3 research outputs found

    PENINGKATAN POTENSI SUMBERDAYA DAERAH MELALUI INKLUSIF GENDER DI KELURAHAN BORI APPAKA KECAMATAN BUNGORO KABUPATEN PANGKEP

    Get PDF
    The issue of gender equality is an issue that is still often misunderstood as a term that refers only to women and is specific to a particular individual and cultural issues. Gender discrimination can create differences between men and women in accessing and obtaining development benefits. The Government of Indonesia reveals the number of genders as one of the development problems so that it explicitly includes gender as an element in poverty alleviation and ensures commitment to work towards gender by increasing gender-responsive national-level programs and regulations. Pangkep Regency is one of the regions in South Sulawesi that has realized a fairly large gender responsive budget (ARG) in several human resource capacity-building programs. This is an opportunity for the community to take advantage of the potential of the region's superior potential. One of them is through the results of ponds that can be managed into processed products that are innovative and have high selling value so that they can encourage the regional economy. The methods in this service activity are socialization, presentation, and hands-on/tutorial practice. The results of this community empowerment activity were successfully carried out until the processing of pond products became more innovative. Participants have understood the legal framework and government policies for equalizing opportunities in the gender-inclusive economic sector and can take advantage of regional potential for products worthy of sale. --- Persoalan penyetaraan gender menjadi isu yang masih sering disalahartikan sebagai istilah yang merujuk pada perempuan saja dan sifatnya spesifik terhadap persoalan individu serta budaya tertentu. Diskriminasi gender dapat menimbulkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam mengakses dan memperoleh manfaat pembangunan. Pemerintah Indonesia mengakui kesetaraan gender sebagai salah satu permasalahan pembangunan sehingga secara eksplisit memasukkan gender sebagai elemen dalam pengentasan kemiskinan dan memastikan adanya komitmen untuk mengupayakan kesetaraan gender dengan meningkatkan jumlah program, peraturan dan anggaran tingkat nasional yang responsif gender. Kabupaten Pangkep merupakan salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang merealisasikan anggaran responsif gender (ARG) dalam jumlah yang cukup besar pada beberapa program peningkatan kapasitas sumberdaya manusia. Hal tersebut menjadi peluang bagi masyarakat untuk memanfaatkan potensi sumberdaya unggulan daerah yang potensial. Salah satunya melalui hasil tambak yang dapat dikelola menjadi produk olahan yang inovatif dan bernilai jual tinggi sehingga dapat mendorong perekonomian daerah. Metode dalam kegiatan pengabdian ini adalah sosialisasi, presentasi, dan praktek langsung/tutorial. Hasil kegiatan pemberdayaan masyarakat ini berhasil dilaksanakan sampai dengan pengolahan hasil tambak menjadi lebih inovatif. Peserta telah memahami kerangka hukum dan kebijakan pemerintah bagi penyetaraan peluang sektor ekonomi yang inklusif gender serta mampu memanfaatkan potensi daerah menjadi produk yang bernilai jual

    ANALISIS PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KENYAMANAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) TONJENG BERU KELURAHAN PRAPEN KECAMATAN PRAYA

    Get PDF
    Based on Law Number 26 of 2007 concerning spatial planning, what is meant by Green Open Space (RTH) is an elongated area, path or group whose users are more open, where plants grow, both those that grow naturally and those that are deliberately planted.  This research aims to analyze visitors’ perceptions of the comfort of the Tonjeng Beru Green Open Space (RTH).  This research uses a quantitative descriptive approach to measure and evaluate visitors’ perceptions of various aspects of RTH comfort, including cleanliness, safety, aesthetics and availability of facilities. Data was obtained through a survey using a questionnaire filled in by RTH visitors.  The research results indicate that visitors perceive the Tonjeng Beru Green Open Space as a comfortable place, although there are several areas that require attention and improvement.  This study contributes to a better understanding of the factors that influence the perception of comfort in green open spaces and provides recommendations for the management and improvement of green open space in the future.Keywords: 4A Tourism Component, Comfort, Green Open Space, Perception, Visitors.AbstrakBerdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang yang dimaksud dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang, jalur atau kelompok yang penggunanya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanami. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi pengunjung terhadap kenyamanan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tonjeng Beru. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk mengukur dan mengevaluasi persepsi pengunjung terhadap berbagai aspek kenyamanan RTH, termasuk kebersihan, keamanan, estetika, dan ketersediaan fasilitas. Data diperoleh melalui survei dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh pengunjung RTH. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa pengunjung mempersepsikan RTH Tonjeng Beru sebagai tempat yang nyaman, meskipun terdapat beberapa area yang memerlukan perhatian dan peningkatan. Studi ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi kenyamanan di ruang terbuka hijau dan memberikan rekomendasi bagi pengelolaan dan perbaikan RTH di masa depan.Kata kunci: Komponen pariwisata 4A, kenyamanan, ruang terbuka hijau, Persepsi, pengunjun

    PENGARUH ORIENTASI PASAR, ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN, DAN STRATEGI BERSAING TERHADAP KINERJA PENJUALAN USAHA RUMAHAN KERAJINAN ROTAN DI KOTA MAKASSAR

    No full text
    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh Orientasi Pasar (X1), Orientasi Kewirausahaan (X2) dan Strategi Bersaing (X3) serta pengaruhnya terhadap Kinerja Penjualan (Y) pada usaha rumahan Kerajinan Rotan di Kota Makassar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh produsen kerajinan rotan yang ada di Kota Makassar. Sampel dalam penelitian ini adalah 50 responden yang merupakan produsen Kerajinan Rotan yang diambil dengan sampling jenuh. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei eksplanatori. Skala pengukuran menggunakan skala Likert. Dalam analisis data menggunakan validitas, reliabilitas, koefisien korelasi, koefisien determinasi, analisis regresi linear sederhana, analisis regresi linear berganda, uji t dan uji F dengan menggunakan tools SPSS 22.0. Hasil penelitian menunjukkan variabel orientasi pasar, strategi bersaing dan kinerja penjualan memiliki kategorisasi jawaban cukup, sedangkan orientasi kewirausahaan adalah jawaban setuju. Pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja penjualan t hitung (11,258) > t tabel (2,0106), tidak ada pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja penjualan t hitung (1,919)  t tabel (2,0106) dan pengaruh orientasi pasar, orientasi kewirausahaan dan strategi bersaing terhadap kinerja penjualan dan f hitung (61,767) > F tabel (2,81). Kesimpulan dari semua variabel independen dalam penelitian ini berpengaruh terhadap variabel dependen secara simultan, sedangkan orientasi pasar dan strategi bersaing berpengaru
    corecore