1,078 research outputs found

    THE COPYRIGHT ACT OF 1976 AND LAW REVIEWS

    Get PDF

    Hidden Motives: An Analysis of Online ESL Teacher Hiring Practices in Japan and Hong Kong

    Get PDF
    Hidden Motives: An Analysis of Online English as a Second Language (ESL) Teacher Hiring Practices in Japan and Hong Kong is a qualitative research paper examines and compares two large-scale Asian English language teaching programs: Japanā€™s Japan Exchange and Teaching (JET) Programme (JET Programme, 2010) and Hong Kongā€™s Native-speaking English Teacher (NET) Scheme (NET Scheme, 2013). Both government sponsored programs recruit internationally and invite participants to work within each countryā€™s public schools while living amongst local communities and both programs utilize their online presence to attract, inform, and recruit individuals. The purpose of this research is to investigate whether the JET and NET websites are transparent with their governmental motives aside from improving their studentsā€™ English language abilities. While JET and NET websites were interrogated, the research questions were regularly revisited to determine if the two sites made any underlying motives clear to the candidates. The research, supported by academic literature, exposed the JET Programme website to be a branch of the Japanese governmentā€™s soft power campaign, whereby JET teachers were hired firstly as potential advocates for Japan and Japanese culture rather than English teachers. Conversely, the NET Scheme appeared to be solely commissioned for English language improvement as reflected by their website. Findings from the research can provide insight to applicants to help them decide if they want to participant in these programs. Without clearly understanding the background that motivates these programs, participants may unknowingly be used to support the host governmentā€™s agendas

    THE COPYRIGHT ACT OF 1976 AND LAW REVIEWS

    Get PDF

    Perancangan Interior Galeri Kebaya Modern Di Surabaya

    Full text link
    Kebaya means an upper dress which was used firstly by Indonesian women, especially Javanese women. Nowadays, kebaya has transformed into much more modern design soit is desired by the Indonesian society.To support those people, will be held a modern kebaya gallery with many facilities such as:lobby, fashion show area,exhibition,store,consultation room,and many more

    University Staff Perspectives on Change Management Strategies in Student Information System Adoption

    Get PDF
    The process of information technology adoption and use is critical to deriving benefits of information technology. Thus, one of the most challenging issues in information systems research is to understand how people have experienced the adoption process that may lead to insights to why they accept or reject the information technology (Davis, Bagozzi, & Warshaw, 1989). There are many factors affecting the adoption process of information technology innovations within an organization. To ensure successful adoption of information technology innovations, organizations develop a planned approach to change and employ change management strategies such as communication, training, and functional users support groups to serve as leverage for the adoption. The purpose of this study informed by phenomenological perspectives was to better understand the lived experiences of university staff in the Student Information System (SIS) adoption process. By following Moustakasā€™ (1994) four primary steps in phenomenological research and his systematic approach, the inductive data analysis process assists in revealing the essence of Big University (Big U) (pseudonym) staffā€™s lived experiences of the change management strategies put in place for the SIS adopting process via long, in-depth interview sessions. The 24 participants were grouped by criteria profiles with the textural descriptions clustered by the ten emergent themes. Structural descriptions for each participant were developed based on the textural descriptions. The validated textural and structural descriptions were then used to develop the composite textural-structural descriptions. The composite textural-structural description for each criteria profile integrated the experiences of all the individual participants within the criteria profile. The validated composite textural-structural descriptions were then used to develop the synthesis textural-structural descriptions to reveal the universal experiences of all the participants. Thus, this study provided a detailed account of the Big U staffā€™s experiences which revealed how the change management strategies informed their decision in adopting and using the SIS. The universal experiences indicated that the success of the Big U SIS adoption and use after the initial SIS implementation was greatly enhanced by these planned change efforts. Thus, Big U upper administration declared the success of the SIS implementation when the project was completed on time and under budget. However, while the universal experiences reflected the success of the initial SIS adoption and use due to the planned changed efforts, a very different picture emerged for the SIS post-implementation for unit functions on-going support

    Acute peripheral nerve recording characteristics of polymer-based longitudinal intrafascicular electrodes

