12 research outputs found

    Studi Tentang Pemanfaatan Pandu Gelombang Slab Berbasis Polymethyl Methacrylate (PMMA) Hasil Fabrikasi dengan Teknik Spin Coating sebagai Alat Ukur Massa

    Full text link
    Pandu Gelombang Slab telah banyak digunakan untuk berbagai macam aplikasi. Salah satu aplikasi Pandu Gelombang Slab adalah sebagai Alat Ukur Massa. Penelitian ini memfokuskan pada studi tentang aplikasi Pandu Gelombang Slab sebagai Alat Ukur Massa dengan melakukan pembebanan terhadap pandu gelombang hasil fabrikasi dengan lapisan tipis berbahan Polymethyl Methacrylate (PMMA). Proses fabrikasi dilakukan dengan Teknik Spin Coating dengan kecepatan putar 1000 rpm hingga 2000 rpm selama 60 detik. Dari hasil fabrikasi kemudian dilakukan karakterisasi untuk mengetahui ketebalan lapisan tipis yang dibuat kemudian dilakukan pengamatan dengan melewatkan laser He-Ne pada lapisan tipis melalui fiber optik single mode. Dari karakterisasi diketahui bahwa hasil fabrikasi merupakan Pandu Gelombang Slab single mode dengan ketebalan lapisan tipis 12,2 µm. Pandu gelombang tersebut kemudian diberikan pembebanan hingga sebesar 13,5637 gr. Dari penelitian diketahui bahwa Pandu Gelombang dapat dimanfaatkan menjadi Alat Ukur Massa dengan rentang pengukuran antara 1,8559 gr sampai dengan 3,6733 gr. Makin besar massa beban yang diberikan maka posisi sinar yang terpandu semakin turun

    Perancangan Uji Sirip Roket Bagian Aileron dengan Menggunakan Kontrol Pid

    Full text link
    Roket merupakan sebuah peluru kendali atau suatu kendaraan terbang yang mendapatkan dorongan melalui reaksi roket secara cepat dengan bahan fluida dari keluaran mesin roket. Sistem Kendali Sirip Roket berbasis Mikrokontroller ATmega8 berguna untuk mengendalikan sirip roket khususnya bagian aileron. Dimana dibutuhkan komponen – komponen pendukung berupa Sensor Accelerometer, Sensor Gyrscope, ATmega8 dan Motor Servo. Alat pengendali sirip roket ini dapat digunakan untuk mengendalikan sirip roket bagian aileron pada saat posisi roket tidak stabil atau terjadi gerakan naik turun pada saat setelah diluncurkan, sehingga dapat menghasilkan penerbangan yang maksimal dalam mencapai sasaran.Perancangan yang digunakan adalah jenis pengendalian dengan kontrol PID. PID (Proportional Integral Derivative controller) merupakan kontroller untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik adanya umpan Balik pada sistem tesebut. Pengontrol PID adalah pengontrol konvensional yang banyak dipakai dalam dunia industri. Karakteristik pengontrol PID sangat dipengaruhi oleh kontribusi besar dari ketiga parameter P, I dan D. Pemilihan konstanta Kp, Ki dan Kd akan mengakibatkan penonjolan sifat dari masing-masing elemen. Dalam perancangan sebuah sistem kendali menggunakan kontroller PID pada motor servo yang diharapkan mampu menggerakkan sirip naik dan sirip turun pada roket sehingga mampu menjaga kestabilan roket saat diluncurkan. Prosentase error pada proyek akhir ini adalah 0,5 %

    Optimasi Loader Mortir 81 pada Panser Anoa Pindad dengan Menggunakan Metode Fuzzy Logic

    Get PDF
    Mortir adalah senjata artileri yang diisi dari depan, dan menembakkan munisi dengan kecepatan yang rendah, dengan jarak jangkauan dekat, dan perjalanan peluru yang tinggi lengkungan parabolnya. Sifat-sifat ini bertolak belakang dengan artileri besar, seperti meriam dan howitzer, yang minisinya bergerak dengan kecepatan tinggi, jarak jangkau yang jauh, dan lengkungan yang lebih rendah. Umumnya sebuah perangkat mortar moderen terdiri dari sebuah tabung di mana peluru mortar dijatuhkan kepada mekanisme penembakan yang meledakkan bahan kimia untuk melontarkannya. Dalam hal ini membutuhkan kecepatan pengisian munisi pada masing-masing alutsista yang digunakan, seperti contoh pada panser anoa yang akhir-akhir ini dibuat oleh PT pindad tetapi terdapat koreksi karena pengisian munisi mengurangi keamanan personil. Jadi jika personil akan mengisi munisi, maka personil harus keluar dari badan panser. Hal ini akan menyebabkan personil tidak aman atau tidak taktis karena dapat terbidik oleh musuh

