32 research outputs found

    Gambaran Nilai Gizi Makanan yang Dikonsumsi oleh Remaja Obesitas di Sekolah

    Full text link
    Obesity currently more occurs in adolescence. The purpose of this study was to determinate the content of carbohydrates, protein, fat, energy content and energy intake in obese students at the school. This is a descriptive quantitative study. The sample was food that often consumed by obese students in caffetaria at SMA N 4 Pekanbaru. The result of this study was carbohydrate content for pisang goreng, sandwich, bakso goreng, nasi goreng, and batagor were lower than Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI). The protein content for sandwich, nasi goreng, bakso goreng, and batagor were higher than TKPI, the protein content for pisang goreng was lower than TKPI. The fat content for pisang goreng, sandwich, nasi goreng, and batagor were higher than TKPI, the fat content for bakso goreng was lower than TKPI. The highest energy intake of obese students in the school was 1.334,7 kcal (62,8% AKG) and the lowest was 597,3 kcal (28,1% AKG). One of the recommendation is to balance the composition of carbohydrates, protein, and fat in a food serving

    Prevalensi Sindrom Metabolik pada Pekerja Perusahaan

    Get PDF
    Sindrom metabolik adalah masalah kesehatan yang prevalensinya cenderung meningkat pada pekerja. Penelitian ini bertujuan memaparkan prevalensi kasus sindrom metabolik yang terjadi pada pekerja Perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 pada dua Perusahaan di Provinsi Riau dengan rancangan potong lintang. Sumber data adalah rekam medis pekerja yang melakukan medical check up periode Oktober 2013 hingga Februari 2014. Populasi adalah pekerja yang menderita sindrom metabolik sebanyak 131 orang. Sampel penelitian dipilih dengan cara total sampling yakni 131 orang. Instrumen adalah kuesioner, international physical activity questionnaire, tabel 24 hours food recall, dan tabel bantu pencatatan komponen sindrom metabolik. Pengelolaan data dilakukan secara kuantitatif menggunakan analisis univariat dan bivariat, dengan uji korelasi Spearmans Rho dan kai kuadrat. Hasil penelitian mendapatkan prevalensi sindrom metabolik sebanyak 21,58%, dengan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki, kelompok usia terbanyak adalah > 50 tahun. Sebagian besar kasus sindrom metabolik memiliki tiga komponen, dengan komponen terbanyak adalah lingkar Perut dan tekanan darah. Sebanyak 23,50% kasus memiliki riwayat keluarga obesitas dan diabetes melitus. Sebagian besar kategori aktivitas adalah sedang. Jenis asupan makanan dengan kategori tidak sesuai dengan diet adalah serat pangan dan lemak jenuh. Variabel lingkar Perut berhubungan bermakna secara statistik dengan tekanan darah sistolik dan diastolik serta kadar kolesterol high density lipoprotein (p 50 years. Most cases of metabolic syndrome has three components, with the largest component is the abdominal circumference and blood pressure. A total of 23.50% of cases have a family history of obesity and diabetes mellitus. Most categories of activity is moderate. Most types of food intake in the category out of dietary guidelines are dietary fiber and saturated fat. Abdominal circumference variable has a statistically significant relationship with systolic and diastolic blood pressure and high density lipoprotein (p <0.05)

    Pengetahuan dan Tindakan Kader Tb dalam Upaya Pengendalian Penyakit Tb Paru di Kabupaten Kepulauan Meranti

    Full text link
    Tuberculosis is contagious disease that caused by Mycobacterium tuberculosis. Public health office of Riau Province stated that Case Detection Rate (CDR) of pulmonary TB in 2013 was 35,7% of 5.648.523 people. The case finding of TB with positive acid-fast bacilli in 2014 in Meranti Islands Regency was 16,95%. Meranti Islands Regency is one of regency having trained people to be TB cadre. This research aimed to know the knowledge and action of cadre in managing pulmonary TB in Meranti Islands Regency. This research was conducted on February 2017 in Alai Public Health Centre, West Tebing Tinggi District, Meranti Islands Regency. This research used qualitative descriptive design. Data was taken by deep interview with cadre that fulfilled critetria, then triangulation was done with supporter informants. This research showed that the knowledge of TB cadre to TB was good enough especially about the definition, symptomps, and risk people having TB. While they still had lack of knowledge about the causing agent and transmission of TB. The action of TB cadtre in Alai Public Health Centre was not ideal especially in referring TB suspect. While case finding of TB, counseling, supervision for administering medication, and motivating had been good

