143 research outputs found
Про формування транскордонного іхтіоекологічного резервату «Верхній Дніпро»
Предлагается создание трилатерального ихтиоэкологического резервата, с ядром в Киевском водохранилище, для сохранения генофонда и восстановления рыбопродуктивности аборигенной ихтиофауны речных
бассейнов Балтийского и Черного морей, на базе уже существующей заповедной сети (национальных природных парков – Шацкого и Припять–Стоход, Полесского и Ровенского биосферных заповедников), включая прилегающие заповедные территории Республики Беларусь и Польши, водные ресурсы которых создают единый
гидроэкологический корридор. Указанная выше речная и озерная сеть станет составляющей и объединяющей
частью трилатеральной заповедной территории «Западное Полесье», которая способна обеспечить сохранение,
реабилитацию и восстановление природы Полесского края и Западной Европы, в том числе аборигенной
ихтиофауны. It is proposed to create trilateral ichthyoecological reservoir, the center of which is in
Kyiv storage, for preservation of gene pool and renewing of fish production of vicinal piscifauna river basins of Balfic
and Black Sea on the basis of existing conservation net (National Parks Shatskyi, Prypiat – stocking and biospheric
reservations – Polissia, Rivne), including reserved areas of Belarus Republik and Poland, water resources of what
create unique hydroecological corridor. Запропоновано створення трилатерального іхтіоекологічного резервату, з ядром
у Київському водосховищі, для збереження генофонду і відновлення рибопродуктивності аборигенної іхтіофауни річкових басейнів Балтійського та Чорного морів, на базі вже наявної заповідної мережі (національних
природних парків – Шацького, Прип’ять–Стохід та Поліського і Рівненського біосферних заповідників), включаючи заповідні території Республіки Білорусь та Польщі, водні ресурси яких створюють єдиний гідроекологічний коридор. Вказана вище річкова та озерна мережа стане складовою та об’єднувальною територією
трилатерального заповідника «Західне Полісся». Вона спроможна забезпечити збереження, реабілітацію та
відновлення природи Поліського краю і Західної Європи, зокрема й аборигенної іхтіофауни.Работа выполнена на кафедреы водных биоресурсов
НУВХ
STATUS KESEHATAN PADANG LAMUN DI PERAIRAN DESA TANAKI KECAMATAN SIAU BARAT SELATAN KABUPATEN SITARO
Siau Island is a part of Sitaro Archipelago located in northern part of Sulawesi Island. This island is rich of marine biodiversity include mangrove, coral reef and seagrass bed. The purposes of this study were to identify seagrass species, cover area and its health status. This research was conducted from September to October 2021, in Tanaki Village waters, Siau Island. The research method that used in this study is the quadrant transect method which includes the calculation of seagrass cover within station and seagrass species percent cover that used to determining the health status and condition of seagrass beds. Seven seagrass species were found in Tanaki water namely Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Syringodium isoetifolium, Halodule pinifolia, Halophila ovalis and Thalassodendron ciliatum. The health status of the seagrass beds in the study area was categorized "unhealthy" (42.24%) and the criteria for the seagrass cover was "moderate" (30-49.9%). The dominance of seagrass species in Tanaki Village water were T. hemprichii (19,89%) followed by C. rotundata (12.88%) respectively.
Key Word: Seagrass Bed, Identification, Health, Species, Cover.
