3 research outputs found

    SUWUNG: PENCARIAN KESEMPURNAAN HIDUP MASYARAKAT JAWA

    Get PDF
    Suwung is a concept in Javanese spirituality (Kejawen), which shows the condition when a person experiences what is known as the highest reality. A person who has attained Suwung feels connected to God, feels peace, knows where he came from and will return, knows the meaning and purpose of his life, has self-control and is free from the bonds of the world, accepts all situations with sincerity, shows compassion, and has desires to establish harmony with other people and nature. Spiritual well-being is a psychological theory that describes how a person relates to himself, others, God, and nature as a manifestation of his own rosperous state. This research is a literature study that aims to describe the concept of Suwung in the study of spiritual well-being. The results of this literature study indicate that the concept of spiritual well-being can explain Suwung as a form of spiritual well-being in the context of Javanese society. However, because spirituality is a concept that is close to culture, the description of Suwung and its manifestations in a person’s characteristics and behavior is more specific and in line with local values and wisdom in Javanese culture.&nbsp

    Medium Effect Size: Korelasi Internalisasi Bentuk Tubuh Ideal dari Media dan Drive for Thinness

    Get PDF
    The purpose of this article is to analyze the impact of internalizing ideal body portrayed by media to drive for thinness. Previous researches directly estimate effect size of mass media exposure to body dissatisfaction with the result of small effect size. This meta-analysis considers cognitive dimension in body image evaluation which individuals do, and thus taking ideal body internalization after mass media exposure as one of the variables and analyze the effect size of this variable to drive for thinness. The articles used in this research are taken from ScienceDirect, Psychnet, Springer, Willey Library, Frontiers in Psychology, and Sage Journals database. Several inclusion and exclusion criteria were applied, resulting in 16 articles to be analyzed further. From 16 studies with the total of 5,042 participants, it was found that internalization of ideal body shape affected by mass media contributes medium effect size (r = 0.5) to drive for thinness, which means internalization of ideal body image from mass media only affect drive for thinness moderately. The data used heterogene with no publication bias. It can be concluded that internalization of ideal body image from media is not the only factor which causes drive for thinness. Gender, cultural background, age, and internal factors like self-concept and conformity also contribute to the development of drive for thinness within individuals. Artikel ini bertujuan untuk untuk menganalisa pengaruh dari internalisasi penggambaran media mengenai bentuk tubuh ideal terhadap drive for thinness. Artikel-artikel sebelumnya langsung menghubungkan eksposur media massa dengan ketidakpuasan bentuk tubuh dan menghasilkan effect size kecil. Meta analisis ini melihat dimensi kognitif yang berpengaruh pada body image dan menggunakan variabel internalisasi bentuk tubuh ideal dari media massa untuk melihat besaran effect size pada perilaku drive for thinness. Artikel-artikel yang menjadi bahan penelitian diambil dari pangkalan data ScienceDirect, Psychnet, Springer, Willey Library, Frontiers in Psychology, dan Sage Journals. Penyaringan menghasilkan 16 artikel ilmiah untuk dianalisa. Hasil meta analisis dari 16 studi dengan total responden sebanyak 5,042 orang menunjukkan medium effect size (r = 0.5), yang berarti internalisasi bentuk tubuh ideal dari paparan media massa hanya berpengaruh pada perilaku drive for thinness pada skala sedang. Heterogenitas data tinggi dan tidak ada bias publikasi. Dapat disimpulkan bahwa proses internalisasi bentuk tubuh ideal pada media bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh pada drive for thinness. Gender, latar belakang budaya, usia, dan faktor internal seperti konsep diri dan conformity juga turut berpengaruh pada drive for thinness

    Hubungan Antara Self-compassion dan Stres Pengasuhan dengan Mindful Parenting Sebagai Mediator

    Get PDF
    Pengasuhan anak usia dini merupakan masa yang berat dan dapat menimbulkan stres bagi ibu, terutama karena dalam konteks budaya kolektif, ibu masih bertanggung jawab penuh terhadap kesejahteraan anak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan selfcompassion dengan stres pengasuhan ibu anak usiadini, dan fungsi mindful parenting sebagai mediator dari hubungan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif menggunakan menggunakan angket terbuka dan tertutup kepada 45 orang ibu anak usia dini di Surabaya dengan teknik incidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya direct effect dari self-compassion kepada stres pengasuhan (B = - 0.2192, p = 0.065) dan indirect effect yang signifikan dari hubungan kedua variabel melalui mindful parenting sebagai mediator (B = -0.2085, p = 0.020). Temuan lain dari penelitian ini adalah adanya stres pengasuhan yang lebih tinggi dan self-compassion yang lebih rendah pada ibu rumah tangga dibandingkan dengan ibu bekerja. Perbedaan ini dapat dilihat dari sisi dukungan sosial, sumber kepuasan hidup, dan peran di dalam rumah tangga. Ibu bekerja mendapatkan dukungan pengasuhan, mempunyai berbagai peran selain ibu rumah tangga dan mendapatkan kepuasan hidup dari berbagai sumber selain keberhasilan di dalam mengurus rumah tangga dan mengasuh anak, seperti ekonomi, pekerjaan, dan pencapaian diri. Adanya dukungan sosial dan berbagai peran yang memberikan kepuasan hidup membuat ibu bekerja lebih mudah menerapkan self-compassion yang pada akhirnya mengurangi stres pengasuhan. Implikasi dari penelitian ini self-compassion dan mindful parenting merupakan variabel yang dapat dikembangkan sebagai faktor protektif untuk membantu ibu anak usia dini menurunkan stres pengasuhan. Selain itu, ibu rumah tangga perlu memiliki variasi kegiatan maupun komunitas yang bisa memberikan kepuasan hidup dan memberdayakan diri sehingga tidak terjebak pada kejenuhan mengurus rumah tangga dan tidak mengidentifikasikan nilai dirinya pada keberhasilan anak dan kecakapan mengurus rumah tangga sehingga kegagalan pada peran tersebut menimbulkan stres yang tinggi bagi ibu
    corecore