65 research outputs found

    Membangun model kemandirian sebagai upaya pengentasan kemiskinan pada keluarga purna buruh migran perempuan Jawa Timur

    Get PDF
    Kontribusi perempuan buruh migran atau yang biasa disingkat dengan BMP sangat penting bagi peningkatan kesejahteraan keluarga maupun sebagai penyumbang devisa bagi negara. Banyak cerita duka dari perempuan BMI yang mengalami berbagai bentuk kekerasan bahkan penyiksaan. Disisi lain, banyak cerita suka atas keberhasilan yang mereka bawa dari negeri orang. Namun keberhasilan yang mereka peroleh selama bekerja di luar negeri tidak banyak diangkat atau diekspose ke publik. Media massa lebih suka mengangkat cerita duka, ketidak berhasilan, bahkan kesengsaraan yang diatami para BMI ketimbang mengangkat cerita sukses mereka. Penelitian ini dimaksudkan untuk menyusun model kemandirian bagi keluarga buruh migran perempuan. Dampak bekerja di luar negeri bag; buruh migran perempuan dan bagi keluarganya. Penelitian tentang perempuan buruh migran inj dilaksanakan di kabupaten Malang. Untuk mendapatkan data dan informasi yang empirik, penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan pendekatan kualitatif. Ada beberapa tahapan yang digunakan yaitu (1) Fokus Group Discation (FGD). (2) Penentuan lokasi penelitian ditentukan secara purposive di daerah kabupaten Malang tepatnya di kecamatan Bantur dan Dampit dengan asumsi bahwa asal BMP kabupaten Malang sebagaian besar dari Malang Selatan (3) Pengumpulan Data: (a) pengamatan atau obseNation dan (b) wawancara mendalam atau indepth inteNiew. (3) Informan: individuindividu yang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang permasalahan yang diteliti, (4). Analisa data secara kualitatif

    Production of Transgenic Pigs with an Introduced Missense Mutation of the Bone Morphogenetic Protein Receptor Type IB Gene Related to Prolificacy

    Get PDF
    In the last few decades, transgenic animal technology has witnessed an increasingly wide application in animal breeding. Reproductive traits are economically important to the pig industry. It has been shown that the bone morphogenetic protein receptor type IB (BMPR1B) A746G polymorphism is responsible for the fertility in sheep. However, this causal mutation exits exclusively in sheep and goat. In this study, we attempted to create transgenic pigs by introducing this mutation with the aim to improve reproductive traits in pigs. We successfully constructed a vector containing porcine BMPR1B coding sequence (CDS) with the mutant G allele of A746G mutation. In total, we obtained 24 cloned male piglets using handmade cloning (HMC) technique, and 12 individuals survived till maturation. A set of polymerase chain reactions indicated that 11 of 12 matured boars were transgene-positive individuals, and that the transgenic vector was most likely disrupted during cloning. Of 11 positive pigs, one (No. 11) lost a part of the terminator region but had the intact promoter and the CDS regions. cDNA sequencing showed that the introduced allele (746G) was expressed in multiple tissues of transgene-positive offspring of No.11. Western blot analysis revealed that BMPR1B protein expression in multiple tissues of transgene-positive F1 piglets was 0.5 to 2-fold higher than that in the transgene-negative siblings. The No. 11 boar showed normal litter size performance as normal pigs from the same breed. Transgene-positive F1 boars produced by No. 11 had higher semen volume, sperm concentration and total sperm per ejaculate than the negative siblings, although the differences did not reached statistical significance. Transgene-positive F1 sows had similar litter size performance to the negative siblings, and more data are needed to adequately assess the litter size performance. In conclusion, we obtained 24 cloned transgenic pigs with the modified porcine BMPR1B CDS using HMC. cDNA sequencing and western blot indicated that the exogenous BMPR1B CDS was successfully expressed in host pigs. The transgenic pigs showed normal litter size performance. However, no significant differences in litter size were found between transgene-positive and negative sows. Our study provides new insight into producing cloned transgenic livestock related to reproductive traits