ABSTRAK
Kepulauan Siau, Kabupaten SITARO merupakan pulau kecil di sebelah utara Pulau Sulawesi yang memiliki ekosistem laut yang lengkap yaitu ekosistem mangrove, karang serta lamun. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui (1) Jenis lamun yang ditemukan; (2) Penutupan jenis lamun di lokasi penelitian; (3) Status kesehatan padang lamun di lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan pada Bulan September - Oktober 2021, di perairan Pantai Desa Tanaki. Metode penelitian yang digunakan yakni metode transek kuadran yang mencangkup perhitungan tutupan lamun disetiap stasiun dan perhitungan penutupan lamun per jenis sehingga nilai rata-rata yang didapatkan merupakan hasil akhir dalam penentuan status dan kondisi padang lamun. Jenis lamun yang ditemukan di perairan Tanaki teridentifikasi sebanyak 7 spesies yang terdiri (2 Family dan 7 Genus) yaitu Cymodocea rotundata, Thalassia hempricii, Enhalus acoroides, Siringodium isoetifolium, Halodule pinifolia, Halophila ovalis dan Thalassodendron ciliatum. Status kesehatan padang lamun yang terdapat di lokasi penelitian termasuk dalam kategori “Kurang sehat” dengan penutupan lamun 42,24% dan kriteria kategori tutupan lamun yakni “Sedang” dengan pentutupan (30-49,9%). Dan dominansi jenis lamun di perairan Desa Tanaki adalah jenis T. hemprichii dan C. rotundata dengan persentase penutupan per jenis masing-masing 19,89% dan 12,88%.
Kata Kunci : Padang Lamun, Identifikasi, Kesehatan, Jenis, Tutupan
ESTIMASI PENYERAPAN KARBON MANGROVE DI DESA PONTO KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA
Mangrove forest can be found grow along the coast, or river estuaries which ist growth and develop is influenced by tides. The mangrove forest plays an important role as carbon sequester to combat global warming. The purposes of this study are to calculate the potential biomass of mangrove trees in the Ponto village and to estimate carbon stocks (C) storage and carbon dioxide (CO2) uptake by mangrove stands in Ponto village. The data collection method used in this research is the line transect quadratic method without damaging the object of the study. The data taken were mangrove tree biomass data. The data collection was carried out in 12 plots measuring (10 x 10 m2).All trees found within the plots were recorded for their number, type and diameter at breast height(DBH).This study found that a total of five mangrove spesies, namely: Rhizophora apiculata, Avicennia officinalis, Xylocarpus granatum, Bruguiera gymnorrhiza, and Ceriops tagal. Tthe highest density value was 1,500 trees/ha. Total tree biomass was 64,64-105,23 ton/ha, estimated carbon(C) content and carbon dioxide (CO2) mangrove were 30,38-49,46 ton C/ha to111,50- 181,51 ton CO2/ha respectively.
Keywords : Mangrove, density, diameter, carbon, carbon dioxide
ABSTRAK
Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang tumbuh dan berkembangnnya dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan mangrove memiliki salah satu fungsi ekologis yaitu berperan dalam upaya mitigasi pemanasan global karena hutan mangrove sebagai penyerap dan penyimpan karbon dioksida (CO2) yang dilakukan melalui proses fotosintesis dan menyimpannya dalam stok biomasa. Tujuan dari penelitian ini ada 2 yaitu: (1) menghitung potensi biomasa pada pohon mangrove di Desa Ponto (2) mengestimasi simpanan karbon (C) dan serapan karbondioksida (CO2) atas tegakan mangrove di Desa Ponto. Metode pengambilan data digunakan dalam kegiatan penelitian ini metode line transek kuadrat dilakukan tanpa merusak objek penelitian. Data yang diambil adalah data biomasa pohon mangrove. Untuk pengambilan data dilakukan dalam 12 plot berukuran 10 x 10 m2. Semua pohon yang ada di dalam plot dicatat jumlah, jenis serta diukur DBH (diameter at breast height) dari keseluruhan sampel. Hasil penelitian diperoleh total pohon mangrove yang teridentifikas 5 jenis yaitu: Rhizophora apiculata, Avicennia officinalis, Xylocarpus granatum, Bruguiera gymnorrhiza, dan Ceriops tagal dengan nilai kerapatan tertinggi 1,500pohon/ha.Dari hasil perhitungan diperoleh total jumlah biomasa berkisar 64,64-105,23 ton/ha, serta hasil estimasi kandungan karbon (C) dan karbon dioksida (CO2) tegakan mangrove sebesar 30,38-49,46ton C/ha atau setara111,50-181,51ton CO2/ha.
