27 research outputs found

    Kajian Karakteristik Fisikokimia Dan Sensori Bubuk Terasi Udang Dengan Penambahan Angkak Sebagai Pewarna Alami Dan Sumber Antioksidan

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisikokimia (kadar air, abu tidak larut asam, proteintotal, warna, dan aktivitas antioksidan) dan karakteristik sensori bubuk terasi dengan penambahan angkak sebagaipewarna alami dan sumber antioksidan alami. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengansatu faktor yaitu perbedaan konsentrasi angkak yang ditambahkan 0%; 0,5%; 1%; 1,5% dan 2% dan dianalisamenggunakan Oneway Analysis of Variance ANOVA yang dilanjutkan dengan Duncans Multiple Range Test(DMRT) dengan α=0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bubuk terasi udang dengan penambahan angkakberbagai konsentrasi memberikan pengaruh yang nyata terhadap abu tidak larut asam dengan nilai antara 0,46-1,14%,antioksidan dengan nilai antara 3,34-4,23% dan warna nilai L yang berkisar antara 48,85- 53,83, nilai a yang berkisarantara 9,12- 11,53 dan nilai b yang berkisar antara 20,75-21,50. Penambahan angkak berbagai konsentrasi tidakmemberikan pengaruh nyata terhadap kadar air dengan nilai antara 6,9-7,3%, protein total dengan nilai antara 54,38-57,38% dan penerimaan konsumen bubuk terasi dengan parameter aroma dengan nilai antara 3,20-3,57, warna dengannilai antara 3,50-3,67 dan keseluruhan dengan nilai antara 3,53-3,67

    Screening dan Karakterisasi Pektinesterase sebagai Enzim Potensial dalam Klarifikasi Sari Buah Jeruk Keprok Garut (Citrus Nobilis Var.chrysocarpa)

    Full text link
    The objective of this research was screening of pectinesterase (PE) producing bacteria which are potential in clarification of keprok garut citrus juice (Citrus nobilis var microcarpa) and characterization of the resulted pectinesterase (optimum pH and temperature, pH and thermal stability, KM and Vmaks). The screening result showed that enzyme of isolates AR 2, AR 4, AR 6, and KK 2 was found to be a potential enzyme for clarification of keprok garut citrus juice. Enzyme pektinesterase of isolates AR 2, AR 4, AR 6, and KK 2 had optimum pH at 8; 7.5; 8.5; and 6.5 and stable at pH 4-9, 4-9, 6-9, and 3-8. The optimum temperature enzyme of isolates AR 2 and AR 6 were 55ºC and that of AR 4 and KK 2 were 60ºC. Enzyme of isolate AR 2 was stable at 30-50ºC and inactive at 80ºC, AR 4 and KK 2 were stable at 30-60ºC and inactive at 90ºC whereas AR6 was stable at 30-60ºC and still wasn\u27t inactive at 90ºC. KM value of isolates AR 2, AR 4, AR 6, and KK 2 were 0.604; 0.338; 0.971; and 0.392 mg/ml. Vmaks value of isolates AR 2, AR 4, AR 6, and KK 2 were 1.218; 0.826; 0.969; and 1.080 u/ml. Pectinesterase enzyme of isolates KK 2 was found to be the most potential enzyme for clarification of keprok garut citrus juice

    Pengaruh Penambahan Minyak Atsiri Lengkuas Merah (Alpinia Purpurata) Pada Edible Coating Terhadap Stabilitas Ph Dan Warna Fillet Ikan Patin Selama Penyimpanan Suhu Beku

    Full text link
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan minyak atsiri lengkuas merah (Alpinia purpurata)pada edible coating yang diaplikasikan pada fillet ikan patin terhadap stabilitas pH dan warna selama penyimpanan suhu beku.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor, yaitu variasi konsentrasi minyak atsirilengkuas merah 0%, 0,1% dan 1% dengan Perulangan sampel sebanyak dua kali. Sampel dengan penambahan minyak atsirilengkuas merah konsentrasi 0% digunakan sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai pH untuk sampel denganpenambahan minyak atsiri lengkuas merah konsentrasi 1% lebih stabil dibandingkan dua konsentrasi lainnya. Peningkatan pHdari bulan ke-0 sampai dengan bulan ke-4 untuk sampel dengan penambahan minyak atsiri konsentrasi 1% sebesar 0,05.Intensitas warna untuk nilai a* (redness) dan b* (yellowness) juga lebih stabil pada sampel dengan penambahan minyak atsirilengkuas merah konsentrasi 1%. Penurunan intensitas warna nilai a*(redness) dan *b (yellowness) dari bulan ke-0 sampaidengan ke-4 untuk sampel dengan penambahan minyak atsiri konsentrasi 1% sebesar 2,04 dan 5,62. Sedangkan konsentrasiminyak atsiri lengkuas merah 0,1% lebih dapat mempertahankan stabilitas nilai L* (lightness) dengan penurunan intensitaswarna nilai L* (lightness) dari bulan ke-0 hingga bulan ke-4 sebesar 13,21

