampak yang memicu terhadap pembentukan jerawat. Pegagan (Centella asiatica (L) Urban) yang merupakan tanaman asli Indonesia dengan kandungan asiaticosida dan madecosside dapat berfungsi dalam pembentukan kolagen, yaitu protein struktur yang memiliki peran penting dalam proses penyembuhan luka dan aktivitas antibakteri penyebab infeksi jerawat, mengurangi timbulnya stretch mark akibat penurunan fungsi fibroblas, serta efek farmakologis lainnya seperti antioksidan, anti-aging, dan antiacne. Berdasarkan permasalahan dan fakta tersebut, Metode pembuatan gel La Cica dilakukan secara eksperimental dan berprinsip pada observasi serta literatur efektivitas pegagan dalam penyembuhan luka serta perbaikan skin barrier. La Cica merupakan produk inovasi gel multifungsi (2 in 1) berbahan dasar pegagan, lidah buaya serta lavender yang terstandar aman bagi kulit dengan harga Rp 80.000 yang dapat menyembuhkan luka hingga menghilangkan bekas luka serta digunakan sebagai moisturizer, antiacne, dan anti-aging. Selain itu produk tidak mengandung alkohol dan paraben sehingga aman untuk semua kalangan termasuk ibu hamil. Dengan keunggulan tersebut, produk La Cica diprediksi dapat menjadi bisnis yang berkelanjutan dan dapat membuka lapangan pekerjaan di Indonesia

    Penetapan Kadar Total Fenol pada Ekstrak Akar dan Daun Putri Malu (Mimosa pudica L.) menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Visible

    No full text
    Putri malu (Mimosa pudica) dianggap sebagai tanaman liar dan gulma oleh masyarakat. Putri malu memiliki aktivitas farmakologis sebagai antimikroba, antikonvulsan, antihepatoksik, antioksidan, analgesik, antivenom, dan antiinflamasi. Salah satu senyawa yang berperan dalam aktivitas farmakologis yang telah disebutkan yaitu senyawa fenol. Pada bagian tanaman yang berbeda memiliki kandungan yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kadar total fenol dari ekstrak etanol 70% tanaman putri malu dan mengetahui apakah terdapat perbedaan kadar total fenol yang signifikan pada bagian yang berbeda yaitu ekstrak akar dan daun. Penetapan kadar total fenol dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu dan instrumen spektrofotometri UV-Visible. Validasi metode berdasarkan parameter spesifitas (λ=745,5 nm), linieritas (y = 0,09810x – 0,08580 ; r = 0,993), LOD (0,699 ppm), LOQ (2,12 ppm), akurasi (100,44% - 102,13%), dan presisi (0,12% - 1,63%). Kadar total fenol ekstrak etanol 70% akar dan daun putri malu (Mimosa pudica) yang diperoleh adalah 72,352 ± 3,446 mgGAE/g dan 67,5 ± 3,386 mgGAE/g. Uji Mann-Whitney didapatkan hasil nilai signifikansi p < 0,05, sehingga menunjukkan terdapat perbedaan secara signifikan antara kadar total fenol akar dan daun putri malu

    Identifikasi Metabolit Sekunder dan Aktivitas Antioksidan Kombinasi Daun Adas (Foeniculum vulgare Mill) dan Daun Menjari (Sonchus oleraceus L) dari Desa Ngadas Kabupaten Malang

