66 research outputs found
Pemetaan Kerentanan Bencana Gunung Bromo Dengan Citra Sentinel-1 Menggunakan Metode Interferometric Synthetic Aperture Radar (Insar)
Volcanic eruptions is a natural disaster that produces a wide impact on disaster affected areas.The losses suffered from volcanic eruption are not small. The threat of volcanic eruption can be minimized by making disaster vulnerability maps in areas prone to volcanic eruption. Mount Bromo is a volcano that still active and famous as one of the best tourist destinations in Indonesia. Vulnerability disaster map of Mount Bromo is needed to minimize the losses that can occur in the tourist area of Mount Bromo. The vulnerability disaster mapping of Mount Bromo using GIS (geographic information system). The vulnerability map is created using vulnerability parameters of social and enviromental that refers to PERKA BNPB no.2 year 2012. The vulnerability parameters are combined and weighted to produce disaster vulnerability maps. Remote sensing technology using Sentinel-1 imagery to obtain lava flow pattern form digital elevation model (DEM) that obtained from InSAR process. Landsat-8 imagery used to obtain land cover with Supervised Maximum Likelihood classification. Lava flow and land cover data overlay to become a disaster prone map area of Mount Bromo. This research produces maps with information of vulnerability level of Mount Bromo. Low vurnerability area of 4346,009 hectare (86,018%), medium area of 694,920 hectare (13,754%) and high level area of 11,528 hectare (0,228%). The impact of eruption of Mount Bromo with lava flows with radius of 25, 50 and 75 meters of the most exposed land cover with lava eruption is brown sand with percentage of exposed lava flow compared with other land cover reaches 30%. The most disaster-prone areas affected by a radius of 0,3 β 2,5 kilometers are white sand and for a radius 2,5 -5 kilometers is brown sand. reliability of the vulnerability map of Mount Bromo disaster with reference research at a good reliable level because the parameters used are adjusted to the condition on Mount Bromo which is rarely settled up to a radius of 5 kilometers. This research is expected to provide information to the citizens, tourists and local goverment regarding the vulnerability of Mount Bromo so that it can be a reference to improve the readiness and alertness in facing threat of eruption at Mount Bromo
Pemanfaatan Lidar untuk Evaluasi Ketinggian Bangunan di Kawasan Jalan Pandanaran, Semarang
Kota Semarang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah sekaligus kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Medan dan Bandung. Kota Semarang terus mengalami perkembangan dan pembangunan kota. Perkembangan dan pembangunan kota yang terjadi menyebabkan berdirinya bangunan gedung secara pesat. Oleh karena itu, pembangunan di Kota Semarang membutuhkan pengontrolan terhadap kesesuaian penataan ruang yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Penataan ruang merupakan suatu sistem perencanaan dan pemanfaatan ruang yang perlu dikendalikan dalam proses pengembangan suatu kawasan. Penelitian ini berfokus pada tinggi bangunan gedung di kawasan Jalan Pandanaran Kota Semarang, dengan melakukan evaluasi terhadap Peraturan Daerah (Perda) Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2008. Penelitian ini menggunakan pendekatan data DEM LiDAR untuk memperoleh tinggi bangunan secara aktual. Tinggi bangunan yang melebihi ketentuan dari Peraturan Daerah (Perda) Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2008 dianggap sebagai bangunan melanggar. Pelanggaran tersebut terjadi pada 3 bangunan gedung, yaitu Bank Panin, Louis Keinne Hotel, dan Menara Suara Merdeka. Nilai pelanggaran yang terjadi untuk ketinggian bangunan di Kawasan Jalan Pandanaran sebesar 2,65 %. Maka nilai kesesuaian hasil evaluasi tinggi bangunan tersebut mencapai dari 97,35 %
Analisis Pengaruh Total Suspended Solid Dalam Penentuan Kedalaman Laut Dangkal Dengan Metode Algoritma Van Hengel Dan Spitzer
Remote sensing technology can provide depth information effectively and efficiently, especially for areas that have seabed morphology are often fickle. But to extract depth data there are some factors that will cause an error in the determination of the depth value.In this study used a method of determining the depth of the shallow sea with Landsat images using the Van Hengel and Spitzer which is ever used by Wahyuningrum et.al, 2008, to determine the ability of the digital image of Landsat 7 ETM + to map shallow water depth at Pari Island. And Lestari, 2009 using the method of determining the concentration of TSS to see the trend change and transparency TSS in Jakarta Bay waters. While in this study both methods are used to assess the effect of TSS to determine the depth of the shallow marine waters of Marina using VHS method in Semarang with Landsat satellite imagery 8 OLI in 2013.The Results of Landsat image processing using VHS method obtained depth values between 3-13 m with R2 (coefficient of determination) 0,7127 and RMS error 1,2929. whereas for determining the TSS concentration obtained TSS concentrations between 1-181 mg/l with value of R2 (coefficient of determination) 0,8669 and RMS error 14,1668. At a depth of < 3 m between the depths of field with a large image obtained difference 11,013 m. it is influenced by high TSS concentrations as it is close to the coast. And at a depth of more than 13 m, the difference in the depth increased again 24,090 m with the deepening of the sea floor
Analisis Penentuan Lokasi dan Rute Tpa Berbasis Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Demak
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dialami hampir semua kota di Indonesia tidak terkecuali Kabupaten Demak. Pengelolaan Sampah yang belum maksimal menyebabkan menumpuknya volume sampah dan menimbulkan masalah-masalah baru. Kabupaten Demak sendiri memiliki dua Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yaitu TPA candisari dan TPA kalikondang. Dimana TPA kalikondang sudah mendapat penolakan dari warga sekitar karena adanya dampak negatif yang dirasakan oleh warga baik dampak kesehatan maupun pencemaran lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan lokasi TPA yang baru dan sesuai dengan SNI 03-3241-1994 untuk menampung sampah yang dihasilkan warga demak. Penentuan lokasi dan rute TPA ini menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG), dimana metode yang digunakan untuk penentuan lokasi TPA yaitu menggunakan metode bobot dan skoring serta overlay peta. Parameter-parameter yang digunakan berdasarkan SNI 03-3241-1994 yang diperoleh dari instansi terkait.sementara untuk penentuan rute TPA dari TPS memanfaatkanNetwork Analyts pada perangkat lunak ArcGIS. Dari penelitian ini dihasilkan bahwa berdasarkan SNI 03-3241-1994 zona layak TPA terpilih berada di Desa Mangunjiwan Kecamatan Demak dengan luas 70 Ha dan total nilai 474. Sementara TPA kalikondang masuk dalam kategori tidak layak berdasarkan SNI 03-3241-1994 karena letaknya yang kurang dari 300 meter dari pemukiman. Rute yang diperoleh kondisi jalannya baik dan dapat dilalui oleh truk sampah
- β¦