2 research outputs found

    Pengaruh Pemberian Kombinasi Minyak Atsiri Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb.) Dan Kurkuminoidnya Terhadap Efek Analgetik Pada Mencit

    Get PDF
    Penelitian dilakukan untuk mengetahui efek analgetik dari minyak atsiri rimpang temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.), kurkuminoid, dan kombinasi keduanya. Penyarian kurkuminoid dilakukan dengan pelarut etil asetat dan heksan. Minyak atsiri diperoleh dari hasil destilasi air-uap. Uji analgetik dilakukan dengan metode formalin tes (20µL formalin 1%, intraplantar) terhadap mencit jantan galur Swiss (30±5g), umur 2 bulan. Kelompok uji meliputi CMC-Na 0,5 % p.o. (kontrol negatif), indometasin 4 mg/kgBB p.o. dan i.p. (kontrol positif), kurkuminoid 48 mg/kgBB p.o., minyak atsiri 24mg/kgBB p.o, serta kombinasinya p.o. Injeksi formalin dilakukan 1 jam setelah pemejanan sampel. Data licking time diambil pada fase I (menit 0-5) dan fase II (10-30menit) setelah injeksi formalin. Fase I mengindikasikan nyeri yang terjadi pada daerah susunan saraf pusat (SSP) sedangkan fase II pada daerah perifer. Hasil uji terhadap fase I menunjukkan daya analgetik indometasin p.o sebesar (4,96±3,26 %) dan i.p. (4,54±1,65%). Kurkuminoid dan minyak atsiri masing-masing (1,22±0,89%) dan (28,8±8,48%), sedangkan campuran (42,14±5,6%). Kurniawan (2007) melaporkan bahwa besarnya daya analgetik fase I pada morfin 5 mg/kgBB p.o. adalah (69,68±2,17%). Pada fase II minyak atsiri memiliki daya analgetik sebesar (74,63±1,97%), campuran minyak atsiri (24mg/kgBB) dan kurkuminoid (48 mg/kgBB) memiliki daya analgetik sebesar (67,56±0,59%), indometasin i.p. (49,46±1,08%) dan p.o (49,82±0,91%), serta kurkuminoid (44,80±1,46%)
    corecore