6 research outputs found

    Upaya Peningkatan Status Gizi Anak sebagai Pencegahan Stunting di Desa Mongiilo Utara Bone Bolango

    Get PDF
    Nutritional problem is one of the causes of increasing stunting incidence in an area which has a long term impact for children. Stunting in children is characterized by a child's height that is below average or also known as failure to thrive. Stunting in children can cause developmental delays in the brain so that long-term effects can cause mental retardation, low learning ability and the risk of chronic disease. Innovation in food sector by making biscuits with nuts and vegetable composition is very important to increase children's interest for consuming vegetables that are rich in nutrients for prevent stunting. This community service activity aims to prevent stunting in the people of North Mongiilo Village by providing information processing of biscuits with many nutrient. This service is carried out by providing information through video tutorials on making biscuits and explaining directly to the public about the benefits and nutritional content of the ingredients used in making biscuits. Providing information on how to make biscuits to the community received a good response because most people did not know about innovations in making biscuits made from nuts and vegetables that children could like. This service provides great benefits for the village community in order to gain knowledge about the benefits and important nutritional content of vegetables and improve the community's economy with innovations in production of biscuits made from nuts and vegetables

    Pencegahan Stunting Melalui 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Lingkungan Di Desa Ulantha

    Get PDF
    Stunting atau pendek menjadi topik yang hangat akhirakhir ini, menggeser issue tentang gizi buruk dan obesitas. Stunting merupakan akibat dari malnutrisi kronis yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Stunting disebabkan oleh Faktor Multi Dimensi. Salah satu penyebab anak mengalami stunting adalah kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Lingkungan fisik ini menentukan derajat kesehatan masyarakat. Data menunjukkan bahwa 1 dari 5 rumah tangga masih BAB diruang terbuka, dan 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih. Penanganan stunting dilakukan melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitive. Intervensi fisik untuk sanitasi mencegah stunting merupakan bagian dari intervensi sensitive. Sanitasi Total Berbasis Lingkungan (STBL) dicanangkan pemerintah untuk mengurangi angka stunting melalui 5 pilar STBM, yaitu: (1) Cuci tangan menggunakan sabun; (2) Berhenti buang air besar sembarangan; (3) Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga; (4) Pengelolaan limbah cair rumah tangga; (5) Pengelolaan sampah rumah tangga

    OVERVIEW OF MENTAL HEALTH LECTURERS IN GORONTALO PROVINCE

    Get PDF
    Kesehatan mental merupakan salah satu unsur terpenting dalam mempersiapkan seorang dosen untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Jika seorang dosen mengalami gangguan kesehatan mental, dikhawatirkan keadaan tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan dalam proses pembelajaran, bahkan lebih dikhawatirkan keadaan tersebut akan mempengaruhi kondisi mental mahasiswa. Kebaruan penelitian ini karena meneliti tentang gambaran mental health pada dosen Kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mental health dosen kesehatan di provinsi Gorontalo. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif untuk mengetahui gambaran mental health dosen kesehatan di provinsi Gorontalo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen kesehatan di provinsi Gorontalo berjumlah 35 orang dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling dan jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 35 responden. Instrumen penelitian ini menggunakan kuisioner Mental Health Inventory (MHI) 38 dengan teknik analisis data unvariat. Hasil penelitian tentang gambaran kesehatan mental dosen di Universitas Negeri Gorontalo menunjukkan bahwa seluruh responden (100%) kategori kesejahteraan psikologis. Kesimpulan menunjukan bahwa seluruh dosen kesehatan berada pada kondisi psikologis yang sejahtera (psychological well-being).Kata kunci:  Dosen; Gorontalo; Kesehatan Mental AbstractMental health is one of the essential elements in preparing a lecturer to carry out learning activities. Suppose a lecturer experiences a mental health disorder. In that case, it is feared that this situation can cause various disturbances in the learning process, and it is, even more feared that this situation will affect the student's mental state. The novelty of this study is that it examines the picture of mental health in Health lecturers. This study aimed to find out the mental health picture of health lecturers in Gorontalo province. This study used a quantitative research design with a descriptive method to determine the mental health picture of health lecturers in Gorontalo province. The population in this study was all health lecturers in Gorontalo province, totaling 35 people with accidental sampling techniques, and the number of samples obtained was 35 respondents. This research instrument used the Mental Health Inventory (MHI) 38 questionnaire with univariate data analysis techniques. The study's results on the mental health picture of lecturers at Gorontalo State University showed that all respondents (100%) were in the psychological well-being category. The conclusion indicates that all health lecturers are in psychological well-being.Keywords: Lecturer; Gorontalo; Mental Health

