4 research outputs found

    Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Konformitas Siswa Kelas VII SMP Negeri 37 Semarang

    Get PDF
    Penelitlan bertujuan mendapat informasi tentang hubungan kecerdasan spiritual dan konformitas slswa kelas VII SMP Negeri 37 Semarang. Penelitlan menerapakan metode pendekatan kuantitatif korelasional. Populasi penelitlan yakni slswa kelas Vll SMP Negerl 37 Semarang. Penentuan sampel dengan slmple random sampllng. Total sampel 160 siswa. a=5%.  Instrumen yang diterapkan peneliti yakni skala kecerdasan spiritual dan skala konformitas yang dikembangkan dan sudah diuji validitas dan reliabilitas. Uji hipotesls dengan ujl korelasl-product-moment-pearson. Hasil analisis deskriptif data menunjukan tingkat kecerdasan spiritual siswa mayoritas pada kriteria tinggi dengan hasil prosentase 41% dan tingkat konformitas siswa mayoritas pada kriteria rendah dengan hasil prosentase 34%. Analisis korelasl-product-moment-pearson menunjukan hasil positif (r= 0.285, p<0.000). Sehingga bertambah tinggi kecerdasan spiritual, maka bertambah tinggi juga tingkat konformitas seseorang. Kebalikannya, bertambah rendah tingkat kecerdasan spiritual, maka bertambah rendah juga tingkat konformitas seseorang. Peneliti berlkutnya diharap meneliti lebih lanjut dengan variabel variabel kecerdasan dasar lainy

    PERILAKU ASERTIF PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 37 SEMARANG

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui perilaku asertif peserta didlk kelas VIl SMP Negeri 37 Semarang. Sampel penelitian ini yakni peserta didik kelas VIl dengan jumlah 127 orang (68 laki-laki dan 59 perempuan). Pengumpulan sampel peneliti menggunakan teknik insidential. Penelitian bermetode kuantitatif deskriptif. Instrumen untuk mengukur perilaku asertif diterapkan Simple Rathus Asertiveness Scale dengan jumlah item 30, keseluruhan item valid, koefisien validitas dar 0,331-0,689, koesfisien reabilitas sebesar 0,934. Hasil dari penelitian didapat bahwa perilaku asertif peserta didik kelas VII secara keseluruhan dapat dilihat bahwa 4 peserta didik (3,14%) berkategori sangat rendah, 32 peserta didik (25,19%) berkategori rendah, 68 peserta didik (53,54%) berkategori sedang, 19 peserta didik (14,96%) berkategori tinggi, 4 peserta didik (3,14%) berkategori sangat tinggi. Hasil ini menunjukan bahwa sebagian besar peserta didik masih memiliki perilaku asertif dalam kategori sedang, hal ini tercermin yang masih banyaknya permasalahan mengenai perilaku negatif, maka diperlukan adanya program atau layanan untuk meningkatkan perilaku asertif pada pesertta didik. Kata Kunci: Perilaku Asertif, Peserta Didi
    corecore