    Hyperhomocysteinemia is independently associated with albuminuria in the population-based CoLaus study

    Get PDF
    <p>Abstract</p> <p>Background</p> <p>Increased serum levels of homocysteine and uric acid have each been associated with cardiovascular risk. We analyzed whether homocysteine and uric acid were associated with glomerular filtration rate (GFR) and albuminuria independently of each other. We also investigated the association of <it>MTHFR </it>polymorphisms related to homocysteine with albuminuria to get further insight into causality.</p> <p>Methods</p> <p>This was a cross-sectional population-based study in Caucasians (<it>n </it>= 5913). Hyperhomocysteinemia was defined as total serum homocysteine ≥ 15 μmol/L. Albuminuria was defined as urinary albumin-to-creatinine ratio > 30 mg/g.</p> <p>Results</p> <p>Uric acid was associated positively with homocysteine (r = 0.246 in men and r = 0.287 in women, <it>P </it>< 0.001). The prevalence of albuminuria increased across increasing homocysteine categories (from 6.4% to 17.3% in subjects with normal GFR and from 3.5% to 14.5% in those with reduced GFR, <it>P </it>for trend < 0.005). Hyperhomocysteinemia (OR = 2.22, 95% confidence interval: 1.60-3.08, <it>P </it>< 0.001) and elevated serum uric acid (OR = 1.27, 1.08-1.50, per 100 μmol/L, <it>P </it>= 0.004) were significantly associated with albuminuria, independently of hypertension and type 2 diabetes. The 2-fold higher risk of albuminuria associated with hyperhomocysteinemia was similar to the risk associated with hypertension or diabetes. <it>MTHFR </it>alleles related to higher homocysteine were associated with increased risk of albuminuria.</p> <p>Conclusions</p> <p>In the general adult population, elevated serum homocysteine and uric acid were associated with albuminuria independently of each other and of renal function.</p

    Pola Konsumsi Dan Pengaruh Internet Sebagai Media Komunikasi interktif Pada Remaja (Studi Analisis Resepsi Pada Remaja 01 Kotamadya Surabaya)

    Get PDF
    Seperti halnya media massa yang lain, keberadaan internet ini membangkitkan berbagai pertanyaan akan efek negatif yang ditimbulkannya, selain keberadaan efek positif seperti penyampaian dan pengiriman informasi yang cepat dan update melalui fasilitas.fasilitas e-mail, surat kabar online, forum diskusi dan juga chattillg serta beragam situs-situs yang ada yang memperkaya kbasanah pengetahuan penggunanya Lebih lanjut keberadaan media komunikasi ini acapkali dianggap sebagai penyebab penlaku asosial penggunanya Hal ini dikarenakan internet adalah media komunikasi yang memiliki karakteristik interaktif yang membuat penggunanya merasakan s~lah menga1ami komunikasi tatap muka sebagaimana di duma nyata walaupun hal tersebut hanya teJjadi di duma maya (virtual world). Hasil penelitian yang dilakukan di Inggris terhadap 44S pengguna internet menunjukkan adanya relasi positif antara tingginya penggunaan internet dengan sikap depresi dan introvert (petrie & Gunn, 1998). Ketiadaan perangkat hukum yang mengatur sekaligus ketidakpahaman masyarakat akan pola-pola pencegaban penyalabgunaan internet serta karateristik internet sebagai border/ess communication media merupakan penyebab klaim internet sebagai media yang lebih banyak merugikan daripada memberikan manfaat. Hal ini terutama teJjadi pada diri remaja, yang berdasarkan survey terakhir yang diadakan majalah Swa merupakan pengguna terbesar di Indonesia. Dikhawatirkan pola penggunaan yang tidak bijaksana berpotensi untuk konsumsi ini berkaitan erat dengan pola pikir dan cara pandang remaja terhadap keberadaan internet itu sendiri, dimana hal ini acapkali dipengarubi oleb interaksinya dengan kelompok sosial disekitarnya, terutama peel' group. Griffith (1996) menyatakan bahwa tipikal pengguna internet rernaja, hiasanya laki-laki yang tidak atau sedikit memiliki rasa percaya diri dan kebidupan sosial. Oleb karena itu perlu diketahui apa dan bagaimana pola konsumsL penerimaan serta pandangan remaja terhadap keberadaan media komunikasi ini

