11 research outputs found

    PENGARUH ZEOLIT SEBAGAI AGREGAT KASAR DAN ABU BATUBARA SEBAGAI BAHAN CAMPURAN SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

    Get PDF
    Tingginya permintaan paving block berdampak pada meningkatnya harga dan kebutuhan bahan baku utama yang digunakan. Untuk mengatasinya dibutuhkan material berkualitas baik dan teknologi konstruksi alternatif yang dapat mengurangi ketergantungan terhadap material tertentu. Di Indonesia potensi sumberdaya mineral zeolit dan abu batubara cukup banyak. Kandungan silika dalam abu batubara mencapai 60% sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengganti semen. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi campuran paving block yang memenuhi standar kuat tekan SNI, dengan memanfaatkan zeolit sebagai agregat kasar dan abu batubara sebagai bahan pengganti semen. Benda uji dibuat dengan komposisi campuran yang berbeda yaitu zeolit (agregat kasar), pasir (agregat halus), semen, abu batubara dan air, menggunakan alat cetak tekan manual dan diuji nilai kuat tekannya pada umur 28 hari. Persentase gradasi tiap ukuran butir diatur agar dicapai sifat fisik dan mekanik benda uji yang optimal. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium,benda uji paving block ZFA2 memenuhi standar mutu kelas B dengan komposisi campuran zeolit, pasir, semen, abu batubara dan air sebesar 1:2:1,5:3:1 yang dapat digunakan untuk pelataran parkir dengan nilai kuat tekan sebesar 18,09 MPa. Benda uji paving block ZFA4 memenuhi standar mutu kelas C dengan komposisi campuran zeolit, pasir, semen, abu batubara dan air sebesar 1,5:3:1,5:1,5:1 yang cocok digunakan pada lahan pejalan kaki dengan nilai kuat tekan sebesar 15,89 MPa

    Pengaruh Penggunaan Material Slag Sebagai Bahan Subtitusi Semen terhadap Sifat Fisis, Kuat Tekan dan Karakterisasi Mortar

    Get PDF
    Abstrak Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh variasi ukuran butir dan subtitusi material slag sebagai bahan subtitusi semen terhadap sifat fisik dan nilai kuat tekan mortar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh subtitusi slag terhadap sifat fisik dan kekuatan mortar yang ditambahkan pada campuran mortar serta dengan membandingan mortar tanpa subtitusi slag. Komposisi variasi subtitusi slag yang ditambahkan yaitu berturut-turut 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% dari berat semen dan variasi ukuran butir slag yaitu 100, 200 dan 350 mesh.  . Kemudian mortar dilakukan perendaman selama 21 hari. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai kuat tekan mortar pada masing-masing ukuran butir benda uji dengan subtitusi slag lebih tinggi dibandingkan nilai kuat tekan mortar tanpa subtitusi slag. Kuat tekan tertinggi pada subtitusi slag ukuran butir 100 mesh, 200 mesh dan 350 mesh berturut-turut yaitu sebesar 5,55 Mpa, 5,65 Mpa dan 9,66 Mpa. Sedangkan nilai kuat tekan mortar tanpa subtitusi slag yaitu sebesar 4,81 Mpa. Kadar optimum subtitusi slag yaitu sebesar 10% dari berat semen. Hasil ini menunjukkan semakin kecil ukuran butir akan menurunkan porositas yang terbentuk pada mortar, sehingga massa jenis mortar akan semakin tinggi. Semakin tinggi massa jenis mortar, maka absorpsi yang dihasilkan akan semakin kecil. Hasil penelitian yang diperoleh dapat dikatakan bahwa slag dapat digunakan sebagai bahan subtitusi semen karena slag merupakan bahan yang bersifat pozzolan berdasarkan ASTM-C 168. Kata-kata Kunci: Slag, subtitusi, semen, kuat tekan dan uji fisis. Abstract Research has been carried out on the effect of variations in grain size and substitution of slag as a cement substitute on the physical properties and compressive strength of mortar. This study aims to determine the effect slag on the physical properties and strength of the mortar added to the mortar mixture and by comparing the mortar without slag.substitution variation slag is 10%, 20%, 30%, 40% and 50% of the cement weight, respectively and variations in slag grain size are 100, 200 and 350 mesh . Then the mortar was soaked for 21 days. The test results show that the compressive strength of mortar in each grain size of the specimen with slag is higher than the compressive strength of mortar without slag. The highest compressive strength in slag grain sizes of 100 mesh, 200 mesh and 350 mesh, respectively, is 5.55 Mpa, 5.65 Mpa and 9.66 Mpa. Meanwhile, the compressive strength of mortar without slag is 4.81 MPa. The optimum level of slag is 10% of the cement weight. These results indicate that the smaller the grain size will reduce the porosity formed in the mortar, so that the density of the mortar will be higher. The higher the density of the mortar, the smaller the absorption will be. The results obtained can be said that slag can be used as a cement substitute because slag is a pozzolanic material based on ASTM-C 168. Keywords: Slag, subtitution, cement, compressive strenght and pyhsical test.  

