125 research outputs found

    ANALISIS KESESUAIAN KAWASAN TAMBAK UDANG VAMANE (LITOPENAEUS VANNAMEI) DI DESA PASAR BEMBAH KABUPATEN BENGKULU UTARA

    Get PDF
    Provinsi Bengkulu secara geografis terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera, dengan panjang garis pantai 525 km. Selain potensi perikanan tangkap, juga memiliki potensi perikanan budidaya. Kegiatan perikanan budidaya di wilayah pesisir adalah tambak udang. Kabupaten Bengkulu Utara memiliki potensi yang paling luas untuk pengembangan tambak udang. Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan potensi tambak Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) maka perlu diteliti analisis kesesuaian kawasan di Desa Pasar Bembah Kabupaten Bengkulu Utara. Metode yang digunakan dalam penelitia ini adalah Metode Survei. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi lapangan dan data sekunder meliputi literatur-literatur penunjang serta data pendukung lainnya. Kesesuaian kawasan untuk pengembangan tambak Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di Desa Pasar Bembah Kecamatan Air Napal Kabupaten Bengkulu Utara diperoleh luas kawasan yang masuk dalam kategori sangat sesuai adalah 362.20 ha. Adapun nilai Indek Kesesuaian Tambak (IKT) berkisar 66,67-100% dan luas kawasan yang masuk dalam kategori sesuai adalah 42.63 ha, adapun nilai Indek Kesesuaian Tambak (IKT) berkisar 33,34 – 66,66 %. Strategi yang perlu dilakukan dalam pengembangan kawasan tambak udang: 1) Mengoptimalkan pemanfaatan tata ruang untuk pengembangan tambak udang sehingga potensi lahan dapat dioptimalkan sesuai dengan daya dukung lingkungan, 2) Menerapkan manajemen pengelolaan tambak udang dengan konsep biosecurity dan Best Manajemen Pratices (BMP), 3) Bergabung dengan asosiasi tambak udang, 4) Meningkatkan produksi tambak udang dengan menerapkan teknologi super intensif ramah lingkungan, dan 5) Meningkatkan pengawasan terhadap keamanan produk/ menerapkan standar cara berbudidaya udang yang baik

    ANALISA STRUKTUR KOMUNITAS HUTAN MANGROVE DI DESA PASAR SEBELAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO KABUPATEN MUKOMUKO

    Get PDF
    Dalam jangka panjang penelitian ini bertujuan untuk melestarikan sumberdaya ekosistemen hutan mangrove di Desa Pasar Sebelah Kecamatan Kota Mukomuko, Kabupaten Mukomuko agar tetap dapat memberikan fungsi ekologis dan ekonomi secara berkesinambungan. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi umum, menganalisis parameter lingkungan dan menganalisis struktur ekosistem hutan mangrove di Desa Pasar Sebelah Kecamatan Kota, Kabupaten Mukomuko.Penelitian ini dilakukan dengan Metode Survai. Pengumpulan data parameter kualitas perairan dan hasil perikanan dilakukan dengan teknik observasi dan pengukuran langsung di lapangan. Pengumpulan data tegakan vegetasi mangrove menggunakan Metode Belt Transect dengan ukuran transek 10 m x 10 m. Pengolahan dan analisis data hasil penelitian menggunakan metode statistik deskripitif.Hasil pengamatan terhadap komposisi jenis tumbuhan yang terdapat di ekosistem hutan mangrove Desa Pasar Sebelah menunjukkan bahwa hanya ada satu jenis tumbuhan mangrove yaitu jenis pedada/pidado (Sonneratia caesolaris) dengan Indeks Nilai Penting (INP) masing-masing stasiun adalah 191,23 (Stasiun I), 181,72 (Stasiun II) dan 205,07 (Stasiun III). Indeks Dominansi pada setiap stasiun adalah lebih kecil dari 1 (satu), yang menunjukkan tidak ada dominansi antar jenis.Nilai rata-rata parameter perairan di ekosistem mangrove secara beruturut-turut adalah salinitas (0,9 ‰), pH (6,90), suhu (29,870C), NO3 (0,2367 mg/l), NO2 (0,0208 mg/l) dan PO4 (0,1451 mg/l). Nilai parameter perairan di ekosistem hutan mangrove Desa Pasar Sebelah menunjukkan kondisi yang masih baik dan belum tercemar sehingga mendukung keberadaan ekosistem mangrove tersebut

    PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN (FISHING GROUND) NELAYAN KOTA BENGKULU, PROVINSI BENGKULU

    Get PDF
    Sebagian besar kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan di Kota Bengkulu masih menggunakan armada dan alat tangkap sederhana. Teknologi sederhana berdampak pada daerah penangkapan ikan yang dapat dijangkau sebagai lokasi penangkapan ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membuat peta lokasi daerah penangkapan ikan nelayan di Kota Bengkulu. Penelitian dilakukan dengan metode survei. Pengumpulan data dilakukan di Pangkalan Ikan di Wilayah Pulau Baai, Pantai Malabero, Pondok Besi, dan Pantai Jakat-Pasar Bengkulu, Kota Bengkulu. Responden ditetapkan secara acak. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode wawancara terstruktur dan tidak terstruktur serta menggunakan kuesioner. Data sekunder untuk mendukung pembahasan hasil penelitian dikumpulkan dari berbagai referensi. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif, sedangkan analisis spasial menggunakan Aplikasi SIG. Penelitian ini juga memanfaatkan kecanggihan data digital SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) dengan aplikasi Global Mapper untuk mendapatkan data atribut batimetri Perairan Kota Bengkulu. Data atribut diimpor ke dalam aplikasi Surfer 12 sebagai dasar analisis spasial sebagai peta dasar. Peta daerah penangkapan ikan dibuat dengan analisis overlay. Daerah penangkapan ikan di Wilayah Pulau Baai lebih jauh dan luas dibandingkan dengan daerah penangkapan nelayan di daerah penangkapan ikan lainnya. Nelayan Wilayah Pulau Baai melakukan penangkapan ikan ke perairan Pulau Mentawai, Sumatera Barat, Provinsi Lampung, Provinsi Jawa Barat, Pulau Enggano dan Pulau Mega di Kabupaten Bengkulu Utara. Lokasi penangkapan nelayan Pantai Jakat-Pasar Bengkulu, Pondok Besi dan Pantai Malabero hanya berada di sekitar perairan pantai dan perairan Pulau Tikus, Kota Bengkulu.MAPPING OF FISHING GROUND OF FISHERMAN IN BENGKULU CITY, BENGKULU PROVINCE. Most of the fishing activities by fishermen in Bengkulu City still use simple fleets and fishing gears. The simple technology affects on fishing areas that can be reached as fishing locations. The purpose of this research was to analyze and make a map the location of fishing ground of fishermen in Bengkulu City. The study was conducted by survey method. Data was collected at the fishing base of the Pulau Baai Region, Malabero Beach, Pondok Besi, and Jakat Beach-Pasar Bengkulu, Bengkulu City. Respondents were randomly assigned. Primary data were collected by structured and unstructured interview methods and using questionnaires. Secondary data to support the discussion of research results was collected from various references. Data analysis was performed by descriptive method, while spatial analysis used GIS Application. This study also utilizes the sophistication of SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) digital data with the Global Mapper application to obtain bathymetry attribute data of Bengkulu City Waters. The attribute data was imported into the Surfer 12 application as a basis for spatial analysis as a basic map. Map of fishing ground was made by overlay analysis. The fishing ground of the Baai Island Region was further and wider than the fishing ground of fishermen in other fishing base. Fishermen of Baai Island Region catching fish to the waters of Mentawai Island, West Sumatra, Lampung Province, West Java Province, Enggano Island and Mega Island in North Bengkulu Regency. The fishing ground of Jakat Beach-Pasar Bengkulu, Pondok Besi and Malabero Beach fishermen were only around the coastal waters and Pulau Tikus waters, Bengkulu City

