20 research outputs found

    PENGARUH BARISTA TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN COFFEE SHOP DI KOTA BANDUNG

    Get PDF
    Loyalitas konsumen merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung keberlanjutan usaha coffee shop, dan ada banyak faktor yang memengaruhi loyalitas tersebut, dan salah satunya adalah barista. Barista adalah orang yang bertanggung jawab dalam menyajikan, meracik, dan berkomunikasi dengan konsumen mengenai produk, sehingga barista memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mencapai loyalitas konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi barista dan loyalitas konsumen, serta pengaruh barista terhadap loyalitas konsumen coffee shop di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan antara bulan Januari hingga April 2022 dengan menggunakan desain penelitian kuantitatif deskriptif dan metode survei. Jumlah sampel ditentukan berdasarkan jumlah indikator, sehingga jumlahnya 77 responden. Data diukur menggunakan Skala Likert dan dianalisis menggunakan metode analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan kondisi barista berada dalam kategori "ahli" (skor 76,3 %) dan loyalitas konsumen berada dalam kategori "setia" (skor 71,9 %). Barista memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap loyalitas konsumen coffee shop dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05). Oleh karena itu, disarankan kepada pengelola coffee shop kopi di Kota Bandung untuk meningkatkan kualitas barista guna menarik dan mempertahankan loyalitas pelanggan

    PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN BUDIDAYA TANAMAN BUAH DALAM POT (TABULAMPOT) DI DESA GESIK KECAMATAN TENGAH TANI KABUPATEN CIREBON

    Get PDF
    Fruit cultivation in pots is a solution for people who want to grow fruit in a narrow yard, such as in Gesik Village, Tengah Tani District, Cirebon Regency. The training was held with the aim of increasing the knowledge and skills of the members of the Gesik Village Empowerment and Family Welfare Mover Team in the cultivation of fruit plants in a pot. The training consisted of counseling activities and demo/practice of fruit plant cultivation. The activity was held at the Gesik Village Hall on January 25 and February 1, 2020, which was attended by 25 participants. The participants were divided into groups based on their respective RW. Each group is tasked with planting and maintaining one type of fruit plant. To find out the development of plants, monitoring is carried out on 8 and 10 February 2020. At the time of monitoring, fertilizer practice is carried out on fruit plants in a pot. The results of the activity showed that the participants could practice the cultivation and maintenance of fruit plants in pots

    TEKNOLOGI BERKELANJUTAN PADA LIMBAH KULIT KOPI

    Get PDF
    AbstrakKopi merupakan komoditas yang sangat melimpah di Indonesia dan bernilai ekonomi tinggi. Pada umumnya kopi dijual dalam bentuk kopi biji (greenbean). Namun pada faktanya, kopi yang bernilai ekonomi tinggi tersebut telah memberikan limbah kulit kopi yang juga melimpah dan belum banyak dimanfaatkan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk menerapkan teknologi berkelanjutan pada  limbah kulit kopi di Desa Cibeureum  Kecamatan Cilimus  Kabupaten  Kuningan Provinsi  Jawa  Barat.  Pelaksanaan pengabdian selama bulan Februari – Maret 2021.  Sasaran pengabdian adalah anggota Kelompok Tani Sekar Manik Sejahtera Desa Cibeureum.  Metode pengabdian berupa pelatihan, diskusi dan pre-test post-test.  Hasil yang dicapai bahwa terjadi peningkatan pengetahuan anggota kelompok tani  terhadap nilai manfaat limbah kulit kopi untuk menunjang kesuburan lahan budidaya kopi dan nilai ekonominya, anggota kelompok tani bisa mempraktekkan langsung teknologi pembuatan bokhasi/kompos limbah kulit kopi dengan menggunakan bahan aktif (decomposer) EM4 dan mengetahui kandungan unsur haranya.     Pihak mitra berperan sebagai sasaran pelaksanaan kegiatan pengabdian sehingga diperlukan kerjasama dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat  Universitas Swadaya Gunung Jati secara berkelanjutan. Kata kunci: Bokhasi/kompos; Kelompok Tani, Kuningan; Limbah kulit kopi; Teknologi berkelanjuta

