6 research outputs found

    TINJAUAN GEOMETRIK JALAN PADA RUAS JALAN AIRMADIDI-TONDANO MENGGUNAKAN ALAT BANTU GPS

    Get PDF
    Pekerjaan pengukuran merupakan salah satu bagian penting dari tahapan perencanaan geometrik jalan dimana pekerjaan ini membutuhkan waktu yang relatif lama akibatnya perencanaan geometrik memerlukan waktu yang lama pula dikarenakan harus menunggu terselesaikannya terlebih dahulu tahap pengukuran. Garmin GPSmap 60CSx merupakan alat yang mampu memberikan informasi data koordinat dan elevasi dalam waktu yang singkat (memiliki akurasi ± 2 meter untuk sistem koordinat ) hanya dengan cara melakukan tracking (perjalanan) pada ruas jalan yang ada. Sehingga, penggunaan GPS mampu mendeteksi dengan cepat lokasi-lokasi pada ruas jalan yang tidak memenuhi persyaratan sehubungan dengan kecepatan rencana yang akan ditetapkan khususnya pada jalan antar kota dimana lokasi ini nantinya dapat dijadikan sebagai proyek peningkatan jalan.Studi yang dilakukan pada penelitian ini bersifat riset yang dilakukan sepanjang ruas jalan Airmadidi-Tondano, dengan cara melakukan tracking menggunakan Garmin GPSmap 60CSx untuk mendapatkan data koordinat dan elevasi ruas jalan. Data hasil tracking ini kemudian diolah menggunakan program MapSource dan selanjutnya diimpor keprogram Autocad Land Desktop 2007. Lokasi penelitian dipilih segmen jalan yang banyak memiliki lengkung. Pekerjaan ini hanya memerlukan waktu relatif singkat (1 hari) untuk bisa mendapatkan data koordinat ruas jalan sepanjang 19,040 km (Airmadidi-Tondano).Lokasi penelitian dipilih pada sta 28+759.822 meter sampai dengan sta 31+523.600 meter (dari kota Manado) yang terdiri dari 46 lengkung, 38 lengkung diantaranya tidak memenuhi standar kecepatan rencana Vr = 40 km/jam dengan besar radius lengkung (Rc) minimum sebesar 50 meter. Untuk menetapkan besaran dari radius lengkung tersebut dibutuhkan waktu selama 1 jam dengan menggunakan bantuan program Autocad Land Desktop 2007, sehingga dengan cepat bisa mengetahui bahwa lokasi penelitian ini perlu untuk diupayakan perubahan alinyemen jalan sesuai standar kriteria perencanaan.Kata Kunci : GPS, Kecepatan Rencana (Vr), Radius Lengkung (Rc

    Application of probiotic bacteria isolated from catfish (Clarias batrachus) intestine to enhance growth performance and resistance of carp (Cyprinus carpio) against Aeromonas hydrophila

    Get PDF
    The objective of research was to isolate probiotic bacteria from catfish intestine and to examine its effects on the growth and resistance of carp against Aeromonas hydrophila.  The probiotic isolated from intestine was grown on MRS agar.  Fish used in this research was juvenile of carp with an average weight of 5.5 g obtained from Freshwater Aquaculture Board at Tatelu Village, North Sulawesi Province.  Before running the experiment, the juveniles were adapted for one weeks in 15 glass aquaria at a density of 15 individuals each.  After acclimatization, the fish were fed diet supplemented with probiotic at different concentrations namely 1x109 , 1x108 , 1x107,  1x106 cfu/mL for three weeks. The fish were fed two times a dayat 08.00 am and 17.00 pm with a dose of 5% of body weight per day. At the end of feeding, the fish were challenged with A. hydrophila.  Data collected included average growth rate, absolute growth, feed efficiency, and food conversion ratio.  Research results found that the addition of probiotic into feed was  able to increase growth and feed efficiency and reduce food conversion ratio as well (p<0.01). The best growth, feed efficiency and food conversion ratio were obtained in fish fed diet added with probiotic bacteria at 1x108 cfu/mL.  The highest survival rate was also observed in fish probiotic diet containing 1x108 cfu/mL.  As conclusion, probiotic bacteria isolated from catfish intestine was potential to improve growth, feed efficiency, reduce food conversion ratio and increase resistance of fish against bacterial pathogen.Keywords: probiotic, carp, Aeromonas hydrophila, feed efficiency, food conversion ratioABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri probiotik dari usus ikan lele dan menguji pengaruh pemberian probiotik dari usus ikan lele terhadap pertumbuhan dan resistensi ikan mas terhadap infeksi Aeromonas hydrophilla. Sumber probiotik diisolasi dari usus ikan lele menggunakan media MRS (de Man Rogosa Sharpe) dan bakteri Aeromonas hydrophilla ditumbuhkan pada media TSA (Tryptic Soy Agar). ikan uji diambil dari Balai Budidaya Air Tawar Tatelu , Provinsi Sulawesi Utara . ikan diaklimatisasi selama seminggu dalam 15 akuarium dengan kepadatan 15 ekor/akuarium dan berat awal rata-rata 5,5 g. Setelah diaklimatisasi ikan diberi pakan yang ditambahkan bakteri probiotik sebagai perlakuan dengan konsentrasi berbeda yaitu 1x109 , 1x108 , 1x107,  1x106 cfu/mL selama empat minggu sebanyak 5% /berat tubuh/hari dengan frekuensi pemberian pakan dua kali sehari yaitu jam 08.00 pagi dan jam 17.00 sore. Setelah diberi perlakuan maka diuji tantang dengan bakteri Aeromonas hydrophilla.  Data yang dikumpulkan terdiri dari laju pertumbuhan harian, pertumbuhan mutlak, efesiensi pakan, konversi pakan dan uji tantang terhadap bakteri patogen. Hasil penelitian mendapatkan bahwa penambahan bakteri probiotik dalam pakan mampu meningkatkan pertumbuhan, efesiensi pakan dan menurunkan konversi pakan (p<0.01). Pertumbuhan, efesiensi pakan dan konversi pakan yang terbaik dicapai pada ikan yang diberi pakan dengan penambahan bakteri probiotik 1x108 cfu/mL.  Kelangsungan hidup ikan mas yang diuji tantang dengan bakteri patogen yang paling tinggi dicapai pada ikan yang diberi pakan 1x108 cfu/mL. Sebagai kesimpulan bahwa bakteri probiotik yang diisolasi dari usus ikan lele berpotensi meningkatkan pertumbuhan, efesiensi pakan, menurunkan konversi pakan serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada ikan mas.Kata Kunci : Probiotik, Ikan Mas, Aeromonas hydrophilla, Pertumbuhan, Efesiensi Pakan, Konversi Paka

