17 research outputs found

    Reaksi Epoksidasi δ-Guaien dengan Hidrogen Peroksida (H2o2) Menggunakan Katalis Mnso4.h2o

    Get PDF
    Δ-Guaien adalah komponen utama kedua dari minyak nilam, yang struktur molekulnya mengandung ikatan ganda. Ikatan ganda ini dapat teroksidasi membentuk senyawa teroksidasi seperti δ-guaien epoksida. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan reaksi epoksidasi δ-guaien. Epoksidasi dilakukan dengan mereaksikan senyawa δ-guaien menggunakan katalis MnSO4.H2O dalam pelarut t-BuOH. Produk yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan Kromatografi Gas-Spektrofotometer Massa (KG-SM) dan FT-IR. Aroma dari δ-guaien epoksida dikarakterisasi dengan uji organoleptik yang didasarkan pada penilaian panelis. Hasil dari FT-IR menunjukkan adanya puncak pada 1256,57 cm-1 yang menunjukkan adanya ikatan C-O-C eter siklis. Hasil dengan KG-SM menunjukkan senyawa δ-guaien epoksida pada waktu retensi 23,553 menit dan mirip dengan isokariofilen oksida sebagai senyawa standart. Karakter organoleptik menunjukkan aroma hard woody (sineol) dengan konversi sebesar 15,45%

    Studi Interaksi Molekul Komponen Minyak Nilam Dengan Reseptor Olfaktori Sebagai Repellent Nyamuk Culex SP Secara in Silico Dan in Vitro

    Full text link
    The components of patchouli oil consist of mayor e.g patchouli alcohol and minor component such as patchoulene, α-guaiene, syechellen, and caryophyllene. These compounds are potentially as repellent or attractant against insects. The purpose of this research is to determine the activity of the Culex sp mosquito repellency using patchouli oil in silico and in vitro. Assessment of in silico modeling is through based on interactions of terpenoid the Culex sp mosquito olfactory receptor structure was downloaded from www.pdb.org with access code 3OGN while the ligand structure downloaded from www.ncbi.nlm.nih.gov. The modeling by using Autodock Tools 1.5.4 docking of the ligands were done in consecutive performing of α-guaine, α-patchoulen, vellence, caryophyllene, and syechellen respectively. In comparing with commercial repellent DEET, the patchouli oil component with minus patchouli alcohol have more potent as repellent with Kd = 330 µM, while Kd of DEET is 7,31 µM. Patchouli oil components have potential as a repellent better than DEET, it is indicated from Kd values greater than Kd DEET. By in vitro experiment, patchouli oil showed repellency at EC50 = 6,19 ± 0,55 ppm

    Skrining Fitokimia Metabolit Sekunder Ekstrak Metanol dari Kulit Batang Mahoni (Swietenia Mahagony Jacq.)

    Get PDF
    Mahoni Jawa (Swietenia mahagon Jacq.) merupakan tanaman yang banyak tumbuh dan telah dibudidayakan di Indonesia. Namun masih sangat terbatas kajian terhadap senyawa-senyawa metabolit sekunder sebagai penyusunnya. Paper ini melaporkan hasil skrining metabolit sekunder bagian kulit batang kayu mahoni. Metode yang digunakan adalah ekstraksi menggunakan soxhlet serta melakukan uji fitokimia dengan beberapa reagen pendeteksi senyawa metabolit sekunder. Hasil analisis menunjukkan bahwa kulit kayu mahoni jawa mengandung senyawa metabolit sekuder golongan alkaloid, flavonoid, saponin, fenolik hidrokuinon, dan tanin

    Kajian Secara in Silico Terhadap Potensi Eugenol Dan Sitronelal Sebagai Pestisida Nabati Untuk Pengendalian Serangga Helopeltis Antonii

