3 research outputs found

    Transfusion Dependent Alpha-Thalassemia: A Case Report

    No full text
    Talasemia merupakan penyakit anemia herediter yang paling sering ditemukan terjadi akibat kondisi genetik dari sintesis hemoglobin yang tidak adekuat atau sintesis hemoglobin abnormal dalam eritrosit. Prevalensi talasemia alfa tinggi terutama di daerah tropis dan sub-tropis (seperti Asia Tenggara, Mediterania, Timur Tengah, dan Afrika) dimana prevalensinya sebesar 12-50%. Pada sebagian besar kasus, talasemia alfa tidak menimbulkan gejala klinis berat dan jarang membutuhkan terapi transfusi darah rutin. Pada kasus An. K, usia 13 tahun, datang ke Poli Anak RS. RSUD H. Abdul Manap dengan keluhan lemas dan mau melakukan transfusi darah yang rutin dilakukan 1 bulan sekali. An. K didiagnosa menderita Talasemia alfa. Setelah dilakukan pengumpulan data secara retrospektif didapatkan hasil Analisa DNA bahwa pasien merupakan penderita talasemia alfa/ penyakit HbH dengan jenis mutasi heterosigot ganda Hb Adana dan Hb Constant Spring sehingga membutuhkan transfusi darah rutin

    Hubungan Hiperglikemia Dengan Retinopati Pada Bayi Prematur

    No full text
    Retinopati pada bayi prematur (retinopathy of prematurity/ROP) adalah penyakit neovaskularisasi iskemik pada bayi prematur yang dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut hingga ablasio retina. ROP sendiri merupakan penyebab kebutaan pada 15% bayi di negara berkembang. Ada beberapa kemungkinan faktor risiko ROP yaitu usia gestasi, berat lahir, faktor maternal, stress oksidatif, kondisi hipoksia dan hiperoksia, proteinuria, dan hiperglikemia. Dikarenakan hiperglikemia merupakan salah satu faktor resiko yang berpotensi untuk dimodifikasi maka dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui insidensi retinopati pada bayi prematur dengan hiperglikemia. Penelitian ini dilakukan dengan metode literature review menggunakan kata-kata kunci hiperglikemia neonatal (neonatal hyperglycemia), retinopati (retinopathy), dan bayi prematur (preterm infant). Penulis mencari kumpulan tinjauan Pustaka dari berbagai sumber terpercaya dan didapatkan sebanyak 15 jurnal yang digunakan setelah proses seleksi dengan kriteria akses terbuka. Batasan hiperglikemia neonatal adalah kadar gula darah di atas 150 mg/dL atau 8,5 mmol/L. Didapatkan hubungan antara hiperglikemia neonatal dengan ROP dikarenakan kadar insulin growth factor (IGF)-1 yang rendah pada bayi prematur. Kadar IGF-1 berbanding terbalik dengan vascular endothelial growth factor (VEGF), hal mana yang berperan dalam fase progresivitas ROP. Studi literatur ini membahas hubungan antara hiperglikemia neonatal dengan insidensi ROP serta penelitian yang mendukungnya.Retinopathy in premature infants (retinopathy of prematurity/ROP) is an ischemic neovascularization disease in premature infants which may cause the formation of scar tissue to retinal detachment. ROP itself is the cause of blindness in 15% of babies in developing countries. There are several possible risk factors for ROP, namely gestational age, birth weight, maternal factors, oxidative stress, conditions of hypoxia and hyperoxia, proteinuria, and hyperglycemia. Since hyperglycemia is a risk factor that could be modified, this study was conducted with the aim of determining the incidence of retinopathy in premature infants with hyperglycemia. This study was conducted using the literature review method using the key words neonatal hyperglycemia, retinopathy, and premature infants. The author looked for a collection of literature reviews from various reliable sources and 15 journals were chosen from the selection process with the open access criteria. The cut-off point of neonatal hyperglycemia is blood sugar levels above 150 mg/dL or 8.5 mmol/L. A relationship was found between neonatal hyperglycemia and ROP due to low levels of Insulin Growth Factor (IGF)-1 in premature infants. IGF-1 levels are inversely related to vascular endothelial growth factor (VEGF), which plays a role in the progressive phase of ROP. This literature study discusses the relationship between neonatal hyperglycemia and the incidence of ROP and the research that supports it

    Hubungan Hiperglikemia Dengan Retinopati Pada Bayi Prematur

    No full text
    Retinopati pada bayi prematur (retinopathy of prematurity/ROP) adalah penyakit neovaskularisasi iskemik pada bayi prematur yang dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut hingga ablasio retina. ROP sendiri merupakan penyebab kebutaan pada 15% bayi di negara berkembang. Ada beberapa kemungkinan faktor risiko ROP yaitu usia gestasi, berat lahir, faktor maternal, stress oksidatif, kondisi hipoksia dan hiperoksia, proteinuria, dan hiperglikemia. Dikarenakan hiperglikemia merupakan salah satu faktor resiko yang berpotensi untuk dimodifikasi maka dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui insidensi retinopati pada bayi prematur dengan hiperglikemia. Penelitian ini dilakukan dengan metode literature review menggunakan kata-kata kunci hiperglikemia neonatal (neonatal hyperglycemia), retinopati (retinopathy), dan bayi prematur (preterm infant). Penulis mencari kumpulan tinjauan Pustaka dari berbagai sumber terpercaya dan didapatkan sebanyak 15 jurnal yang digunakan setelah proses seleksi dengan kriteria akses terbuka. Batasan hiperglikemia neonatal adalah kadar gula darah di atas 150 mg/dL atau 8,5 mmol/L. Didapatkan hubungan antara hiperglikemia neonatal dengan ROP dikarenakan kadar insulin growth factor (IGF)-1 yang rendah pada bayi prematur. Kadar IGF-1 berbanding terbalik dengan vascular endothelial growth factor (VEGF), hal mana yang berperan dalam fase progresivitas ROP. Studi literatur ini membahas hubungan antara hiperglikemia neonatal dengan insidensi ROP serta penelitian yang mendukungnya.Retinopathy in premature infants (retinopathy of prematurity/ROP) is an ischemic neovascularization disease in premature infants which may cause the formation of scar tissue to retinal detachment. ROP itself is the cause of blindness in 15% of babies in developing countries. There are several possible risk factors for ROP, namely gestational age, birth weight, maternal factors, oxidative stress, conditions of hypoxia and hyperoxia, proteinuria, and hyperglycemia. Since hyperglycemia is a risk factor that could be modified, this study was conducted with the aim of determining the incidence of retinopathy in premature infants with hyperglycemia. This study was conducted using the literature review method using the key words neonatal hyperglycemia, retinopathy, and premature infants. The author looked for a collection of literature reviews from various reliable sources and 15 journals were chosen from the selection process with the open access criteria. The cut-off point of neonatal hyperglycemia is blood sugar levels above 150 mg/dL or 8.5 mmol/L. A relationship was found between neonatal hyperglycemia and ROP due to low levels of Insulin Growth Factor (IGF)-1 in premature infants. IGF-1 levels are inversely related to vascular endothelial growth factor (VEGF), which plays a role in the progressive phase of ROP. This literature study discusses the relationship between neonatal hyperglycemia and the incidence of ROP and the research that supports it
    corecore