5 research outputs found

    Depression, Anxiety, and Stress due to Changes in Employment Status during COVID-19 Pandemic: A Study in Badung Districts, Bali, Indonesia

    Get PDF
    Objective:  To determine the relationship between depression, anxiety, and stress with the employment status of people in Bali during Covid-19 pandemic.Methods: This study was a cross-sectional analytical study conducted in Bali, Indonesia, in 2021. The instrument used was DASS-21 questionnaire, which was distributed to a total sample size of 96 people. The relationship between variables were analyzed with a p-value of <0.05 as the cut-off for a significant relationship.Results: Depression symptoms had a significant relationship with gender (p=0.024) while anxiety symptoms had a significant association with the employment status during the pandemic (p=0.027). Similarly, stress symptoms also had a significant relationship with gender (p=0.007) and employment status during COVID-19 pandemic (p=0.007).Conclusion: There is a relationship between depression, anxiety, and stress due to changes in employment status during the COVID-19 pandemic in Badung Districts, Bali

    Anti-proliperative and Anti-metastatic Agents of Balinese Long Pepper (Piper retrofractum V) Extract in Breast Cancer

    Get PDF
    Breast cancer is malignancy that becomes significant health problem in the world. According to WHO data in 2018, there were 2.1 million cases of breast cancer with mortality rate reaching 627,000. Current breast cancer treatments are surgery, radiation therapy, hormonal therapy and chemotherapy. However, these treatments have side effects such as neuropathy, fatigue after undergoing chemotherapy, and alopecia. Natural ingredients are the choice to overcome these weaknesses, one of which is the utilization of piperine in Balinese long pepper (Piper retrofractum Vahl). Piperine can increase the bioavailability of many drugs by increasing absorption from the intestine, suppressing the metabolism of drugs in lung and liver tissue by inhibiting CYP3A4 and P84 glycoprotein P84. Piperine is easily absorbed in the intestine and excreted through urine and feces, causing minimal toxic effects. Piperine in Balinese long pepper is able to reduce breast cancer cell proliferation by 40%. Piperine can also inhibit epidermal growth factor (EGF) by inducing decreased expression of MMP-9 and MMP-13. Piperine will work through inhibition of NF-κB and PKCα phosphorylation and AP-1 activation by interfering extracellular signal-regulated kinase (ERK) signaling pathway (ERK) 1/2, p38 MAPK, and Akt which results in inhibition of migration and metastasis of breast cancer cells. &nbsp

    SiRNA Berbasis Aptamer-PLEGP1800 Enkapsulasi Chitosan : Literature Review Penatalaksanaan Triple Negative Breast Cancer

    Get PDF
    Triple Negative Breast Cancer &nbsp;(TNBC) memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis kanker payudara pada umumnya karena bersifat agresif, resisten terhadap pengobatan, proliferasi yang tinggi, dan angka harapan hidup yang rendah. Pemanfaatan siRNA spesifik silencing gen mutan p53 dan VEGF sebagai penatalaksanaan TNBC merupakan metode yang menjanjikan. Penulisan literature review ini bertujuan untuk mengkaji mekanisme dan efek klinis siRNA-Aptamer-PLEGP1800-Chitosan sebagai terapi TNBC berbasis teknologi nano. Metode yang digunakan dalam penulisan literature review ini adalah kajian pustaka dengan data menggunakan search engine seperti NCBI, Pubmed, dan Google Scholar sehingga ditemukan 28 jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. SiRNA akan dikonjugasi dengan aptamer dan PLEGP1800. SiRNA-Aptamer-PLEGP1800 juga akan dienkapsulasi dengan chitosan untuk meningkatkan bioavailabilitas dan melindungi senyawa di dalamnya dari degradasi serum. Efek klinis beberapa penelitian menunjukkan bahwa Silencing mut-p53 dan TNF secara bersamaan menyebabkan hilangnya viabilitas sel, serta Pemberian siRNA/PLEGP1800 nanocomplex menurunkan ekspresi gen VEGF. Hal tersebut menunjukkan bahwa siRNA-Aptamer-PLEGP1800-Chitosan memiliki prospek yang baik sebagai penatalaksanaan TNBC

    Gambaran Karakteristik Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Risiko Covid-19 Dalam Kerangka Desa Adat di Desa Gulingan, Mengwi, Bali

