3 research outputs found

    Implementasi Contacting Conductivity Sensor Dan Thermistor Berbasis Mikrokontroler Atmega32 Untuk Pendeteksian Awal Kualitas Air

    Get PDF
    Telah dibuat prototipe sistem dengan contacting conductivity sensor dan thermistor berbasis mikrokontroler ATmega32 pendeteksian awal kualitas air, melalui (a) pengintegrasi sensor ke sistem mikrokontroler ATmega32 dan (b) pemrograman mikrokontroler ATmega32 untuk pengoperasian sistem. Pengintegrasian sensor ke sistem mikrokontroler, berupa: (i) pemanfaatan pin pada board mikrokontroler untuk sensor konduktivitas hanya 4 dari 8 pin yang tersedia, dimana masing-masing digunakan untuk data (pin-1), clock (pin-3), ground (pin-4), dan catu daya +5 volt dc (pin-8); (ii) port pada board mikrokontroler untuk thermistor, yaitu port-C (PC) dengan PC0 untuk pembacaan dan penulisan data, sedangkan PC1 digunakan untuk penghasil pulsa (clock) sinkronisasi proses komunikasi 2-wire (bi-directional); dan (iii) lima port utama pada board mikrokontroler ATmega32 yang digunakan, yaitu untuk: (i) catu daya 5 volt dc pada ATmega32, (ii) sensor konduktivitas dan suhu, (iii) LCD 2x16, (iv) downloader, dan (v) keluaran. Pemrograman mikrokontroler ATmega32 untuk pengoperasian sistem, dilakukan penanaman program berbahasa BasCom dalam delapan tahapan, yaitu: (i) konfigurasi pin, (ii) deklarasi variabel (peubah), (iii) deklarasi konstanta (tetapan), (iv) inisialisasi, (v) program utama, (vi) tampilan: konduktivitas (line-1) dan suhu (line-2), (vii) ambil dan kirim data, dan (viii) keluaran: Pengukuran terhadap kinerja sistem berupa uji validasi dengan tampilan nilai konduktivitas dan suhu. Nilai target telah diperoleh saat pengoperasian peranti ADC untuk penjagaan kestabilan nilai konduktivitas dan suhu, melalui pengukuran terhadap lima contoh air, yaitu air mineral, air mineral yang dipanaskan, air dari Perusahaan air minum, air hujan, dan air bersifat asam. Berdasarkan kelima contoh air, pengukuran terhadap air bersifat asam dengan nilai konduktivitas dan suhu tertinggi, sehingga air bersifat asam dikategorikan sebagai air yang tidak layak untuk dikonsumsi. Kata

    Beban-beban Listrik Terkontrol melalui Minimum System Berbasis Payload Data Handling Berbantuan Mikrokontroler