Kata Kunci: Mangrove,Kerapatan,diameter,karbon,karbon dioksid
STRUKTUR KOMUNITAS KAWASAN MANGROVE DI DESA TALENGEN KECAMATAN TABUKAN TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
Mangroves are vegetation that grows on the tidal area and can grow on muddy, sandy and mix substrates. The purpose of this study was to determine the type, community structure, measure the diameter of mangrove trees, and mangrove community structures data. The data was taken using the line transect quadrat method. The results of the study found that there were three types of mangroves, namely Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorrhiza and Sonneratia alba. The highest species density and the highest relative belong to R. mucronata 0.11 Ind/m2 and 75.71% respectively. The highest value of frequency and relative frequency was found on mucronata with a value of 1.00 and a relative 62.50%. The highest species cover value wasfound on B.gymnorrhizawith a value of 20.04 cm2/ha and relative cover 63.24%. The highest important Value Index belongs to R. mucronata with a value of 234.70%. The diversity index value with a value of 0.68 is included in the low category because H'<1. The tree diameter range were mucronata 3.82 to 29.62 cm, B. gymnorrhiza is 3.82 to 45.22. cm, and S. alba 10.82 to 22.61cm.
Key Words: Talengen Village, Mangrove, Community Structure
ABSTRAK
Mangrove merupakan vegetasi yang tumbuh pada daerah pasang surut dan dapat tumbuh pada substrat berlumpur, berpasir dan bercampur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis, struktur komunitas, mengukur diameter pohon mangrove, dan mengumpulkan data struktur komunitas mangrove menggunakan metode transek garis. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat tiga jenis mangrove, yaitu Rhizophora mucronata, Bruguiera.gymnorrhiza dan Sonneratia alba. Kepadatan spesies tertinggi dan relatif tertinggi dimiliki oleh R. mucronata masing-masing 0,11 Ind/m2 dan 75,71%. Nilai frekuensi dan relatif tertinggi terdapat pada R. mucronata dengan nilai 1,00 dan relatif 62,50%. Nilai tutupan spesies tertinggi terdapat pada B.gymnorrhiza dengan nilai 20,04 cm2/ha dan relatifnya 63,24%. Nilai Indeks Nilai Penting tertinggi terdapat pada R. mucronata dengan nilai sebesar 234,70%. Nilai indeks keanekaragaman dengan nilai 0,68 termasuk dalam kategori rendah karena H'<1. Diameter pohon di Desa Talengen adalah R. mucronata 3,82-29,62 cm, B. gymnorrhiza 3,82- 45,22. cm, spesies S. alba berkisar antara 10,82 hingga 22,61 cm.
Kata Kunci: Desa Talengen, Mangrove, Struktur komunita
Community Structure of Gastropod in Seagrass Beds of Waleo Beach Waters, North Minahasa Regency
This study aims to determine the type of Gastropod and the community structure including Species Density, Relative Density, Diversity (H’), and Dominance (C). Based on observation, there is 124 individuals included in 11 species (7 genera) from 7 families (3 orders) obtained. The highest density value is 5,87 Ind/m2 by Euplica borealis, and has 35,48% of relative density. For the diversity, an index is H’ = 1,62 obtained, which is classified as low. This shows that seagrass beds in Waleo beach waters, North Minahasa Regency, there are several species obtained with abundant numbers of individuals compared to the other species, so the diversity index obtained relatively low. As for the range of dominance index is C = 0,36 to 0,44. The lowest value is in the transect number 1 while the highest in the transect number 2. This value shows that seagrass beds in Waleo beach waters, North Minahasa Regency there are no specific species that dominate in the community. Waleo beach waters, North Minahasa Regency has a temperature of about 29,3 °C illustrating the condition of the water temperature is relatively good for Gastropods' life. The salinity is 30 ‰ obtained, which is relatively good for Gastropod growth. pH obtained about 7 which is still relatively good for gastropods life.Keywords: Gastropod, Community Structure, Waleo.