47 research outputs found

    Analisis Manhaj Khāṣ Kitab Tafsir Ahkām Al-Qur’ān Karya Ibn al-‘Arabī

    Get PDF
    Tulisan ini membahas manhaj khāṣ Ibn al-‘Arabi dalam karyanya Tafsir Ahkam Al-Quran. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui manhaj khas Ibn al-‘Arabi dalam penulisan tafsirnya. Penelitian ini didasarkan pada kajian kepustakaan dengan menggunakan metode kualitatif. Sifat dari penelitian ini adalah exploratory research. Sumber primer dalam penelitian ini adalah kitab Tafsir Ahkam Al-Quran karya Ibn al-‘Arabi, ada pun sumber sekunder berasal dari kitab, buku, artikel yang relevan dengan tema kajian. Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah bahwa terdapat tujuh manhaj khas yang ditempuh oleh Ibn al-‘Arabi dalam kitab tafsirnya

    The Problems of The Marriage Age Changing in Indonesia in the Perspectives of Muslim Jurists and Gender Equality

    Get PDF
    The rules regarding the age limit for marriage as contained in Article 7 of Law no. 1 of 1974, which states that the minimum age of marriage for men is 19 years and for women is 16 years. These rules were amended through law no. 16 of 2019, which stipulates that the age limit for marriage, both for men and women, are in the same age, 19 years old. This change is intended to bring benefits of marriage minimizes the conflict in the household. But in fact, the changing age limit for marriage still creates some problems; for example, not a few Muslims view that in Islam, there are no provisions regarding age limits and there are dispensations for those forced to marry under a predetermined age. This research aims to find out the problematics of the law on changing the age limit for marriage. The research approach used qualitative with descriptive analysis methods and literature review. The results of the study indicate that there are several problems regarding the age limit between First, Islamic law does not stipulate a minimum age for marriage, so that some people do not heed the provision; Second, there are some rules regarding dispensation for those who want to get married at the age of 19 by putting forward to the court. This is an opportunity to violate the regulations; Third, changes to the law that have raised the age limit for marriage, in reality, in society, have not been able to stop the rate of early-age marriage

    TAFSIR FEMINIS: SEJARAH, PARADIGMA DAN STANDAR VALIDITAS TAFSIR FEMINIS

    Get PDF
    Tafsir feminis merupakan sebuah genre tersendiri yang muncul di era kontemporer ketika isu gender menjadi isu global. Paradigma tafsir ini berawal dari asumsi, bahwa prinsip dasar Alquran dalam relasi laki-laki dan perempuan adalah keadilan (al-'ada>lah), kesetaraan (al-musa>wah), kepantasan (al-ma'ru>f), musyawarah (syu>ra). Apabila terdapat produk-produk penafsiran klasik yang bertentangan dengan prinsip-prinsip tersebut akan dinilai tidak tepat, terutama ketika diterapkan dalam konteks kekininian, disebabkan situasi dan kondisinya jelas berbeda antara zaman dulu dan sekarang. Model analisis yang dipakai dalam paradigma tafsir feminis adalah analisis gender,yang secara tegas membedakan antara kodrat sebagai sesuatu yang tidak bisa berubah, dengan gender sebagai konstruksi sosial yang bisa berubah. Wajar jika kemudian pendekatan hermeneutik dengan metode tafsir tematik akhirya menjadi pilihan dalam mengkaji ayat-ayat tentang relasi gender. Sebab dengan metodologi seperti itu, diharapkan produk tafsir akan lebih intersubyektif dan kritis melihat problem relasi gender

    FENOMENA NABI DAN KENABIAN DALAM PERSPEKTIF ALQURAN

    Get PDF
    Bahasan kenabian dalam Islam adalah jantung bagi pemahaman ajaran agama Islam lainnya. Wacana tentang kenabian biasanya menjadi pembahasan pada kajian filsafat.  Padahal wacana ini juga bisa didekati dengan dengan kajian ayat ayat Alquran dan hadis. Jika filsafat kenabian membahas masalah ini dengan sangat kritis dari sisi epistemologisnya, maka dalam Alquran pembahasan tentang kenabian lebih pada persoalan istilah yang digunakan juga misi kenabian yang dibawa oleh masing-masing nabi dan rasul tersebut. Kenabian dalam Alquran menggunakan istilah nabi dan Rasul. Istilah Nabi berkaitan dengan kata naba’ yang maknanya berita, kabar, warta atau cerita. Sedangkan Rasul, secara harfiah berarti pesuruh atau diutus. Kata jamaknya adalah rusul.  Alquran sering pula menyebut para rasul itu dengan istilah al-mursalin, yaitu mereka yang diutus.perdebatan para ulama ada pada seputar pembahasan nabi dan rasul, jumlah mereka dan persamaan atau keunggulan para nab