    Get PDF
    Journal ArticleWe examined the recording characteristics of two different types of polymer-based longitudinal intrafascicular electrodes (LIFEs) in peripheral nerve: single-stranded (s-polyLIFEs) and multistranded (m-polyLIFEs). Recordings were also made from Pt-Ir wire-based electrodes (PtIrLIFEs) as a control. The electrodes were implanted in either tibial or medial gastrocnemius branches of the rabbit sciatic nerve, and in the sciatic nerve of rats. Recorded neural activity induced by manually elicited afferent neural activity showed that both polyLIFE versions performed comparably to PtIrLIFEs

    Rancangan Model Performansi Risiko Rantai Pasok Agroindustri Susu dengan Menggunakan Pendekatan Logika Fuzzy

    Full text link
    Titik kritis dari performansi dan risiko rantai pasok agroindustri susu terletak pada karakteristik produknya yang mudah rusak. Risiko tertinggi yang teridentiļ¬kasi pada rantai ini adalah risiko susu terkontaminasi bakteri dan antibiotik. Risiko ini muncul dari rangkaian aktivitas yang terjadi mulai dari peternakan, koperasi dan Industri Pengolahan Susu (IPS) yang akan mempengaruhi performasi rantai pasok keseluruhan. Paper ini bertujuan untuk merancang model performansi dan risiko rantai pasok agroindustri susu dengan menggunakan pendekatan Fuzzy Assosiated Memories (FAMs). Logika fuzzy digunakan untuk menerjemahkan suatu besaran yang diekspresikan menggunakan bahasa (linguistic). Secara umum dalam sistem logika fuzzy terdapat empat buah elemen dasar, yaitu: basis kaidah (rule base), mekanisme pengambilan keputusan (inference engine), proses fuzziļ¬kasi (fuzziļ¬cation) dan proses defuzziļ¬kasi (defuzziļ¬cation). Ada tiga komponen yang dipertimbangkan dalam rancangan model yaitu proļ¬l performansi, proļ¬l risiko dan eksposur risiko dalam ukuran waktu, biaya dan kualitas. Tahap pertama dimulai dengan menganalisis eksposur risiko yang tidak terhindarkan yang meliputi analisis karakteristik lingkungan dan konļ¬gurasi serta karakteristik rantai pasok agroindustri susu. Tahap kedua adalah menganalisis eksposure risiko yang dapat dihindari. Tahap ketiga adalah mengubah eksposur risiko ke dalam ukuran performansi waktu, biaya dan kualitas. Pada tahap kedua dihasilkan magnitude risiko, yang merupakan fungsi dari nilai probabilitas dan severity yang dilakukan dengan menggunakan Fuzzy Assosiated Memories (FAMs).Dengan model ini diharapkan dampak kerusakan dari risiko yang muncul pada rantai pasok agroindustri susu dapat terukur dan dapat diminimasi sehingga dapat meningkatkan ketangguhan (robustnes) dari rantai pasok

    Hubungan antara Karakteristik Pasien terhadap Kepuasan Pasien (Aspek Tangibles) pada Pelayanan Antenatal Care di Rumah Bersalin Citra Lestari Pabuaran Bojonggede Bogor Jawa Barat

