13 research outputs found

    DEALCALIZATION OF SOUTHERN CIANJUR BENTONITE USING AMMONIUM HYDROXIDE AND CITRIC ACID

    Get PDF
    Dealcalization of southern Cianjur bentonite has been done to improve bentonite quality by reducing the alkali element (Na and Ca) content as impurities. The experiment used ammonium hydroxide and citric acid. The reaction parameters such as particle size, solution concentration, percent solid, time and contact temperature were optimized. Results of dealcalization using ammonium hydroxide ob- tained the optimum condition at particle size of -200+325 mesh, concentration of 4 N, percent solid of 10%, contact time of 36 hours and temperature of 100oC with recovery as much as 32.55% for Na and 29.14% for Ca. Meanwhile, dealcalization using citric acid, got optimum condition at particle size of - 325 mesh, concentration of 2N, percent solid of 10%, contact time of 24 hours, temperature of 100oC with recovery as much as 33.01% for Na and 30.07% for Ca. The results also showed that both solutions gave better recovery for Na rather than for Ca. In conclusion, experiment using citric acid was better than using ammonium hydroxide as demonstrated by its higher recovery of alkali elements. However, results of this work have not met the standards of bentonite for catalyst hydrocarbon crac- king

    PROCESSING ZIRCONIA THROUGH ZIRCON SAND SMELTING WITH NaOH AS A FLUX

    Get PDF
    Zirconia had been made through smelting the zircon sand along with NaOH as a flux. The zircon sand as the smelter feed was taken from CV. Kurnia Alam Sejati mine at Palangkaraya, Middle Kalimantan. Major content of the zircon sand was 28.04% ZrO2 and SiO2 51.22% with several minor oxides such as 0.54% HfO2, 2.53% Fe2O3, 10.53% TiO2, 3.27% Al2O3 and less than 1% of alkali, alkaline earth and rare earth elements. In order to economizing the process, zircon sand upgrading was conducted prior to zirconia production. The upgrading process was conducted using several comprehensive equipments, consist of shaking table, magnetic separator and high tension separator (HTS).The upgraded sand contained 65.35% of ZrO2+HfO2 with 73.25% recovery, which was then used for smelting process at 650C for 2 hours using NaOH as a flux. The product was then leached with water and sulphuric acid then crystallized to get precipitated zirconium hydroxide. The precipitated product was calcined at 900C for 1 hour to get the zirconia and analyzed for its content. The zirconia content was 97.27% of ZrO2+HfO2 with 65.13% recovery

    PELARUTAN BIJIH BAUKSIT DENGAN SODA KAUSTIK (NaOH) MENJADI LARUTAN SODIUM ALUMINAT (NaAlO2) SKALA PILOT

    Get PDF
    Sodium aluminat (NaAlO2) merupakan bahan kimia anorganik penting yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan berbagai macam produk kimia antara lain polialuminum chloride (PAC), alum, dan zeolit sintetik. Dalam penelitian ini, NaAlO2 dihasilkan melalui proses Bayer yaitu pelarutan (digestion) bauksit asal Tayan, Kalimantan Barat, dengan soda kaustik (NaOH) pada skala pilot berkapasitas 100 kg umpan/batch dengan menggunakan uap secara kontak langsung pada suhu sekitar 140oC dan tekanan 4 atm. Variabel yang diteliti meliputi : lama reaksi (1; 1,5; 2 jam), ukuran butir -0,177 mm (-80 mesh); -0,149 mm (-100 mesh); -0,0965 mm (-150 mesh), dan NaOH berlebih di atas kebutuhan stoikhiometrinya (1,37% sampai dengan 35,25%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu reaksi semakin lama, ukuran butir semakin halus, dan NaOH berlebih semakin tinggi sampai batas tertentu, memberikan perolehan alumina (Al2O3) yang semakin tinggi. Kondisi proses terbaik yang diperoleh adalah NaOH berlebih 28,83% , lama reaksi 2 jam dan ukuran butir -150 mesh (-0,105 mm) dengan perolehan alumina tertinggi 93,98%

    PENGARUH PENAMBAHAN KALSIUM KLORIDA, KALSIUM HIDROKSIDA DAN KARBON AKTIF TERHADAP PENURUNAN SILIKA TERLARUT DALAM LARUTAN SODIUM ALUMINAT