    SOSIALISASI STRATEGI PEMASARAN KOPI LOKAL

    Get PDF
    Kopi merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi. Permintaan kopi sangat tinggi, baik untuk permintaan dalam negeri sendiri maupun untuk ekspor. Pada umumnya kopi dijual dalam bentuk kopi biji (greenbean), biji sangrai (roasting) dan kopi bubuk. Namun pada faktanya, pemasaran kopi local belum berjalan optimal yang tercermin dari rendahnya omset penjualan atau adanya kesulitan pemasaranan.&nbsp; Untuk itu diperlukan suatu upaya untuk dapat meningkatkan omset penjualan, khususnya untuk&nbsp; kopi lokal.&nbsp; Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk melakukan sosialisasi tentang pentingnya penyusunan strategi pemasaran kopi local di kelompok tani “Sekar Manik” Desa Cibeureun&nbsp; Kecamatan Cilimus&nbsp; Kabupaten&nbsp; Kuningan Provinsi&nbsp; Jawa&nbsp; Barat.&nbsp; Pengabdian dilakukan pada bulan Desember 2021.&nbsp; Metode yang digunakan adalah analisis swot (streng, weaknesess, opportunities, treath). Hasil pengabdian menyimpulkan bahwa rumusan strategi pemasaran kopi lokal di Desa Cibeureum Kecamat at Cilimus Kabupaten Kuningan adalah strategi pertumbuhan melalui&nbsp; integrasi horizontal (sel 5).&nbsp; Implementasi dari strategi ini adalah peningkatan penjualan kopi lokal yang dapat ditempuh melalui beberapa cara, antara lain: memasuki segmen pasar baru, pemasaran secara online (digital marketing) dan diversifikasi produk.&nbsp; Adanya gambaran rumusan strategi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumberdaya petani dan sekaligus dapat membangkitkan semangat kelompok tani “Sekar Manik” untuk tetap memelihara dan meningkatkan produktifitas kopinya

    SOSIALISASI ARTI PENTING DAN STRATEGI PENGUATAN MEREK KOPI LOKAL “GUNUNG CIREMAI” UNTUK MENINGKATKAN OMSET PENJUALAN

    Get PDF
    ABSTRACTIn fact, it shows that finding local brand coffee drinks is more difficult than non-local brands. This is related to the position of the product brand in the market. If the position is very strong, the products will still exist and be easily found everywhere. This Community Service activity aims to disseminate the importance of the brand and strategies / efforts to strengthen the local coffee product brand "Gunung Ciremai" in Cibeureum Village, Cilimus District, Kuningan Regency. The implementation methods are socialization, discussion and pre-test post-test. The result was that there was an increase in the knowledge and understanding of local brand coffee business actors on the importance of brands and brand strengthening strategies so that they could become a strategic basis for the implementation of brand strengthening that has been carried out so far. The partners play a role as the target for the implementation of service activities so that cooperation is needed between the Gunung Jati University Community Service Institute and partners. 

    ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENANGKARAN DALAM MENUNJANG KEBERLANJUTAN BUDIDAYA DAN KEMANDIRIAN BENIH PADI DI DESA DUKUH TENGAH KECAMATAN MALEBER KABUPATEN KUNINGAN

    Get PDF
    Dalam aspek teknis, menjadi penangkar benih padi memerlukan curahan tenaga dan fikiran yang cukup besar sehingga tidak bisa dilakukan secara sambilan. Untuk itu menjadi penangkar dapat mendudukkan sebagai bidang usaha baru bagi petani. Layaknya sebagai bidang usaha maka upaya analisis kelayakan usaha penangkaran perlu dilakukan agar dapat menjadi standar rasa keadilan bagi petani. Penelitian bertujuan menganalisis kelayakan usaha penangkaran dalam menunjang keberlanjutan budidaya dan kemandirian benih padi di desa Dukuh Tengah Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan. Desain penelitian kuantitatif, teknik penelitian survey, populasinya penangkar di desa Dukuh Tengah dan pengambilan sampel sensus. Pengolahan data berdasarkan perhitungan biaya, penerimaan dan R/C rasio kelayakan usaha dimana R/C rasio > 1 layak dan R/C rasio ≤ 1 tidak layak. Hasil penelitian, biaya Rp 24.220.200,-/ha, penerimaan Rp. 45.000.000,-/ha dan R/C rasio 1,85 sehingga usaha penangkaran layak dijalankan. Untuk meningkatan R/C rasio ≥ 2 disarankan pemerintah menetapkan harga standar benih padi minimal Rp. 10.000,-/kg sehingga penangkar lebih bersemangat dalam menunjang keberlanjutan budidaya dan kemandirian benih di daerahnya. Kata Kunci : Kelayakan,Usaha, BenihÂ

