18 research outputs found

    STATUS PESANTREN MU’ADALAH; Antara Pembebasan dan Pengebirian Jatidiri Pendidikan Pesantren

    Get PDF
    AbstractIslamic boarding school is the oldest Islamic education institution in Indonesia. from the perspective of politic, the existency of Islamic boarding school has just been admitted by the post-reformation  government. It is declared on the article of  UU No. 20 Tahun 2003 about SISDIKNAS, the establishment of special directorate in Religious Affairs departement, the publishment of  various law products, and mu’âdalah (equality) toward some Islamic boarding schools. This article describes the problem of independecy and the diversity of Islamic boarding school educational systems after the publishment of the law products. undangan tersebut.Kata-kata kuncimu’adalah, pondok pesantren, pembaharuan kependidikan pesantre

    Ayat al-Qur’an dan Lirik Lagu Sufistik (Studi Intertekstual atas Album Bintang Lima Dewa 19)

    Get PDF
    The purpose of this manuscript is to browse the Qur'anic verses, which are positioned as a hipogram in the lyrics of “Bintang Lima”, Dewa 19’s album and the intertextuality pattern that occurs between the Qur'anic verses as a hipogram and the lyrics of “Bintang Lima” album as a transformation. The intertextual approach is used to evaluate which pattern is more used by the author of the transformation in ordering the lyrics of the song on the album. Of the twelve sentences in song lyrics on the “Bintang Lima” album, there are six sentences used exerp pattern, three sentences used modification pattern, one sentence used expansion pattern and two sentences used conversion pattern. The exerp patterns are more commonly used, as they are the simplest intertextual patterns and at the same time, giving way to the music fans of “Dewa 19” to understand sufistic messages in an easy way, so the accusations of carrying a Jewish mission (using Illuminati symbols). or theosofi and freemason understandings about this music group can be reconsidered

    RESEPSI PONDOK PESANTREN DI MADURA TERHADAP KITAB BERGENRE NADZAM

    Get PDF
    Salah satu komponen pondok pesantren adalah kitab klasik yang seringkali dikenal dengan sebutan kitab kuning. Selain bersifat naratif, banyak kitab kuning ditulis dalam genre nadzam (syair Arab) untuk memudahkan para pembelajarnya menghafal dan memahami isinya. Salah satunya yang terpanjang dan sangat populer di kalangan pondok pesantren tradisional adalah Alfiyah, karena terdiri dari seribu bait. Tulisan ini berkeinginan untuk menguraikan bagaimana pondok pesantren di Madura meresepsi berbagai kitab klasik yang berjenis nadzam tersebut

    Status Pesantren Mu'adalah; Antara Pembebasan Dan Pengebirian Jatidiri Pendidikan Pesantren

    Full text link
    Islamic boarding school is the oldest Islamic education institution in Indonesia. from the perspective of politic, the existency of Islamic boarding school has just been admitted by the post-reformation government. It is declared on the article of UU No. 20 Tahun 2003 about SISDIKNAS, the establishment of special directorate in Religious Affairs departement, the publishment of various law products, and mu'âdalah (equality) toward some Islamic boarding schools. This article describes the problem of independecy and the diversity of Islamic boarding school educational systems after the publishment of the law products. undangan tersebut.Kata-kata kuncimu'adalah, pondok pesantren, pembaharuan kependidikan pesantre

    THE DIFFICULTIES OF BILINGUALISM (ENGLISH AND ARABIC) ON SPEAKING ABILITY FACED BY THE MEMBERS AT THE FIRST SEMESTER AT APK (ASRAMA PUTERI KHADIJAH)

