6 research outputs found

    PERBANDINGAN VEGETASI GULMA TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) PADA POLA PENANAMAN DAN WAKTU PENCABUTAN GULMA YANG BERBEDA

    Get PDF
    PERBANDINGAN STRUKTUR VEGETASI GULMA TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) PADA SISTEM PENANAMAN DAN WAKTU PENCABUTAN GULMA YANG BERBEDA Umri Zulmansyah (11582102142) Dibawah bimbingan Novita Hera dan Syukria Ikhsan Zam INTISARI Perbandingan vegetasi merupakan suatu cara mempelajari susunan atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. perbandingan vegetasi gulma dilakukan agar dapat mengetahui keanekaragaman jenis gulma. faktor yang mempengaruhi produksi kedelai adalah gulma. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan vegetasi pada pola penanaman dan waktu pencabutan gulma yang berbeda. Metode penelitian ini adalah observasi langsung berdasarkan porpusive sampling pada 2 mst, 2,4 mst, dan 2,4,6 mst serta menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 2 faktor. Hasil penelitian menunjukan kerapatan relatif (KR) tertinggi ada pada pola tanam tumpangsari dengan nilai 29.13 pada minggu ke 2. frekuensi relatif (FR) tertinggi pada pola tanam tumpangsari dengan nilai 23.98 pada minggu ke 2,4. Dominansi relatif (DR) tertinggi pada pola tanam monokultur dengan nilai 28.94 pada minggu 2,4,6 mst. Indeks nilai penting (INP) tertinggi pada pola tanam tumpangsari dengan nilai 0.75 pada pencabutan minggu 2,4 mst. Perbandingan nilai penting (SDR) tertinggi pada pola tanam tumpangsari dengan nilai 26.46 pada minggu 2 mst. Indeks keanekaragaman (H’) dengan nilai sedang .Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanaman kedelai (Glycine max L.) dengan pola penanaman dan waktu pencabutan gulma yang berbeda maka dapat disimpulkan bahwa pola tanam monokultur memiliki struktur vegetasi gulma lebih tinggi dibandingkan pola tanam tumpangsari hal ini dapat dilihat dari nilai jumlah populasi dan INP pada monokultur yang lebih tinggi dibandingakan pada tumpangsari, sedangkan untuk nilai indeks keanekaragaman tidak berpengaruh. Kata kunci: perbandingan vegetasi gulma, waktu pencabutan, pola tana

    Panglima Laot dan Pendampingan Masyarakat Nelayan (Studi Desa Salur Kecamatan Tepah Barat Kabupaten Simeulue)

    Get PDF
    Kabupaten Simeulue merupakan daerah yang baru berkembang, terdiri atas 1 pulau besar. Perairan lautnya merupakan bagian dari Samudera Hindia yang memiliki potensi perikanan tangkap yang sangat tinggi. Sebagian besar nelayan merupakan nelayan skala kecil yang berdiam di pesisir dan sangat mengandalkan hasil laut. Pemanfaatan sumberdaya ikan membutuhkan kehati-hatian dan kearifan dalam pengelolaannya. Desa Salur, Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simelue merupakan salah satudaerahyang terkenal dengan sumber daya lautnya yang melimpah. Situasi ini seharusnya sudah mampu membawa nelayan di Desa Salur, Kecamatan Teupah Barat, keluar dari kemiskinan. Penelitian ini berjudul “Panglima Laot dan Pendampingan Masyarakat Nelayan (Studi Desa Salur, Kec. Tepah Barat, Kab. Simeulue).”Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pelaksanaan qanun tentang Panglima Laut di Desa Salur Kecamatan Teupah Barat. (2) Apa Kendala dan Tantangan Panglima Laot di Desa Salur Kecamatan Teupah Barat dalam mensejahterakan kehidupan masyarakat nelayan. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pelaksanaan qanun tentang Panglima Laut di Desa Salur Kecamatan Teupah Barat dan kendala dan tantangan Panglima Laot di Desa Salur Kecamatan Teupah Barat dalam mensejahterakan kehidupan masyarakat nelayan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan dasar penelitian model studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan Qanun Panglima Laut di Desa Salur Kecamatan Teupah Barat terdiri dari patroli, penyelesaian sengketa antara tengkulak dengan nelayan, pendampingan masyarakat nelayan, penyuluhan panglima laot terhadap masyarakat nelayan. Kendala dan tantangan Panglima Laot di Desa Salur Kecamatan Teupah Barat dalam mensejahterakan kehidupan masyarakat nelayan terdiri dari aspek: koordinasi, penyelesaian perselisihan atau persengketaan, penghubung antara nelayan dengan pemerintah, pemasaran lobster, pembangunan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), kegiatan-kegiatan pembangunan, dan melestarikan ekosistem perikanan

