10 research outputs found

    Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Wisata dengan Metode Topsis

    Get PDF
    Bali merupakan salah satu tujuan wisata favorit. Di Bali terdapat banyak lokasi wisata yang menawarkan berbagai kelebihannya masing-masing. Setiap kawasan wisata menawarkan wahana dan keunggulannya masing-masing. Hal ini seringkali menjadikan wisatawan bingung untuk menentukan lokasi wisata, agar mampu memaksimalkan waktu kunjungan, biaya serta kepuasan yang diperoleh. Penelitian ini bertujuan untuk membangun sistem pendukung keputusan (SPK) untuk penentuan lokasi wisata dengan metode TOPSIS dan fuzzy. Metode ini akan memberikan pembobotan kriteria sesuai dengan kondisi/preferensi pengguna, dan kemudian melakukan pengolahan pada data yang bersifat rasa/fuzzy. Metode TOPSIS akan memberikan perankingan alternatif yang menjamin kedekatan dengan kriteria benefit dan menjauhkannya dari kriteria yang bersifat cost. Implementasi sistem dilakukan dengan menggunakan database MySQL dan bahasa PHP. SPK yang dibangun mampu menghasilkan rekomendasi dengan memberikan perankingan lokasi wisata kepada pengguna sesuai preferensinya. Sistem yang dibangun diuji dengan menggunakan 17 alternatif dan 3 kriteria yang terdiri dari 1 kriteria cost dan 2 benefit. Eksperimen yang dilakukan berhasil memberikan perankingan yang berbeda terhadap 15 alternatif dan hanya 2 alternatif dengan ranking yang sama yaitu pada ranking ke-5 dan ke-6 karena skor keduanya sama pada setiap kriteria.   Abstract Bali is one of the favorite tourist destinations. In Bali there are many tourist destinations that offer their respective advantages. Each tourist area offers its own attraction and advantages. This often makes tourists confused to determine tourist destinations to maximize visit time, costs and satisfaction obtained. This study aims to build a decision support system (DSS) for determining tourist destinations with TOPSIS and fuzzy methods. This method will provide criteria weighting in accordance with the conditions/preferences of the user, and then perform processing on fuzzy data. The TOPSIS method will provide an alternative ranking that guarantees proximity to benefit criteria and keeps them from the cost criteria. System implementation was done using a MySQL database and PHP language. The DSS able to produce recommendation that provides users with a ranking of tourist destinations according to their preferences. The system built was tested using 17 alternatives and 3 criteria consisting of 1 cost criterion and 2 benefi criteria. Experiments carried out successfully gave different ranks to 15 alternatives and only 2 alternatives with the same ranking were ranked 5th and 6th because of both alternatives have the same score at each criterion

    DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI MEDIA KAMPANYE PENYAKIT RUBELLA DI DENPASAR

    Get PDF
    Rubella atau Campak Jerman adalah inveksi virus yang ditandai dengan ruam merah pada kulit. Penyakit Rubella ini menyerang anak - anak dan remaja tetapi akan berdampak sangat fatal jika terserang kepada wanita yang sedang mengandung karena akan mengakibatkan kecacatan permanen bahkan kematian pada janin. Maka dari itu haruslah sejak dini kita melakukan imunisasi MR ( Measles Rubella ). Imunisasi MR dilakukan agar kita terhindar dari bahaya penyakit Rubella yang mampu menyerang dengan mudah karena penyebaran penyakitnya melalui kontak langsung atau kontak fisik dengan penderita penyakit rubella. Metode yang digunakan adalah Metode Wawancara, Metode Observasi, Metode Dokumentasi, dan Metode Kepustakaan. Sedangkan Metode analisis data menggunakan Deskriptif, Kualitatif. Konsep Desain yang diterapkan adalah “Simple and Educative”. Karena minimnya media kampanye penyakit rubella, Maka sangat diharapkan dengan Desain Komunikasi Visual ini nantinya dapat membantu kegiatan Kampanye Penyakit Rubella. Maka dari itu dibuat beberapa media untuk mengkapanyekan penyakit rubella yaitu : topi, buku pedoman, billboard, folder, iklan majalah, poster, totebag, kalender, akun media social ( instagram ) dan katalog karya Kata kunci: : Kampanye Penyakit Rubella, Rubella, Imunisasi ( MR )Measles Rubell