    PENGARUH SUPPORTIVE GROUP THERAPY TERHADAP TINGKAT CAREGIVER BURDEN DALAM MERAWAT LANSIA DEMENSIA DI PANTI WREDHA

    No full text
    Program Studi Magister Keperawatan Konsentrasi Keperawatan Komunitas Departemen Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Juli 2018 ABSTRAK Nur Ayun R Yusuf Pengaruh Supportive Group Therapy Terhadap Tingkat Caregiver Burden dalam Merawat Lansia Demensia Di Panti Wredha xvii + 100 halaman + 6 tabel + 5 gambar + 14 lampiran Demensia merupakan salah satu masalah lansia yang termasuk dalam geriatric giant dan menjadi penyebab utama dari kecacatan dan kematian pada lansia. Demensia mengakibatkan lansia mengalami perubahan kepribadian dan tingkah laku sehingga membuat lansia mengalami gangguan dalam aktivitas sehari-hari. Kondisi ini menyebabkan lansia dengan demensia memerlukan perhatian dan perawatan khusus dari caregiver. Pemberian perawatan pada lansia demensia membuat caregiver mengalami stres sehingga dapat menimbulkan dan meningkatkan caregiver burden. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supportive group therapy terhadap tingkat caregiver burden dalam merawat lansia demensia di Panti Wredha. Desain penelitian adalah quasi experiment pre-post test with control group. Sampel berjumlah 30 responden pada kelompok intervensi dan 30 pada kelompok kontrol yang diambil dengan teknik purposive sampling. Caregiver burden dinilai berdasarkan Zarit Burden Interview (ZBI) dengan 22 item pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan nilai p=0.00 (p0.05) pada kelompok kontrol. Terdapat perbedaan tingkat caregiver burden pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai p=0.011 (p<0.05) yang berarti bahwa intervensi supportive group therapy dapat menurunkan tingkat caregiver burden. Supportive group therapy dapat dijadikan salah satu intervensi yang dapat dilakukan perawat untuk mengatasi caregiver burden dalam merawat lansia demensia di Panti Wredha. Kata Kunci: Caregiver Burden, Demensia, Lansia, Panti Wredha, Supportive Group Therapy Referensi: 85 (2002-2017

    Penerapan 5 Pilar melalui Pendampingan dan Pemberdayaan Keluarga Penderita Diabetes Mellitus: Implementation of the 5 Pillars through Family Assistance and Empowerment Diabetes Mellitus Sufferers

    No full text
    Penyakit tidak menular merupakan penyebab kematian utama secara global. Salah satu jenis penyakit tidak menular yang selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun adalah penyakit diabetes mellitus tipe 2. Diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak dapat menghasilkan hormon insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mencatat penderita diabetes melitus pada tahun 2020 sebanyak 3.908 penderita, pada tahun 2021 terjadi peningkatan yang sangat signifikan sebanyak 17.895 penderita, dan pada tahun 2022 dengan jumlah penderita diabetes melitus sebanyak 13.678 penderita. Khusus pada Kabupaten Gorontalo sebanyak 1.964 penderita. Dalam penatalaksanaan 5 Pilar Diabetes Mellitus dibutuhkan dukungan keluarga penderita untuk mencegah komplikasi buruk yang akan terjadi. Kegiatan berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi penderita dan keluarga dalam mengendalikan diabetes melitus melalui penerapan 5 pilar: edukasi, pola makan, olahraga, intervensi farmakologi dan pemeriksaan gula darah yang dilaksanakan selama 45 hari. Hasil yang dapat disimpulkan pada kegiatan ini terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat Pentadio Barat khususnya bagi penderita dan keluarga terhadap pencegahan dan pengendalian diabetes mellitus. Diharapkan Pemerintah Desa Pentadio Barat kiranya dapat menerapkan program pencegahan dan pengendalian pada penderita diabetes mellitus dengan pendampingan keluarga. &nbsp

    Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Dan Bahaya Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Bone

    Get PDF
    Knowledge possessed by pregnant women is one of the factors that can affect the risk of dangers in pregnancy. The object of this research is a pregnant women at Kabila Bone Public Health Center, Bone Bolango Regency. This research aims to describe the knowledge of pregnant women about danger signs during pregnancy. The research’s method is a descriptive observational method, conducted from July to November 2021. The sample in this study is a pregnant women who came to check their pregnancy and met the research criteria and willing to fill out the quistionnaires. The sampling technique used an accidental sampling, as many as 30 samples obtained. From total of 30 pregnant women respondents, we obtained data on the knowledge of pregnant women who are willing to become respondents based on their characteristics. Most of the respondents are 20 -30 years old (86.7%), with high school aducation (56.7%), respondents with housewife occupation (90%), with 4 ANC visits (83.3%). Multi gravida (66.%), and respondents with birth spacing 2-5 years (40%). Result based on the research obtained from the majority of respondents showed that most of respondents had a good knowledge about pregnancy as many as 22 respondents(73.3%)
    corecore