230 research outputs found

    Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Citra Merek Bengkel Resmi Terhadap Nilai Pelanggan Serta Implikasinya Pada Kepuasan Pelanggan (Suatu Survey Pada Pelanggan Bengkel Resmi Kendaraan Mpv Di Bawah 2500 Cc Di Kota Bandung)

    Full text link
    This research aims to obtain empirical evidence regarding the influence of the quality of service and the brand image of the customers as well as its implications on customer satisfaction workshop ATPM official vehicle MPV under 2500 cc in Bandung. The results of this research are expected to contribute in the development of management science in particular management of marketing and consumer behavior. For the workshop as well as a type of ATPM official practitioners, expected results of this research can provide useful information about the importance of service quality, brand image, customer value, in an effort to increase customer satisfaction. Research conducted on the official workshop ATPM vehicle MPV under 2500 cc in the city of Bandung by as much as 22 official car dealer's workshop from 5 ATPM. A population study of 14.947 respondents and of the population of 375 people respondents as samples. This method uses a quantitative approach with survey methods. While his research is descriptive research tipa and verificative explanatory research with a time horizon to its data in the form of cross-sectional that reflects the image of a State at any given moment. To test the hypothesis of research statistical methods used path analysis (path analysis).The test results found no significant relationship between service quality and brand image official workshop, in addition to that of the test results found no significant influence between the service quality and brand image of good customers and partially simultaneous, also found significant effects between the value customers with customer satisfaction

    Usulan Rencana Pengukuran Kinerja Strategi Bisnis Dengan Menggunakan Kerangka the Balanced Scorecard Pada PT Pertamina Gas (Persero)

    Full text link
    The measurement of business performance are still focusing on financial performance as net profit, cost minimization, maximization of existing outputs and the measurement of assets that are tangible, it will not be able to measure the value of penciptaaan assets are intangible. The purpose of this research is to develop a performance measurement framework that is balanced, coherent, and comprehensive on the company which is engaged in the business of gas such as PT Pertamina Gas (Persero) by using the methods of the balanced score card. The research method used is descriptive analysis with a combination of quantitative and qualitative approaches. Data obtained from observation, interview, questionnaire, and a study of the literature. Data analysis and interpretation results illustrate that management companies have the same perception that to improve overall corporate performance starts from the perspective of learning and growth. Keywords : The Balanced Scorecar

    Perancangan Integrasi Sistem Penilaian Kinerja Supplier Dengan Metode Delphi, Decision Making Trial and Evaluation Laboratory (Dematel), Analytical Network Process (Anp), Dan Traffic Light System (Tls) Pada PT Me Engineering

    Full text link
    Evaluasi kinerja supplier merupakan kegiatan strategis dalam supply chain management yang dilakukan oleh PT. ME Engineering. Pendekatan Delphi diusulkan kepada Perusahaan untuk mengidentifikasi ulang kriteria evaluasi supplier-nya agar sesuai dengan kebutuhan Perusahaan saat ini. Pembobotan prioritas pada kriteria evaluasi juga diusulkan dengan menggunakan integrasi metode Decision Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) dan Analytical Network Process (ANP), sehingga hasil evaluasi dapat mencapai tujuan Perusahaan secara optimal. Berdasarkan analisa Delphi telah terpilih 14 kriteria yang digunakan pada evaluasi kinerja supplier. Kriteria tersebut dirangkum dalam variabel ketepatan service, price, dan green supplier.Hasil analisa integrasi metode DEMATEL dan ANP menyebutkan bahwa Perusahaan sangat memprioritaskan 5 kriteria dari total 14 kriteria evaluasi, yaitu ketepatan kualitas, green process, ketepatan jumlah kirim, green product, dan ketepatan waktu kirim. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa PT. ABC merupakan supplier terbaik pada periode evaluasi April-Juni 2012, sedangkan PT. GHI menjadi yang terbaik pada periode evaluasi Juli-September 2012.Berdasarkan analisa traffic light system, PT. ABC dan PT. GHI memiliki performa yang sangat baik pada 13 kriteria evaluasi, kecuali pada kriteria harga. PT. DEF memiliki performa yang sangat baik pada seluruh kriteria yang digunakan untuk evaluasi. PT. JKL dan PT. PQR menunjukkan kelebihannya pada kriteria ketepatan kualitas dan ketepatan waktu kirim.  Adapun PT. MNO memiliki performa yang cukup baik pada kriteria ketepatan kualitas

    Politeness Maxims Used by the Host of “Bukan Empat Mata” Talk Show in the Commentator Episode