    Pengaruh Penambahan Minyak Atsiri Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorizza Roxb) Pada Edible Film Terhadap Karakteristik Organoleptik Dan Antimikrobia

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan minyak atsiri temulawak (Curcuma xanthorizza Roxb)pada edible film terhadap daya hambat terhadap mikroba dan daya terima seseorang terhadap edible film ini. Analisisyang dilakukan meliputi uji aktivitas antioksidan minyak atsiri temulawak Curcuma xanthorizza Roxb, konsentrasipenghambatan minimum (MIC) dan uji organoleptik. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode two way ANOVApada taraf signifikansi α = 5%. Hasil dari penelitian ini adalah minyak atsiri temulawak Curcuma xanthorizza Roxbmampu menghambat pertumbuhan aktivitas mikrobia dan dapat diterima oleh manusia. Konsentrasi penambahanminyak atsiri yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba sebesar 0,1% dan yang masih diterima oleh panelis 1%.Dan aktivitas antioksidan minyak atsiri temulawak sebesar 11,828 %DPPH/mg sampel

    Pengaruh Penambahan Minyak Atsiri Kunyit Putih (Kaempferia Rotunda) Pada Edible Coating Terhadap Stabilitas Warna Dan Ph Fillet Ikan Patin Yang Disimpan Pada Suhu Beku

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan berbagai konsentrasi minyak atsirikunyit putih (Kaempferia rotunda) terhadap intensitas warna dan pH fillet ikan patin selama penyimpananpada suhu -10±20C. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengansatu faktor yaitu konsentrasi minyak atsiri kunyit putih (Kaempferia rotunda) pada edible coating sebesar 0%;0,1%; dan 1%. Pengamatan dilakukan pada bulan ke 0, 1, 2, 3, dan 4. Dari penelitian ini diketahui bahwadengan penambahan minyak atsiri kunyit putih (Kaempferia rotunda) pada edible coating fillet ikan patin,stabilitas warna dan pH fillet lebih terjaga. Kunyit putih (Kaempferia rotunda) memiliki kandunganantioksidan sehingga dapat mempertahankan warna dan antimikroba sehingga mempengaruhi stabilitas pH.Konsentrasi minyak atsiri kunyit putih (Kaempferia rotunda) terbaik selama penyimpanan pada suhu -10±20Cadalah sebesar 1%

    Aktivitas Antioksidan, Total Fenol, Dan Antibakteri Minyak Atsiri Dan Oleoresin Kayu Manis (Cinnamomum Burmannii)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya aktivitas antioksidan, total fenol, dan aktivitas antibakteriminyak atsiri dan oleoresin kayu manis. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antioksidan minyak atsiri 0,551%DPPH/mg, oleoresin proses ekstraksi 5,808% DPPH/mg, dan oleoresin proses destilasi-ekstraksi 5,509% DPPH/mg.Total fenol minyak atsiri 3,853 mg/ml, oleoresin proses ekstraksi 28,563 mg/ml, oleoresin proses destilasi-ekstraksi15,975 mg/ml. Diameter zona penghambatan minyak atsiri terhadap P. putida FNCC 0070 39,52 mm dan P. fluorescensFNCC 0071 33 mm; oleoresin proses ekstraksi terhadap P. putida FNCC 0070 19,17 mm dan P. fluorescens FNCC0071 19,10 mm; oleoresin proses destilasi-ekstraksi terhadap P. putida FNCC 0070 19,87 mm dan P. fluorescens FNCC0071 18,97 mm. Minyak atsiri kayu manis menunjukkan nilai aktivitas antibakteri tertinggi, sedangkan oleoresin prosesekstraksi menunjukkan total fenol tertinggi. Oleoresin proses ekstraksi dan oleoresin proses destilasi-ekstraksimenunjukkan nilai aktivitas antioksidan dan aktivitas antibakteri yang sama, tetapi total fenol menunjukkan adanyaperbedaan

    Pengaruh Penambahan Minyak Atsiri Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) Pada Edible Coating Terhadap Stabilitas Ph Dan Warna Fillet Ikan Patin Selama 4 Bulan Penyimpanan Suhu Beku

    Full text link
    Penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh penambahan edible coating minyak atsiri temulawak (Curcumaxanthorrhiza Roxb.) dengan konsentrasi 0%, 0,1%, 1% dan mengetahui konsentrasi penambahan minyak atsiritemulawak yang tepat dalam edible coating terhadap Perubahan pH dan warna fillet ikan patin selama 4 bulanpenyimpanan suhu beku (-10±2 oC). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance). Jikaterdapat perbedaan, maka akan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) untuk mengetahui adatidaknya perbedaan pada masing-masing sampel pada tingkat signifikansi α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwaedible coating fillet ikan patin dengan penambahan minyak atsiri temulawak berpengaruh terhadap parameter uji pH danwarna (L*, a*, b*).Konsentrasi minyak atsiri temulawak terbaik berdasarkan analisis pH dan warna fillet ikan patinselama 4 bulan penyimpanan pada suhu -10±20C adalah sebesar 0,1%
    corecore