    Pengelolaan Diabetes Berbasis Diabetes Environment Model (DEM) pada Masyarakat Riau

    Get PDF
    Prevalensi penderita DM meningkat setiap tahun di Indonesia. Salah satu penyebab peningkatan diabetes adalah faktor lingkungan. Lingkungan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita diabetes. Lingkungan yang baik bagi penderita diabetes dapat mencegah komplikasi. Suhu, cahaya, tingkat kebisingan, jarak rumah ke jalan raya dan kebersihan lingkungan yang baik akan membantu penderita diabetes mempertahankan kadar gula darah dalam batas normal. Sehingga dapat mencegah komplikasi. Tujuan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan dan pencegahan komplikasi DM. Metode yang digunakan adalah memberikan pendampingan edukasi melalui penyuluhan terkait model pengelolaan penyakit DM berbasis aplikasi Diabetes Environment Model (DEM) dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat. Hasil kegiatan menunjukkan pengukuran pre-test tentang pengetahuan pengelolaan lingkungan diabetes adalah 12 responden (48%) berkategori sangat baik dan 13 responden (52%) berkategori cukup. Setelah diberikan edukasi tentang Aplikasi DEM, hasil post-test meningkat yaitu sebanyak 22 responden (88%) dan 3 responden (12%) berkategori cukup baik. Setelah edukasi melalui Pengabdian kepada Masyarakat, pengetahuan masyarakat meningkat tentang pengelolaan lingkungan berbasis aplikasi DEM

    Edukasi Kesehatan Tentang Pola Makan dan Latihan Fisik untuk Pengelolaan Remaja Underweight

    Get PDF
    Pada saat ini banyak remaja yang mengalami kondisi gizi kurang (underweight). Hal ini disebabkan oleh karena asupan makanan dengan gizi seimbang masih belum optimal terpenuhi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan perilaku remaja dalam hal mencegah dan mengatasiĀ  underweight dengan fokus pada pola asupan makanan dan latihan fisik.Ā  Ā Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode pengukuran status gizi dan penyuluhan yang diberikan melalui ceramah tanya jawab dengan menggunakan media presentasi power point yang dikombinasi dengan poster yang materinya berkaitan dengan topik/materi, diskusi, demonstrasi, dan simulasi. Jumlah sasaran pada kegiatan ini adalah sebanyak 33 remaja. Instrumen pada kegiatan ini adalah timbangan berat badan dan microtoice untuk mendapatkan indeks masa tubuh (IMT) dan kuesioner. Hasil dari kegiatan ini adalah telah diketahuinya bahwa terdapat 54,5% dari peserta mengalami underweight. Setelah diberikan edukasi terjadi peningkatan pengetahuan dan kesadaran remaja tentang kondisi underweigh

    Pengaruh Promosi Kesehatan di Tempat Kerja secara Multilevel terhadap Perilaku Pekerja dengan Sindroma Metabolik