    PROFIL GANGGUAN NEUROKOGNITIF PADA PENDERITA PENYAKIT PARKINSON DI RUMAH SAKIT RUJUKAN DI KOTA DENPASAR TAHUN 2018

    Get PDF
    Latar belakang: Fungsi kognitif merupakan aktivitas mental yang dilakukan secara sadar dan gangguannya dapat diukur secara objektif menggunakan alat diagnosis baku. Gangguan fungsi kognitif memiliki dampak besar pada kualitas hidup penderita Penyakit Parkinson (PP), menambah beban pengampu, dan menambah biaya kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi dan profil gangguan neurokognitif penderita PP di rumah sakit (RS) rujukan Kota Denpasar berdasarkan demografis, gejala PP, dan domain kognitif yang terganggu. Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif potong lintang terhadap 47 penderita PP rawat jalan di RS rujukan Kota Denpasar. Hasil: Angka kejadian gangguan neurokogitif pada pasien PP di RS rujukan Kota Denpasar sebesar 55.3% dengan distribusi terbanyak pada laki-laki (72.3%), usia ?60 tahun (63.8%), pendidikan perguruan tinggi atau sederajat (44.7%), dan pensiunan (21.3%). Sebagian besar subjek telah menderita PP selama >5 tahun (42.3%), stadium Hoehn and Yahr 2 (38.5%), dan gejala motorik dominan berupa rigiditas bilateral (26.9%). Domain yang terganggu adalah eksekutif (48.9%), memori (46.8%), visuospasial (29.8%), atensi (23.4%), dan bahasa (10.6%). Simpulan: Lebih dari setengah penderita PP rawat jalan di RS rujukan Kota Denpasar mengalami gangguan neurokognitif dengan karakteristik laki-laki, usia lebih dari 60 tahun, berpendidikan tinggi, dan pensiunan. Gangguan eksekutif merupakan domain neurokognitif yang paling banyak didapatkan. Kata Kunci: Penyakit Parkinson, Gangguan Neurokognitif, Gangguan Neurokognitif pada Penyakit P

    Identifikasi dan Prevalensi Kejadian Ringworm pada Sapi Bali (IDENTIFICATION AND PREVALENCE OF RINGWORM CASE ON BALI CATTLE)

    No full text
    Ringworm is an infectious skin disease caused by dermatophytes and can infected various of animals,including cattle. This disease is not only able to cause high economic losses in the farm but also zoonotic.The aims of this study were to conduct a preliminary study of ringworm in Bali cattle of especieally toidentify the causes and clinical lesion and also its prevalence. Samples which suspected ringworm werecollected from Badung and Buleleng Regency, Bali Province. Skin lesion of suspected infected by ringwormwere observed, recorded, and documented. Skin scrapings and hair was taken for direct microscopicexamination for the presence of fungal element (hyphae or arthrospora). Skin scrapings and hair sampleswere dropped with KOH 10% and China ink (Parker®) then were left at room temperature for 10-15minutes. Samples were observed by microscope with a magnification of 100X and 400X gradually. Thedata were analyzed descriptively. In skin scraping and hair samples were found fungal elements, butcannot identify the species. Clinical lesions are seen in Bali cattle infected with ringworm include white,gray, or black (hyperpigmentation) circular alopecia accompanied by hyperkeratosis, scale, and crusting.Ringworm prevalence on Bali cattle in Bali is about 1.48%.. The prevalence rates associated with weatherfactors and maintenance system

    POROSIDING SEMINAR NASIONAL KECERDASAN DALAM MENGGALI BUDAYA NUSANTARA SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