    Association of Chest X-Rays Features with the Length of Stay in Suspected COVID-19 Status

    Get PDF
    Coronavirus disease 2019 (COVID-19) is a new type of respiratory infection that first emerged in December 2019 in Wuhan, Hubei, China. COVID-19 is caused by a new variant of virus called severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Examining the chest x-rays is one technique to diagnose COVID-19. This study aims to determine the association of chest x-rays features in suspected COVID-19 patients with the length of stay at Al-Ihsan Regional General Hospital West Java Province and Banten Regional General Hospital in June–November 2020. The subject was 29 COVID-19 people were confirmed, whereas 31 people were not. The statistical analysis used Pearson correlation and multi-linear regression. This study found that tuberculosis had a strong association with length of stay (p value=0.048, association=0.4), and also there is a robust association between bilateral pneumonia and duration of stay (p value=0.028, association=0.873). A linear regression model discovery of TB chest x-rays on the subject raises the treatment by 0.5867 days. In addition, the discovery of bilateral pneumonia increases the length of stay of treatment by 0.32218 days more than the discovery of unilateral pneumonia. In general, tuberculosis, bacterial pneumonia, viral pneumonia, and bilateral pneumonia together affected the outcome of length of stay of patients with suspected COVID-19.   ASOSIASI GAMBARAN RONTGEN TORAKS DENGAN LAMA RAWAT PADA PASIEN SUSPEK COVID-19 Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah jenis infeksi saluran pernapasan baru yang pertama kali mewabah pada Desember 2019 di Wuhan, Hubei, Cina. COVID-19 disebabkan oleh varian virus baru yang disebut severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Pemeriksaan rontgen toraks merupakan salah satu teknik mendiagnosis COVID-19. Penelitian ini bertujuan mengetahui asosiasi gambaran rontgent toraks pada pasien suspek COVID-19 dengan lama rawat inap di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat dan RSUD Banten pada Juni–November 2020. Subjek penelitian adalah 29 orang terkonfirmasi COVID-19 dan 31 orang tidak. Analisis statistik menggunakan korelasi Pearson dan regresi multilinier. Penelitian ini menemukan bahwa tuberkulosis memiliki hubungan yang kuat dengan lama perawatan (p=0,048; asosiasi=0,4) dan juga terdapat hubungan yang kuat antara pneumonia bilateral dan lama perawatan (p=0,028; asosiasi=0,873). Penemuan model regresi linier rontgent toraks TB pada subjek meningkatkan risiko perawatan 0,5867 hari lebih lama. Selain itu, penemuan pneumonia bilateral meningkatkan risiko perawatan 0,32218 hari lebih lama dibanding dengan penemuan pneumonia unilateral. Secara umum, tuberkulosis, pneumonia bakteri, pneumonia viral, dan pneumonia bilateral secara bersama-sama berpengaruh terhadap luaran lama rawat inap pasien suspek COVID-19

    Clinical Characteristics, Comorbidities, Length of Stay, and Mortality of COVID-19 Patients in RSUD Cideres, Majalengka, West Java