    No full text
    Tanaman adas (Foeniculum vulgare Mill) dan tanaman menjari (Sonchus oleraceus L) merupakan tanaman yang berasal dari Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kedua tanaman tersebut dipercaya oleh masyarakat Desa Ngadas sebagai obat tradisional. F. vulgare dan S. oleraceus merupakan tanaman yang mempunyai kandungan senyawa aktif yang berperan sebagai antioksidan. Daun F. vulgare dan daun S. oleraceus telah diketahui manfaatnya sebagai antioksidan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder ekstrak kombinasi F. vulgare dan S. oleraceus serta aktivitas antioksidan ekstrak F. vulgare, ekstrak S. oleraceus, dan ekstrak kombinasi F. vulgare dan S. oleraceus. Pada penelitian ini sampel di ekstraksi dengan cara dekokta, kemudian dilakukan skrining fitokimia, dan uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan DPPH (2,2-difenil-1-pikrihidrazil). Hasil dari skrining fitokimia ekstrak kombinasi F. vulgare dan S. oleraceus mengandung senyawa flavonoid, fenol, terpenoid, steroid, dan aromatik. Uji kuantitatif aktivitas antioksidan ekstrak F. vulgare menunjukkan nilai IC50 sebesar 1726,65 ppm dan ekstrak S. oleraceus sebesar 243,13 ppm. Uji aktivitas antioksidan ekstrak kombinasi F. vulgare dan S. oleraceus dengan perbandingan 1:1 sebesar 222,79 ppm. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengujian antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak F. vulgare dikategorikan mempunyai aktivitas antioksidan rendah, sedangkan untuk ekstrak S. oleraceus memiliki aktivitas antioksidan yang aktif dan ekstrak kombinasi F. vulgare dan S. oleraceus memiliki efek aditif serta aktivitas antioksidan yang kuat bila kedua ekstrak dikombinasikan

    Systematic Literature Review Efektivitas Home Pharmacy Care oleh Apoteker pada Pasien Hipertensi

    No full text
    Hipertensi merupakan merupakan penyakit kronis yang membutuhkan kontrol optimal dan kepatuhan secara terus menerus dalam menjalankan terapinya agar dapat mengurangi resiko terjadinya komplikasi kardiovaskular, serebrovaskular, dan ginjal dengan tujuan mengetahui bentuk pelayanan kefarmasian dirumah pada pasien hipertensi kemudian kriteria pemilihan pasien hipertensi yang mendapatkan home pharmacy care serta pengaruh yang di dapatkan pasien hipertensi setelah diberikan pelayanan home care pharmacy metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode systematic literature review dengan mencari jurnal peneltian yang telah dilakukan sebelumnya serta sesuai dengan judul penelitian yang akan dilakukan pada hasil yang telah di dapatkan terdapat 9 jurnal penelitian yang relevan dan ada kaitannya dengan penelitian ini berdasarkan yang sudah dilakukan pada penelitian ini bahwa home care pharmacy sangat bermanfaat bagi lansia yang sudah tidak dapat melakukan aktifitas normal pada umumnya tekanan darah pasien menjadi terkontrol, pengetahuan pasien menjadi bertambah serta kepatuhan pasien dalam meminum obat meningka

    Efektivitas Ekstrak Daun Insulin (Tithonia diversifolia) Terhadap Penurunan Glukosa Darah Pada Tikus Model Diabetes Melitus.

    No full text
    Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok gangguan metabolik akibat kadar glukosa darah melebihi normal. Daun insulin (Tithonia diversifolia) pada beberapa penelitian dapat menurunkan kadar glukosa darah karena kemampuan dalam memicu aktivasi PPARγ ataupun menghambat reactive oxygen species (ROS) yang menjadi salah satu mekanisme terjadinya DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun insulin terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus model diabetes melitus. Penelitian ini menggunakan 36 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu KN (tanpa perlakuan), kemudian kelompok yang diinduksi STZ dosis 45 mg/kgBB di antaranya KP (tanpa diberi terapi); P1, P2, dan P3 yang masing-masing diberi ekstrak daun insulin dosis 50, 100, dan 150 mg/kgBB; serta P4 (gliquidone dosis 10 mg/kgBB). Penelitian dilakukan selama 42 hari kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode ANOVA atau Kruskall Wallis yang dilanjutkan dengan analisis lanjutan berupa Tukey HSD atau Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan kadar glukosa darah puasa (GDP) kelompok terapi tidak menunjukkan perbedaan signifikan hingga akhir penelitian (#P>0,05). Namun, pada kelompok yang diberi ekstrak daun insulin menunjukkan kadar GDP yang lebih rendah meskipun tidak berbeda signifikan (#P>0,05) yang terjadi pada minggu-minggu yang berbeda, terutama kelompok ekstrak daun insulin dosis 150 mg/kgBB yang memiliki kadar GDP lebih rendah (#P>0,05) saat minggu awal hingga minggu menjelang akhir perlakuan
    corecore