7 research outputs found

    Auto Charger System Berbasis Solar Cell Pada Robot Management Sampah

    Full text link
    Auto charger system dalam penelitian ini untuk memenuhi kebutuhan energi listrik pada robot management sampah. Robot management sampah yang kekurangan energi listrik secara otomatis akan menuju tempat pengisian energi listrik yang dilengkapi dengan solar cell. Energi listrik yang dihasilkan oleh solar cell akan disimpan di dalam accu, kemudian energi listrik pada accu akan digunakan untuk men-charge accu dan baterai pada robot management sampah. Intensitas cahaya matahari yang berubah-ubah dapat menyebabkan accu lebih cepat rusak karena tegangan yang masuk ke accu tidak konstan. Penelitian ini menggunakan topologi cuk converter yang dapat menaikkan dan menurunkan tegangan sumber dengan mengubah-ubah nilai duty cycle. Tegangan sumber akan turun jika nilai duty cycle cuk converter kurang dari 50% dan akan naik jika nilai duty cycle cuk converter lebih dari 50%. Charger dari accu ke accu dan dari accu ke baterai dirancang menggunakan boost converter yang didesain menggunakan IC XL6009. Pengujian cuk converter menghasilkan error rata-rata sebesar 8,68% dengan selisih antara teori dan praktek paling besar adalah 1,3V. Pengujian boost converter menghasilkan error rata-rata sebesar 2,52% dengan selisih antara teori dan praktek paling besar adalah 1,52V.Kata Kunci—Robot Management Sampah, Cuk Converter, Boost Converter, Solar Cell

    Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah

    Get PDF
    Auto charger system dalam penelitian ini untuk memenuhi kebutuhan energi listrik pada robot management sampah. Robot management sampah yang kekurangan energi listrik secara otomatis akan menuju tempat pengisian energi listrik yang dilengkapi dengan solar cell. Energi listrik yang dihasilkan oleh solar cell akan disimpan di dalam accu, kemudian energi listrik pada accu akan digunakan untuk men-charge accu dan baterai pada robot management sampah. Intensitas cahaya matahari yang berubah-ubah dapat menyebabkan accu lebih cepat rusak karena tegangan yang masuk ke accu tidak konstan. Penelitian ini menggunakan topologi cuk converter yang dapat menaikkan dan menurunkan tegangan sumber dengan mengubah-ubah nilai duty cycle. Tegangan sumber akan turun jika nilai duty cycle cuk converter kurang dari 50% dan akan naik jika nilai duty cycle cuk converter lebih dari 50%. Charger dari accu ke accu dan dari accu ke baterai dirancang menggunakan boost converter yang didesain menggunakan IC XL6009. Pengujian cuk converter menghasilkan error rata-rata sebesar 8,68% dengan selisih antara teori dan praktek paling besar adalah 1,3V. Pengujian boost converter menghasilkan error rata-rata sebesar 2,52% dengan selisih antara teori dan praktek paling besar adalah 1,52V.Kata Kunci—Robot Management Sampah, Cuk Converter, Boost Converter, Solar Cell

    Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah

    Get PDF
    Auto charger system dalam penelitian ini untuk memenuhi kebutuhan energi listrik pada robot management sampah. Robot management sampah yang kekurangan energi listrik secara otomatis akan menuju tempat pengisian energi listrik yang dilengkapi dengan solar cell. Energi listrik yang dihasilkan oleh solar cell akan disimpan di dalam accu, kemudian energi listrik pada accu akan digunakan untuk men-charge accu dan baterai pada robot management sampah. Intensitas cahaya matahari yang berubah-ubah dapat menyebabkan accu lebih cepat rusak karena tegangan yang masuk ke accu tidak konstan. Penelitian ini menggunakan topologi cuk converter yang dapat menaikkan dan menurunkan tegangan sumber dengan mengubah-ubah nilai duty cycle. Tegangan sumber akan turun jika nilai duty cycle cuk converter kurang dari 50% dan akan naik jika nilai duty cycle cuk converter lebih dari 50%. Charger dari accu ke accu dan dari accu ke baterai dirancang menggunakan boost converter yang didesain menggunakan IC XL6009. Pengujian cuk converter menghasilkan error rata-rata sebesar 8,68% dengan selisih antara teori dan praktek paling besar adalah 1,3V. Pengujian boost converter menghasilkan error rata-rata sebesar 2,52% dengan selisih antara teori dan praktek paling besar adalah 1,52V

    Objective Numerical Evaluation of Diffuse, Optically Reconstructed Images Using Structural Similarity Index

