3 research outputs found

    The Influence Of Product Quality And Instagram Social Media Promotion On Purchasing Decisions With Semanggi Food Image As A Moderating Variable (Case Study In Generation Z, Surabaya City)

    Get PDF
    This research aims to determine the influence of product quality, Instagram social media promotion on buyer decisions with food image as a mediating variable. The research method is quantitative with purposive sampling for generation z in the city of Surabaya. The population in this study was 2,645. The sample consisted of 167 respondents using the Slovin formula. The results found from this research show that Instagram social media, product quality have a significant and positive influence on buyer decisions and food image as an intervention variable has a significant influence. So if the food image's positive value increases or is negative, it also influences the value of Instagram social media and the quality of the product on buyers' decisions. Keywords: Product Quality, Social Promotion Media Instagram Purchase Decision, Food Imag

    PROFIL FISIKOKIMIA TEPUNG MBOTE TERMODIFIKASI SECARA FERMENTASI DAN APLIKASINYA PADA MI BASAH

    Get PDF
    Modifikasi tepung mbote (Xanthosoma sagittifolium) dengan proses fermentasi diharapkan dapat meningkatkan karakteristiknya agar lebih sesuai untuk diolah menjadi berbagai produk pangan. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu penentuan teknik pembuatan tepung mbote yang terbaik, modifikasi tepung mbote secara fermentasi, dan pembuatan produk berupa mi basah dari tepung mbote termodifikasi. Tiga perlakuan pada pembuatan tepung mbote adalah water blanching, perendaman dalam NaCl 1%, dan kontrol (tanpa perlakuan). Teknik pembuatan terbaik dipilih untuk modifikasi secara fermentasi menggunakan starter Lactobacillus plantarum sebanyak 5%, 7%, 9%, dan 11% masing-masing selama 48 jam, 72 jam, dan 96 jam. Setiap produk tepung mbote termodifikasi dianalisis derajat putih, kelarutan, dan swelling power-nya serta diujicobakan diolah menjadi mi basah. Metode Focus Group Discussion (FGD) digunakan untuk mengidentifikasi atribut warna, flavor, dan tekstur mi. Ditemukan bahwa metode pembuatan tepung mbote dengan perendaman dalam NaCl 1% memberikan warna paling cerah. Sementara itu, jumlah starter dan lama fermentasi tidak berpengaruh nyata terhadap warna dan kelarutan tepung mbote, tetapi berpengaruh terhadap swelling power dan jumlah air yang perlu ditambahkan ke adonan mi agar memiliki konsistensi yang sama. Berdasarkan hasil FGD, panelis tidak menemukan perbedaan warna yang signifikan pada berbagai sampel mi basah yang dibuat, tetapi terdapat perbedaan flavor khas mi mbote dan teksturnya. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan jumlah starter dan lama fermentasi tidak berpengaruh nyata terhadap warna dan kelarutan tepung mbote tetapi berpengaruh terhadap swelling power tepung, jumlah air yang dibutuhkan adonan, serta tekstur dari mi basah

    PROFIL FISIKOKIMIA TEPUNG MBOTE TERMODIFIKASI SECARA FERMENTASI DAN APLIKASINYA PADA MI BASAH

    Get PDF
    Modifikasi tepung mbote (Xanthosoma sagittifolium) dengan proses fermentasi diharapkan dapat meningkatkan karakteristiknya agar lebih sesuai untuk diolah menjadi berbagai produk pangan. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu penentuan teknik pembuatan tepung mbote yang terbaik, modifikasi tepung mbote secara fermentasi, dan pembuatan produk berupa mi basah dari tepung mbote termodifikasi. Tiga perlakuan pada pembuatan tepung mbote adalah water blanching, perendaman dalam NaCl 1%, dan kontrol (tanpa perlakuan). Teknik pembuatan terbaik dipilih untuk modifikasi secara fermentasi menggunakan starter Lactobacillus plantarum sebanyak 5%, 7%, 9%, dan 11% masing-masing selama 48 jam, 72 jam, dan 96 jam. Setiap produk tepung mbote termodifikasi dianalisis derajat putih, kelarutan, dan swelling power-nya serta diujicobakan diolah menjadi mi basah. Metode Focus Group Discussion (FGD) digunakan untuk mengidentifikasi atribut warna, flavor, dan tekstur mi. Ditemukan bahwa metode pembuatan tepung mbote dengan perendaman dalam NaCl 1% memberikan warna paling cerah. Sementara itu, jumlah starter dan lama fermentasi tidak berpengaruh nyata terhadap warna dan kelarutan tepung mbote, tetapi berpengaruh terhadap swelling power dan jumlah air yang perlu ditambahkan ke adonan mi agar memiliki konsistensi yang sama. Berdasarkan hasil FGD, panelis tidak menemukan perbedaan warna yang signifikan pada berbagai sampel mi basah yang dibuat, tetapi terdapat perbedaan flavor khas mi mbote dan teksturnya. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan jumlah starter dan lama fermentasi tidak berpengaruh nyata terhadap warna dan kelarutan tepung mbote tetapi berpengaruh terhadap swelling power tepung, jumlah air yang dibutuhkan adonan, serta tekstur dari mi basah
    corecore