    Full text link
    Key words: politeness maxims, violation of politeness maxims, talk show, Bukan Empat Mata Communication is essential for life. In conducting a communication, people are always required to express a politeness. But people sometimes do violation of politeness.It usually happens in entertainment. In this study, the researcher conducted a research about politeness maxim used by Tukul Arwana in Bukan Empat Mata that was broadcast September, 25th 2013. There are two problems to be solved, namely: (1) what politeness maxims are used by the host of Bukan Empat Mata in “TheCommentator” episode, and (2) what kind of politeness maxims are violated bythe host of Bukan Empat Mata in “The Commentator” episode. This research used qualitative approach because the analysis is in the form of description rather than number. The research was conducted through documentary analysis since the researcher analyzed Tukul Arwana's utterances in his transcript dialogue containing politeness maxim and violation of politeness maxim. The result of the research showed that the host applied five politeness maxims, namely tact maxim (5), approbation maxim (15), modesty maxim (1), aggrement maxim (10), and sympathy maxim (1). On the other hand, he also applied three violation of politeness maxim, namely violation of generosity maxim (1), violation of approbation maxim (11), and violation of modesty maxim (1). Based on the result of the study, the researcher wants to give suggestions for the next researchers who are interested in the same field to find more sources of the theory to enrich the comprehension about politeness maxim and violation of politeness maxim. The next suggestion for further researchers is the coverage canbe more expanded and better as unit analysis in order to have an extra comprehensive research in analyzing the data that was found in politeness principle

    Prediksi Silsilah Populasi Lalat Chysomya Bezziana Berdasarkan Parsimoni Statistik (Program Tcs) Menggunakan Data Sekuen Gen Dna Mitokondria dan Inti

    Full text link
    Pemberantasan agen penyakit myiasis (lalat Chrysomya bezziana) melalui program Sterile Insect Technique (SIT) dapat dilakukan apabila tidak terdapat “complex sibling” di dalam populasinya. Oleh karena itu, studi penentuan spesies dan silsilah turunannya menjadi dasar penting sebelum program ini dilaksanakan. Sejauh ini, konsep spesies lalat C.bezziana masih menjadi perdebatan dikalangan peneliti. Makalah ini akan membahas tentang aplikasi parsimoni statistik dan keuntungannya serta intrepertasi data dalam memprediksi silsilah populasi lalat C. bezziana di dunia sehingga pendekatan program SIT dalam pemberantasan kasus myiasis dapat direkomendasikan. Parsimoni statistik (program TCS) adalah salah satu piranti statistik yang berfungsi untuk memprediksi silsilah target gen pada tingkat populasi genetik. Analisis ini menggunakan data sekuen gen baik dari DNA mitokondria (haplotipe) ataupun DNA inti (allele). Secara garis besar, parsimoni statistik dibagi menjadi 2 tahap. Pertama adalah batas parsimoni dikalkulasi untuk mendapatkan jarak minimum perbedaan antara haplotipe/allele yang diuji. Kedua adalah mengkonstruksi jejaring (network) silsilah spesies dengan cara menghubungkan haplotipe/allele yang berbeda satu basa, dua basa, tiga basa dan seterusnya sampai jejaring parsimoni terbentuk. Apabila jarak haplotipe melebihi batas parsimoni maka jejaring tidak dapat dihubungkan. Hasil studi pada 754 spesimen lalat C. bezziana yang dikoleksi dari 359 lokasi di 11 negara (termasuk Indonesia) berdasarkan gen sitokrom b/cytb (DNA mitokondria), dan white eyes color/wec (DNA inti) menunjukkan bahwa populasi lalat C.bezziana di dunia terbagi menjadi dua ras, yaitu Asia dan Afrika sehingga dapat dipertimbangkan sebagai dua spesies yang berbeda atau sub-spesies. Adapun gen Elongation Factor 1 alpha/EF1α (DNA inti) tidak dapat membedakan keduaras tersebut. Analisis parsimoni statistik juga mampu mengidentifikasi sub garis keturunan (modal haplotipe/allele) lalat C. bezziana, yaitu 3 sub garis keturunan pada gen cyt b dan 2 sub garis keturunan pada gen wec

    Makna Yuridis Kegoncangan Jiwa yang Hebat dalam Pasal 49 Ayat (2) Kuhp Berkaitan dengan Tindak Pidana Penganiayaan

    Get PDF
    Skripsi ini, penulis mengangkat permasalahan tentang makna kegoncangan jiwa yang hebat sebagai unsur penghapus pidana didalam pembelaan terpaksa melampaui batas pada pasal 49 ayat (2) KUHP. Terdapat kekaburan hukum dalam rumusan pasal 49 ayat (2) KUHP. Pembentuk undang-undang tidak menjelaskan secara rinci mengenai arti kegoncangan jiwa yang hebat. Penulis mengkaitkan pasal 49 ayat (2) KUHP dengan tindak pidana penganiayaan yang ada pada pasal 351 KUHP. Jawaban atas permasalahan yang ada yakni didalam hukum positif di Indonesia tidak mengatur lebih lanjut tentang makna dari kegoncangan jiwa yang hebat pada pasal 49 ayat (2) KUHP. Secara gramatikal makna kegoncangan jiwa yang hebat ialah suatu keadaan batin atau jiwa seseorang yang tidak tetap dalam artian menimbulkan suatu kegoncangan yang menyebabkan perasaan gelisah, perasaan takut, perasaan tidak aman, perasaan cemas yang dirasakan secara teramat sangat (dahsyat) yang berakibat terganggunya keadaan jiwa atau batin seseorang. Kasus Ratna diatas memenuhi unsur kegoncangan jiwa yang hebat, karena sebelumnya ada serangan terhadap kehormatan kesusilaannya, perbuatan ratna pantas tidak dipidana. Seharusnya Undang-undang memberikan penjelasan terhadap rumusan pasal secara rinci agar mudah dipahami masyarakat maupun penegak hukum. Hakim dapat menggunakan ilmu psikologi, dalam kaitannya menentukan seseorang mengalami kegoncangan jiwa yang hebat atau tidak dalam pembelaan yang dilakukan.Kata Kunci: Pembelaan Terpaksa Melampaui Batas, Kegoncangan Jiwa yang Hebat, Penganiayaa