    No full text
    Diffuse optical tomography is emerging as a non-invasive optical modality used to evaluate tissue information by obtaining the optical properties’ distribution. Two procedures are performed to produce reconstructed absorption and reduced scattering images, which provide structural information that can be used to locate inclusions within tissues with the assistance of a known light intensity around the boundary. These methods are referred to as a forward problem and an inverse solution. Once the reconstructed image is obtained, a subjective measurement is used as the conventional way to assess the image. Hence, in this study, we developed an algorithm designed to numerically assess reconstructed images to identify inclusions using the structural similarity (SSIM) index. We compared four SSIM algorithms with 168 simulated reconstructed images involving the same inclusion position with different contrast ratios and inclusion sizes. A multiscale, improved SSIM containing a sharpness parameter (MS-ISSIM-S) was proposed to represent the potential evaluation compared with the human visible perception. The results indicated that the proposed MS-ISSIM-S is suitable for human visual perception by demonstrating a reduction of similarity score related to various contrasts with a similar size of inclusion; thus, this metric is promising for the objective numerical assessment of diffuse, optically reconstructed images

    Prospects of Structural Similarity Index for Medical Image Analysis

    No full text
    An image quality matrix provides a significant principle for objectively observing an image based on an alteration between the original and distorted images. During the past two decades, a novel universal image quality assessment has been developed with the ability of adaptation with human visual perception for measuring the difference of a degraded image from the reference image, namely a structural similarity index. Structural similarity has since been widely used in various sectors, including medical image evaluation. Although numerous studies have reported the use of structural similarity as an evaluation strategy for computer-based medical images, reviews on the prospects of using structural similarity for medical imaging applications have been rare. This paper presents previous studies implementing structural similarity in analyzing medical images from various imaging modalities. In addition, this review describes structural similarity from the perspective of a family’s historical background, as well as progress made from the original to the recent structural similarity, and its strengths and drawbacks. Additionally, potential research directions in applying such similarities related to medical image analyses are described. This review will be beneficial in guiding researchers toward the discovery of potential medical image examination methods that can be improved through structural similarity index

    Progress of Near-Infrared-Based Medical Imaging and Cancer Cell Suppressors

    No full text
    Diffuse optical tomography, an imaging modality that utilizes near-infrared light, is a new way to assess soft tissue. It provides a non-invasive screening of soft tissue, such as the breast in females and prostate in males, to inspect the existence of cancer. This new imaging method is considered cost-effective and preferred because the implementation is simply through the application of a laser or light-emitting diode as a light source. Near-infrared technology does not only offer cancer screening modality, but also acts as a cancer treatment method, called near-infrared photoimmunotherapy. Despite plentiful studies in the area of near-infrared technology for cancer imaging and cancer cell suppression, there is no consolidated review that provides an overview of near-infrared application in cancer cell imaging and therapy. The objective of this study is to review near-infrared-based medical imaging and novel approaches to eradicate cancer cells. Additionally, we have discussed prospective instrumentation to establish cancer therapeutics apparatuses based on near-infrared technology. This review is expected to guide researchers implementing near-infrared for a medical imaging modality and cancer suppression in vitro, in vivo, and in clinical settings

    Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah

    No full text
    Auto charger system dalam penelitian ini untuk memenuhi kebutuhan energi listrik pada robot management sampah. Robot management sampah yang kekurangan energi listrik secara otomatis akan menuju tempat pengisian energi listrik yang dilengkapi dengan solar cell. Energi listrik yang dihasilkan oleh solar cell akan disimpan di dalam accu, kemudian energi listrik pada accu akan digunakan untuk men-charge accu dan baterai pada robot management sampah. Intensitas cahaya matahari yang berubah-ubah dapat menyebabkan accu lebih cepat rusak karena tegangan yang masuk ke accu tidak konstan. Penelitian ini menggunakan topologi cuk converter yang dapat menaikkan dan menurunkan tegangan sumber dengan mengubah-ubah nilai duty cycle. Tegangan sumber akan turun jika nilai duty cycle cuk converter kurang dari 50% dan akan naik jika nilai duty cycle cuk converter lebih dari 50%. Charger dari accu ke accu dan dari accu ke baterai dirancang menggunakan boost converter yang didesain menggunakan IC XL6009. Pengujian cuk converter menghasilkan error rata-rata sebesar 8,68% dengan selisih antara teori dan praktek paling besar adalah 1,3V. Pengujian boost converter menghasilkan error rata-rata sebesar 2,52% dengan selisih antara teori dan praktek paling besar adalah 1,52V.Kata Kunci—Robot Management Sampah, Cuk Converter, Boost Converter, Solar Cell
    corecore