    Full text link
    Tujuan Penelitian ini menganalisa hubungan antara karakteristik (umur, pendidikan, pekerjaan, dan gravida) dengan tingkat kepuasan pasien pada pelayanan antenatal care dalam dimensi tangibles di Rumah Bersalin Citra Lestari Pabuaran Bojonggede Bogor Jawa Barat Metode Penelitian menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah responden 106 orang dan pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada saat mulai kehamilan trimester III. Hasil Hasil pengolahan data didapatkan rerata skor harapan dan Kenyataan atas mutu layanan antenatal care dalam dimensi tangibles 83,65%, tingkat kepuasan pasien pada pelayanan antenatal care dalam dimensi tangibles berdasarkan umur ibu 20thn -35thn 71,1% Ibu tidak puas, 28,9% ibu merasa puas, sedangkan kelompok umur 35thn50% ibu merasa puas dan 50% ibu merasa tidak puas. Tingkat kepuasan pasien pada pelayanan antenatal care dalam dimensi tangibles berdasarkan pendidikan ibu SLTA-PT 75% tidak puas dan 25% ibu merasa puas, sedangkan pendidikan ibu SD-SLTP 50% ibu merasa puas dan 50% ibu merasa tidak puas. Tingkat kepuasan pasien pada pelayanan antenatal care dalam dimensi tangibles berdasarkan Pekerjaan, ibu yang bekerja 77,4% ibu merasa tidak puas 22,6% ibu merasa puas, sedangkan ibu yang tidak bekerja 56,5% ibu merasa tidak puas, 43,5% ibu merasa puas. Tingkat kepuasan pasien pada pelayanan antenatal care dalam dimensi tangibles berdasarkanKelompok gravid, ibu primi gravid 78,1% ibu tidak puas, 21,9% ibu merasa puas, sedangkan ibu multi gravida45,2% ibu merasa tidak puas, 54,8% ibu merasa puas. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,068 sehingga ada tidak ada hubungan yang signifikan antara umur responden terhadap kepuasan mutu pelayanan antenatal care pada aspek tangibles. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,015 sehingga ada hubungan yang signifikan antara pendidikan rendah dengan tinggi terhadap kepuasan mutu pelayanan antenatal care pada aspek tangibles. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,045 sehingga ada hubungan yang signifikan antara ibu yang bekerja dengan yang tidak bekerja terhadap kepuasan mutu pelayanan antenatal care pada aspek tangibles. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 sehingga ada hubungan yang signifikan antara primipara dan multipara terhadap kepuasan mutu pelayanan antenatal care pada aspek tangibles. Simpulan Adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan, pekerjaan, dan gravida dengan kepuasan pasien (aspek tangibles) terhadap pelayanan antenatal care. Berdasarkan ā€Importance Performance Analysisā€ yang dilakukan, yang menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan yaitu kuantitas peralatan, kebersihan dan Kenyamanan WC. Sedangkan aspek yang harus dipertahankan adalah kebersihan dan Kenyamanan ruang tunggu dan ruang periksa, penampilan, keramahan, ketrampilan dan layanan informasi dan kesempatan bertanya bagi pasien oleh bidan dan karyawan. Tujuan : Penelitian ini menganalisa hubungan antara karakteristik (umur, pendidikan, pekerjaan, dan gravida) dengan tingkat kepuasan pasien pada pelayanan antenatal care dalam dimensi tangibles di Rumah Bersalin Citra Lestari Pabuaran Bojonggede Bogor Jawa Barat Metode : Penelitian menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah responden 106 orang dan pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada saat mulai kehamilan trimester III. Hasil : Hasil pengolahan data didapatkan rerata skor harapan dan Kenyataan atas mutu layanan antenatal care dalam dimensi tangibles 83,65%, tingkat kepuasan pasien pada pelayanan antenatal care dalam dimensi tangiblesberdasarkan umur ibu 20thn -35thn 71,1% Ibu tidak puas, 28,9% ibu merasa puas, sedangkan kelompok umur 35thn50% ibu merasa puas dan 50% ibu merasa tidak puas. Tingkat kepuasan pasien pada pelayanan antenatal care dalam dimensi tangiblesberdasarkan pendidikan ibu SLTA-PT 75% tidak puas dan 25% ibu merasa puas, sedangkan pendidikan ibu SD-SLTP 50% ibu merasa puas dan 50% ibu merasa tidak puas. Tingkat kepuasan pasien pada pelayanan antenatal care dalam dimensi tangiblesberdasarkan Pekerjaan, ibu yang bekerja 77,4% ibu merasa tidak puas 22,6% ibu merasa puas, sedangkan ibu yang tidak bekerja 56,5% ibu merasa tidak puas, 43,5% ibu merasa puas. Tingkat kepuasan pasien pada pelayanan antenatal care dalam dimensi tangiblesberdasarkanKelompok gravid, ibu primi gravid 78,1% ibu tidak puas, 21,9% ibu merasa puas, sedangkan ibu multi gravida45,2% ibu merasa tidak puas, 54,8% ibu merasa puas. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,068 sehingga ada tidak ada hubungan yang signifikan antara umur responden terhadap kepuasan mutu pelayanan antenatal care pada aspek tangibles.Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,015 sehingga ada hubungan yang signifikan antara pendidikan rendah dengan tinggi terhadap kepuasan mutu pelayanan antenatal care pada aspek tangibles. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,045 sehingga ada hubungan yang signifikan antara ibu yang bekerja dengan yang tidak bekerja terhadap kepuasan mutu pelayanan antenatal care pada aspek tangibles. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 sehingga ada hubungan yang signifikan antara primipara dan multipara terhadap kepuasan mutu pelayanan antenatal care pada aspek tangibles
    • ā€¦
    corecore