    PENERIMAAN PEREMPUAN TERHADAP ISU MULTIKULTURAL DI MEDIA

    Get PDF
    Permasalahan yang muncul adalah (1)bagaimanakah konstruksi perempuan dalam menghadapi isu multikulturalisme di film Bend It Like Beckham? (2)bagaimana relasi sosial perempuan dalam masyarakat plural ditampilkan sebagai realitas dalam film tersebut? (3 )bagaimanakah sikap dan persepsi perempuan atas isu multikulturalisme di masyarakat? (4)bagaimana penerimaan penonton perempuan atas isu perempuan dan multikulturalisme dalam film tersebut? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konstruksi perempuan dalam menghadapi isu multikulturalisme di film Bend It Like Beckham. Lebih lanjut penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkap relasi sosial perempuan dalam masyarakat plural ditampilkan sebagai realitas dalam film tersebut. Untuk memberikan gambaran secara lengkap tentang response perempuan atas fenomena tersebut diatas, penelitian ini juga akan mengungkap sikap dan persepsi perempuan atas isu multikulturalisme di masyarakat, khususnya penerimaan penonton perempuan atas isu perempuan dan multikulturalisme dalam film tersebut. Analisis resepsi (reception analysis) dipergunakan sebagai metode dalam penelitian ini. Analisis resepsi ini dipergunakan untuk meneliti khalayak media, terutama interaksi khalayak dengan isi media. Fokusnya pada proses penerimaan dan interpretasi. Namun demikian, analisis terhadap teks juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Analisis resepsi pada penelitian ini dipergunakan untuk mendeskripsikan sikap, persepsi dan penerimaan perempuan terhadap isu multikulturalisme. Lokasi penelitian dilakukan di Kotamadya Surabaya, dengan pertimbangan sebagai salah satu pusat kota dengan heterogenitas penduduk yang cukup tinggi sehingga reliabilitas data dapat diperoleh. Sasaran penelitian ini adalah perempuan yang menonton film Bend it Like Beckham. Sedangkan partisipan dalam FGD diperoleh melalui survey untuk mendapatkan variasi-¬variasi usia, status sosial, tingkat pendidikan, pekerjaan serta pola konsumsi media. Data primer diperoleh melalui focus group discussion (FGD) yang bertujuan untuk menangkap resepsi/penerimaan perempuan terhadap isu multikulturalisme sekaligus berusaha menangkap respons perempuan terhadap pengaruh multikulturalisme dalam interaksinya dengan sesamanya. Sehingga akan diperoleh data yang variatif dan lebih lanjut sebagaimana penelitian kualitatif, data ini akan mampu dideskripsikan secara kaya dan dalam. Sementara data sekunder didapat dari studi kepustakaan yang relevan dengan fenomena yang diteliti. Selanjutnya data yang terkumpul akan dianalisis dan diinterpretasikan dengan mengaplikasikan teori-teori yang dipergunakan. Berdasar analisis dan interpretasi yang dilakukan, maka dapat disimpulkan (1)dalam menghadapi isu multikulturalisme, perempuan dalam film Bend It Like Beckham dikonstruksi memiliki keraguan karena menghadapi dilemma antara memberontak atau mempertahankan nilai-nilai budaya dan mendua karena satu sisi menjadi pelaku yang ingin mengubah pandangan monolitik namun ketika menghadapi isu multikultur menjadi resisten akibat cultural inertia yang tinggi. (2)dalam relasi sosialnya, perempuan dalam film Bend It Like Beckham ditampilkan memiliki karakter relasi yang beragam, baik mendukung maupun menentang,yang terjadi dalam konteks keluarga, maupun persahabatan. (3)menurut partisipan, masyarakat sudah semakin terbuka dalam menerima isu multikulturalisme. Hal ini salah satunya disebabkan oleh media yang kerap menampilkan ras/etnisitas, agama, orientasi seksual dan perempuan walau masih sangat tidak seimbang (4)partisipan meresepsi isu perempuan dan multikulturalisme dalam film Bend It Like Beckham sebagai isu perempuan dan multikulturalisme dengan nilai-nilai modernitas dan tradisional, maskulinitas dan femininitas; serta protektif dan demokratis. Penelitian ini hanya berfokus pada perempuan dan hanya pada satu media saja yakni film, padahal sebagai sebuah wacana, multikulturalisme menjadi isu yang sangat penting di Indonesia mengingat hal ini sudah menjadi fakta empiris walaupun belum menjadi fakta ideologis. Oleh karena itu penting kiranya untuk mengetahui persepsi, sikap dan pengetahuan masyarakat terhadap isu ini, bukan hanya kelompok tertentu saja melalui penelitian yang lebih komprehensif dengan melihat pada beragam jenis media dan isi media serta berbagai kelompok masyarakat

