2 research outputs found

    POLA KEPEKAAN ANTIBIOTIK PADA BAKTERI RESISTEN KARBAPENEM DI RSUD DR SOETOMO SURABAYA

    Get PDF
    Resistensi terhadap antibiotika saat ini merupakan suatu masalah global yang menjadi ancaman dalam dunia kesehatan masyarakat. Salah satunya adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram negatif yang dilaporkan terus mangalami peningkatan. Karbapenem merupakan antibiotika golongan beta laktam yang memiliki spektrum luas. Resisten terhadap karbapenem telah meluas, sehingga rumah sakit harus ikut serta dalam pengendalian infeksi yang baik untuk mengontrol penyebaran bakteri tersebut. Tujuan Penelitian: untuk mengidentifikasi pola kelompok bakteri, pola uji kepekaan antibiotika dan diagnosis infeksi yang disebabkan oleh kelompok bakteri resisten karbapenem di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Metode Penelitian: Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian deskriptif terhadap data sekunder yang dilaksanakan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya selama 2 bulan (April-Juni 2018) terhadap bakteri yang resisten terhadap karbapenem. Hasil Penelitian: Terdapat 586 pasien dengan berbagai spesimen pemeriksaan hasil kultur, yang diperoleh dari spesimen darah 72 isolat (12,3%), spesimen sputum 232 isolat (39,6%), spesimen pus 93 isolat (15,3%) , spesimen jaringan 12 isolat (2 %) , spesimen tip 5 isolat (0,9 %) , spesimen urine 105 isolat (17,9%) , spesimen cerobrospinal fluid (CSF) 17 isolat (2,9 %), spesimen swab aerob 49 isolat (8,4 %), dan spesimen liquor abdomen 1 isolat (0,2%). Sebanyak 59,7% spesimen berasal dari laki-laki dan 40,3% perempuan. Pasien terbanyak berasal dari pelayanan medik (43,5%). Ruang perawatan terbanyak adalah ICU (9,2%). Bakteri terbanyak adalah Acinetobacter baumannii (35,7%), Pseudomonas areuginosa (18,6%), Escherichia coli (13%), Klebsiella pneumoniae (12,6%), dan Enterobacter cloacae (4,3%). Hasil uji kepekaan menunjukan sefoperazonesulbaktam dan amikasin dapat dianjurkan pada bakteri gram negatif resisten karbapenem. Diagnosis terbanyak adalah Pneumonia (17,7%). Kesimpulan: Acinetobacter baumanni merupakan isolat terbanyak, dan sefoperazone-sulbaktam dan amikasin dapat dianjurkan pada bakteri gram negatif resisten karbapenem

    SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS MODIFIED HODGE TEST DALAM DETEKSI CARBAPENEMASE-PRODUCING ENTEROBACTERIACEAE DARI ISOLAT URIN DI RSUD DR SOETOMO SURABAYA

    Get PDF
    Resistensi antibiotik yang terjadi pada kelompok Enterobacteriaceae menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di seluruh dunia. Mikroorganisme ini berkaitan dengan lama perawatan, biaya rumah sakit, mortalitas dan morbiditas. Hal yang paling mengkhawatirkan adalah munculnya resistensi yang terkait dengan penghasil carbapenem-hydrolysing beta-lactamase. Karbapenem dianggap sebagai terapi efektif pada lini terakhir yang tersedia untuk terapi pada infeksi berat. Adanya resistensi terhadap agen ini dapat mengurangi pilihan terapi klinik dan kegagalan suatu terapi menjadi semakin sering terjadi. Pengenalan yang tepat dari penghasil karbapenemase di laboratorium mikrobiologi klinik merupakan pusat dalam mengontrol penyebaran dari organisme ini dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Pada tahun 2009, Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI) menyarankan evaluasi fenotipik adanya karbapenemase pada Enterobacteriaceae dengan kenaikan MIC pada satu atau lebih karbapenem dengan menggunakan Modified Hodge Test (MHT). MHT telah menjadi suatu alat yang berguna untuk deteksi produksi karbapenemase pada Enterobacteriaceae Tujuan Penelitian: untuk menganalisis sensitivitas dan spesifisitas uji Modified Hodge Test (MHT) dalam deteksi carbapenemase-producing Enterobacteriaceae (CPE) dari isolate urin di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Metode Penelitian: Desain penelitian ini adalah studi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional menggunakan uji diagnostik laboratorium untuk melihat perbandingan konfirmasi carbapenemase-producing Enterobacteriaceae (CPE) antara pemeriksaan Modified Hodge Test (MHT) dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) Hasil Penelitian: Jumlah total isolat yang masuk dalam kriteria inklusi adalah 43 isolat. Dari total 43 isolat resisten karbapenem, pada pemeriksaan PCR terhadap enam gen target terdapat 33 isolat sebagai penghasil satu atau lebih gen karbapenemase, sementara 10 lainnya tidak terdeteksi adanya gen karbapenemase. Pada uji MHT didapatkan hasil yaitu 12 isolat (27,9%) yang memberikan hasil positif untuk MHT dan 31 isolat (72,1%) memberikan hasil negatif. MHT dapat mendeteksi karbapenemase gen OXA dengan baik namun kurang dalam deteksi class B. MHT gagal mendeteksi gen GES. Sensitivitas MHT dalam deteksi CPE adalah 36,36% dan spesifisitas MHT adalah 100% Kesimpulan: MHT memiliki sensitivitas yang rendah namun memiliki spesifisitas yang tinggi dalam deteksi CPE. Kata kunci : CPE, karbapenamse, Modified Hodge Test, sensitivitas dan spesifisita
    corecore