    Produktifitas Nilai Tambah dan Titik Impas Pada Usaha Pengolahan Ikan Asin

    Get PDF
    Produktifitas merupakan salah satu indikator di bidang ekonomi yang sangat penting untuk menilai posisi dari suatu jenis usaha jika dibandingkan dengan jenis usaha jenis lainnya. Posisi ini dapat lebih tinggi, setara atau lebih rendah, sehingga dapat menjadi bahan pembanding untuk menentukan jenis usaha mana yang lebih produktif. Tingkat produktifitas yang lebih tinggi menunjukkan usahanya lebih menguntungkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktifitas nilai tambah dan titik impas pada usaha pengolahan ikan asin di Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat. Desain penelitian adalah kuantitatif berbasis survei. Waktu penelitian pada bulan April - Juli 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah pelaku usaha pengolahan ikan asin di Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon yang berjumlah 17 orang. Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan secara sensus. Analisis data penelitian menggunakan metode Hayami, penghitungan titik impas dan penghitungan produktifitas. Hasil penelitian menunjukkan nilai tambah pada usaha pengolahan ikan asin di Kecamatan Gunung Jati sebesar Rp 11.560,-/kg dan rasio nilai tambahnya adalah 52,54 %, nilai tambah ini berkategori tinggi. Nilai titik impas atas produksinya adalah 26,38 kg atau 35,6 % dan titik impas atas harganya adalah Rp 19.576/kg atau 35,6 %, nilai tersebut relatif lebih produktif jika dibandingkan dengan usaha pengolahan produk pertanian lainnya. Hasil penelitian ini dapat memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Kabupaten Cirebon agar dapat mendorong dan memfasilitasi masyarakat setempat dan sekitarnya untuk menggalakkan atau meningkatkan usaha pengolahan ikan asin karena menguntungkan guna meningkatkan pendapatan/kesejahteraannya

    SOSIALISASI URBAN FARMING MELALUI BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN SECARA VERTIKULTUR DAN HIDROPONIK DI KELURAHAN KALIJAGA, KECAMATAN HARJAMUKTI, KOTA CIREBON

    Get PDF
    Yard land in urban areas has not been utilized for the cultivation of vegetables that are productive and economically profitable. This service program aims to improve the knowledge and skills of PKK members in verticultural and hydroponic vegetable cultivation. Thus, the members can use their yard more productively. The method used in this community service program is training, which consists of counseling as well as demonstrations and practice. Counseling is about the cultivation of vegetable plants vertically and hydroponically has increased the knowledge of participants, from initially not knowing about verticulture to know. The demonstration/practice of growing vegetables the next day made the participants better understand what was delivered in the previous counseling. This encourages the improvement of mothers' skills in growing vegetables vertically and hydroponically. This additional knowledge and skills encourage participants to practice in their own homes

    PEMASARAN KOPI PADA ERA KE TIGA DI KABUPATEN KUNINGAN

    Get PDF
    Coffee marketing in the third era was marked by symptoms that led to the synergy of the subsystems in the coffee agribusiness. This study aims to describe the indicators of coffee marketing in the third era in Kuningan Regency. This research uses descriptive method. The population consists of four elements, namely: coffee farmers, coffee processors, coffee presenters and coffee consumers. The sample size was determined intentionally, namely: 60 coffee farmers, 30 coffee processors, 15 coffee presenters and 50 coffee consumers. Research time during       August–November 2020. The results of the study conclude that the marketing of coffee in the third era in Kuningan Regency has not been synergized among the subsystems so that the indicators have not been fulfilled optimally, which results in the benefits/profit opportunities that exist in coffee agribusiness that have not been obtained proportionally. For this reason, a stronger synergy is needed between the agribusiness subsystems initiated by the local Plantation Service
    corecore