    PENERIMAAN PEREMPUAN TERHADAP ISU MULTIKULTURAL DI MEDIA

    Get PDF
    Permasalahan yang muncul adalah (1)bagaimanakah konstruksi perempuan dalam menghadapi isu multikulturalisme di film Bend It Like Beckham? (2)bagaimana relasi sosial perempuan dalam masyarakat plural ditampilkan sebagai realitas dalam film tersebut? (3 )bagaimanakah sikap dan persepsi perempuan atas isu multikulturalisme di masyarakat? (4)bagaimana penerimaan penonton perempuan atas isu perempuan dan multikulturalisme dalam film tersebut? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konstruksi perempuan dalam menghadapi isu multikulturalisme di film Bend It Like Beckham. Lebih lanjut penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkap relasi sosial perempuan dalam masyarakat plural ditampilkan sebagai realitas dalam film tersebut. Untuk memberikan gambaran secara lengkap tentang response perempuan atas fenomena tersebut diatas, penelitian ini juga akan mengungkap sikap dan persepsi perempuan atas isu multikulturalisme di masyarakat, khususnya penerimaan penonton perempuan atas isu perempuan dan multikulturalisme dalam film tersebut. Analisis resepsi (reception analysis) dipergunakan sebagai metode dalam penelitian ini. Analisis resepsi ini dipergunakan untuk meneliti khalayak media, terutama interaksi khalayak dengan isi media. Fokusnya pada proses penerimaan dan interpretasi. Namun demikian, analisis terhadap teks juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Analisis resepsi pada penelitian ini dipergunakan untuk mendeskripsikan sikap, persepsi dan penerimaan perempuan terhadap isu multikulturalisme. Lokasi penelitian dilakukan di Kotamadya Surabaya, dengan pertimbangan sebagai salah satu pusat kota dengan heterogenitas penduduk yang cukup tinggi sehingga reliabilitas data dapat diperoleh. Sasaran penelitian ini adalah perempuan yang menonton film Bend it Like Beckham. Sedangkan partisipan dalam FGD diperoleh melalui survey untuk mendapatkan variasi-¬variasi usia, status sosial, tingkat pendidikan, pekerjaan serta pola konsumsi media. Data primer diperoleh melalui focus group discussion (FGD) yang bertujuan untuk menangkap resepsi/penerimaan perempuan terhadap isu multikulturalisme sekaligus berusaha menangkap respons perempuan terhadap pengaruh multikulturalisme dalam interaksinya dengan sesamanya. Sehingga akan diperoleh data yang variatif dan lebih lanjut sebagaimana penelitian kualitatif, data ini akan mampu dideskripsikan secara kaya dan dalam. Sementara data sekunder didapat dari studi kepustakaan yang relevan dengan fenomena yang diteliti. Selanjutnya data yang terkumpul akan dianalisis dan diinterpretasikan dengan mengaplikasikan teori-teori yang dipergunakan. Berdasar analisis dan interpretasi yang dilakukan, maka dapat disimpulkan (1)dalam menghadapi isu multikulturalisme, perempuan dalam film Bend It Like Beckham dikonstruksi memiliki keraguan karena menghadapi dilemma antara memberontak atau mempertahankan nilai-nilai budaya dan mendua karena satu sisi menjadi pelaku yang ingin mengubah pandangan monolitik namun ketika menghadapi isu multikultur menjadi resisten akibat cultural inertia yang tinggi. (2)dalam relasi sosialnya, perempuan dalam film Bend It Like Beckham ditampilkan memiliki karakter relasi yang beragam, baik mendukung maupun menentang,yang terjadi dalam konteks keluarga, maupun persahabatan. (3)menurut partisipan, masyarakat sudah semakin terbuka dalam menerima isu multikulturalisme. Hal ini salah satunya disebabkan oleh media yang kerap menampilkan ras/etnisitas, agama, orientasi seksual dan perempuan walau masih sangat tidak seimbang (4)partisipan meresepsi isu perempuan dan multikulturalisme dalam film Bend It Like Beckham sebagai isu perempuan dan multikulturalisme dengan nilai-nilai modernitas dan tradisional, maskulinitas dan femininitas; serta protektif dan demokratis. Penelitian ini hanya berfokus pada perempuan dan hanya pada satu media saja yakni film, padahal sebagai sebuah wacana, multikulturalisme menjadi isu yang sangat penting di Indonesia mengingat hal ini sudah menjadi fakta empiris walaupun belum menjadi fakta ideologis. Oleh karena itu penting kiranya untuk mengetahui persepsi, sikap dan pengetahuan masyarakat terhadap isu ini, bukan hanya kelompok tertentu saja melalui penelitian yang lebih komprehensif dengan melihat pada beragam jenis media dan isi media serta berbagai kelompok masyarakat