    Distribution and Diversity of Ascidian in Manado Bay, North Sulawesi

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine the distribution and the diversity of ascidians in Manado Bay including species composition, density, diversity, and dominance. This study used the quadrat transect method. This study found differences in the number of ascidian species with water depth, 11 species of 5 families at 15 M depth, and 8 species of 3 families at 7 M depth. The diversity index ranged from 0.868 to 1.844 at 15 M depth and 0.965 to 1.864 at 7 M depth, the evenness index was 0.533 – 0.839 at 15 M depth and 0.600 – 0.897 at 7 M depth, the dominance index was 0.254 – 0.745 at 15 M depth and 0.254 – 0.708 at 7 M depth. Ascidian in Manado Bay had two distribution patterns, a uniform distribution pattern and a clustered distribution pattern. Environmental parameters had a water temperature of 27 oC – 31 oC, the salinity of 30 0/00 – 32 0/00, the brightness of 12 m – 14 m, and pH of 8 – 10.*Keywords: Ascidian; diversity; ecological index; distribution patternAbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi dan keanekaragaman jenis ascidia di perairan Teluk Manado meliputi: komposisi jenis, kepadatan individu, keanekaragaman, dan dominansi. Serta mengetahui pola distribusi ascidia. Penelitian ini menggunakan metode transek kuadran. Pada penelitian ini ditemukan perbedaan jumlah spesies ascidia menurut kedalaman, 11 spesies dari 5 family pada 15 M dan 8 spesies dari 3 famili pada kedalaman 7 m. Nilai indeks keanekaragaman ascidia di kedalaman 15 m = 0.868 – 1.844 dan 7 m = 0.965 - 1.864, indeks keseragaman 15 m = 0.533 – 0.839 dan 7 m = 0.600 – 0.897, indeks Dominasi15 m = 0.254 – 0.745 dan 7 m = 0.254 – 0.708. Ascdia di perairan Teluk Manado memiliki dua pola distribusi yaitu pola distribusi seragam dan pola distribusi mengelopok. Parameter lingkungan memiliki suhu air 27 oC – 31 oC, salinitas 30 0/00 – 32 0/00, kecerahan 12 m – 14 m, dan pH 8 – 10.*Kata kunci : Ascidia; keanekaragaman; indeks ekologi; pola distribus

    Polychaeta Communities in Subtidal Zone Soft Substrate of Manado Bay, North Sulawesi