    Full text link
    Metabolic syndrome (MS) is a health problem that nowadays often occurs in workers. One effort that can be carried out in order to prevent and manage metabolic syndrome is Workplace Health Promotion (WHP). The study aimed to reveal the effects of WHP with multilevel interventions on the behavior of workers in managing MS. This study was a quasi experiment with the subject of multilevel in the company. It is measured by self-reported behavior questionnaire, and MS defined by physical measurement tools: a flexible measuring tape (abdominal circumference) and sphygmomanometer, and blood test tools; fasting blood glucose levels, triglycerides and HDL-cholesterol. The study of analysis also comprises of both qualitative and quantitative analysis, using the test of mean difference between pre and post treatment. The result shows the multilevel intervention of WHP is deemed better than conventional WHP to increase awareness, knowledge, attitudes, and self-efficacy of participants in conducting physical exercise and regulating food intake. The result also shows the multilevel interventions of WHP have enhanced the roleof tertiary (head of the company) and secondary (health workers and family) targets to assist workers in managing metabolic syndrome. Overall, the multilevel intervention of WHP is better to improve the behavior of the bearer of MS over than the conventional WHP.Keywords : metabolic syndrome, multilevel intervention, workplace health promotionAbstrakSindroma metabolik (SM) merupakan masalah kesehatan yang kejadiannya pada pekerja saat ini cenderung meningkat. Salah satu upaya untuk mencegah dan mengelola sindroma metabolik adalahworkplace health promotion (WHP). Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan pengaruh WHP dengan intervensi secara multilevel terhadap perilaku pekerja dalam mengelola SM. Penelitian ini merupakankuasi eksperimen dengan subjek secara multilevel di Perusahaan. Perilaku diukur dengan self reported questionnaire, dan sindroma metabolik ditentukan dengan alat ukur fisik: pita pengukur yang fleksibel(lingkar Perut) dan tensimeter serta alat pemeriksaan darah; kadar gula darah puasa, trigliserida dan HDL-Cholesterol. Analisis terdiri dari analisis kualitatif dan kuantitatif, menggunakan uji perbedaan rerata sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi WHP multilevel lebih efektif daripada WHP konvensional dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, sikap, dan efikasi diri pekerja untuk melakukan latihan fisik dan mengatur asupan makanan. Hasil penelitianjuga menunjukkan intervensi WHP multilevel meningkatkan peran sasaran tertier (pimpinan Perusahaan) dan sekunder (tenaga kesehatan dan keluarga) untuk membantu pekerja melakukanpengelolaan sindroma metabolik. Secara keseluruhan disimpulkan intervensi WHP multilevel lebih baik dalam meningkatkan perilaku pekerja dengan sindroma metabolik dibandingkan dengan WHP konvensional.Kata kunci : sindroma metabolik, intervensi multilevel, promosi kesehatan di tempat kerj

    Multilevel Workplace Health Promotion Model: How to Change Behavior Workers? (a Literature Review)

    Full text link
    The consequences of the diseases that are often occured on workers is a huge loss for the company and the workers. In order to overcome the problem of disease, workplace health promotion (WHP) efforts are needed, in particular to change the workers behavior. The application of behavioral change in the workplace are more complex. Changes in behavior are not just driven by individual factors, but also by the role of external factors, so that the targeted WHP is a multilevel basis. This article describes the formula WHP multilevel models that can be applied to change unhealthy worker behavior. The selection model of behavior change should be considered in the formulation of a multilevel WHP. It is used as a reference to modify the behavior that will be addressed. Furthermore, the principle of selecting strategies and behavior change methods, tailored to the target level of intervention. Overall, these principles are formulated in a comprehensive reference WHP program and implemented effectively and efficiently in the workplace. This article can be a reference for those who will implement WHP with behavioral changes in a multilevel approach

    Faktor-Faktor Risiko Pasien Diabetes Melitus

    Full text link
    Background: Diabetes Mellitus (DM) remains a health problem in Indonesia as well as in many other countries. According to Medical Record of Regional Hospital of Arifin Achmad Riau Province, the incidence of DM still high among endocrine, nutrition and metabolic diseases. About 188 cases of DM had recorded in the year 2003, 221 case in the year 2004 and 158 case in 2005. One of the strategies to decrease and manage this disease is by the screening risk factors besides an adequate therapy.Objective: To assess the risk factors for DM such as age, family history of diabetes, dietary habits, knowledge about DM and type of personality amongst patient with DM.Methods: A case-control study was conducted on 154 patient from Regional Hospital of Arifin Achmad Riau Province. Cases included 79 patient identified as a DM and controls include 75 patient who did not suffer DM. Data of age, family history of diabetes, dietary habits and type of personality was taken by questionnaire diabetes risk factors. Data of risk factors was obtained by a questionnaire given to 2 groups (case and control group).Results: There was association between several risk factors and incidence of DM, include; age [odds ratio (OR) = 6, 45; p= 0,000, PAR= 0, 84], family history of DM (OR= 3, 75; p = 0,001, PAR= 0, 73), knowledge about DM (OR= 0, 13; p = 0,000, PAR= -6, 7/as a protective factor). However, there was evidence of a no association between type of personality and incidence of DM (OR= 50.4; p = 0,479, PAR= 0, 98) and also dietary habits (OR= 1, 06; p = 0,896, PAR= 0 06)Conclusion: These findings suggest a complex interaction among age factor, family history of diabetes, knowledge about DM, dietary habits and type of personality with the incidence of DM in Regional Hospital of Arifin Achmad Riau Province

