26 research outputs found
EFISIENSI PENGGUNAAN AIR DENGAN IRIGASI TETES UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA
Irigasi Tetes Sederhana adalah penyiraman tanaman otomatis dan murah. Irigasi Tetes Sederhana merupakan teknik penyiraman tanaman yang menggunakan sebuah tandon air atau tempat penampungan air bisa berupa botol bekas yang diberi saluran untuk menetesi media tanam sedikit demi sedikit secara konstan, sehingga media tanam tetap tercukupi kebutuhan airnya, tanpa menjadi tergenang dan ketersediaan air tercukupi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efisiensi air dengan irigasi tetes terhadap pertumbuhan tanaman selada. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 3 perlakuan yaitu 3 kali ulangan sehingga diperoleh 12 unit percobaan pertama P1= pemberian air 300ml, kedua P2= pemberian air 200ml, dan P3= pemberian air 100ml dan dianalisis menggunakan analisis keragaman (Anova) pada taraf nyata 5% dan apabila terdapat perlakuan yang berpengaruh secara nyata maka dilakukan uji dengan menggunakan uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberian irigasi tetes tidak berpengaruh nyata pada parameter ketinggian tanaman, berat berangkas kering, diameter batang, tekstur tanah tetapi berbeda nyata pada berat berangkas basah dan untuk Perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan P2 dimana menghasilkan berat berangkasan basah tertinggi sebesar 93 gr
Analisis Performansi Mesin Pengupas Kacang Tanah Terhadap Diameter Polong Kacang Tanah Menggunakan Penggerak Motor Listrik
Produksi kacang tanah di Propinsi Nusa Tenggara Barat tiap tahun mengalami peningkatan. Penanganan pasca panen kacang tanah di tingkat petani padaumumnya masih dilakukan secara tradisional terutama saat panen, perontokan polong atau pengupasan kulit arinya sehingga memerlukan cukup banyak tenaga. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh diameter polong kacang tanah pada setiap parameter, efisiensi alat, dan kualitas produksi alat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan melakukan percobaan secara langsung di laboratorium. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah efesiensi alat, kebutuhan daya listri, dan kualitas pengupasan biji kacang tanah. Hasil analisis menunjukan bahwa setiap perlakuan dengan diameter yang berbeda tidak berpengaruh nyata pada setiap parameter yang diamati. Kualitas pengupasan dari tiga perlakuan belum memenuhi standar
TEKNIK PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DI LINGKUNGAN BEBIDAS
Lahan pekarangan adalah sebidang tanah darat yang terletak langsung di sekitar rumah tinggal dan memiliki batas, yang dapat ditanami dengan satu atau berbagai jenis tanaman. Perkarangan adalah bidang tanah yang masih mempunyai hubungan kepemilikan dan fungsional dengan rumah yang bersangkutan. Dusun Bebidas merupakan salah satu Desa di Pagesangan Kecamatan Mataram. Jumlah penduduk di Kecamatan Mataram sebanyak 67.659 jiwa yang sebagian warganya bermata pencarian sebagai petani. Maksud dan tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan pelatihan bagaimana cara mengelola sampah organik dari persiapan media hingga aplikasi pupuk organik dan cara memanfaatkan limbah disekitar lingkungan sebagai wadah tanaman secara baik dan benar sehingga lahan perkarangan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Kesimpulan yang didapatkan dari permasalahan yang dihadapi oleh warga masyarakat Bebidas adalah melakukan pemanfaatan lahan pekarangan dengan budi daya tanaman yang dapat memberikan sumber pendapatan bagi keluarga dengan memanfaatkan limbah organik sebagai pupuk
Ergonomic Analysis of Noise Level and Mechanical Vibration on Rice Grinding Machine in Sangia Village, Sape Districts, Bima Regency
Rice milling equipment will really help farmers to process their produce continuously, but this tool has a weakness, namely mechanical vibrations and noise that arise when these tools operate. This study aims to determine the noise level of the rice milling machine and analyze the noise level of the rice milling machine. The method used in this research is an experimental method by conducting direct tests in the field. This study was designed using a Randomized Block Design (RAK). Parameters in this research include vibration value, noise level, work capacity, tool efficiency, and yield. Observational data were analyzed by analysis of variance at a significance level of 5%. If there is a treatment that has a significant effect, then it is further tested using the Honestly Significant Difference (BNJ) test at the same significant level. The results showed that the noise level of the rice milling machine at 600 Rpm (72.9 db) was lower than the rice milling machine in the first treatment, namely 1000 Rpm (74.5 db) and in the second treatment, 800 Rpm (73.5 db). db). The mechanical vibration of the rice milling machine at 600 Rpm (10.3 Hz) was lower than the rotation of the rice grinding machine at 1000 Rpm (12.5 Hz) and in the second treatment 800 Rpm (11.3 Hz)
PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK DI LINGKUNGAN BEBIDAS
Sampah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, namun dalam kondisi dan pengolahan tertentu sampah masih dapat digunakan. Contohnya adalah sampah organik, sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (kompos). Sampah organik biasanya berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan, sampah organik sendiri dibagi menjadi dua, yaitu : Sampah organik basah dimana sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi dan Sampah organik kering, biasanya sampah ini dari bahan yang kandungan airnya kecil. Sampah organik memiliki banyak manfaat salah satunya adalah sebagai penyubur tanah dan pupuk organik. Namun masih banyak masyarakat dan petani yang tidak tahu manfaat dari sampah organic dan cara mengolah sampah organik, padahal pengetahuan tentang teknik pengolahan sampah organik sangat diperlukan agar masyarakat dapat mengetahui dan mempraktikkan secara langsung teknik pengolahan sampah yang baik dan benar, oleh karena itu melalui pengabdian ini diharapkan masyarakat dan petani dapat memiliki tambahan pengetahuan tentang bagaimana cara memisahkan sampah berdasarkan jenisnya dan teknik mengolah sampah organik menjadi pupuk organik
Analisis Erosi Dan Sedimentasi Pada Sub DAS Palama Kecamatan Donggo
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar laju erosi aktual, sedimentasi dan tingkat bahaya erosi yang terjadi pada Sub DAS Palama Kecamatan Donggo. Metode deskriptif dengan pendekatan survei selanjutnya melakukan analisis di laboratorium fisika dan konservasi tanah Fakultas Pertanian, Universitas Mataram. Parameter yang diamati yaitu, kemiringan lereng, tata guna lahan, jenis tanah, dan erosivitas hujan. Data analisis tanah dan iklim digunakan untuk menentukan nilai laju erosi dan sedimentasi. Hasil penelitian menunjukkan laju erosi sebesar 0,70 ton/ha/tahun (Hutan) dan 57,26 ton/ha/tahun (Ladang) dengan kelas bahaya erosi pada Hutan (Sangat Ringan) dan Ladang (Ringan), dan laju sedimentasi pada Sub DAS Palama sebesar 5,95 ton/tahun (Hutan) dan 486,71 ton/tahun (Ladang) atau 3,96 kg/m³ pada Hutan dan 324,47 kg/m³ di Ladang
Analisis Erosi Dan Sedimentasi Pada Sub DAS Palama Kecamatan Donggo
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar laju erosi aktual, sedimentasi dan tingkat bahaya erosi yang terjadi pada Sub DAS Palama Kecamatan Donggo. Metode deskriptif dengan pendekatan survei selanjutnya melakukan analisis di laboratorium fisika dan konservasi tanah Fakultas Pertanian, Universitas Mataram. Parameter yang diamati yaitu, kemiringan lereng, tata guna lahan, jenis tanah, dan erosivitas hujan. Data analisis tanah dan iklim digunakan untuk menentukan nilai laju erosi dan sedimentasi. Hasil penelitian menunjukkan laju erosi sebesar 0,70 ton/ha/tahun (Hutan) dan 57,26 ton/ha/tahun (Ladang) dengan kelas bahaya erosi pada Hutan (Sangat Ringan) dan Ladang (Ringan), dan laju sedimentasi pada Sub DAS Palama sebesar 5,95 ton/tahun (Hutan) dan 486,71 ton/tahun (Ladang) atau 3,96 kg/m³ pada Hutan dan 324,47 kg/m³ di Ladang
TEKNIK PENGELOLAAN GREENHOUSE DI KELURAHAN JEMPONG BARU
Kelurahan Jempong Baru Kecamatan Sekarbela merupakan memiliki luas lahan sebesar 580 Ha. Dari luas tersebut 67,83% (393,46 Ha) merupakan lahan pertanian produktif. Namun pemanfaatannya belum optimal. Dari total penduduk sebesar 17.034 orang di Jempong Baru 25,34 % (4.318 Orang) tidak memiliki pekerjaan. Tingginya jumlah penduduk bekerja di sektor non pertanian mempengaruhi kesempatan untuk mengerjakan lahan pertanian yang dimiliki. Sehingga banyak lahan pertanian yang tidak tergarap maksimal. Pembangunan greenhouse sederhana dilahan pekarangan memungkinkan dilakukan, mengingat tidak membutuhkan biaya banyak dan waktu yang singkat. Tetapi tidak semua penduduk mengetahui cara pengelolaan greenhouse yang baik. Pengabdian pada masyarakat yang dilakukan di Kelurahan Jempong Baru melatih dan mendampingi cara mengelola greenhouse secara efektif dan efisien. Usaha intensifikasi greenhouse dapat dilakukan dengan memanfaatkan setiap jengkal ruangan yang tersedia untuk kegiatan produktif dengan produk untuk membantu memenuhi gizi dan menjaga kesehatan. Adapun usaha yang dilakukan dengan cara bercocok tanam sayuran dan menanam tanaman obat keluarga (TOGA). Abstract: Jempong Baru Village, Sekarbela District is a land area of 580 ha. Of this area 67.83% (393.46 ha) is productive agricultural land. But the utilization is not optimal. Of the total population of 17,034 people in Jempong Baru, 25.34% (4,318 people) do not have jobs The high number of residents working in the non-agricultural sector influences the opportunity to work on agricultural land owned. So that a lot of agricultural land is not maximized. The construction of a simple greenhouse in the yard area is possible, considering that it does not require a lot of money and a short time. But not all residents know how to manage a good greenhouse. Community service done in Jempong Baru Village trains and accompanies how to manage greenhouses effectively and efficiently. Efforts to intensify greenhouses can be done by utilizing every inch of space available for productive activities with products to help meet nutrition and maintain health. The business is done by planting vegetables and Growing Family Medicinal Plants (GFMP)
