11 research outputs found

    SIKAP KONSUMTIF MASYARAKAT KOTA

    Get PDF
    Penelitian ini diselenqgaraken dengan ssifatnya yang descriptive-qualitative dan sedikit banyak adalah hendak mencoba berupaya mencari jawaban seeara empirik, tentang (1). Bagaimanakah sikap Konsumtif masyarakat beli mereka dengan sikap konsumtifnya

    HAl1BATAN-HAl1BATAN PELAKSANAAN K.B. DI PEDESAAN: TELAAH HUBUNGANELIT-MASSA DI TINGKAT LOKAL STUDI KASUS KECAMATAN RAWAN GRESIK (KEDAMEAN )

    Get PDF
    Program Keluarga Berencana merupakan program nasional dalam rangka mengurangi laju pertumbuhan penduduk. Oleh karena jumlah penduduk merupakan faktor yang dipandang penting dalam rangka kesejahteraan masyarakat. maka program 1n1 tidak sekedar sebagai programnya jajaran birokrasi BKKBN, namun sebagai program yang terkait antar departemen. Birokrasi BKKBN akan dihadapkan pada situasi dan kondisi masyarakat lokal baik mehyangkut kondisi a1ami maupun manusiawi

    EFEKTIVITAS PEMERINTAHAN DESA DALAM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DESA

    No full text
    PermasAlahan pembanguan pedesaan, kerena posisi strategiknya dalam rangka pembangunan nasional, merupakan amanat yang menuntut kepedulian mendalam banyak pihak. Kelangkaan sumber-sumber, keterbatesen penguasaan teknologi, serta terbatasnya akses ke sistem produksi maupun ke sistem kekuasaan menyebabken persoalan kemiskinan pedesaan sudah merupakan persoalan pelik yang tak mudah dipecahkan. Kepelikan persoalan ini bertambah lagi karena tiadanya institusi pembangunan pedesaan yang kapabllitasnya dapat diandalkan. Pemerintahan LokaL, khususnya Pemerintehan Desa yang karena sebab-sebab tertentu harus merangkap sebagai institusi pembangunan juga masih memiliki berbagai kelemahan, terutama daLam hal pemehaman pejabatnya akan sifat multidimensional peraoalan pembangunan, serta kemampuannya menseleksi program yang stretegik. Campur-tangan permerintahan supra desa di aatu pihak diundang, kerena sangat d1butuhkan, di lain pihak karena siratnya ter1alu politis justru menimbulkan ketegangan dan permasalahan baru

    EVEKTIFITAS PEMERINTAHAN DESA DALAM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DESA

    Get PDF
    Politisasi proses pembangunan desa, sekurang-kurangnya dapat menggeser prinsip-prinsip dan ukuran-ukuran manejemen di bawah prioritas-prioritas politik. Delam hal terjadi pertentangan politik, maka pemborosan pembangunan tak dapat dielakkan , kerena pertentangan politik ekan menjadi identik dengan pertentangan pembangunan. Partisipasi dan keswadayaan pembengunan seolah-olah telah berubah menjadi semacam oposisi pembanguna

    EVEKTIFITAS PEMERINTAHAN DESA DALAM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DESA

    No full text
    Perkembangan pembangunan kini telah kian lanjut, meluas dan mendalam. Tujuan-tujuan proses pembangunan kian bersegi banyak (multi-purpose processes). Tali-temali antara aspek yang sstu dengan aspek yang lain, antara perubahan yang satu dengan perubahan yang lain senantiasa perlu dicermati dengan tekun, rajin, teliti, dan bersinambung, mengingat tali-temali tersebut jangkauan kuantitatif dan kualitatif kian rumit. Perubahan tertentu di satu bidang dapat mempunylli dampak yang Luas di berbagai bidang, yang seringkali tidak dapat diduga, diperhitungkan, atau direncanakan sebelumnya, Dengan demikian, secera jujur harus dLakui,' bahwa segeoap proses pembangunan tersebut sebenarnya merupakan jalinan tali-temali fungsional yang oukUp rumit untuk dapat dimengerti, dicermati, dan dimanipulasi atau dikendalikan