    ANALISIS ASPEK OSEANOGRAFI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI DI MUARA SUNGAI JENGGALU KOTA BENGKULU

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan aspek oseanografi pembangunan pelabuhan perikanan pantai di Muara Sungai Jenggalu, Kota Bengkulu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2017 sampai dengan Aprtil 2018. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei.  Data primer dikumpulkan dengan metode observasi dan pengukuran langsung di lokasi penelitian. Data hasil penelitian dianalisis  menggunakan metode skoring. Nilai parameter oseanografi yang diukur dan dianalisis yaitu kecepatan arus sungai, rata-rata yaitu 0,28 m/detik, kecepatan arus laut 0,33m/detik, pasang surut 0,44 meter, tinggi gelombang 1,29 meter dan kedalaman 25–500 cm. Berdasarkan nilai skoring semua parameter oseanografi, yaitu 82,2% yang berarti mendukung kelayakan untuk pembangunan pelabuhan perikanan pantai di Muara Sungai Jenggalu Kota Bengkulu.This study aims to analyze the feasibility of oceanography aspect of the Coastal Fishing Port development in the Jenggalu River Mouth, Bengkulu City. This research was conducted from December 2017 to Aprtil 2018. This research was conducted using a survey method. Primary data were collected by direct observation and measurement methods at the research location. The data of research result were analyzed using the scoring method. Oceanographic parameter values measured and analyzed were river flow velocity, average 0.28 m / sec, ocean current velocity 0.33 m / s, tides 0.44 m, wave height 1.29 m and depth 25–500 cm. Based on the scoring value of all oceanographic parameters, namely 82.2%, which means that it supports the feasibility of developing a coastal fishing port in the Jenggalu River Mouth, Bengkulu City

    ANALISIS USAHA PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP JARING INSANG DI SENTRA PERIKANAN TANGKAP PASAR BAWAH, MANNA, BENGKULU SELATAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan menganalisis kelayakan usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap jaring insang berdasarkan segi aspek finansial di Pasar Bawah Kecamatan Pasar Manna Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengklu. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Data primer dil kumpulkan dengan metode obsevasi dan wawancara. Data hasil penelitian di analisis dengan metode statistik deskriptif. Jaring insang yang dioperasikan nelayan di Sentra Perikanan Pasar Bawah, Manna, memiliki panjang 3.300 meter dengan kedalaman 4 meter dan ukuran mata jaring 2 ¼ inchi. Perahu/kapal penangkapan yang digunakan adalah berupa perahu motor tempel, dengan ukuran 3,38 GT dengan kekuatan daya mesin 40 PK. Daerah penangkapan ikan sebagai lokasi operasi jaring insang berada pada  jarak 1-2 mil dari muara Sungai Manna. Jenis ikan hasil tangkapan adalah gebur (Caranx sexfasciatus), selar (Selaroides leptolepis), keling-keling (Megalaspis cordyla), layur (Trichiurus savala), tenggiri (Scomberomorus commersoni), kerong (Therapon theraps), tongkol (Auxis thazard), kape-Kape (Lactarius lactarius), manyung (Arius sp.), dan beberapa jenis ikan rucah. Berdasarkan analisis aspek finansial usaha penangkapan ikan dengan jaring insang oleh nelayan di Sentra Perikanan Tangkap Pasar Bawah, Manna diperoleh nilai NPV = Rp. 202.113.474,00 Net B/C Ratio = 1,15 , IRR = 77,86 % , dan PP = 1,2 tahun atau 1 tahun 2 bulan. Usaha penangkapan ikan dengan jaring insang di Sentra Perikanan tangkap Pasar Bawah Manna, Bengkulu Selatan dinyatakan mempunyai kelayakan berdasarkan aspek finansial.This study aims to calculate and analyze the feasibility of fishing with bottom gillnet fishing gear based on financial aspects in Pasar Bawah, Pasar Manna District, South Bengkulu Regency, Bengklu Province. This research was conducted using a survey method. Primary data were collected using observation and interview methods. The research data were analyzed using descriptive statistical methods. The gill nets that operated by fishermen at the Pasar Bawah fishing base, Manna, are 3,300 meters long with a depth of 4 meters and a mesh size of 2 ¼ inches. The fishing boat/vessel that used is an outboard motor boat, with a size of 3.38 GT with an engine power of 40 PK. The fishing area as the location for the bottom gill net operation is 1-2 miles from the mouth of the Manna River. The species of fish caught are gebur (Caranx sexfasciatus), selar (Selaroides leptolepis), keling-keling (Megalaspis cordyla), layur (Trichiurus savala), mackerel (Scomberomorus commersoni), kerong (Therapon theraps), tongkol (Auxis thazard), kape-kape (Lactarius lactarius), manyung/sea catfish (Arius sp.), and several types of trash fish. Based on the analysis of the financial aspects of the fishing activities by gill nets by fishermen at the fishing base in Pasar Bawah, Manna obtained the NPV value = Rp. 202,113,474.00, Net B / C Ratio = 1.15, IRR = 77.86%, and PP = 1.2 years or 1 year 2 months. The fishing activities with bottom gill nets in the fishing base of Pasar Bawah Manna, South Bengkulu is declared to be feasible based on the financial aspect