    KARAKTERISTIK MINERAL LEMPUNG PADA JALAN RAWAN LONGSOR JALUR LIWA-BUKIT KEMUNING BERDASARKAN ANALISIS SEM DAN XRD

    Get PDF
    Tanah residu vulkanik jalur transek Liwa-Bukit Kemuning, Lampung Barat dijadikan objek penelitian dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik mineral lempung yang terkandung. Analisis SEM dan XRD dilakukan terhadap lima sampel tanah permukaan. Berdasarkan kedua analisis tersebut mineral lempung yang hadir adalah kaolinite, illite, dan halloysite. Kaolinite memiliki karakteristik triklin, melembar dan berlapis. Illite memiliki karakteristik lembaran-lembaran menekuk dan menyerat. Sedangkan halloysite hanya hadir di analisis XRD

    Development of pedotransfer functions for predicting soil bulk density : a case study in Indonesian small island

    No full text
    Unlike many other countries, tropical regions such as Indonesia still lack publications on pedotransfer functions (PTFs), particularly ones dedicated to the predicting of soil bulk density. Soil bulk density affects soil density, porosity, water holding capacity, drainage, and the stock and flux of nutrients in the soil. However, obtaining access to a laboratory is difficult, time-consuming, and costly. Therefore, it is necessary to utilise PTFs to estimate soil bulk density. This study aims to define soil properties related to soil bulk density, develop new PTFs using multiple linear regression (MLR), and evaluate the performance and accuracy of PTFs (new and existing). Seven existing PTFs were applied in this study. For the purposes of evaluation, Pearson’s correlation (r), mean error (ME), root mean square error (RMSE), and modelling efficiency (EF) were used. The study was conducted in five soil types on Bintan Island, Indonesia. Soil depth and organic carbon (SOC) are soil properties potentially relevant for soil bulk density prediction. The ME, RMSE, and EF values were lower for the newly developed PTFs than for existing PTFs. In summary, we concluded that the newly developed PTFs have higher accuracy than existing PTFs derived from literature. The prediction of soil bulk density will be more accurate if PTFs are applied directly in the area that is to be studied

    PENGARUH MODIFIKASI SUHU PEMANASAN PADA KUALITAS CAMPURAN GLASIR BASALT UNTUK KERAMIK TEMBIKAR

    No full text
    Research has been conducted on the effect of temperature variations on basalt-based glaze mixtures for stoneware ceramic applications using temperature variations of 1100, 1200, and 1300°C. This research aims to determine the optimum temperature for the best quality basalt glaze. The glaze sample was made using raw materials of asalt, kaolin, and feldspar their composition around 60%, 10%, and 30% wts respectively performing their grain sizes under 100 mesh. Material characterization was carried out by analyzing their XRF, XRD, and optical microscopy. At a burning temperature of 1200oC, the basalt-based glaze mixture significantly influences the structure and changes of glaze on the surface of the specimen from a macro-structural perspective. At the temperature of 1200°C, the glaze layer has reached the perfect melting point and coats the specimen surface evenly and results in not easily cracked and broken. It was proven that the glaze liquid could penetrate the pores, completely covering the surface morphology of the test object. Regarding the multitude of colors formed at temperature of 1200°C, it can optimize the content of dye metals such as iron, manganese, and cobalt in the glaze materials.Telah dilakukan penelitian efek perubahan suhu pada campuran glasir berbasis basalt untuk aplikasi keramik batu menggunakan variasi suhu 1100, 1200 dan 1300°C. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan suhu optimum untuk menghasilkan kualitas terbaik glasir basalt. Percontoh glasir dibuat menggunakan bahan baku basalt, kaolin, dan feldspar dengan komposisi 60%, 10%, dan 30% wt dan ukuran butir di bawah 100 mesh. Karakterisasi material dilakukan dengan menganalisis XRF, XRD, dan pengamatan mikroskop optik. Pada suhu pembakaran 1200°C, campuran glasir berbasis basalt memiliki pengaruh yang signifikan pada struktur dan perubahan glasir pada permukaan percontoh dari perspektif makrostruktur. Pada suhu 1200°C, lapisan glasir telah mencapai titik peleburan sempurna; glasir menutupi permukaan percontoh secara merata, dan tidak mudah pecah ataupun retak. Larutan glasir terbukti mampu meresap ke dalam pori-pori, menutupi morfologi permukaan benda uji dengan baik. Pembakaran pada suhu ini juga mengoptimalkan kandungan logam pewarna seperti besi, tembaga, dan kobalt yang terkandung dalam bahan glasir