    KAMPANYE DIALOGIS DAN RESPONS OPP TERHADAP ISU-ISU TERPILIH

    Get PDF
    Penelitian ini mengulas perihal uji coba pelaksanaan kampanye dialogis yang mulai dilaksanakan dalam Pemilu 1997. Area penelitian adalah Kotarnadya Dati II Surabaya. Persoalan yang diteliti menyangkut gambaran tentang bagaimanakah kampanye dialogis itu direalisasikan oleh masing-masing OPP? Isu-isu terpilih apa saja yang dilontarkan oleh masing-masing OPP dalam kampanye dialogis tersebut? Bagaimana masing-masing OPP merespons isu-isu terpilih yang mereka lontarkan dalam kampanye dialogis tersebut? Dan, solusi klinis macam apa saja yang ditawarkan oleh masing-masing OPP untuk mengatasi isu-isu terpilih tersebut? Melalui peneIitian yang bersifat deskriptif dengan melakukan analisis perbandingan antar OPP yang melakukan kampanye dialogis, dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: (1) secara subyektif, kampanye dialogis yang direaIisasikan oleh PPP maupun Golkar mengambil bentuk yang sarna, yaitu diskusi panel; (2) Isu-isu terpilih yang dilontarkan PPP rnenyangkut tema-tcma Agama, Sumber Daya Manusia, Hukum dan Keadilan, Ekonomi keuangan, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Kesejahteraan rakyat dan Sosial Budaya, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Pertahanan dan Kearnanan, Pembangunan daerah dan Pedesaan serta Ideologi/Politik. Sedangkan isu-isu yang dilontarkan Golkar menyangkut tema-terna Penngangguran, Korupsi dan Kolusi, Era Globalisasi, Peningkatan Anggaran pendidikan, [ender dan Sumber daya Manusia: (3) Dalam merespons isu-isu terpilih tersebut, PPP menyikapinya sebagai sesuatu yang inheren dan merupakan side product dari proses pembangunan. Sedangkan Golkar lebih merespons isu-isu terpilih sebagai side product dari proses pembangunan; (4) Solusi klinis yang ditawarkan PPP sangat normatif berdasarkan moral agama sekalipun ditawarkan pula solusi pragmatis, Sementara Golkar secara umum cenderung menawarkan solusi yang bersifat pragmatis

    HAMBATAN-HAMBATAN PELAKSANAAN KB DI PEDESAAN: TELAAH HUBUNGAN ELITE-MASSA DI TINGKAT LOKAL STUDI KECAMATAN RAWAN GRESIK KEDAMEAN)

    No full text
    Program Keluarga Berencana merupakan program nasional dalam rangka mengurangi laju pertumbuhan penduduk. Oleh karena jumlah penduduk merupakan faktor yang dipandang penting dalam rangka kesejahteraan masyarakat. maka program 1n1 tidak sekedar sebagai programnya jajaran birokrasi BKKBN, namun sebagai program yang terkait antar departemen. Birokrasi BKKBN akan dihadapkan pada situasi dan kondisi masyarakat lokal baik mehyangkut kondisi a1ami maupun manusiawi.implementasi kebijaksanaan KB di pedesaan. oleh karenaProgram KB merupakan program yang akan menyangkut: wi1ayah "privasi" masyarakat. birokrasi KB berhadapan dengan kekuatan-kekuatan politik di desa dan struktur kepemimpinan masyarakat desa

    SIKAP KONSUMTIF MASYARAKAT KOTA

    Get PDF
    Penelitian ini diselenqgaraken dengan ssifatnya yang descriptive-qualitative dan sedikit banyak adalah hendak mencoba berupaya mencari jawaban seeara empirik, tentang (1). Bagaimanakah sikap Konsumtif masyarakat beli mereka dengan sikap konsumtifnya ? Dan (2). Bagaimanakah kaitan antara daya beli mereka dengan sikap konaumsinya?. Dua permasalahan yang hendak dijawab itu terumus dengan ajakan bahwa masyarakat haruslah dilihat dalam eksistensinya yang dinamik berkesinambungan dan tidak dalam keadaan yang statik belaka. Khususnya engenai stratifikasi sosialnya, akan lebih menunjukkan sifat yang "longgar" karena sangat memungkinkan terjadinya pergeseran status