    KAJIAN KESESUAIAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PULAU MEGA KABUPATEN BENGKULU UTARA

    Get PDF
    Pulau Mega di Kabupaten Bengkulu Utara merupakan Pulau Kecil yang berada di perairan Samudera Hindia sebelah barat Pulau Sumatera yang memiliki kelimpahan sumber daya kelautan dan perikanan, khususnya jasa lingkungan berupa keindahan pantai pasir putih dan terumbu karang beserta ekosistem asosiasinya, sebagai potensi yang sangat penting bagi pengembangan kawasan di masa depan, khususnya pembangunan kegiatan wisata bahari berbasis konservasi. Sebagai upaya untuk mendukung pengembangan kegiatan wisata bahari dimaksud, maka ketersediaan informasi tentang keragaan sumber daya di Pulau Mega adalah suatu keharusan, mengingat hal tersebut merupakan informasi penting yang sangat membantu bagi pemerintah ataupun para investor bidang wisata bahari untuk berinvestasi di pulau -pulau kecil. Metode survei digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pulau Mega memiliki potensi yang layak untuk dikembangkan sebagai daerah wisata bahari

    ANALISIS TINGKAT KERAMAHAN LINGKUNGAN ALAT PENANGKAPAN IKAN UTAMA DI DESA KOTA BANI, BENGKULU UTARA

    Get PDF
    Alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan merupakan alat penangkapan ikan yang tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, tidak merusak dasar perairan sehingga dapat mendukung pengelolaan sumberdaya hayati kelautan yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis  alat penangkapan ikan ramah lingkungan di Desa Kota Bani Kecamatan Putri Hijau Kabupaten Bengkulu Utara. Penelitian dilakukan dengan metode survei. Data penelitian dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan metode  deskriptif. Ada 2 unit penangkapan ikan yang dioperasikan oleh nelayan di Desa Kota Bani Kecamatan Putri Hijau Kabupaten Bengkulu Utara, yaitu jaring insang (gillnet) dan pancing rawai dasar. Berdasarkan hasil analisis kriteria alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan, baik jaring insang, maupun rawai dasar, termasuk kategori alat penangkapan ikan sangat ramah lingkungan, dengan skor masing-masing adalah 29,4 dan 29

    PENGUKURAN AKUSTIK TARGET STRENGTH IKAN SELAR BENTONG (Selar boops) SECARA TERKONTROL DI PERAIRAN PULAU TIKUS KOTA BENGKULU