    Get PDF
    Until now, the world is still facing the COVID-19 pandemic caused by SARS-CoV-2. The number of deaths of COVID-19 patients in Indonesia is quite large when compared to other countries. Clinical manifestations, comorbidities, length of stay, and the mortality of COVID-19 vary widely in each study. This study analyzes clinical characteristics, comorbidities, length of stay, and mortality of COVID-19 patients in RSUD Cideres, Majalengka, West Java. This study is an observational study with total sampling and purposive sampling. Subjects were patients with nasal swabs confirmed SARS-CoV-2 and hospitalized at RSUD Cideres from January to July 2021. Clinical manifestations, comorbidities, length of stay, and mortality of COVID-19 patients aged ≥17 years old, were extracted from medical records. Results showed that the majority of 213 COVID-19 patients were age 41–60 years 114 (53.5%), female 114 (53.5%), with an upper respiratory tract in 207 (97.1%), and shortness of breath in 203 (95.3%) patients. 153 (71.8%) patients had a fever, while headache, diarrhea, and anosmia respectively 49 (23.0%), 19 (8.9%), and 10 (4.6%), respectively. Vital signs were the Glasgow Coma Scale (GCS) normal in 190 (89.2%) patients. Most of patients had respiration rate >20/min in 201 (94.3%), oxygen saturation <90% in 98 (46.0%), and chest x-rays: bronchopneumonia 134 (62.9%) and pneumonia 23 (10.7%). Comorbidities were hypertension, diabetes mellitus, and chronic heart failure in 74 (34.7%), 56 (26.2%), and 46 (11.7%) patients, respectively. The length of stay who died for 1–7 days (22 patients) and 8–14 days (9 patients); means almost all patients (29 of 32) died during the length of stay for 1–14 days. In conclusion, the majority of COVID-19 patients at RSUD Cideres are female, aged 41–60 years, had upper respiratory tract/shortness of breath, GCS normal, saturation oxygen <90%, chest x-rays: bronchopneumonia and pneumonia, comorbidities: hypertension, and length of stay for patients who died 1–7 days.   KARAKTERISTIK KLINIS, KOMORBITAS, LAMA RAWAT, DAN MORTALITAS PASIEN COVID-19 DI RSUD CIDERES, MAJALENGKA, JAWA BARAT Hingga saat ini, dunia masih menghadapi pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2. Jumlah kematian pasien COVID-19 di Indonesia cukup besar jika dibanding dengan negara lain. Manifestasi  klinis, komorbid, lama rawat, dan mortalitas pasien COVID-19 sangat bervariasi pada setiap penelitian. Tujuan penelitian ini menganalisis karakteristik klinis, komorbiditas, lama rawat, dan mortalitas pasien COVID-19 di RSUD Cideres, Majalengka, Jawa Barat. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan total sampling dan purposive sampling. Subjek adalah pasien dengan nasal swab terkonfirmasi SARS-CoV-2 dan dirawat di RSUD Cideres periode Januari hingga Juli 2021. Data manifestasi klinis, komorbid, lama rawat, dan mortalitas pasien COVID-19 usia ≥17 diambil dari rekam medik. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas 213 pasien COVID-19 berusia 41–60 tahun 114 (53,5%) dan wanita 114 (53,5%) dengan keluhan saluran napas atas 207 (97,1%) dan napas pendek 203 (95,3%) pasien. 153 (71,8%) pasien mengalami demam, sedangkan sakit kepala, diare, dan anosmia masing-masing 49 (23,0%), 19 (8,9%), dan 10 (4,6%) pasien. Tanda vital Glasgow Coma Scale (GCS) normal pada 190 (89,2%) pasien. Kebanyakan pasien mempunyai frekuensi napas >20/menit pada 201 (94,3%) pasien, saturasi oksigen <90% pada 98 (46,0%) pasien, serta rontgen toraks: bronkopneumonia pada 134 (62,9%) pasien dan pneumonia pada 23 (10,7%) pasien. Komorbid adalah hipertensi, diabetes melitus, dan chronic heart failure pada 74 (34,7%), 56 (26,2%), dan 46 (11,7%) pasien berturut-turut. Lama rawat pasien yang meninggal 1–7 hari (22 pasien) dan 8–14 hari (9 pasien), berarti hampir semua pasien (29 dari 32) meninggal selama rawat 1–14 hari. Simpulan, mayoritas pasien COVID-19 di RSUD Cideres adalah wanita, berusia 41–60 tahun, keluhan saluran napas atas/napas pendek, GCS normal, rontgen toraks: bronkopneumonia dan pneumonia, komorbid: hipertensi, serta lama rawat pasien yang meninggal paling banyak 1–7 hari

    Perancangan dan Implementasi SRM (Studi Kasus: Club Bali )

    Get PDF
    Perancangan dan Implementasi SRM (Studi Kasus: Club Bali
    corecore