    Get PDF
    Larutan sodium aluminat adalah larutan hasil ekstraksi aluminium dari bijih bauksit melalui proses Bayer. Bijih bauksit Kalimantan Barat yang digunakan dalam percobaan ini mengandung mineral utama gibbsite, dan berasosiasi dengan mineral lain sebagai pengotor utama seperti silikat (kaolinit, halloysite) dan silika (kuarsa), serta oksida besi (goethite). Bijih bauksit kadar rendah mengandung pengotor yang tinggi dan berpengaruh terhadap kualitas larutan sodium aluminat yang dihasilkan dari proses Bayer. Pada percobaan ini, bijih bauksit memiliki komposisi oksida 50,98% Al2O3, 5,99% SiO2, 15,90% Fe2O3, 0,070% CaO, 0,0107% MgO, 1,35% TiO2 dan 25,3% LOI. Ekstraksi aluminium dengan proses Bayer menghasilkan larutan sodium aluminat dengan kandungan 60 g/L Al2O3, 17,5 g/L SiO2, 1,6 mg/L Fe2O3, 0,82 mg/L CaO dan 113 g/L Na2O. Pengotor utama SiO2 terlarut yang terkandung dalam larutan masih tinggi, lalu dimurnikan menggunakan reagen-reagen desilikasi CaCl2, Ca(OH)2 dan C-aktif. Masing-masing reagen desilikasi tersebut direaksikan dengan larutan sodium aluminat pada suhu 70oC. Percontoh larutan hasil desilikasi diambil pada menit ke 30, 90, 150, 210, 270 dan 300. Hasil percobaan terbaik diperoleh pada menit ke 180 menggunakan Ca(OH)2 yang mampu mengikat hampir semua silika dari larutan sodium aluminat.

    IMPLEMENTASI PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA PADA PESERTA DIDIK KELAS IV DI SDN 1 GUNUNG SUGIH

    Get PDF
    ABSTRAK IMPLEMENTASI PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA PADA PESERTA DIDIK KELAS IV DI SDN 1 GUNUNG SUGIH Oleh Yuhelda Ika Indriyani Penguatan profil pelajar pancasila merupakan hal baru dalam dunia pendidikan. Pembelajaran berbasis projek kali ini berbeda dengan pemebalajaran berbasis projek pada biasanya, tujuan utama dalam pembelajaran berbasis projek ini berfokus pada penguatan dimensi profil pelajar pancasila dalam membentuk karakteristik peserta didik sesuai dengan pelajar sepanjang hayat dan berjiwa pancasila. Dimana saat ini nilai-nilai pancasila semakin modern. Dalam mengatasi degarasi moral kemendigbud menetapkan profil pelajar pancasila sebagai Upaya dalam mewujudkan pelajar Indonesia yang berkompetensi global dan berprilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila yang diterapkan melalui pembelajaran berbasis projek penguatan profil pelajar pancasila. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan implementasi penguatan profil pelajar pancasila pada peserta didik kelas IV di SDN 1 Gunung Sugih dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. penelitian ini dilakukan di SDN 1 Gunung Sugih Lampung Tengah sumber data dari penelitian ini diperoleh dari teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, data display, dan verifikasi/kesimpulan, sedangkan teknik keabsahan data menggunakan triangualasi. Penelitian ini berfokus pada penguatan profil pelajar pancasila dan dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi penguatan profil pelajar pancasila pada peserta didik kelas IV di SDN 1 Gunung Sugih Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi implementasi penguatan profil pelajar pancasila yang dilakukan guru untuk menumbuhkan karakter peserta didik. Penelitian ini mengkaji strategi pembiasaan yang dilakukan guru untuk membentuk karakter peserta didik sesuai ciri profil pelajar pancasila. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN 1 Gunung Sugih. Variabel dalam penelitian ini meliputi, peran guru, pembiasaan yang dilakukan guru, dan pernyataan peserta didik, serta pembiasaan di lapangan. Hasil analisis data yang dilakukan dengan pengecekan data dari dua narasumber berbeda dan analisis kesesuaian praktik dilapangan diperoleh kesimpulan bahwa implementasi penguatan profil pelajar pancasila pada peserta didik kelas IV dilakukan melalui pembiasaan yang dikelompokan menjadi pembiasaan rutin dan pembiasaan spontan dan berjalan dengan baik. Pembiasaan yang dilakukan mampu menumbuhkan karakter peserta didik yang religius dan berakhalak mulia sesuai ciri utama profil pelajar pancasila. Kata Kunci: Implementasi penguatan, profil pelajar pancasila, pembiasaan iv ABSTRACT IMPLEMENTATION OF STRENGTHENING THE PROFILE OF PANCASILA STUDENTS FOR CLASS IV STUDENTS AT SDN 1 GUNUNG SUGIH By Yuhelda Ika Indriyani Strengthening the profile of Pancasila students is something new in the world of education. Project-based learning this time is different from the usual project-based learning, the main objective in project-based learning focuses on strengthening the dimensions of the Pancasila student profile in forming student characteristics in accordance with lifelong students and a Pancasila spirit. Where currently Pancasila values are increasingly modern. In overcoming moral degradation, the Ministry of Education and Culture has established a Pancasila student profile as an effort to create Indonesian students who are globally competent and behave in accordance with Pancasila values which are implemented through project-based learning to strengthen the profile of Pancasila students. This research aims to describe the implementation of strengthening the Pancasila student profile in class IV students at SDN 1 Gunung Sugih in this research using descriptive methods with a qualitative approach. This research uses a descriptive method with a qualitative approach. This research was conducted at SDN 1 Gunung Sugih, Central Lampung. The data sources for this research were obtained from observation, interviews and documentation techniques. Data analysis was carried out by means of data reduction, data display, and verification/conclusion, while the data validity technique used triangulation. This research focuses on strengthening the student profile of Pancasila and the dimensions of faith, devotion to God Almighty, and noble character. The results of the research show that the implementation of strengthening the Pancasila student profile in class IV students at SDN 1 Gunung Sugih. The aim of this research is to determine the strategy for implementing strengthening the Pancasila student profile by teachers to grow the students' character. This research examines the habituation strategies used by teachers to shape students' characters according to the characteristics of the Pancasila student profile. The subjects of this research were class IV students at SDN 1 Gunung Sugih. Variables in this research include the role of the teacher, habituation carried out by the teacher, and students' statements, as well as habituation in the field. The results of data analysis carried out by checking data from two different sources and analyzing the suitability of practice in the field concluded that the implementation of strengthening the Pancasila student profile in class IV students was carried out through habituation which was grouped into routine habituation and spontaneous habituation and went well. The habituation carried out is able to develop students' character who is religious and has noble morals in accordance with the main characteristics of the Pancasila student profile. Keywords: Implementation strengthening, Pancasila student profile, habituatio