    Get PDF
    Potensi eugenol dan sitronelal sebagai pestisida nabati dikaji melalui pemodelan secara in silico. Interaksi antara ligan eugenol dan sitronelal sebagai bioaktif dengan mitrokondria Helopeltis antonii sebagai reseptor, dikaji dengan menggunakan perangkat lunak Autodock Tools dan Autodock Vina. Hasil kajian in silico menunjukkan bahwa dengan metode multiple docking menggunakan Autodock Tools diperoleh nilai inhibisi (ki) campuran eugenol – sitronelal sebesar 4,20 mM dan nilai energi ikat bebas (∆G) sebesar -3,24 kkal/mol. Sedangkan hasil validasi menggunakan Autodock Vina menunjukkan bahwa interaksi antara eugenol – sitronelal memiliki nilai afinitas energi ikat bebas (∆Gaff) sebesar -4,8 kkal/mol dan nilai inhibisi (ki) sebesar 3,300 mM

    Studi Reaksi Hidrogenasi Senyawa Turunan Furfural Menggunakan Katalis Cu/γ-al2o3

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas katalis Cu/γ-Al2O3 pada reaksi hidrogenasi senyawa turunan furfural. Katalis Cu/γ-Al2O3 dibuat secara impregnasi basah dengan mencampurakan Cu(NO3)2.3H2O dan γ-Al2O3 dalam metanol. Kemudian dikalsinasi dan direduksi pada temperatur 550oC dan 500oC. Karakterisasi dilakukan dengan metode difraksi sinar-X dan fluoresensi sinar-X. Reaksi hidrogenasi dilakukan dengan metode oil batch reactor autoclave pada atmosfer H2 menggunakan pelarut isopropanol. Hasil reaksi menunjukkan katalis Cu/γ-Al2O3 dapat digunakan untuk reaksi hidrogenasi. Reaksi selama 6 jam dengan temperatur 120oC menghasilkan produk 1,5-di(2-furanil)-penta-1-en-3-on sebesar 13,18% dan 1,5-di(2-furanil)-pentan-3-on sebesar 22,61% dari hasil karakterisasi menggunakan kromatografi gas. Hasil analisis menggunakan FT-IR menunjukkan peningkatan intensitas C=O keton tak terkonjugasi pada bilangan gelombang 1712,67 cm-1

    Reaksi Eterifikasi δ-Guaiene Menggunakan Katalis Fecl3/p-tsoh

    Full text link
    Δ-guaien merupakan komponen utama kedua dari minyak nilam setelah patchouli alkohol yang dapat diderivatisasi menjadi senyawa eter dengan posisi pada karbon tersier. Senyawa eter pada posisi ini dapat digunakan sebagai zat campuran bahan bakar minyak untuk menaikkan angka oktan. Reaksi eterifikasi dapat dilakukan menggunakan berbagai macam reaksi dengan katalis logam. Penelitian ini fokus pada reaksi katalis logam untuk mensintesis senyawa eter dari δ-guaien sebagai bahan dasar. Reaksi dilakukan menggunakan katalis FeCl3/p-TsOH.H2O dan dianalisa menggunakan FTIR dan KG-SM. Hasil dari FTIR menunjukkan adanya puncak baru pada spectra IR pada 1076 cm-1 yang menunjukkan adanya ikatan C-O eter. Untuk hasil dengan KG-SM, diperoleh senyawa eter sebesar 1,25% dari kromatrogam KG-MS. Persen terbesar dari kromatrogam adalah senyawa alkohol sebesar 88,99%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa logam efektif digunakan sebagai katalis, namun untuk reaksi eterifikasi katalis seharusnya bebas dari kandungan air untuk mencegah terjadinya produk alkohol

    Studi Reaksi Kondensasi Aldol antara Furfural dan Aseton Menggunakan Katalis Mgo/γ-al2o3