    Analisa Gender dan Prinsip Prinsip Penafsiran Husein Muhammad pada Ayat-Ayat Relasi Gender

    Get PDF
    Selama ini mayoritas mufasir telah melakukan upaya pemahaman penafsiran terhadap Alquran dengan pendekatan literal-skriptural. Hasil pendekatan ini dinilai telah melahirkan penafsiran yang bias gender. Dewasa ini ulama kontemporer hususnya feminis telah menggunakan analisa gender dan pendekatan kontekstual-filosofis dalam penafsirannya, hasil penafsiran mereka berhasil dinilai adil gender. Husein Muhammad sebagai salah satu mufasir feminis Indonesia juga  telah berhasil melakukan pendekatan kontekstual-filosofis dan memasukan analisa gender dalam penafsirannya, metodologi tafsir feminis yang dibangunnya cukup menarik. epistemologi penafsirannya beririsan dengan epistemologi tafsir kontemporer yang tentunya berbeda dengan tafsir klasik. Prinsip penafsirannya telah memadukan analisa gender yang berasal dari Barat itu menjadi kajian yang tidak bersebrangan dengan pendapat ulama-ulama klasik sekalipun. Ia tetap menggunakan pendekatan hermeneutika dalam tafsirnya namun tidak meninggalkan logika- logika hukum Islam yang selama ini populer di kalangan sarjana muslim. Pokok bahasan dalam tulisan ini dikaji dengan metode deskriptif analitis dan tehnik pencarian data menggunakan book survey dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menemukan sembilan prinsip penafsiran Husein Muhammad. Kesimpulan dalam tulisan ini, sebenarnya penafsiran Husein Muhammad berkonsentrasi pada kajian historisitas teks Alquran juga pola pemahaman teks yang memfokuskan pada relasi teks, konteks dan pengarangnya

    Spiritualistas Taubat dan Nestapa Manusia Moderen

    Get PDF
    Kompleksitas kehidupan manusia berawal karena ia bukan sekedar mahluk biologis. kematiannya bukanakhir dari perjalanan hidupnyan namun awal dari kehidupan abadinya. Kebahagiaan manusia bukan hanya pada pemuasaan kebutuhan jasmaninya, tetapi terkait dengan pemenuhan kebutuhan rohaninya. Tetapi kehidupan manusia moderen yang terpaku pada rasionalitas dan standar- standar ilmu yang mengikuti rumus- rumus kaku kaum positivisme telah membuat rumusan kebahagiaan yang hanya bersifat material. Akibatnya manusia tercerabut dari nilai –nilai dan akar-akar spiritualitas yang menjadikan manusia terasing dan nestapa dalam  kehidupanya. Spiritualitas dalam kehidupan manusia  adalah kekuatan mahadasyat yang dapat  menghubungkan manusia dengan segala apa yang dilakukan dan tujuan apa ia melakukannya. Spiritualitas adalah  iradah rabbaniyah yang mengalahkan kekuatan lain. Ia bagaikan kekuatan daya listrik  dalam pembangkit listrik. Kabel dan lampu hanyalah perantara. Ia mengalir sebagai motor penggerak amal manusia. Ia bersifat bebas dan berdaya kekuatan yang luar biasa.  Ia adalah potensi yang baik yang dapat menggerakan manusia terhubung dengan sesuatu yang terdalam pada diri manusia. Nestapa manusia moderen adalah keterpisahan dengannya.Formula penting yang harus ditemukan untuk manusia yang sudah terlanjur terpaku pada rumus-rumus modernitas yang rasional dan materialistik adalah  spiritualitas yang dapat mendamaikan rasionalitas dan transendenalitas. Kajian filosofis yang mendalam dalam memelihara keterhubungan manusia dengan tuhannya dengan cara-cara  yang lebih subtansial dengan menghidupkan beberapa ajaran tasawuf dalam keseharian kita merupakan tawaran dalam tulisan ini

    Metode Khusus dalam Kitab Tafsir Jami’ul Bayan Fi Ta’wilil Al-Qur’an karya Imam Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabari

