194 research outputs found

    Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja pada Industri Rotan di Kabupaten Sukoharjo (Studi Kasus di Desa Trangsan, Gatak, Sukoharjo)

    Full text link
    :This research aims to knew the effect of education, the age, work period, the number of family responsibilities, the wages and incentive of the productivity of labor and to knew the dominant factors beetwen the education, the age, work period, the number of family responsibilities, the wages and incentive of the productivity of labor at rattan industry in Trangsan Village, Gatak District, Sukoharjo Regency. This research used descriptive basic method. Location of the research at Trangsan Village considering that Trangsan Village is centra of rattan industry in Sukoharjo Regency. Determining sample was purposive sampling and technic of taking sample was simple random sampling. Method of data analysis used analysis multiple non linear regression. The number of respondents surveyed in this research were34 respondents. The result of research show that the education, the age, work period, the number of responsibilities, the wages, and incentive influence the productivity of labor. Individually of the education, the number of responsibilities, and incentive didn't influence the productivity of labor, while the age, work period, and the wages individually influence the productivity of labor. The number of R2 was 84,4% that means the effect of variable to the productivity of labor was 84,4% can explained by variable of education, the age, work period, the number of responsibilities, the wages, and the incentive and the remaining 15,6% was effected another variable that not entry on the model. The dominant factor was the age

    Penentuan Potensi Batuan Induk Menggunakan Model Log Toc pada Formasi Ngimbang, Lapangan “Arrazi”, Cekungan Jawa Timur Utara

    Full text link
    - Analisa laboratorium telah membuktikan Formasi Ngimbang sebagai batuan induk yang relatif kaya kandungan organik, ketersediaan data laboratorium terbatas untuk mengukur distribusi kematangan dan kuantitas material organik dalam skala luas cekungan regional. Hal inilah yang menjadi tujuan utama dalam penelitian ini. Dengan demikian dibutuhkan suatu metode sederhana yang terbukti dan akurat mengukur TOC (kandungan karbon organik) pada seluruh kedalaman lubang bor. Penelitian ini mengamati perilaku TOC Model berdasarkan data log sumur. Dengan demikian, akan menghemat banyak waktu dan menekan biaya observasi. Dalam penelitian ini, digunakan metode Passey untuk menentukan besar kandungan karbon organik pada formasi (TOC) dan model Mallick-Raju sebagai indikator kematangan formasi.. Tersedia satu data sumur dan data batuan inti yang digunakan untuk menentukan potensi batuan induk di formasi Ngimbang, Nilai LOM (Tingkat Metamorfisme) diperlukan untuk digunakan pada Passey Model dengan menggunakan crossplot antara DlogR dan TOC dari data inti. Hasil memperlihatkan formasi Ngimbang merupakan formasi dengan rerata kandungan TOC berada pada tingkat buruk – cukup baik dengan tingkat kematangan immature hingga post mature Kata kunci— TOC, Vitrinite Reflectance, Vshale, ΔLog

    Persepsi Mahasiswa terhadap Perilaku Menyontek (Studi Kasus Program Studi Manajemen S1 Feb-umb Jakarta)

    Full text link
    Berdasarkan penelitian pendahuluan terhadap mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Manajemen S1, menghasilkan bahwa 76% mahasiswa sudah mengenal menyontek dari sekolah dasar. Menyikapi perilaku contek menyontek dikalangan para mahasiswa maka kita harus mengetahui terlebih dahulu pandangan mahasiswa terhadap menyontek apakah sesuatu perbuatan yang biasa atau suatu perbuatan yang memalukan karena menyangkut ketidakjujuran. Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi mahasiswa terhadap perilaku menyontek. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah persepsi mahasiswa terhadap perilaku menyontek. Jenis penelitian adalah kualitatif deskriptif dengan studi kasus di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen S1, Universitas Mercu Buana Jakarta. waktu penelitian mulai bulan Nopember 2015 s/d Agustus 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa mempunyai rasa malu yang tinggi untuk menyontek sebesar 98%, kemudian dengan adanya sangsi yang tegas dari perguruan tinggi mahasiswa akan jera menyontek sebesar 83%,mahasiswa menyadari bahwa menyontek adalah perbuatan yang tidak jujur sebesar 98%, mempunyai rasa sedih dan takut tidak lulus setelah menyontek sebesar 78%. Peneliti menyarankan (a) Perlu penelitian lanjutan dengan jumlah responden yang mewakili dari setiap fakultas di UMB, (b) Perlu penelitian lanjutan hubungan antara penanaman etika dan moral kepada mahasiswa terhadap perilaku menyonte