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan selektivitas katalis MgO/γ-Al2O3 terhadap reaksi kondensasi aldol antara furfural dan aseton dengan metode oil batch reactor autoclave. Karakterisasi katalis dilakukan dengan metode difraksi sinar-X (DSX) dan mikroskop elektron pindai-dispersi energi sinar-X (SEM-EDX). Uji aktivitas katalis dilakukan dengan perbandingan mol furfural dan aseton 1:1. Reaksi kondensasi dilakukan dengan variasi waktu 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 jam pada suhu 80 oC bertekanan 2,5 atm dalam atmofer gas N2. Pembentukan produk dianalisis dengan spektrofotometri UV-Vis menunjukkan adanya pergeseran panjang gelombang pada produk 4 , 8 dan 10 jam dengan λmax berturut-turut 322,50 nm, 315,50 nm dan 313,50 nm. Produk kondensasi yang teridentifikasi yaitu 4-furan-2-il-3-buten-2-on

    Studi Molekul Odorant dari Turunan Ester Asetat Berdasarkan Kajian In Silico dan In Vitro

    Get PDF
    Hubungan Struktur dan Bau (HSB) suatu molekul telah dipelajari berdasarkan interaksinya dengan reseptor olfaktori tikus (Rattus norvegicus). Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan pemodelan (in silico) dan sintesis kandidat molekul beraroma dari molekul patchouli asetat (in vitro). Reseptor yang digunakan adalah protein olfaktori tikus yang diunduh dari Protein Data Bank dengan kode akses 3FIQ. Struktur molekul tiga dimensi odorant dari kelompok senyawa ester asetat rantai lurus, siklis, dan bisiklis diunduh dari National Center for Biotechnology Information. Struktur molekul ligan dioptimasi dengan perangkat lunak Hyperchem hingga diperoleh struktur molekul stabil. Setiap ligan didocking pada reseptor olfaktori untuk membentuk kompleks reseptor – ligan menggunakan AutoDock Tools – 1.5.4. Percobaan in vitro dilakukan dengan mensintesis patchouli asetat dari patchouli alkohol, asam asetat anhidrat, dan asam sulfat pekat sebagai katalis. Hasil sintesis dianalisis menggunakan GCMS dan uji organoleptik. Hasil kajian in silico menunjukkan bahwa konstanta dissosiasi (Kd) dari ester asetat semakin kecil dengan bertambahnya jumlah atom karbon, namun aroma yang dihasilkan semakin enak dengan note fruity, sweet dan waxy. Akan tetapi untuk ester asetat rantai siklis dan bisiklis menunjukkan aroma dengan kecenderungan note waxy dan woody. Kandidat molekul beraroma patchouli asetat menunjukkan aroma soft woody dan sineol (eucalyptus), sedangkan patchouli alkohol memiliki aroma hard woody. Semua ester asetat membentuk ikatan van der Walls dengan residu Leu116, interaksi elektrostatik semakin melemah tetapi interaksi hidrofobik semakin meningkat

    Studi Temperatur Reaksi Kondensasi Terhadap Sintesis Senyawa Turunan Furfural Dengan Aseton

    Get PDF
    Furfural dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan bioenergi dengan memperpanjang rantai karbonnya melalui reaksi kondensasi aldol Claisen Schmidt. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa turunan furfural yang diperoleh dari reaksi kondensasi antara furfural dengan aseton pada berbagai temperatur reaksi. Selain itu untuk mengetahui pengaruh temperatur reaksi terhadap rendemen produk yang dihasilkan. Reaksi kondensasi dilakukan pada variasi temperatur 0 oC, ruang (30 oC), dan refluks (60 oC) selama 4 jam menggunakan katalis NaOH. Furfural yang digunakan adalah furfural standar dan furfural hasil isolasi dari tongkol jagung. Reaksi kondensasi antara furfural standart dengan aseton pada temperatur 0 oC, 30 oC, 60 oC menghasilkan rendemen produk sebesar 50%, 54,6%, 99% (b/b). Reaksi dengan menggunakan furfural isolasi menghasilkan rendemen 3%, 75%, 99% (b/b) pada kondisi yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan temperatur reaksi menyebabkan peningkatan produk hasil reaksi kondensasi. Produk hasil kondensasi aldol yang teridentifikasi adalah 4-(2-furanil)-3-buten-2-on dari hasil karakterisasi menggunakan UV-Vis, FT-IR, dan NMR
    corecore