    Get PDF
    Metode akustik dapat digunakan dalam memperkirakan kelimpahan ikan. Metode ini membutuhkan informasi Target Strength (TS) untuk setiap spesies target. TS merupakan parameter penting sebagai faktor skala dalam pendugaan stok secara akustik. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik TS ikan selar bentong (Selar boops) dan mencari rumusan hubungan panjang baku dan panjang gelembung renang ikan selar bentong (Selar boops) terhadap nilai TS pada frekuensi transmisi 38 kHz. Pengukuran dilakukan secara terkontrol dimana ikan ditempatkan di bawah transduser dengan metode tethered menggunakan echosounder Simrad EK-60 pada frekeuensi 38 kHz. Hasil penelitian diperoleh nilai TS ikan selar bentong (Selar boops) berukuran panjang baku 16 cm sampai 20 cm menyebar pada kisaran –51,62 dB sampai dengan -39,03 dB, dengan nilai rata – rata -46,67 dB. Model hubungan TS terhadap panjang baku ikan selar bentong yaitu TS = 30,1 Log SL -84,49. Model hubungan TS terhadap panjang gelembung renang yaitu TS = 20,32 Log SB -62,34.ACOUSTIC CONTROLLED MEASUREMENT OF TARGET STRENGTH OF SELAR BENTONG FISH (SELAR BOOPS) IN TIKUS ISLAND WATER, BENGKULU CITY. Acoustic methods can be used to estimate fish abundance. This method requires Target Strength (TS) information for each target species. TS is an important parameter as a scale factor in acoustic estimation of stock. This study aims to analyze the TS characteristics of Selar bentong fish (Selar boops) and look for the formulation of the relationship between the standard length and length of the swim bladder in Selar bentong fish (Selar boops) to the TS value at the transmission frequency of 38 kHz. Measurements were carried out in a controlled manner where the fish were placed under the transducer with a tethered method using the Simrad EK-60 echosounder at a frequency of 38 kHz. The results showed that the TS value of Selar bentong (Selar boops) with a standard length of 16 cm to 20 cm spread over the range of -51.62 dB to -39.03 dB, with an average value of -46.67 dB. The relationship model of TS to the standard length of Selar bentong fish was TS = 30.1 Log SL -84.49. The relationship model of TS to swim bladder length was TS = 20.32 Log SB -62.34. 

    ANALISIS STATUS POPULASI KEPITING BAKAU (Scylla sp) YANG TERTANGKAP NELAYAN DI DESA KANDANG KECAMATAN KAMPUNG MELAYU KOTA BENGKULU

    Get PDF
    Sepanjang wilayah pesisir Kota Bengkulu, terdapat beberapa lokasi yang ditumbuhi ekosistem mangrove, dengan berbagai potensi sumberdaya hayati yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu lokasi ekosistem mangrove di Kota Bengkulu adalah di Desa Kandang, Kecamatan Kampung Melayu, yang selama ini menjadi lokasi masyarakat untuk menangkap ikan, udang dan kepiting. Kondisi ekosistem mangrove di Desa Kandang mempunyai keterkaitan yang erat dengan kondisi populasi berbagai biota yang hidup di dalamnya, termasuk kepiting bakau. Tujuan penelitian adalah menganalisis status populasi kepiting bakau di Desa Kandang, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu. Penelitian dilakukan dengan metode survei. Data jenis kelamin kepiting bakau, selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan nilai sex rasio populasi kepiting bakau di Desa Kandang. Data lebar karapas dan berat kepiting bakau dianalisis dengan rumus W = aLb. Untuk menguji  hipotesis Ho : ? = 0 versus H1 : ? ? 0,  maka dilakukan analisis varian (ANOVA). Nilai sex ratio kepiting bakau jantan dan betina di Desa Kandang adalah 1,15 : 1. Pola pertumbuhan kepiting bakau jantan adalah isometrik (b=3), dan kepiting betina allometrik (b=2,8), dengan nilai thitung  Ftabel, sehingga di tolak Ho dan terima H1, yang berarti terdapat hubungan yang siginifikan antara lebar karapas dengan bobot kepiting bakau jantan. Populasi kepiting bakau di Desa Kandang sudah mengalami tekanan penangkapan, dan pemanfaatannya  sudah harus memperhatikan azas kelestarian untuk keberlanjutan.
    • …
    corecore