    Program Peningkatan Jiwa Wirausaha melalui Pelatihan Pembuatan Produk Alat Permainan Edukatif (Ape) Berbahan Dasar Koran Bekas Bagi Wali Murid Paud Matahari di Kecamatan Situbondo

    Full text link
    Jiwa wirausaha perlu untuk ditingkatkan di masyarakat untuk menumbuhkembangkan jumlah UMKM yang ada di Kabupaten Situbondo khususnya di Kecamatan Situbondo oleh sebab itu dalam pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat (PPM) diarahkan pada Pelatihan pembuatan Alat permainan edukatif (APE) berbahan dasar limbah kertas yang diberikan pada Wali murid PAUD Matahari.  APE merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran anak di TK. Ketersediaan alat permainan tersebut sangat menunjang terselenggaranya pembelajaran anak secara efektif dan menyenangkan sehingga anak-anak dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal,  yang menjadi latar belakang permasalahan yaitu minimnya pengetahuan, kemampuan, pengalaman dan kreatifitas , peluang usaha produk berbahan limbah kertas ini sangat tinggi bidang pengolahan limbah kertas atau koran bekas berbasis industri rumahtangga, pendapatan wali murid PAUD matahari masih minim dan yang paling utama adalah banyaknya limbah koran yang dhasilkan oleh masyarakat sekitar. Pelaksanaan  kegiatan pengabdian masyarakat (PPM)  ini tidak hanya diberikan pelatihan-pelatihan pembuatan APE namun juga diberikan beberapa pelatihan lainnya yang pertama  pelatihan produksi limbah menjadi beberapa produk APE dan kerajinan lainnya yaitu pengantar hukum bisnis, manajemen keuangan, pemasaran produk dan manajemen produksi. Luaran yang dicapai yaitu meningkatnya pengetahuan, kemampuan , pengalaman dan kreatifitas wali murid PAUD Matahari dalam mengelola limbah koran bekas menjadi alat permainan edukatif (APE), Terbukanya peluang usaha baru  khususnya bagi wali murid dan guru, meningkatnya  pendapatan dari hasil penjualan produk APE, limbah Koran yang dhasilkan oleh masyarakat sekitar dapat dimanfaatkan secara baik dan secara umum bisa membuka lapangan pekerjaan baru di masyarakat

    Analisis Penentuan Daya Dukung Lingkungan Di Daerah Aliran Sungai (Studi Kasus : Sungai Gelis, Kabupaten Kudus)

    Full text link
    Saat ini kondisi Sungai Gelis mulai tercemar akibat sampah-sampah yang dibuang sembarangan oleh masyarakat sekitar, pembuangan limbah industri ke badan air sungai, dan rusaknya lahan akibat alih fungsi. Terkait dengan hal tersebut maka dilakukan penelitian mengenai daya dukung lingkungan di Daerah Aliran Sungai Gelis, Kabupaten Kudus berdasarkan Permen LH No. 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah. Penelitian ini juga melakukan analisis mengenai status mutu air pada Sungai Gelis dan melakukan klasifikasi kelas kemampuan lahan berdasarkan kondisi fisik lahan pada Daerah Aliran Sungai Gelis. Pada analisis status mutu air sungai, kondisi status mutu air pada Sungai Gelis yaitu tercemar ringan hingga tercemar sedang. Untuk klasifikasi kemampuan lahan, menghasilkan 3 kelas kemampuan lahan, yaitu kelas II, kelas III dan kelas IV. Sedangkan untuk status daya dukung lahan dan air, menunjukkan kondisi defisit atau ketersediaan akan lahan dan air lebih kecil dari kebutuhan lahan dan air

    Uji Disintegrasi Dan Disolusi Terbanding Tablet Alopurinol Generik Bermerek Dan Generik Berlogo Yang Beredar Di Pasaran

