14 research outputs found
Analisis Beban Kerja Pegawai Secara Subjektif Dengan Menggunakan Metoda Nasa-TLX (Studi Kasus Pada Bagian Proses Manufaktur Di PT.Agronesia Divisi Industri Plastik - Bandung)
Abstrak. PT. Agronesia Divisi Industri Plastik memiliki karyawan yang kompeten
sehingga dapat menunjang keberhasilan perusahaan dan dapat bersaing dengan
perusahaan lain. Adapun kinerja perusahaan tergantung dari baik-buruknya kinerja
pegawai. Untuk melihat kinerja pegawai, salah satunya dengan melihat beban kerja yang
dirasakan pegawai selama bekerja, apakah beban kerjanya kategori ringan (under load),
kategori sedang (optimal load), atau kategori tinggi (over load).
Pengukuran beban kerja secara subjektif merupakan suatu cara yang sederhana
dan praktis untuk mengetahui seberapa besar beban kerja yang dirasakan pegawai, baik
beban kerja mental maupun beban kerja fisik. Adapun salah satu metoda untuk
pengukuran beban kerja secara subjektif adalah metoda NASA-TLX. Metoda ini
merupakan prosedur rating multidimensional yang membagi beban kerja atas dasar ratarata
pembebanan enam subskala, yaitu meliputi Mental Demands (MD), Physical
Demands (PD), Temporal Demands (TD), Own Performance (OP), Frustation Level (FR),
dan Effort (EF).
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan terhadap 72 pegawai, terdapat
68 pegawai yang menilai beban kerja mereka sudah overload (94%) dan 4 orang pegawai
yang menilai beban kerja sudah optimal load (6%). Berdasarkan bobot variabel NASATLX,
diperoleh kategori Beban Kerja Fisik dengan total rata-rata bobot sebesar 60%
(yakni PD = 29%; OP = 22%;dan TD =10%), dan kategori Beban Kerja Mental dengan
total rata-rata bobot sebesar 40% ( yakni EF = 25%; MD = 10%; dan FR =4%). Dengan
demikian pekerjaan pada bagian proses manufaktur ini termasuk kategori pekerjaan yang
relatif dominan beban kerja fisik dan diimbangi beban kerja mental yang cukup. Dari hasil
uji chi-square yang dilakukan diperoleh bahwa Ho ditolak, artinya beban kerja pegawai
dependent terhadap pembagian shif kerja. Dengan demikian penugasan shift kerja, baik
shift pagi, shift siang, dan shift malam berpengaruh terhadap beban kerja yang dirasakan
pegawai.
Kata Kunci : Beban Kerja, Beban Kerja Mental, Pengukuran Beban Kerja Subjektif,
NASA-TLX
ANALISIS HUMAN ERROR DAN HUMAN RELIABILITY MELALUI CLIMATIC CHAMBER DENGAN PENDEKATAN METODE THERP (Studi Kasus pada Proses Pemasangan Resistor)
Abstrak : Manusia yang merupakan salah satu komponen dari suatu sistem kerja dengan segala aspek, sifat dan tingkah lakunya merupakan makhluk yang sempurna, baik manusia berperan sebagai pencipta sistem maupun harus selalu berinteraksi dengan sistem. Pada dasarnya operator atau manusia merupakan penyebab utama kesalahan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa nilai HEP terbesar berada pada jenis kesalahan A2 (dimensi kedua resistor sama, tetapi memiliki warna yang berbeda) pada waktu B1, kondisi lingkungan C3 dan warna cahaya D3 serta jumlah resistor yang terpasang tepat 20 (E1) dan ini berarti bahwa nilai HRA pada kombinasi tersebut adalah nilai terkecil.
Kata kunci : Human Error, Human Reliability, Ergonomi,Therp
PENGARUH CITRA MEREK DAN PENYAMPAIAN JASA BENGKEL RESMI TERHADAP NILAI PELANGGAN SERTA DAMPAKNYA PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PELANGGAN (Suatu Survey Terhadap Kendaraan MPV 2000 cc ke bawah Pada Bengkel Resmi Dealer Mobil Di Bandung)
Abstrak : Keberadaan bengkel tidak dapat dipisahkan dengan kendaraannya, dimana pelayanan jasa bengkel pada bengkel resmi suatu dealer mobil akan menjadi suatu jaminan terhadap suatu merek mobil tertentu supaya tetap diminati oleh konsumen sehingga setiap dealer mobil dituntut untuk meningkatkan citra merek bengkelnya yang lebih baik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa total pengaruh citra merek lebih besar dibandingkan penyampaian jasa bengkel resmi terhadap nilai pelanggan, dan begitu juga terhadap keputusan pembelian pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pelanggan beranggapan popularitas nama bengkel menjadikan manfaat jasa bengkel resmi yang sangat besar dan merupakan bagian yang penting dalam pemilihan suatu jasa bengkel, sehingga sedemikian rupa memberikan keyakinan akan jasa bengkel yang handal dan berkualitas.
