5 research outputs found
EFEK DOPAN Mn TERHADAP STRUKTUR, SIFAT OPTIK DAN KEMAGNETANNYA PADA ZnO NELALUI METODE KOPRESIPITASI
Nanopartikel Seng Oksida merupakan material yang banyak dikembangkan
dalam teknologi nano saat ini karena memiliki sifat mekanik, elektrik, dan optik
yang dapat diaplikasikan diantaranya untuk konversi sel surya, film tipis
pelindung UV , dan sensor gas. Untuk menghasilkan material nanopartikel Seng
Oksida terdapat banyak cara diantaranya metode kimiawi basah, sol gel, spray
pyrolisis, physical vapor deposition, solvotermal, dan hydrothermal (Sul Lee et
al., 2008)
Telah dilakukan penelitian sebelumnya mensintesis nanopartikel ZnO
dengan metode kopresipitasi. Dalam penelitian ini dilakukan penelitian sintesis
dan krakterisasi nanopartikel Zn1-xMnxO melalui metode kopresipitasi. Penelitian
ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan bahan serbuk Zinc Acetat Dyhidrat, serbuk Mn, pelarut
HCl, dan agen pengendap NH4OH. Proses sintesis dengan mencampurkan serbuk
Zinc Acetat Dyhidrat dan serbuk Mn dengan HCl, kemudian didrying pada suhu
100 ºC serta dikalsinasi pada suhu 400 ºC selama 3 jam. Sintesis nanopartikel Zn1-
xMnxO dilakukan dengan variasi doping Mn (x=0, 0,01, 0,02, 0,03) pada larutan
prkursor. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan pengujian Difraktometer
Sinar-X (XRD), Vibrating Sample Magnetometer (VSM), UV Vis, dan Scanning
Electron Microscopy (SEM). Analisi data XRD dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak Match, X’pert High Score Plus (HSP), Rietica, dan Material
Analysis Using Diffraction (MAUD)
EFEK DOPAN Mn TERHADAP STRUKTUR, SIFAT OPTIK DAN KEMAGNETANNYA PADA ZnO NELALUI METODE KOPRESIPITASI
Nanopartikel Seng Oksida merupakan material yang banyak dikembangkan
dalam teknologi nano saat ini karena memiliki sifat mekanik, elektrik, dan optik
yang dapat diaplikasikan diantaranya untuk konversi sel surya, film tipis
pelindung UV , dan sensor gas. Untuk menghasilkan material nanopartikel Seng
Oksida terdapat banyak cara diantaranya metode kimiawi basah, sol gel, spray
pyrolisis, physical vapor deposition, solvotermal, dan hydrothermal (Sul Lee et
al., 2008)
Telah dilakukan penelitian sebelumnya mensintesis nanopartikel ZnO
dengan metode kopresipitasi. Dalam penelitian ini dilakukan penelitian sintesis
dan krakterisasi nanopartikel Zn1-xMnxO melalui metode kopresipitasi. Penelitian
ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan bahan serbuk Zinc Acetat Dyhidrat, serbuk Mn, pelarut
HCl, dan agen pengendap NH4OH. Proses sintesis dengan mencampurkan serbuk
Zinc Acetat Dyhidrat dan serbuk Mn dengan HCl, kemudian didrying pada suhu
100 ºC serta dikalsinasi pada suhu 400 ºC selama 3 jam. Sintesis nanopartikel Zn1-
xMnxO dilakukan dengan variasi doping Mn (x=0, 0,01, 0,02, 0,03) pada larutan
prkursor. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan pengujian Difraktometer
Sinar-X (XRD), Vibrating Sample Magnetometer (VSM), UV Vis, dan Scanning
Electron Microscopy (SEM). Analisi data XRD dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak Match, X’pert High Score Plus (HSP), Rietica, dan Material
Analysis Using Diffraction (MAUD)
STUDI PENGARUH GAS FLOW RATE TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN CACAT PADA PENGELASAN MAG BAJA ASTM A 53
The selection of the type of welding is determined based on the type of steel, the tensile strength which is influenced by the carbon content, and the shielding gas used to minimize the occurrence of welding defects. The effect of large/small gas flowrate on Metal Active Gas (MAG) welding has an effect on the quality of welding results and welding defects. This study aims to determine the effect of gas flow rate MAG welding on tensile strength, hardness and welding defects in ASTM A53 steel. This research is a laboratory experimental study of variations in gas flow rate of MAG welding and then tested for tensile strength with a tensile tester, testing for hardness with a Rockwell harness test, testing for welding defects using a liquid penetrant test. Welding tensile strength based on the average value of the highest modulus of elasticity (E) is the specimen with MAG welding treatment with a gas flow rate variation of 25 liters/minute, which is 22.04 N/. The hardness value of the weld metal shows the highest average HRB value in MAG welding with a gas flow rate variation of 25 liters/minute which has an average value of 86.06 HRB. The metal hardness value in the Heat Affected Zone shows the highest average HRB value in MAG welding with a gas flow rate variation of 25 liters/minute which has an average value of 84.65 HRB, the hardness value in the base metal area shows the highest average value in MAG welding with a gas flow rate variation of 25 liters/minute which has an average value -average 82.92 HRB. The results of the welding defect test show that for all variations of the types of welding defects that arise are porosity, undercut, lack of penetration and spatte
Studi Pengaruh Variasi Media Pendingin Quenching dan Waktu Penahanan pada Proses Heat Treatment terhadap Kekerasan Baja AISI 1045
Baja merupakan logam yang banyak digunakan sebagai bahan industry mesin, salah satunya yaitu baja AISI 1045. Baja AISI 1045 memiliki kandungan karbon sebesar 0,45% dan tergolong dalam jenis baja medium. Penerapan baja tersebut yaitu sebagai bahan dasar connecting rod, roda gigi, bearing serta poros, yang mana dalam pengopreasiannya mendapatkan gesekan serta tekanan yang menyebabkan keausan. Oleh karena itu, untuk menambah umur penggunaannya perlu dilakukan proses heat treatment sebagai upaya meningkatkan sifat mekanik dari baja. Dalam penelitian ini dilakukan proses heat treatment pada temperature 920℃ dengan variasi media pendingin (udara, oli SAE 15-50, air garam) dan variasi holding time (20 menit, 30 menit, 40 menit). Selanjutnya di lakukakan pengujian kekerasan menggunakan rockwell hardness test (HRB) untuk menyatakan nilai kekerasan. Hasil pengujian selanjutnya dibandingkan untuk mendapatkan nilai kekerasan yang optimal. Hasil rata – rata kekerasan raw material yaitu sebesar 88,2 HRB. Selanjutnya nilai rara-rata kekerasan paling tinggi di dapatkan pada waktu penahanan 40 menit dengan media pendingin quenching ari garam sebesar 110,32 HRB dimana terjadi kenaikan dari raw material sebesar 25%. Sedangkan nilai kekerasan rata-rata paling rendah didapatkan pada waktu penahanan 20 menit dengan media quenching udara sebasar 88,9 HRB