    Get PDF
    Ketidakmampuan seseorang dalam memahami metode penafsiran Al-Qur'an, baik metode umum maupun khusus, akan mengakibatkan kesalahan dalam menafsirkan Al-Qur'an. Kesalahan ini dapat berupa penafsiran yang mendekonstruksi syariat atau hukum Islam itu sendiri sebagai bukti nyata adanya kesalahpahaman terhadap Al-Qur’an. Melihat betapa pentingnya memahami metode penafsiran Al-Qur'an, maka artikel ini bertujuan untuk membahas metode khusus dalam menafsirkan Al-Qur'an, khususnya tafsir Jami'ul Bayan Fi Ta'wilil Al-Qur'an. oleh Imam Abu Ja'far Muhammad bin Jarir at-Tabari. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan tinjauan pustaka dalam pengumpulan data. Beberapa hasil yang diperoleh dari penelitian ini antara lain: Pertama, pengertian metode khusus sebagai metode yang digunakan oleh penafsir ketika ia menggunakan metode umum untuk mencapai tujuannya. Kedua, metode khusus Ath-Thabari dalam menafsirkan Al-Qur'an pada surat Al-Fatihah ayat dua sampai empat: (1) Menggunakan kalimat al-qaul fi ta'wil di awal penafsiran. (2) Bagilah ayat tersebut menjadi beberapa kata. (3) Mendefinisikan kata-kata di awal penafsiran. (4) Menafsirkan dengan sejarah untuk memperjelas penafsiran. (5) Penafsiran rinci atas ayat tersebut. (6) Menyajikan puisi untuk menjelaskan makna kalimat. (7) Menjelaskan perbedaan qira'at dalam penafsiran Al-Qur'an. (8) Melakukan tarjih ketika menafsirkan kalimat dalam sebuah ayat

    Pengabdian Living Qur’an di Peaceantren Welas Asih Garut dan Pesantren Assalam Plered Purwakarta

    Get PDF
    Pendidikan mesti membekali manusia dengan kemampuan untuk hidup damai. Sebab pendidikan adalah sarana untuk membentuk sikap hidup para peserta didiknya untuk bekal di masyarakat. Strategi alternatif untuk mengembangkan budaya damai adalah melalui pendidikan perdamaian pada tataran personal dan struktural. Penelitian ini berfokus pada pencarian keterangan mengenai peran pengasuh pondok dalam mengenalkan santri mengenai perdamaian. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam penelitian ini penulis memanfaatkan metode kualitatif dengan menggunakan tiga teknik yaitu observasi, dokumentasi dan wawancara. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengasuh di kedua pesantren sangat berperan aktif dalam proses menstimulasi santri dalam tata cara hidup damai dan harmoni. Pengasuh memberikan beragam cara yang dapat membangkitkan semangat santri untuk menginternalisasi jiwa perdamaian dalam diri mereka. Di samping itu, pengasuh juga berperan aktif ketika ada waktu luang untuk memotivasi santri yang berkonsultasi dengannya. Sumber motivasi pengasuh dan pembina adalah dari al-Qur’an itu sendiri. Demikian sehingga kajian ini merupakan pengamalan al-Qur’an pada kehidupan sehari-hari

    NABI PEREMPUAN: Karakteristiknya Dalam Alquran Dan Kontroversi Pendapat Seputar Nabi Perempuan Di Kalangan Ulama

    Get PDF
    Bahasan kenabian dalam Islam adalah jantung bagi pemahaman ajaran agama Islam lainnya. Wacana tentang kenabian perempuan bukanlah sesuatu yang dipaksakan oleh tuntutan kontemporer atau paksaan pemikiran Barat yang cenderung dianggap liberal. Wacana kenabian perempuan dalam Islam itu ada dalam kajian ayat ayat Alquran dan hadis. Mereka yang menolak adanya nabi perempuan biasanya terjebak pada pemahaman lafadz Rijalan pada salah satu ayat Alquran tentang nabi dan rasul,  dan mengesampingkan informasi hadis –hadis tentang kenabian perempuan. Bagi para pendukung ada nabi perempuan, memiliki dasar pijakan dari tanda- tanda kenabian, yang mempersyaratkan memperoleh wahyu. Alquran dan hadis menyebut beberapa perempuan yang diberi wahyu dan disapa allah dalam Alquran dengan frase siddiqah seperti sapaan pada nabi laki- laki

    Tafsir Kontemporer: Metodologi, Paradigma dan Standar Validitasnya

    Get PDF
    Feminist exegesis (tafsir) is a unique genre emerges in contemporary era when gender issue become a global concern. The paradigm of this tafsir started from the asumpsion that the Qur’anic principle of male-female relationship should be based on justice (al-‘adalah), equality (al-musawah), appropriateness (al-ma’ruf), and conssensus (syura). Thus, any exegesis produced in classical period which violate all those principles are considered unacceptable, especially in relation to the current situation which differ from that of previous time. Feminist tafsir employs gender analisys as a tool to differentiate between God given condition that is unchangeable to gender as social construction that is changeable. In addition, hermeneutics is considered an appropriate approach chosen in feminist tafsir along with thematic method to interprete verses about gender relation in the Qur’an. With this methodology, its aim is to produce tafsir with more intersubjective and critical insight related to gender relation
    corecore