    PROFIL JENDER SARJANA (DI KODYA SURABAYA DAN SEKITARNYA)

    No full text
    Sesuai dcngan permasalahannya. penc:litian ini bersifat dc:skriptif, dengan unit anal isis keluarga. Responden ditc:nlukan berdasarkan kriteria (I) kesarjanaan; (2) Peia alau Wanita; (3) Berkeluarga; (4) Bertempat tinggal di Wilayah Surabaya dan sekitamya. ,dapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara lerstruktur dcngan panduan daflar pertanyaan yang telah disiapkan. Data yang terkumpul kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel-tabel frekuc:nsi maupun tabel silang guna dianalisis kecenderungan -kecc:nderungannya

    PRAKTEK KELUARGA BERENCANA DI PERGURUAN TINGGI Studi Diskriptif Di Universitas Airlangga Surabaya

    No full text
    Penelitian Praktek Keluarga Berencana, Studi diskriptif di Universitas Airlangga ditujukan pada pen~etahuan, sikap dan pandangan dalam hubungannva dengan pembentukan keluarga sampai pada praktek penggunaan pencegah kehamilan baik kontraaeosd memakai alat maupun metode kontraseosi non alat. Penelitian menjadi penting karena dapat menjadi bahan studi tentang status wanita dan fertilitas dalam Buatu masyarakat yang mempunyai tingkat ekonomi dan sosial yang berbeda-beda. Data-data dasar pola perilaku suatu kelompok keeil di Surabaye ini kemudian daoat dibandingkan den~an karakteristik wanita-wanita-wanita di daerah pedesaan yang datanva telah dineroleh dari survei-survei sebelumnya di Jawa Timur. Responden dalam penelitian ini adalah staf tenaga pengajar di lingkungan Universitas Airlangga, yang pada tahun ajaran 19B~-1965 tereatat aktif dengan ciri-ciri 1). berstatus sebagai pegBwai negeri di lingkungan Universitas Pirlangga dan bukan dalam status dosen luar biasa~ 2). sekurang-kurangnya mempunyai jeniang kepangkaten golon~an III/B, 3). berstatuss kawin, dan masuK dalam golongan Pasangan Usia Subur (PUS). Terdapat sebanyak ~B responden. yang terdiri dar! 3~ responden bernendidiken sarjana dan sebanyak l0 responden berpendidikan pasca sarjana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang hal-hal yang berkaitan dengan praktek keluarga berencana, pada umumnya memperlihatkan pen~uasaan informasi yang luas dan dalem. Tentang usaha pembentukan keluarga. sebagian besar melangsungkan perkawinan pertama pada umur antara 25 sampai 29 tahun, dan usia pada saat kelahiran anak pertama sebagian besar sekitar umur 29 tahun. Sikap dan pandangan mereka terhadap pencegah~n kehamilan (kontrasepsi) baik yang memakai alat maupun metode kontrasepsi non alat menunjukkan sikap dan pandangan yang positif. Jenis kontrasepsi yang memakai alat : spiral, kondom dan pil adalah yang paling banyak diketahui. sedangkan metode kontrasepsi non alat adalah metode oantang berkala. Pada prakteknya yang digunakan adalah sama dengan yang poouler di kalangan mereka, yaitu spiral, kondom dan pil untuk alat kentrasepsi dan metode oantang berkala untuk metode kontrasepsi non alat. Sebagian hesar memberikan air s~su ibu (ASI) kepada bayi. yan~ lama pemberian berkisar sampai bayi berumur satu tahun. Jadi lebih jauh dapat disimpulkan bahwa praktek keluarga berencana berbanding lurus dengan pengetahuan dan berbanding lurus pula terhadap sikap dan oandangan mreka mengenai kontraseosi, haik yang memakai alat mauuun kontrasepsi non alat
    corecore