    Get PDF
    Desa Gulingan adalah salah satu desa adat di Kecamatan Mengwi yang merupakan peringkat pertama kecamatan dengan kasus tertinggi Covid-19 di Kabupaten Badung sangat berpeluang mengalami peningkatan kasus akibat transmisi lokal. Berdasarkan hal tersebut hingga saat ini belum terdapat hasil deskriptif yang mengkaji pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat Desa Gulingan dengan sistem sosial kemasyarakatannya yang berbasis budaya dalam kerangka desa adat. Tujuan: Mengetahui gambaran tentang pengetahuan, perilaku, perilaku beresiko Covid-19 pada masyarakat Desa Gulingan dalam kerangka desa adat. Metode: Ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan studi potong lintang dengan jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 144 sampel. Hasil kuesioner disajikan dalam bentuk numerik dan kategorik dan selanjutnya dilakukan proses analisis secara univariat dalam variabel. Hasil: Responden penelitian didominasi oleh laki-laki (55,3%), berstatus pendidikan SMA/sederajat (62,3%), status pekerjaan terbanyak adalah pegawai swasta (42,1%), sampel terbanyak diperoleh dari Banjar Angkeb Canging (20, 2%). Hasil kuesioner yang berpengetahuan baik (51,8%) berperilaku baik (66,7%), dan terbukti/berpraktik baik (56,1%) dalam pencegahan Covid-19. Simpulan: Pengetahuan, perilaku, dan sikap pada masyarakat Desa Gulingan yang baik dalam pencegahan virus corona dengan menerapkan kearifan lokal yakni dalam kerangka desa adat di Bali.Kata kunci: covid-19, desa Gulingan, pengetahuan, perilaku, sika

    HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP PERILAKU MENGENAI COVID-19 DI DESA GULINGAN, MENGWI, BALI

    No full text
    Covid-19 is a contagious infectious disease that continues to increase as a global pandemic. Everyone from all individual characteristic must have good behaviors to prevent Covid-19 as a pandemic. Until now, there has been no research that analyzes the relationship between individuals characteristic and the behavior of the Covid-19 pandemic in Bali. This research is a cross sectional observation located in Gulingan Village. The research subjects were 120 people aged 13-56 years who were selected by simple random sampling. The level of obedience behavior towards Covid-19 was assessed using a questionnaire. The collected data will be analyzed in univariate and bivariate ways. The subjects of this study were dominated by respondents aged ≥19 years (60%), female gender (52.5%), college (50%), student / college student (72.5%), low risk of infection status (95.8%), good obedience behavior level (52.5%). There is a significant relationship between gender and the level of behavior regarding Covid-19, but there is no significant relationship between age, education, occupation, and risk status on obedience behavior to Covid-19. Almost every individual has a relationship with behavior in facing Covid-19 due to various factors. Commitment to awareness, perception, and knowledge about health in each individual can influence good behavior in preventing Covid-19. Obedient behavior implementing health protocols is the key to prevent the transmission of Covid-19 transmission. This study shows a significant relationship between gender and behavior regarding the Covid-19 pandemic but not with age, education, occupation, and risk status.ABSTRAKCovid-19 adalah penyakit infeksi menular yang terus meningkat sebagai pandemi global. Setiap karakteristik individu dari berbagai lapisan masyarakat harus memiliki perilaku yang benar mengenai intervensi Covid-19 sebagai upaya preventif melawan pandemi ini. Hingga saat ini belum ada penelitian yang menganalisis hubungan antara karakteristik individu terhadap perilaku masyarakat terhadap pandemi Covid-19 di Bali. Penelitian ini merupakan observasi cross sectional yang berlokasi di Desa Gulingan. Subjek penelitian berjumlah 120 orang berusia 13-56 tahun yang dipilih dengan simple random sampling. Tingkat perilaku ketaatan terhadap Covid-19 dinilai menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul akan dianalisis secara univariat dan bivariat. Subjek penelitian ini didominasi oleh responden berusia ≥19 tahun terdapat 60%, jenis kelamin perempuan 52,5%, perguruan tinggi 50%, bekerja sebagai siswa/mahasiswa 72,5%, status risiko infeksi rendah 95,8%, tingkat perilaku ketaatan baik 52,5%. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan tingkat perilaku mengenai Covid-19, namun tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara usia, pendidikan, pekerjaan, dan status risiko terhadap perilaku ketaatan terhadap Covid-19.Hampir setiap karakteristik individu memiliki keterkaitan dengan perilaku menghadapi Covid-19 karena adanya berbagai faktor. Komitmen kesadaran, persepsi, hingga pengetahuan mengenai kesehatan pada tiap individu dapat memengaruhi perilaku yang baik dalam mencegah Covid-19. Perilaku yang taat menerapkan protokol kesehatan merupakan kunci untuk mencegah transmisi penularan Covid-19. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan perilaku mengenai pandemi Covid-19 namun tidak dengan usia, pendidikan, pekerjaan, dan status risiko
    corecore