    Pengelolaan Dana Perimbangan di Kabupaten Lumajang (Studi di Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Lumajang)

    Get PDF
    Dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah, penyerahan, pelimpahan wewenang urusan pemerintahan kepada pemerintah daerah harus diikut dengan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya secara adil. Pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah merupakan salah satu poin penting dalam pelaksanaan otonomi daerah. Salah satu pelimpahan wewenang yang paling penting adalah pelimpahan kewenangan dalam urusan keuangan daerah, dalam hal ini adalah perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. Pelimpahan tersebut melalui dana perimbangan bertujuan mengatur pemerataan keuangan antar daerah. Dalam pelaksanaan pengelolaan dana perimbangan tersebut, terdapat beberapa permasalahan yang menarik untuk dibahas dan dikaji dalam rangka perimbangan keuangan. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan jenis penelitian yuridis empiris, serta metode pendekatan secara yuridis sosiologis. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa dalam pelaksaan dana perimbangan tersebut ada permasalahan yang menjadi kendala dalam pengelolaan dana perimbangan, serta upaya untuk mengatasi kendala-kendala tersebut dari pemerintah daerah

    Deteksi Anaplasmosis pada Sapi dan Kerbau di Banyuwangi dengan Ulas Darah Tipis dan Polymerase Chain Reaction

    Get PDF
    Anaplasmosis merupakan penyakit riketsia yang menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan di daerah tropis dan sub tropis. Penyakit ini ditularkan secara biologis oleh kutu ixodid dan secara mekanis oleh lalat penggigit. Sapi akan menjadi pembawa penyakit (karier) dalam jangka waktu yang lama setelah infeksi pertama. Gejala klinis dari penyakit ini tidak spesifik sehingga diagnosis is tergantung pada konfirmasi hasil uji laboratorium. Tes diagnosis molekuler seperti Polymerase Chain Reaction (PCR) telah dikembangkan dan merupakan metode yang sensitif dan spesifik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi Anaplasma marginale pada sapi dan kerbau di kabupaten Banyuwangi dengan menggunakan metode parasitologis dan molekuler. Sebanyak 152 sampel darah sapi dan kerbau dikoleksi dari lapang. Infeksi riketsia dalam darah diperiksa dengan metode ulas darah tipis dan PCR. Uji PCR dilakukan dengan menggunakan primer dari gen msp5 sepanjang 457 bp spesifik untuk A. marginale. Hasil penelitian dengan ulas darah menunjukkan bahwa 43 sampel (28%) positif A. marginale, sedangkan hasil PCR menunjukkan bahwa 63 sampel (41%) positif A. marginale. Hasil positif ulas darah yang lebih rendah karena rendahnya tingkat riketsemia pada tubuh ternak, sehingga perlu dikonfirmasi dengan uji PCR. Infeksi riketsia ini terjadi pada sapi dan kerbau anak dan dewasa (6 bulan- lebih dari 2 tahun) dimana pada semua hewan yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala klinis. Deteksi anaplasmosis dengan PCR memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dari metode ulas darah tipis sehingga dapat meminimalisir hasil negatif palsu. Surveilans anaplasmosis di lapang dengan PCR perlu dilakukan mengingat hewan sehat dapat bertindak sebagai reservoir dan menularkan ke hewan sehat yang lain

    Penggunaan Partial Duration Dalam Imunisasi Portofolio Obligasi Korporasi

    Full text link
    Bond investment had been popular recently in Indonesian capital market by theissuance of government retail bond known as Obligasi Ritel Indonesia(ORI). The emergence ofORI in Indonesian bond market had brought into account the need to disseminate many aspectsof bond trading included duration concept that was central in the discussion of bond investment.Previous research done by Widayanti (2007) towards corporate bond traded in Surabaya StockExchange could not immunize the bond portfolio because of the unparallel movement ofinterest rate during the research period. This research aimed at continuing the previous researchby applying different tools of analysis, known as partial duration which was suitable forunparallel movement of interest rate. The result obtained indicated that partial durationcould not be used for the immunization both single and portfolio of bonds. However, it wasfound that by using partial duration to immunize single and portfolio of bonds, the deviationbetween expected and obtained result was somewhat lower compared to Modified duration
    • …
    corecore