    PELAYANAN KESEHATAN IBU MELALUI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN STUDI KASUS DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

    No full text
    Background: Conditions of increasing health care costs, pushing the problem of the high maternal mortality rate (MMR) is a priority concern both locally, nationally and globally. Indonesian government in 2011 to expand the target Jamkesmas through Jampersal program. Jampersal beneficiaries are all maternal who do not have health insurance. Gunungkidul district has implemented good programs Jamkesmas, Jampersal, and Jamkesta for pregnant women as a form of government commitment to improve maternal health care coverage. Objective: The purpose of this study examines the implementation of health insurance for pregnant women through 3 system based on insurance/health insurance is Jamkesmas, Jampersal and Jamkesta, conducted in primary care and is there an additional cost to use the service in the health insurance program. Method: The study used descriptive qualitative approach and case study design. Primary data were obtained from interview with purposively selected respondents and secondary data were documents or reports of the implementation of health insurance program for pregnant mothers at District of Gunung Kidul 2012. Result: Implementation of the program has not integrated financing and health services through the implementation of quality and cost control. Lack of action by eliminating barriers of health financing by providers, proven practices encountered additional costs, especially in service in the private sector, which is caused by higher real cost for its operation and prolonged reimbursements. Prospective Payment System has not been understood by providers so over utilization/over budget in insurance mechanisms can not be controlled. Conclusion: Implementation of the health insurance program for pregnant women only normative pattern of policy on social service programs specified. Implementation of the program increases people's access to health services, health insurance services proven to pregnant women has involved the role of the private sector is high. However, some efforts had to be made in improving mechanisms and management of claims and increasing accountability of provider performance by maximizing role of Health Office as regulator in supervision and monitoring of the provider

    Multicultural Education in America

    No full text
    corecore