    ALTERING FERROUS SULPHATE TO SYNTHETIC GOETHITE

    Get PDF
    Catalyst is required in any reaction. Coal liquefaction is one of the processes to have need of it. The most common catalyst used in the process is ferrous based catalyst. It is very influenced by pyrhotite, which may be occurred from goethite while goethite can be composed of any iron sources. The research had the use of ferrous sulphate as the main iron source, which was reacted with caustic soda. Parameters on molar ratio of the FeSO4.7H2O/NaOH were 0.2 and 0.33, reaction time applied were 3.5; 6.5 and 17.15 hours, oxygen flow rates of 100; 200; 300; 400 and 500 cc/minute were also observed. The best result was achieved at 0.2 molar ratio of the FeSO4.7H2O/NaOH within 6.5 hours by oxidation process that was containing pure goethite, while 100 cc/minute of oxygen rate was enough for the process to be happened

    PEMBUATAN ZIRKONIA SEMI STABIL DARI PASIR ZIRKON KALIMANTAN TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENSTABIL CAMPURAN CaO DAN MgO

    Get PDF
    Pembuatan zirkonia semi stabil (PSZ) dari pasir zirkon Kalimantan Tengah telah dilakukan dengan metode disosiasi termal pada skala laboratorium. Pasir zirkon Kalimantan Tengah yang digunakan mempunyai kadar 58,95% ZrO2 dengan pengotor terbanyak SiO2 28,21%, Fe2O3 1,30%, dan TiO2 6,68%. Kadar zirkon sebesar ini belum ekonomis apabila digunakan untuk pembuatan zirkonia semi stabil, oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan kadar sehingga mencapai kadar >65% ZrO2. Peningkatan kadar pasir zirkon dilakukan melalui pemisahan mineral pengotornya dengan menggunakan kombinasi serangkaian peralatan yang terdiri dari meja goyang, pemisah magnetik, dan high tension separator (HTS). Dari hasil percobaan peningkatan kadar diperoleh konsentrat pasir zirkon berkadar 66,15% ZrO2, dengan perolehan sebesar 88,95%. Untuk memperoleh zirkonia semi stabil, bahan penstabil berupa campuran CaO dengan MgO ditambahkan ke dalam zirkonia berkadar 93,81% yang dibuat dari pasir zirkon dengan cara mixing dan sintering. Untuk mendapatkan kondisi pembuatan zirkonia semi stabil (PSZ) yang baik, perlu dilakukan percobaan dengan memvariasikan suhu sintering dan jumlah bahan penstabil. Kemudian produk yang diproleh dianalisis kadar ZrO2nya dan diuji bentuk struktur kristalnya dengan difraksi sinar-x. Hasil difraksi sinar-x terhadap zirkonia semi stabil (PSZ) yang diperoleh menunjukkan hanya puncak ZrO2 dengan bentuk struktur kristal tetragonal terjadi pada suhu sintering 1100oC dengan jumlah bahan penstabil 11% mol (5%berat) CaO dan 11% mol (3,6%berat) MgO
    corecore