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis-jenis Gastropoda serta mengetahui struktur komunitas termasuk: Kepadatan Spesies, Kepadatan Relatif, Keanekaragaman (H’), dan Dominansi (C). Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh 124 individu yang termasuk dalam 11 spesies (7 genera) dari 7 famili (3 ordo). Nilai kepadatan tertinggi sebesar 5,87 Ind/m2 oleh spesies Euplica borealis, dan memiliki kepadatan relatif sebesar 35,48 %. Untuk indeks keanekaragaman diperoleh sebesar H’ = 1,62 yang tergolong rendah. Hal ini menunjukan bahwa daerah padang lamun perairan pantai Waleo, Kabupaten Minahasa Utara terdapat beberapa spesies yang diperoleh dengan jumlah individu yang melimpah dibandingkan jenis lainnya, sehingga indeks keanekaragaman yang diperoleh tergolong relatif rendah. Adapun untuk kisaran indeks dominansi yang diperoleh yaitu sebesar C = 0,36 sampai dengan 0,44. Nilai terrendah terdapat pada transek 1 sedangkan nilai tertinggi terdapat pada transek 2. Nilai tersebut menunjukan bahwa di padang lamun perairan Pantai Waleo, Kabupaten Minahasa Utara tidak terdapat jenis atau spesies tertentu yang mendominasi dalam komunitas tersebut. Wilayah perairan pantai Waleo, Kabupaten Minahasa Utara memiliki suhu 29,3 °C, menggambarkan bahwa kondisi suhu perairan tergolong baik untuk kehidupan Gastropoda. Salintas yang diperoleh sebesar 30 0/00, yang masih dalam kisaran baik untuk pertumbuhan Gastropoda. Derajat keasaman (pH) yang diperoleh yaitu 7 yang masih tergolong baik untuk kehidupan Gastropoda.Kata Kunci : Gastropoda, Struktur Komunitas, Waleo
Potential of Carbon Absorption Mangrove Forest at Sarawet Village Kuala Batu, East Likupang, North Minahasa Regency
Mangrove forest is one of a coastal natural resource with abundant potentials. The rapid coastal development has cost bad effects, such as mangrove forest conversion into dike or tourism. Mangrove forest has a prominent ecological function for coastal area. The purpose of this study was to analyst carbon absorption potency in both natural and restored mangrove forest in Sarawet Village, Kuala Batu, East Likupang. The sampling method in this study was a survey method that is observation and field sampling. The collected data was surface mangrove biomass and sediment, then analyst in Sam Ratulangi Laboratory, Manado. The biomass sampling data using transect line quadrat while and sediment sampling using sediment corer. This study found. That conclude that natural mangrove forest have a higher absorption and restored potential than restored mangrove forest.Keywords : mangrove, biomass, carbon, sediment AbstrakPotensi sumber daya hutan Indonesia sangat melimpah, dan salah satunya ialah hutan mangrove. Pembangunan pada daerah pesisir yang begitu cepat telah memberi dampak buruk terhadap lingkungan, seperti konversi lahan hutan mangrove menjadi tambak dan kawasan parawisata. Hutan mangrove merupakan salah satu hutan yang memiliki fungsi ekologis sangat penting terutama bagi wilayah pesisir. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi penyerapan karbon pada hutan mangrove yang restorasi dan alami di Desa Sarawet Kuala Batu Likupang Timur. Metode pengambilan data yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini ialah metode survey yakni pengamatan dan pengambilan sampel langsung dilapangan. Data yang diambil ialah data biomassa mangrove bagian atas dan sedimen. Sampel yang diambil di analisis di Laboratorium Terpadu Universitas Sam Ratulangi Manado. Untuk pengambilan data biomassa dilakukan dengan menggunakan garis transek kuadrat dan pengambilan sampel sedimen menggunakan sediment corer. Dari hasil penelitian yang diperoleh, menunjukan bahwa hutan mangrove yang alami memiliki potensi penyerapan dan simpanan karbon yang lebih tinggi dibandingkan dengan hutan mangrove yang direstorasi. Kata kunci : mangrove, biomassa, karbon, sedime
- …