2 research outputs found

    Pengelolaan Administrasi Kearsipan Rekam Medis Pada Rumah Sakit Kasih Herlina Kota Sorong

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan arsip rekam medis di Rumah Sakit Kasih Herlina Kota Sorong dengan menggunakan pendekatan daur hidup arsip yang mencakup penciptaan, penggunaan, penyimpanan, pemeliharaan, penyusutan dan hambatan ketika melakukan kegiatan pengelolaan arsip rekam medis. Metode penelitian dengan menggunakan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dokumentasi, serta sumber lain yang berasal dari buku dan jurnal. Penggunaan arsip rekam medis tidak boleh digunakan selain oleh tenaga medis, penyimpanan arsip rekam medis menggunakan klasifikasi terminal digit filling system, apabila pasien sudah tidak berobat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir maka arsip rekam medisnya akan diretensi. Kesulitan dialami oleh unit rekam medis dalam mengelola arsip rekam medis berupa kekurangan sumber daya manusia dan luas ruang penyimpanan rekam medis. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa daur hidup arsip lima unsur berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing dan tidak ditemukan kesulitan berarti dari lima unsur tersebut, sedangkan hambatan yang memang dihadapi oleh unit rekam medis Rumah Sakit Kasih Herlina belum dapat diatasi sepenuhnya

    Hubungan sistem pengelompokkan siswa dengan konsep diri akhir masa kanak-kanak siswa MIN Malang I: Jl. Bandung no. 7 C

    No full text
    ABSTRAK Konsep diri adalah pandangan seseorang mengenai keseluruhan dirinya, dan merupakan inti dari kepribadian. Konsep diri dalam perkembangannya dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Sekolah termasuk dalam faktor eksternal, dimana memiliki peranan yang sangat besar dalam pembentukan konsep diri anak. Beberapa sekolah di Indonesia menerapkan sistem pendidikan klasikal dengan pembagian kelompok-kelompok kelas berdasarkan kemampuan siswa, yang berarti kurikulum disesuaikan dengan masing-masing siswa, dengan kemampuannya, dengan kecerdasanya dan latar belakang sosialnya. Jadi setiap siswa dikelompokan berdasar kesamaannya dalam kelas-kelas tertentu, atau lebih dikenal dengan sistem pengelompokan siswa. Sistem pengelompokan siswa ini menarik perhatian para ahli pendidikan, dan melahirkan pro dan kontra di kalangan mereka. Pendapat yang pro mengemukakan, antara lain Pakasih mengatakan pengelompokan siswa tidak menimbulkan efek-efek negatif, seperti rasa malu, rendah, benci, iri atau sombong pada siswa, selama guru tidak membeda-bedakan murid-muridnya dalam hal cinta kasihnya, sayangnya kepada, dan pengertiannya terhadap, masing-masing kelompok, selama ia tidak memaki- maki kelompok yang lemah dengan kata-kata “bodoh" atau “goblok”. Mereka belajar menerima diri dan merasa bangga terhadap diri sendiri, bagaimanapun keadaan dan kesanggupannya. Hal ini sebagai landasan bagi terdidiknya “self esteem” atau harga diri. Pendapat yang kontra mengemukakan, diantaranya Esposito, menyatakan sistem pengelompokan siswa tidak demokratis dengan akibat yang negatif terhadap konsep dirinya, karena memberikan “aib" (stigma) pada kelompok yang rendah dan memanjakan kelompok yang di atas. MIN Malang I adalah sekolah yang menerapkan sistem pengelompokan siswa di Malang yang berlaku untuk siswa kelas 3 semester 2 s/d kelas 6 yang dilengkapi dengan program degradasi dan promosi. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana sistem pengelompokan siswa dan konsep diri siswa MIN Malang I, serta adakah hubungan sistem pengelompokan siswa dengan konsep diri akhir masa kanak- kanak siswa MIN Malang I. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sistem pengelompokan siswa dan Konsep diri siswa MIN Malang I, serta untuk mengetahui hubungan sistem pengelompokan siswa dengan konsep diri akhir masa kanak-kanak siswa MIN Malang I. Penelitian ini dilakukan di MIN Malang I yang terletak di Jl. Bandung No. 7 c, dengan metode interview, observasi, dan penyebaran angket dengan populasi semua siswa MIN Malang I dan sampel semua siswa yang mengalami pengelompokan yaitu kelas 3 s/d 6 berjumlah ± 405 siswa. Kemudian dengan cara “purposive sampling’ sampel yang diambil sebanyak 45 siswa yang duduk di kelas V yang tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan ke kelompok kelas lainnya, terdiri dari 15 siswa kelas lambat, 15 siswa kelas sedang dan 15 siswa kelas pandai. Diambil siswa kelas V, karena siswa kelas ٧ telah mengalami beberapa kali tidak naik dan turun dari kelompok kelas sebelumnya, sehingga di harapkan keadaan ini berpengaruh pada pembentukan konsep diri siswa. Teknik analisa yang digunakan dengan memaparkan data hasil interview dan observasi untuk mengetahui sistem pengelompokan siswa, untuk mengetahui konsep diri siswa dengan membagi kategori rendah, sedang, dan tinggi beracuan dari nilai SD dan Means. Kemudian untuk mengetahui adakah hubungan kedua variabel dianalisa dengan analisis anava satu jalur. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sistem pengelompokan siswa MIN Malang I adalah sistem pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan dengan acuan nilai prestasi akademik siswa tiap semester dari 10 mata pelajaran yang terdiri dari 5 mata pelajaran agama (Bahasa Arab, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Qiro’ah) dan 5 mata pelajaran umum ( Bahasa Indonesia, PPKN, Matematika, IPA dan ITS). Konsep diri siswa MIN Malang I yang dibagi dalam tiga kategori, didapat kategori sedang 62.2 %, kategori tinggi 20 %و kategori rendah 17.8 %. Hasil analisis anava menunjukan Ftnb = 3,22 dengan df = 43, dan Fhit = 5.918. Jadi Fhit > Fub atau 5,918 > 322 dengan peluang kesalahan 5 %و maka Ha diterima, berarti ada hubungan signifikan antara sistem pengelompokan siswa dengan konsep diri akhir masa kanak-kanak siswa MIN Malang I. Hal ini berarti ada perbedaan antara konsep diri siswa MIN Malang I di kelas cepat, sedang, dan lambat, dimana konsep diri siswa kelas cepat lebih baik dari konsep diri siswa kelas sedang dan konsep diri siswa kelas sedang lebih baik dari konsep diri siswa kelas lambat. Dapat dikatakan bahwa semakin baik kelas yang di tempati siswa, maka semakin baik pula konsep dirinya
    corecore