    Get PDF
    Telah dilakukan pengontrolan terhadap beban-beban listrik berbantuan sistem pengontrolan berbasis Payload Data Handling berbantuan mikrokontroler, melalui (1) pengintegrasian rangkaian elektronika system pengontrolan ke system mikrokontroler dan (2) uji verifikasi dan validasi. Pengintegrasian dilakukan terhadap sejumlah rangkaian elektronika untuk deteksi nilai tegangan, penyesoran nilai arus, penggerak relai, (ii) pabrikasi board untuk system mikrokontroler, (iii) pengawatan system pengontrolan dan pembuatan catu daya, dan (iv) pemrograman terhadap mikrokontroler berbasis bahasa pemrograman BasCom AVR. Uji verfikasi berupa simulasi berbantuan aplikasi Proteus dan uji validasi berupa pemberian beban listrik pada sejumlah titik terkontrol dan pengiriman berbantuan protokol Bluetooth dan penampilan pada perangkat berbasis Android. Pembuatan board untuk rangkaian elektronika dan sistem mikrokontroler berbantuan program aplikasi EAGLE, dimana pengawatan pada sistem mikrokontroler ATmega32 berupa sensor arus dan tegangan sebagai masukan pada mikrokontroler dan ditampilkan pada LCD berukuran 4x16 sebagai keluaran untuk tampilan hasil pengukuran dan penampilan pada perangkat berbasis Android. Pengoperasian sensor saat pengukuran, digunakan sumber tegangan 5 volt dc dan komunikasi sensor dengan satu jalur data yang digunakan untuk perintah pengalamatan, pengambilan, dan pengiriman data dilakukan oleh mikrokontroler. Pemograman mikrokontroler Atmega32 meliputi pembuatan diagram alir dan penulisan sintaks. Diagram alir meliputi delapan tahapan, yaitu: (i) konfigurasi pin, (ii) deklarasi variabel, (iii) deklarasi konstanta, (iv) inisialisasi, (v) program utama, (vi) tampilan sensor tegangan dan arus, (vii) ambil dan kirim data, dan (viii) keluaran. Konfigurasi pin merupakan penentuan pin yang digunakan sebagai masukan atau keluaran, untuk sensor tegangan dan arus. Uji verfikasi berupa pengujuan terhadap program berbasis bahasa aplikasi Bascom AVR di-compile ke sistem simulasi untuk mikrokontroler yang terdapat pada Proteus. Kondisi sistem dengan pengontrolan: (i) jika daya stabil dalam suatu pemakaian, maka beban listriktetap dalam kondisi “on” dan (ii) ketika suatu ruangan berlebih dalam pemakaian daya listrik, maka beban listrik berubah menjadi “off” secara otomatis untuk pembatasan pemakaian daya listrik. Uji validasi berupa pemberian beban listrik pada titik-titik terkontrol dengan hasil yang tertampil pada LCD dan tertampilkan juga pada layar perangkat berbasis Android yang terkirim melalui jalur protokol Bluetooth

    Pengoperasian Beban Listrik Fase Tunggal Terkendali Melalui Minimum System Berbasis Mikrokontroler Dan Sensor Voice Recognition (Vr)

    Full text link
    Minimum system berbasis mikrokontroler dan sensor voice recognition (VR) sebagai pengendali aktuator telah digunakan untuk pengoperasian beban listrik fase tunggal. Minimum system adalah suatu sistem yang tersusun melalui 2 (dua) tahapan, yaitu (a) diagram rangkaian dan bentuk fisis board dan (b) pengawatan terintegrasi terhadap minimum system pada sistem mikrokontroler ATmega16. Keberadaan sistem mikrokontroler pada minimum system perlu program tertanam melalui pemrograman berbasis bahasa BasCom AVR dengan sejumlah tahapan, yaitu (i) konfigurasi pin, (ii) deklarasi variabel (peubah), (iii) deklarasi konstanta (tetapan), (iv) inisialisasi, (v) program utama, (vi) ambil dan kirim data, dan (vii) keluaran. Uji verifikasi terhadap sistem mikrokontroler dilakukan melalui simulasi berbantuan aplikasi Proteus, berupa pemberian 5 (lima) macam perintah terhadap sensor VR, yaitu “LAMPU”, “NEON”, “KIPAS”, “HIDUP”, dan “MATI”. Hasil simulasi sesuai perintah terhadap sensor VR berupa tampilan pada Virtual Terminal. Kinerja minimum system berbasis mikrokontroler ATmega16 berbantuan sensor VR ditunjukkan, bahwa hasil pemantauan (i) saat sensor diberi perintah “LAMPU”, maka lampu pijar menyala (on), (ii) saat sensor diberi perintah “NEON”, maka lampu TL menyala (on), (iii) saat sensor diberi perintah “KIPAS”, (iii) saat sensor diberi perintah “KIPAS”, maka kipas angin beroperasi (on), (iv) saat sensor diberi perintah “HIDUP”, maka lampu pijar dan lampu TL menyala (on) dan kipas angin beroperasi (on), dan (v) saat sensor diberi perintah “MATI”, maka lampu pijar dan lampu TL padam (off) dan kipas angin tidak beroperasi (off). Pemberian perintah masukan terhadap sensor VR telah memberikan kinerja yang diharapkan
    corecore