    No full text
    “Kecerdasan Dalam Menggali Budaya Nusantara Sebagai Sumber Penciptaan dan Pengkajian Seni” cukup menarik diangkat sebagai tema dalam seminar nasional yang diselenggarakan Program Pascasar- jana Institut Seni Indonesia Denpasar. Karenanya perlu diingat kembali kata “Budaya Nusantara” sangat identik dengan tradisi, dalam hal ini, kesenian tradisional nusantara adalah pondasi yang mendasari segala bentuk dan perkembangan kesenian yang selama ini membawa nama Indonesia ke ranah Global. Dengan demikian kesenian nusantara perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya agar tidak terseret oleh terpaan arus globalisasi yang akan mengkaburkan identitas budaya kita. Perkembangan kesenian di zaman ini penuh dengan pencarian, penggalian ide-ide yang mengede- pankan kreativitas dalam proses penciptaan dan pengkajian seni, sehingga melahirkan karya-karya spek- takuler yang bermutu tinggi. Di dalam ranah seni pertunjukan, para Etnomusikolog di masa ini berjuang mengangkat citra lokal ke ranah global dengan segala bentuk perkembangannya. Hal ini sangat berkaitan dengan topik seminar, yaitu keindahan budaya nusantara yang terbalut oleh nilai estetika tinggi mampu bersaing dalam dunia global. Dan kenyataannya budaya nusantara sudah mulai mengglobal. Di ranah visual art atau seni rupa dan desain dewasa ini terhembus wacana mengenai Global Art yang kembali mengambil dan meminjam ikon atau unsur tradisional yang kemudian di visualkan secara kreatif dengan ide-ide “gila”, sehingga disetiap karya-karya yang diciptakan bernuansa lokal dengan penggayaan baru yang mampu eksis di dalam ranah seni rupa dunia. Hal ini dalam konsep postmodern disebut dengan- pendekatan pasticheya itu mengangkat dan meminjam kembali bentuk-bentuk teks atau bahasa estetik tradisi yang kemudian dikonstruksi kembali dengan bahasa seni yang baru, kemudian menempatkannya kedalam konteks semangat masakini yang sering disebut dengan seni kontemporer tanpa meninggalkan dan merusak kesenian lokal

    Natalizumab, Fingolimod, and Dimethyl Fumarate Use and Pregnancy-Related Relapse and Disability in Women With Multiple Sclerosis

    No full text
    OBJECTIVE: To investigate pregnancy-related disease activity in a contemporary multiple sclerosis (MS) cohort. METHODS: Using data from the MSBase Registry, we included pregnancies conceived after December 31, 2010, in women with relapsing-remitting MS or clinically isolated syndrome. Predictors of intrapartum relapse and postpartum relapse and disability progression were determined by clustered logistic regression or Cox regression analyses. RESULTS: We included 1,998 pregnancies from 1,619 women with MS. Preconception annualized relapse rate (ARR) was 0.29 (95% confidence interval 0.27–0.32), fell to 0.19 (0.14–0.24) in the third trimester, and increased to 0.59 (0.51–0.67) in early postpartum. Among women who used fingolimod or natalizumab, ARR before pregnancy was 0.37 (0.28–0.49) and 0.29 (0.22–0.37), respectively, and increased during pregnancy. Intrapartum ARR decreased with preconception dimethyl fumarate use. ARR spiked after delivery across all DMT groups. Natalizumab continuation into pregnancy reduced the odds of relapse during pregnancy (odds ratio 0.76 per month [0.60–0.95], p = 0.017). DMT reinitiation with natalizumab protected against postpartum relapse (hazard ratio [HR] 0.11 [0.04–0.32], p < 0.0001). Breastfeeding women were less likely to relapse (HR 0.61 [0.41–0.91], p = 0.016). We found that 5.6% of pregnancies were followed by confirmed disability progression, predicted by higher relapse activity in pregnancy and postpartum. CONCLUSION: Intrapartum and postpartum relapse probabilities increased among women with MS after natalizumab or fingolimod cessation. In women considered to be at high relapse risk, use of natalizumab before pregnancy and continued up to 34 weeks gestation with early reinitiation after delivery is an effective option to minimize relapse risks. Strategies of disease-modifying therapy use have to be balanced against potential fetal/neonatal complications

    Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan jalan Karang Menjangan nomor 20 Surabaya 05 Juni – 07 Juni 2018

    Get PDF

    Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan jalan Karang Menjangan nomor 20 Surabaya 05 Juni – 07 Juni 2018

    No full text
    corecore