Rancang Bangun Alat Kompor Gasifikasi Biomassa Limbah Tongol Jagung
Kompor menjadi salah satu teknologi yang berperan penting dalam pemanfaatan energi pada skala rumah tangga. Pemanfaatan limbah biomassa sebagai sumber bahan bakar disebabkan karena limbah tersebut mempunyai kandungan energi yang cukup signifikan. Berdasarkan data statistik BPS untuk produksi jagung tahun 2016 provinsi NTB mencapai 1.278.271 ton dan mengalami peningkatan ditahun 2017 mencapai 2.127.324 ton, berdasarkan data tersebut tidak menutup kemungkinan jagung akan menghasikan tongkol jagung yang potensial untuk dikembangkan menjadi bioetanol dan bioenergi. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang bangun alat kompor gasifikasi biomassa limbah tongkol jagung skala rumah tangga, mengetahui pengaruh variasi kecepatan aliran udara terhadap temperatur ruang pada proses pembakaran limbah tongkol jagung, mengetahui perbandingan temperatur pendidihan air pada variasi kecepatan aliran udara 5.0 m/s, 10.0 m/s, dan 15.0 m/s. Metode penelitian yang digunakan adalah metode experimental dengan melakukan percobaan dan uji performansi di Laboraturium Perbengkelan Pertanian. Penelitian dilakukan dengan cara memvariasikan kecepatan udara yang masuk kedalam reaktor dengan variasi kecepatan 5,0 m/s, 10,0 m/s dan 15,0 m/s. Parameter yang diamati meliputi temperatur ruang pembakaran, temperatur pendidihan air, dan waktu penyalaan awal. Hasil penelitian menunjukkan variasi kecepatan udara 15.0 m/s berpengaruh terhadap temperatur pembakaran tertinggi dengan 359,13 dengan berat abu 100 gram, kemudian temperatur pendidihan air tertingginya 60℃, dan penyalaan awal tercatat pada menit ke 2:20:31. Dari hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan variasi kecepatan tertinggi dapat menghasilkan pembakaran yang sempurna
Antropometry Analysisi Of Stove Cooking Tofu Production On the Employee’s Safety And Convenience
Ergonomics approach to vehicle design is emphasized on researching the limited capabilities of humans, both physically and mentally psychologically and their interactions in an integral human-machine system. Then systematically the ergonomics approach will then utilize this information for design purposes, so as to create a product system or work environment that is more suitable for humans. Objectives of the Research; Knowing the anthropometry of workers and the furnace knows the process of boiling tofu; determine the suitability of the anthropometry of workers with the tofu boiling process furnace; knowing the level of complaints felt by workers during the tofu boiling process. This study uses quantitative methods, with a descriptive analysis approach to the dimensions of the tofu boiling stove on the anthropometry of the workers' bodies. The instruments used in this research are literature study, observation and interviews. The variable used is the anthropometric data of workers in the manufacture of tofu. The dimensions measured include; hand width, the distance from the fingertips to the left to the right, the height of the hand grip from a vertical hand position up from standing upright, the distance from the hand grip to the back, the length of the hand, and the width of the palm. The body dimensions measured in the study are as follows: body height in standing position, shoulder height, elbow height, shoulder height in sitting position, elbow height in sitting position, shoulder width, hip width, body height in sitting position. The results of this study indicate that the measurement of the dimensions of the body of the community in the city of Mataram obtained varying results. The results of the measurement of body height when standing ranged from 131 to 153 cm and for the average body height of all people measured was 151 cm. Interviews on average workers complained of pain in the left elbow and right elbow and pain in the upper arm. left, right upper arm, right wrist and left wrist. By using the NBM questionnaire which is described in 27 points, the method of collecting data directly to workers by means of direct interviews on the spot is use