    Full text link
    Allopurinol is a pyrimidine derivative that effective to normalize levels of uric acid in bloodand urine. Allopurinol is very slightly soluble in water, but it has high permeability (BCS class II) sothat the dissolution is an important determine to express the drug bioavailability. Additional materialdifferences and the production process of each plant can cause differences in the quality of theresulting allopurinol tablets. This study aimed to compare the quality of branded generic andgeneric products allopurinol tablets in the quality of disintegration and dissolution. This study used 5kinds branded generic (A, B, C, D, E) and 5 kinds of generic products (F, G, H, I, J). Disintegrationtest carried out according to USP-NF 32ndedition by the medium of water at 37 ± 2°C. Dissolutiontests conducted according to USP-NF 32ndedition using apparatus 2 (paddle methode), the speedof rotation 75 rpm, in 0.01 N HCl medium at 37 ± 0.5°C. The data obtained compared with therequirements listed in the Indonesia Pharmacopoeia 4thedition and USP-NF 32ndedition, and thenstatistically analyzed by T test at 95% confidence interval. Results of disintegration and dissolutiontests met the requirements in the literature. Statistical test results showed that products haddifferent disintegration and dissolution profile

    Magnetic resonance imaging indicators of blood-brain barrier and brain water changes in young rats with kaolin-induced hydrocephalus

    Get PDF
    <p>Abstract</p> <p>Background</p> <p>Hydrocephalus is associated with enlargement of cerebral ventricles. We hypothesized that magnetic resonance (MR) imaging parameters known to be influenced by tissue water content would change in parallel with ventricle size in young rats and that changes in blood-brain barrier (BBB) permeability would be detected.</p> <p>Methods</p> <p>Hydrocephalus was induced by injection of kaolin into the cisterna magna of 4-week-old rats, which were studied 1 or 3 weeks later. MR was used to measure longitudinal and transverse relaxation times (T1 and T2) and apparent diffusion coefficients in several regions. Brain tissue water content was measured by the wet-dry weight method, and tissue density was measured in Percoll gradient columns. BBB permeability was measured by quantitative imaging of changes on T1-weighted images following injection of gadolinium diethylenetriamine penta-acetate (Gd-DTPA) tracer and microscopically by detection of fluorescent dextran conjugates.</p> <p>Results</p> <p>In nonhydrocephalic rats, water content decreased progressively from age 3 to 7 weeks. T1 and T2 and apparent diffusion coefficients did not exhibit parallel changes and there was no evidence of BBB permeability to tracers. The cerebral ventricles enlarged progressively in the weeks following kaolin injection. In hydrocephalic rats, the dorsal cortex was more dense and the white matter less so, indicating that the increased water content was largely confined to white matter. Hydrocephalus was associated with transient elevation of T1 in gray and white matter and persistent elevation of T2 in white matter. Changes in the apparent diffusion coefficients were significant only in white matter. Ventricle size correlated significantly with dorsal water content, T1, T2, and apparent diffusion coefficients. MR imaging showed evidence of Gd-DTPA leakage in periventricular tissue foci but not diffusely. These correlated with microscopic leak of larger dextran tracers.</p> <p>Conclusions</p> <p>MR characteristics cannot be used as direct surrogates for water content in the immature rat model of hydrocephalus, probably because they are also influenced by other changes in tissue composition that occur during brain maturation. There is no evidence for widespread persistent opening of BBB as a consequence of hydrocephalus in young rats. However, increase in focal BBB permeability suggests that periventricular blood vessels may be disrupted.</p

    Magnetization transfer imaging in ‘premanifest’ Huntington’s disease

    Get PDF
    To investigate whether magnetization transfer imaging (MTI) is a useful detector of diffuse brain abnormalities in ‘premanifest’ carriers of the Huntington’s disease (HD) gene mutation. Furthermore we examined the relations between MTI, clinical measures and CAG repeat length. Sixteen premanifest carriers of the HD gene without motor manifestation and 14 non-carriers underwent a clinical evaluation and a MRI scan. MTI analysis of whole brain, grey matter and white matter was performed producing magnetization transfer ratio (MTR) histograms. A lower peak height of the grey matter MTR histogram in carriers was significantly associated with more UHDRS motor abnormalities. Furthermore, a lower peak height of the whole brain, grey and white matter was strongly associated with a longer CAG repeat length. MTI measures themselves did not differ significantly between carriers and non-carriers. In premanifest HD mutation carriers, a lower MTR peak height, reflecting worse histological brain composition, was related to subtle motor abnormalities and higher CAG repeat length. Although we could not detect altered MTI characteristics in carriers of the HD gene mutation without clinical manifestations, we did provide evidence that the MTR peak height might reflect genetic and subclinical disease burden and may be of value in monitoring further disease progression and provide insight in clinical heterogeneity
    corecore