Kata Kunci : citra merek, jasa bengkel resmi, nilai pelanggan, keputusan pembelian pelanggan
PENGARUH ERGONOMI PARTISIPASI TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA INSTITUSI (STUDI KASUS DI SETDA PEMKAB KARAWANG – JAWA BARAT)
Abstrak : Pada era otonomi daerah sekarang ini Pemerintah Kabupaten Karawang diberikan kewenangan yang luas untuk dapat mengatur dan mengaktualisasikan seluruh potensi daerah secara maksimal dalam upaya meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Karawang. Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya Pemerintah Kabupaten Karawang dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja diberbagai sektor, terutama keterlibatan atau partsipasi aktif seluruh pegawai dan masyarakat yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Karawang. Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur menunjukkan bahwa pengaruh variabel ergonomi partisipasi (X) terhadap motivasi kerja(Y1) memberikan kontribusi sebesar 72%, pengaruh ergonomi partisipasi (X) terhadap kepuasan kerja (Y2) sebesar 71%, dan pengaruh gabungan antara variabel ergonomi partisipasi (X), motivasi kerja(Y1) dan kepuasan kerja(Y2) terhadap kinerja Pemkab Karawang (Z) adalah sebesar 93%.
Kata Kunci : Ergonomi Partisipasi, Kinerja Institus
ANALISIS PENGARUH FAKTOR – FAKTOR PENENTUAN LOKASI TERHADAP LOKASI STRATEGIS SERTA PENENTUAN LOKASI PUSAT DISTRIBUSI DODOL MARINA DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus di PT. Marina Garut)
PT. Marina adalah suatu perusahaan dengan kegiatan utamanya sebagai pembuat makanan dodol khas kota Garut. Banyaknya konsumen yang berminat akan produk ini baik dari dalam maupun dari luar kota Garut, mendorong perusahaan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik. Dalam upaya memberikan kemudahan serta pelayan yang maksimal kepada konsumen serta memperluas daerah pemasaran, maka dipandang perlu mendirikan pusat distribusi dodol di kota Bandung. Dalam penentuan lokasi pusat distribusi di kota Bandung diperlukan berbagai pertimbangan yang diperlukan dalam menentukan lokasi yang strategis. Adapun hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan lokasi yaitu : Lokasi Strategis, Fasilitas, Jumlah Pesaing, Jarak dari Pabrik ke calon Lokasi dan Harga Sewa Kavling.
Kata kunci : penentuan lokasi, lokasi strategis
ANALISIS PENGARUH PERILAKU PENGGUNA BUSWAY TERHADAP KEMACETAN LALU LINTAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP MODA TRANSPORTASI LAINNYA DENGAN MENGGUNAKAN SYSTEM DYNAMICS (Studi Kasus Pada Busway Transjakarta- Jakarta)
: Permasalahan kemacetan yang sering terjadi di kota besar biasanya timbul karena kebutuhan akan transportasi lebih besar daripada prasaranan transportasi yang tersedia, atau prasarana tersebut tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya. Kemacetan timbul bukan hanya karena banyaknya kendaraan tetapi juga dipengaruhi oleh orang (penumpang) yang berada di jalanan. Pemecahan masalah dilakukan dengan pendekatan model System Dynamics dengan tujuan untuk membentuk hubungan kausalitas antar variabel-variabel. Pembentuk hubungan kausalitas tersebut akan menggambarkan keterkaitan antara pengguna busway dan kemacetan lalu lintas. Skenario yang dilakukan berdasarkan tiga kriteria, yaitu:berdasarkan waktu kedatangan penumpang ramai,waktu kedatangan sedang, dan waktu kedatangan penumpang sepi. Berdasarkan hasil simulasi, ternyata memberikan kemungkinan yang lebih baik, dimana pengaruh dari adanya Busway Transjakarta menurunkan kemacetan lalu lintas yang terjadi saat ini. Sehingga untuk peningkatan pelayanan Transjakarta, maka dilakukan penambahan koridor dari berbagai arah sehingga masyarakat yang berada di manapun dapat dengan mudah dan dapat menikmati busway.
Kata kunci : system dynamics, busway, transportas
ANALISIS DAN PENGARUH KEMAMPUAN PROSES MELALUI SIX SIGMA TERHADAP KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN MOTOR (Studi Kasus pada Motor JUPITER-MX di PT. YAMAHA INDONESIA MOTOR MFG.)