    Gerakan islam darul arqom ( 1968 - 1994 ) perspektif politik di Malaysia

    No full text
    iii, 76 hlm.; ilus,; 30 cm

    Gerakan islam darul arqom ( 1968 - 1994 ) perspektif politik di Malaysia

    No full text
    iii, 76 hlm.; ilus,; 30 cm

    ANALISIS KEBERADAAN VEKTOR STADIUM PRADEWASA DAN DEWASA TERHADAP SIRKULASI VIRUS DEMAM BERDARAH DENGUE DAN CHIKUNGUNYA DI PROVINSI DKI JAKARTA

    No full text
    The Special Capital Region of Jakarta is the sixth-highest province with a DHF incidence in Indonesia in 2017, however, no Chikungunya cases were found. North Jakarta, East Jakarta, and West Jakarta were reported as high endemic dengue areas. The purpose of this study to identify the behavior, distribution patterns of dengue vector and chikungunya, and their pathogens as well as their potential transmission in North, East, and West Jakarta. Entomological surveys were conducted by human landing collection, around cattle collection, animal-baited traps, and light traps. The larvae survey was also conducted in selected 100 houses in the study areas. Mosquitoes and larvae of the Aedes genus were collected and examined for the presence of dengue and chikungunya viruses using molecular analysis. The results showed that Ae. aegypti identified as the main Dengue vector and chikungunya vector in DKI Jakarta. Dengue and chikungunya vector were found in various breeding habitat indoor. During this study, Dengue and chikungunya viruses were found in North and West Jakarta. Whereas in East Jakarta only the chikungunya virus circulation was found. Abstrak Daerah Khusus Ibukota  Jakarta merupakan provinsi dengan kasus demam berdarah dengue (DBD) tertinggi ke enam di Indonesia pada tahun 2017, tetapi kasus chikungunya tidak ditemukan. Wilayah dengan kasus DBD tinggi antara lain Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Faktor yang mempengaruhi peningkatan kasus DBD dan chikungunya di suatu daerah antara lain keberadaan vektor dan patogennya. Tujuan penelitian adalah mengetahui perilaku, pola distribusi vektor DBD dan Chikungunya,  patogen; serta potensi penularannya di Jakarta Utara, Timur, dan Barat Provinsi DKI Jakarta. Metode  penangkapan nyamuk dilakukan dengan umpan orang, umpan ternak,  animal-baited trap dan light trap. Survei jentik dilakukan di 100 bangunan  masing-masing di Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Keberadaan  patogen  pada  nyamuk dan jentik dari genus Aedes diperiksa secara molekuler. Hasil penelitian menunjukkan vektor DBD dan chikungunya di DKI Jakarta adalah Aedes aegypti. Nyamuk ini ditemukan dominan pada siang hari namun juga berhasil dikoleksi pada malam hari. Tempat perkembangbiakan vektor DBD dan chikungunya cenderung ditemukan di berbagai tempat penampungan air di dalam rumah. Sirkulasi virus DBD dan chikungunya ditemukan di wilayah Jakarta Utara dan Barat, sedangkan di Jakarta Timur hanya diemukan sirkulasi virus chikungunya.     &nbsp
    corecore