    Get PDF
    This study aims to analyze the structure of the Polychaeta community on the soft substrate of the subtidal zone in Manado Bay. Samples were taken by grab at 3 stations namely ST1 located at a depth of 8 m with black mud substrate; ST2 is located at a depth of 26 m with blackish sand substrate, and ST3 are located at a depth of 18 m with blackish sand as a substrate. From the three sampling stations, 27 species of 253 Polychaeta individuals were identified. Station 1, which is located near the mouth of the Bailang River, has high individual abundance but low species diversity. Station 2, which is located near the Megamas area, has moderate individual abundance but high species richness. Station 3, which is located around the Faculty of Medicine, Unsrat Malalayang, has low individual abundance but high species richness. Substrate types and anthropogenic disturbances such as enrichment of organic matter are thought to be determinants of individual abundance, composition, and species richness of Polychaeta in Manado Bay.Keywords: Polychaeta; biodiversity; soft substrate; Manado BayAbstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas Polychaeta pada substrat lunak zona subtidal di Teluk Manado. Sampel diambil dengan grab pada 3 stasiun yakni ST1 terletak pada kedalaman 8 m dengan substrat lumpur berwarna hitam; ST2 terletak pada kedalaman 26 m dengan substrat pasir berwarna kehitaman; dan ST3 terletak pada kedalaman 18 m dengan substrat pasir berwarna kehitaman. Dari tiga stasiun sampling tersebut berhasil diidentifikasi 27 spesies dari 253 individu Polychaeta. Stasiun 1 yang terletak dekat muara Sungai Bailang memiliki kelimpahan individu tinggi tetapi keanekaragaman spesies rendah. Stasiun 2 yang terletak dekat kawasan Megamas memiliki kelimpahan individu sedang tetapi kekayaan spesies tinggi. Stasiun 3 yang terletak di sekitar pemukiman belakang Fakultas Kedokteran Unsrat Malalayang memiliki kelimpahan individu rendah tetapi kekayaan spesies tinggi. Jenis substrat dan gangguan antropogenik seperti pengayaan bahan organik diduga merupakan faktor penentu kelimpahan individu, komposisi dan kekayaan spesies Polychaeta di Teluk Manado. Kata Kunci: Polychaeta; keanekaragaman hayati; substrat lunak; Teluk Manad

    Efek Senyawa Timbal Asetat Terhadap Pertumbuhan Dan Kandungan Pigmen Klorofil Mikroalga Dunaliella sp.

    Get PDF
    Microalgae is one of the marine biota that has an important role in the waters because it acts as a supplier of food in the waters. Microalgae is a biological source that needs to be exploited because it is rich in essential compounds. Dunaliella sp. is one of the many micro algae used as research. Utilization of Dunaliella sp. quite diverse and has been marketed in developed countries because of its very attractive economic value. This study aims to determine the effects of lead acetate compounds on growth and content of chlorophyll pigments microalgae Dunaliella sp. The results obtained in this study are the lead acetate compounds can affect the number of cells in the growth of microalgae and analysis results obtained with a spectrophotometer showed that the extraction concentration of control day 5 (Exponential Phase) was higher than the concentration of 15 ppm and 25 ppm, whereas extraction on day 21 (Death Phase) concentration of 15 ppm was higher than 25 ppm.Keywords : Dunalella sp., Lead Acetate, Pigment chlorophyll RingkasanMikroalga adalah salah satu biota laut yang memiliki peran penting di perairan karena berfungsi sebagai pemasok makanan di perairan. Mikroalga adalah sumber biologis yang perlu dieksploitasi karena kaya akan senyawa esensial. Dunaliella sp. adalah salah satu dari banyak mikroalga yang digunakan sebagai penelitian. Pemanfaatan Dunaliella sp. cukup beragam dan telah dipasarkan di negara maju karena nilai ekonominya yang sangat menarik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek senyawa timbal asetat terhadap pertumbuhan dan kandungan pigmen klorofil Dunaliella sp. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah senyawa timbal asetat dapat mempengaruhi jumlah sel dalam pertumbuhan mikroalga, penurunan jumlah sel mengikuti konsentrasi timbal asetat yang diberikan dan hasil analisis yang diperoleh dengan spektrofotometer menunjukkan bahwa konsentrasi ekstraksi kontrol hari 5 (Fase Eksponensial) lebih tinggi daripada konsentrasi 15 ppm dan 25 ppm, sedangkan ekstraksi hari 21 (Fase Kematian) konsentrasi 15 ppm lebih tinggi dari 25 ppm.Kata kunci : Dunaliella sp., Timbal Asetat, Pigmen Klorofi

    Anatomical Characteristics of Macroalgal Species From Bombuyanoi Island, East Bolaang Mongondow Regency, North Sulawesi

    Full text link
    This research aims to study the anatomical structure of macroalgae. Sample of macroalga was collected by using Line Intercept Transect (LIT) method with sampling quadrat. Macroalgae samples were dried and separated from the roots, stems, leaves and receptacles (if present). Samples were cut transversely and longitudinally at each section and observed under binoculared microscope of Olympus CX with monitor. Based on the histology, anatomical structure of macroalgae species can be divided into two tissues from outside to inside, namely cortex and medullary cells. The cortex is composed of one layer or more. The cortex is the area between the epidermis and the central column. The medulla cells only have one layer which is the largest layer. Based on the observation result of cells type from observed spesies Eucheuma denticilatum, Gracilaria arcuata, Hydropuntia edulis, G. salicornia, Hypnea valentiae, Turbinaria deccurens, and T. ornata, it shows that cells of medulla become small toward cortex.Indonesian title: Karakteristik anatomi jenis makroalga dari Pulau Bombuyanoi, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utar
    corecore