    Bahan Ajar Menyimak untuk Pelajar BIPA Tingkat Pemula Tinggi

    Full text link
    Pengembangan bahan ajar ini bertujuan untuk menghasilkan prototype bahan ajar yang berfokus pada peningkatan kemampuan menyimak pada pembelajaran bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Bahan ajar ini dikembangkan menggunakan American Council on the Teaching of Foreign Language (ACTFL) sebagai acuan pengembangan materi berdasarkan tingkat kemampuan berbahasa pelajar. Bahan ajar menyimak ini memperoleh skor 60% pada aspek isi bahan ajar, 58% pada aspek sistematika bahan ajar, 62% pada aspek penggunaan bahasa bahan ajar, dan 60,41% pada aspek tampilan bahan ajar. Berdasarkan pemerolehan skor tersebut, bahan ajar yang dikembangkan ini masuk dalam kategori “cukup layak diimplementasikan” dan diperlukan revisi-revisi berdasarkan kritik, saran, dan komentar dari ahli pembelajaran BIPA dan praktisi-praktisi BIPA

    Tindak Tutur Ekspresif dalam Debat Calon Pemimpin Bangsa Indonesia Tahun 2019

    Full text link
    Tujuan penelitian ini mendeskripsikan wujud, fungsi, dan strategi tuturan ekspresif dalam debat pilpres 2019. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian pragmatik. Data berupa tuturan ekspresif di video debat pilpres tahun 2019 yang telah di bahasa tuliskan beserta konteksnya. Data yang diteliti berupa tuturan dalam debat pilpres 2019 yang meliputi wujud, fungsi, dan strategi penyampaian tuturan ekspresif. Sumber data video debat pilpres 2019 yang diunduh melalui youtube. Berdasarkan analisis data disimpulkan tiga hal. Pertama, ditemukan empat wujud tuturan ekspresif, yaitu marah, kritik, pujian, dan pengungkapan keinginan. Kedua, fungsi tuturan ekspresif meliputi mengungkapkan rasa kesal, rasa tersinggung, memprotes, menyayangkan, mengevaluasi, rasa bangga, rasa syukur, penerimaan, harapan, dan keyakinan. Ketiga, strategi penyampaian secara langsung dan tidak langsung

    Pemerolehan Kata Pemelajar BIPA UM Ditinjau dari Segi Sintagmatik dan Paradigmatik

    Full text link
    This study attempts to described acquisition Indonesian word wrote language in terms of terms syntagmatic and paradigmatic. This research used the study text. The results showed that (1) the acquisition of the word in terms of syntagmatic appears on the placement of the words in the phrase that pays attention to the type of function words written by learners respectively. The function of S and O always occupied noun and a good basic words or words that form noun form. The function P is always occupied by the verbs or basic word and word formats that use the prefixes used to form verbs, adjectives, and nouns in the ekuatif sentence. The function Pel is always occupied by the noun or noun form of repetition that forms, as well as the compound form of the noun form. The function Ket is always occupied by noun or creations of the basic form of the noun + adjectives, nouns + pronouns or nouns only. (2) The word acquisition in terms of terms paradigmatic shows that alignment meaning depending on the type of and type of a word used by the learners, from said concrete into a abstract and the relationship between the interpretation, namely synonym relations, hyponymy, and word grammatical.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemerolehan kata bahasa Indonesia tulis ditinjau dari segi sintagmatik dan paradigmatik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kajian teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemerolehan kata ditinjau dari segi sintagmatik tampak pada penempatan kata secara fungsi kalimat yang memperhatikan jenis kata yang ditulis oleh pemelajar secara berturut-turut. Fungsi S dan O selalu ditempati nomina dan pronomina baik kata dasar maupun kata bentukan yang membentuk nomina. Fungsi P selalu diduduki oleh verba atau kata dasar dan kata bentukan yang menggunakan prefiks yang berfungsi untuk membentuk kata kerja, adjektiva, dan nomina pada kalimat ekuatif. Fungsi Pel selalu diduduki oleh nomina atau bentuk pengulangan yang membentuk nomina, serta bentuk pemajemukan yang membentuk nomina. Fungsi Ket diduduki oleh nomina atau bentukan dari bentuk dasar dari nomina + adjektiva, nomina + pronomina, atau nomina saja. (2) Pemerolehan kata ditinjau dari segi paradigmatik menunjukkan bahwa kesejajaran makna bergantung pada jenis dan bentukan kata yang digunakan oleh pemelajar, yakni dari kata konkret ke kata abstrak dan hubungan antar maknanya, yakni hubungan sinonimi, hiponimi, dan gramatika kata
    corecore