Abstrak : Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi industri yang begitu cepat dan persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia usaha, juga didukung pula oleh perilaku konsumen yang cenderung untuk berubah secara dinamis setiap saat terhadap permintaan produk, perusahaan seringkali dihadapkan pada berbagai permasalahan tentang kualitas. Konsumen menginginkan kualitas setiap produk yang sangat baik dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Setelah dilakukan pengolahan data dengan konsep Motorola’s Six Sigma, maka di dapat jenis-jenis cacat yang berkaitan dengan atribut yang sangat penting berkenaan dengan kebutuhan dan kepuasan pelanggan, serta diperoleh nilai kapabilitas proses perakitan sepeda motor pada Lintasan Produksi A sebesar : 3,65 sigma. Ini menunjukan bahwa DPMO (Defects Per Million Opportunities) masih cukup tinggi, yaitu sebesar : 16.026,12. Sedangkan dari hasil analisis hubungan antar variabel diketahui bahwa dari kelima faktor yang terdapat dalam variabel kemampuan proses, hanya faktor media yang tidak memberikan nilai pengaruh langsung yang signifikan yakni sebesar 0,31 % terhadap kualitas produk. Sedangkan variabel kualitas produk memberikan nilai yang signifikan terhadap kepuasan konsumen sebesar 62,35 %
Analysis of Marketing Performance on Silk Industry through Mix Marketing Strategy and Competitive Advantage
The national silk industries is one of agro-industry subsector which are potentially to be
developed due to the advantages and chances to be a big industry, beside, it will increase
regional economy and regional welfare. The government is trying to reduce natural silk
import from 618.8 tons in 2005 to 275 tons in 2010, so that in global competitiveness, silk
industry has a competitive advantage.
The natural silk development was integrated carried out by stakeholders as a part of people
economy development to increase the farmers revenue, increasing business opportunities,
improving employment opportunities, increase regional revenue and foreign exchange, were
begin with the action which are covered in the concept of marketing strategies (Craven David,
2003).
Customer satisfaction can be done by the right controlling and mix marketing strategic
planning to achieve a competitive advantage. The silk industry is still conventional and needs
an appropriate calculation to many aspects which are covered in a mix marketing to increase
marketing performance and once again competitive advantage.
The subjects of this research are describing the mix marketing strategy, competitive
advantage and marketing performance of silk industries in West Java, Indonesia, and to find
out the influence of mix marketing and competitive advantage to the marketing performance in
silk industries in West Java, Indonesia.
Methods used in this research are descriptive and explanatory survey, with questionnaires
and interview as a tools in primary data collector. Unit analysis is 47 respondents which are
entrepreneurs and sellers who involved in silk business in West Java, Indonesia. The analysis
data method is using descriptive analysis and verificative method of path analysis.
The research found out that mix marketing strategy, competitive advantage are in an
appropriate category, and marketing performance is in high category.
Mix marketing strategy through competitive advantage has a positive effect and significant in
improving marketing performance compared to the partially effect on marketing performance,
on silk industries in West Java, Indonesia.
Keywords: Mix Marketing Strategy, Competitive Advantage, Marketing Performance
FRAMEWORK DEVELOPMENT AND MEASUREMENT OF OPERATOR WORKLOAD USING MODIFIED COOPER HARPER SCALE METHOD (CASE STUDY IN PT SINAR TERANG LOGAMJAYA BANDUNG WEST JAVA)
PT Sinar Terang Logamjaya is an automotive components manufacturer for motorcycles
and car). The industry is dealing with materials from iron plate and process with sheet
metal shaping techniques to produce products. One of the product is a motorcycle
component, is called Oil Lock Collar. This product is been made in large quantities to meet
demands. Hence, it is resulted in the workload experienced by workers and will touch on
the productivity of workers.
Modified Cooper Harper Scale (MCH) is a 10-point scale that was originally produced to
assess the subjective workload of airplane pilots. The original index probes overall ease of
handling of the selected task or required operation and asks more specific questions
related to the aircraft characteristics, the demands on the pilot, and finally, the pilot rating.
This method is fit to evaluate work activities with the manual controls. MCH scale decision
tree shaped with a rating scale from very easy (point 1) to very difficult (10 points).
This study has two purposes. First wqs modified version of MCH scale which was used to
measure the subjective workload of performing in industrial process. The second purpose
was concerned with the categorizing task activities into under load category, optimal
category, or overload category.
Based on the framework that has been built, 8 operators were selected and they have to fill
up the form to be assessed by MCH to obtain operator feel about their tasks. The results of
the data processing indicate that 12 task activities were under load categorized, 5 task
activities were optimal category and 11 task activities were overload category. This result
can be useful for the industry to change work processes or maximum demand of products.
Keywords: Subjective Workload, Framework, Measurement, Cooper Harper Scal
The physical work environment assessment in manufacturing process based on the discomfort analysis (A case study at PT. Sinar Terang Logamjaya Bandung)
The physical work environment comfort is become a prerequisite in a company development to increase productivity and company efficiency, ....