    Analisis Faktor Determinan Permasalahan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

    Get PDF
    Masalah kesehatan yang dihadapi Indonesia kini adalah status kesehatan masyarakat yang rendah, antara lain ditandai dengan angka kematian ibu dan bayi yang tinggi serta masih banyak indikator pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) yang belum ideal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuifaktor-faktor yang berhubungan dengan permasalahan pelayanan KIA. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional, data faktor predisposisi dikumpulkan dari 550 orang responden yang tersebar di 4 kabupaten/kota dengan menggunakan kuesioner. Selanjutnya,data faktor determinan yang lain dikumpulkan dengan wawancara pada informan antara lain kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan kepala subdinas kesehatan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan faktor predisposisi yang berhubungan dengan pelayanan KIA yaitu sikap responden, pengaruh orang yang memutuskan pemilihan pelayanan kesehatan dalam keluarga, serta pengetahuan responden terkait pelayanan KIA. Diketahui juga bahwa masih banyak kepercayaan masyarakat terkait aspek KIA yang belumsesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Faktor pemungkin yang berhubungan dengan pelayanan KIA antara lain distribusi tenaga kesehatan masih belum merata, kualitas ketenagaan pemberi pelayanan KIA belum ideal, dan sarana pendukung pelayanan belum memadai. Faktor pendorong yang berhubungan dengan pelayanan KIA antara lain belum ada kebijakan daerah sebagai acuan, dana pendukung pelayanan belum memadai serta kuantitas kegiatan yang seharusnya dilakukan secara lintas sektoral masih banyak yang belum terealisasi dan belum optimal.Kata kunci: Kesehatan ibu dan anak, permasalahan pelayanan, pelayanan kesehatanAbstractThe current issue of health in Indonesia is the low status of public health, among others, characterized by high rates of maternal and infant mortality and many indicators of maternal and child health (MCH) services that have not been ideal yet. This study aims to determine the factors associated with problems of MCH services. This design used in this research is cross sectional. Predisposing factor data were collected from 550 respondents who were scattered in four districts using a questionnaire. Furthermore, another determinant factor data were collected by interviewing the informants, among others, chief of district health department, Head of Sub Office ofFamily Health. The results showed that the predisposing factors associated with MCH services is the attitude of the respondent, the influence of people who make decisions in family health care, respondentsā€™ knowledge related to MCH services. Please also note that there are still many aspects of MCH related public trust that has not been in accordance with the values ofhealth. Enabling factors associated with MCH services including the distribution of health workers is still not equitable, quality of MCH service workforce has not been ideal and service support facilities have been inadequate. Reinforcing factors associated with MCH services, among others, the lack of regional policy as a benchmark, the fund has not been adequate support services, the quantity of activities that should be done across sectors is still much that has not been realized and is still not optimal.Key words: Mother and child health, service problem, health car

    Efektivitas Media Komik Terhadap Perubahan Perilaku Pemilihan Jajanan Sehat pada Siswa Sekolah Dasar

    Get PDF
    Siswa usia sekolah dasar (SD) cenderung untuk mengkonsumsi makanan ringan atau jajanan dilingkungan sekolah. Saat ini sangat dibutuhkan media pembelajaran yang berisi informasi tentang jajanan sekolah yang sehat. Komik edukasi jajanan sehat berisi tiga tema diantaranya kadaluarsa pada jajanan, kemasan jajanan serta pewarna jajanan. Ā Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas media komik terhadap perubahan perilaku pemilihan jajanan sehat pada siswa SD. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental dengan non-equivalent control group design. Analisis hipotesis menggunakan uji paired sample t-test dan independent sample t-test. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 55 orang siswa yang diambil secara purposive sampling dengan beberapa kriteria inklusi pada dua SD negeri di kota Pekanbaru. Uji Wilcoxon terhadap pengetahuan dan sikap menunjukkan nilai p value <0,05 pada kelompok intervensi dan kelompok control. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media komik edukasi jajanan sehat bagi siswa SD, terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan perilaku siswa dalam pemilihan jajanan sehat. Penggunaan media komik edukasi jajanan sehat dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa SD mengenai kadaluarsa pada jajanan, kemasan jajanan dan warna pada jajanan
    corecore