4 research outputs found

    ANTIBACTERIAL ACTIVITY AND HEMATOLOGICAL PROFILE OF RAT (Rattus norvegicus) DUE TO ADMINISTRATION OF ETHANOL EXTRACT OF SOURSOP FLOWERS (Annona muricata L.) AND Salmonella enteritidis INFECTION

    Get PDF
    This study aimed to determine the antibacterial activity of soursop flower extract (Annona muricata L.) and hematological profile of rats (Rattus norvegicus) due to administration of soursop flower ethanol extract and Salmonella enteritidis infection. The concentrations of soursop flower ethanol extract used for the antibacterial activity test were 25%, 50%, 75%, 100%, with the antibiotic ampicillin 10 μg/disk was used s a positive control (PC) and dimethyl sulfoxide (DMSO) 10% as a negative control (NC). For examination of hematological features, 15 male rat aged two months were used. All rats were divided into 5 treatment groups, each consisting of three rats. The NC group was not given soursop flower ethanol extract and S. enteritidis infection. The PC group was not given soursop flower extract but was given S. enteritidis infection. Groups P1, P2, and P3 were given ethanol extracts of soursop flower at a dose of 0.18, 0.36, and 0.72 g/rat/day peroral for a week using gastric sonde. On the following day (after administration of soursop flower extract) the first blood drawing was performed. All rats, except NC group, were then infected with S. enteritidis intraperitonially at dose of 3x108 CFU/mL dose (0.5 mL McFarland). One week after being infected with S. enteritidis, a second blood drawing was performed. The results of the antibacterial activity test showed that there was no antibacterial activity was observed since no inhibition at various concentrations was formed. The administration of soursop flower extract at various dosage levels was able to maintain the number of leukocytes but reduced the number of erythrocytes, hemoglobin concentration, hematocrit value and the number of platelets in rats; whereas S. enteritidis infection decreased all the hematologic features of lab rats

    JUMLAH LEUKOSIT DAN ERITROSIT TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIBERI EKSTRAK ETANOL BUNGA SIRSAK (Annona muricata L.)

    Get PDF
    Jumlah leukosit dan eritrosit merupakan dua parameter yang sangat penting untuk menilai kesehatan, dilihat dari kedua fungsinya masing-masing sangat penting bagi tubuh. Leukosit berfungsi menjaga pertahanan tubuh dan eritrosit berfungsi mengangkut O2 ke seluruh tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh pemberian ekstrak etanol bunga sirsak (Annona muricata L.) terhadap jumlah leukosit dan eritrosit tikus putih (Rattus norvegicus). Penelitian bersifat eksperimental, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial, terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan KN merupakan kelompok kontrol negatif yang tidak diberi ekstrak etanol bunga sirsak, perlakuan P1, P2, dan P3 masing-masing diberi ekstrak etanol bunga sirsak dosis 0,18 gr/ekor/hari, 0,36 gr/ekor/hari, dan 0,72 gr/ekor/hari per oral selama 7 hari. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak etanol bunga sirsak peroral dengan berbagai tingkatan dosis mampu meningkatkan jumlah leukosit tikus putih. Ekstrak etanol bunga sirsak dengan dosis 0,18/g/ekor/hari mampu meningkatkan jumlah leukosit dan eritrosit tikus putih, namun pada dosis 0,36/g/ekor/hari dan 0,72/g/ekor/hari jumlah eritrosit mengalami penurunan. Hasil uji statistik menunjukkan pemberian ekstrak etanol bunga sirsak peroral berpengaruh secara nyata (P<0,05) terhadap peningkatan jumlah leukosit tikus putih namun tidak berpengaruh nyata (P˃0,05) terhadap penurunan dan peningkatan jumlah eritrosit tikus putih

    Nilai-nilai moral dalam novel do'a cinta karya Sirin M.K

    No full text
    vi+131hlm.;29c

    PROFIL HEMATOLOGI TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIBERIKAN EKSTRAK ETANOL BUNGA SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) DAN DIINFEKSIKAN SALMONELLA ENTERITIDIS

    Get PDF
    Salmonella enteritidis merupakan bakteri Gram negatif penyebab salmonellosis dengan gejala demam, kram perut dan diare. Telah banyak upaya yang dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit pada hewan terutama terhadap bakteri patogen. Bunga tanaman sirsak mengandung senyawa metabolit sekunder jenis flavonoid, senyawa tersebut bisa berperan sebagai antibiotik. Penelitian ini bertujuan mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam bunga sirsak yang diekstraksi menggunakan pelarut etanol. Selanjutnya menghitung jumlah leukosit, jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, nilai hematokrit, dan jumlah trombosit tikus putih (Rattus norvegicus) setelah pemberian ekstrak etanol bunga sirsak (Annona muricata L.) dan setelah infeksi bakteri Salmonella enteritidis. Penelitian bersifat eksploratif dan eksperimental, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Split-Plot. Uji fitokimia ekstrak etanol bunga sirsak meliputi pemeriksaan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, terpenoid, dan fenolik. Penelitian ini menggunakan 15 ekor tikus putih jantan umur 6-8 minggu dengan berat badan 180-200 g dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan dengan 3 kali ulangan. Tikus pada kelompok KN (kontrol negatif) dan kelompok KP (kontrol positif) tanpa perlakuan pemberian ekstrak etanol bunga sirsak, tikus pada kelompok P1, P2, dan P3 masing-masing diberikan ekstrak etanol bunga sirsak dengan dosis 0,18 gr/ekor/hari, 0,36 gr/ekor/hari dan 0,72 gr/ekor/hari peroral selama 7 hari berturut-turut dengan menggunakan sonde lambung. Pada hari ke-8 setelah pengambilan darah yang pertama, semua tikus kecuali kelompok KN diinfeksikan Salmonella enteritidis secara intraperitonial sebanyak 0,5 ml yang setara dengan standar dosis McFarland 3x108 CFU/mL. Kemudian pada hari ke-15 dilakukan pengambilan darah yang ke dua. Hasil uji fitokimia ekstrak etanol bunga sirsak menunjukkan adanya senyawa alkaloid, fenolik, dan flavonoid. Hasil analisis statistik menunjukkan pemberian ekstrak etanol bunga sirsak sebelum dan setelah infeksi Salmonella enteritidis tidak berpengaruh nyata (P?0,05) terhadap penurunan dan peningkatan jumlah leukosit tikus putih namun berpengaruh nyata (PBanda Ace
    corecore