    Get PDF
    The phenomenon of bilingualism happens around us. There are some people that acquire more than one language. The competency of using two languages in a communication is called billinguality. Billinguality deals with the language, and speaking is a part of language skills. APK (Asrama Puteri Khadijah) is a dormitory for college students of STAIN Pamekasan in which the members are required to speak using two languages (English and Arabic) in their daily activities. The problem raises, the members have some difficulties in keeping speaking English and Arabic in balance. Therefore, investigating the process of how the members of APK (Asrama Puteri Khadijah) speak bilingual, some difficulties for them to speak bilingual, and the strength and weaknesses of bilingualism for them are the focus of this study. A descriptive qualitative research is applied in this study. The three data collection procedures that were applied are observation, interview, and documentation. This study results that the process of bilingualism of the members of APK deepens on the concept of grammar understanding in English and Arabic Intensive class, memorizing vocabulary, Muhādhoroh program (formal situation), and how the members practice speaking English and Arabic in their daily communication. Some members used code switching, code mixing, and inference to solve their bilinguality problems on speaking. Furthermore, despite some problems, their mistakes of bilinguality is still understandable and communicative, however, the problems on the morphological, phonological, and syntactical levels are still unresolved

    NAHWU DALAM PENERJEMAHAN ARAB-MADURA (Studi Kritis atas Safinatun Najâ Genre Prosa dan Puisi/Nadzaman)

    Get PDF
    الترجمة هي علامة تقدم الحضارة الإنسانية بشرط أن لا تحجب اللغة المترجمةمنها منزلة اللغة المترجمة إليها. الترجمة من اللغة العربية إلى اللغة المادورية فى ولايةالتطبيق جعلت اللغة المادورية خاضعة إلى قاعدة اللغة المترجمة منها حتى كانتنتيجة الترجمة لا يفهمها القارئ قائمة بنفسها من غير وجود النص الأصلى.فلهذا الطراز من الترجمة الجوانب الإيجابية والسلبية وأراد الكاتب بحثها بالمطالعةالنقدية لكتاب سفينة النجا المادوري نثرا ونظما

    Stratifikasi Sosial Ondhâg Bâsa Bahasa Madura

    Get PDF
    Bahasa Madura, sebagai bahasa, mengalami kepadatan linguistik dan non-linguistik. Namun harus bersaing dengan bahasa nasional dan internasional untuk bertahan hidup sebagai lingua franca. Secara bertahap ditinggalkan oleh penuturnya karena kompleksitas morfologis, prestise, dan praktik komunikasi. Fenomena ini menginspirasi penulis untuk melakukan studi bagaimana penutur Madura menerima bahasa mereka sendiri dan harus menyelidiki karakteristik sosial penutur. Kelas menengah adalah salah satu stratifikasi sosial yang cenderung lebih fleksibel dalam menolak dan mengambil budaya baru dan bahasa adalah bagian dari budaya. Penulis memfokuskan penelitian tentang bagaimana kelas menengah Pamekasan melakukan Madura Ondhâg Bâsa dan bagaimana kelas menengah Pamekasan menerima Ondhâg Bâsa. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dan fenomenologi dalam pendekatan. Hasil penelitian: pertama, kelas menengah Pamekasan sebagian besar menggunakan stratifikasi Madura tingkat rendah, bâsa mabâ, dipertukarkan dengan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari alih-alih mempraktikkan stratifikasi tingkat Madura yang lebih tinggi menengah (bása alos) dan tingkat tinggi (bâsa tèngghi). Situasi bahasa ini mudah ditemukan pada percakapan antara pasangan suami-istri, anak-anak dan orang tua, saudara kandung, lingkungan baik dalam situasi formal dan non-formal. Kedua, dari temuan ini dapat secara interpretatif dijelaskan bahwa Ondhâg Bâsa Madura diterima dengan cara-cara berikut: sebagai ungkapan keadilan, strategi kesopanan, strategi ice breaking, pernyataan posisi, percepatan prestise, dan strategi ekonomi. (Madurese, as language, experience linguistic and non-linguistic densities. It must compete to national and international languages to survive as lingua franca; it is gradually left by its speakers due to its morphological complexity, prestige, and communication practice. This inspires to conduct a study how the Madurese speaker accept their own language and must also investigate the social characteristics of the speakers. Middle class is one of the social stratifications that tend to be more flexible in rejecting and taking new culture and language is part of culture. The writer focuses the research on how middle class of Pamekasan perform Madurese Ondhâg Bâsa and how middle class of Pamekasan accept Ondhâg Bâsa. Qualitative design and phenomenology in approach of this research. The result: firstly, the middle class of Pamekasan mostly use the low level of Madurese stratification, bâsa mabâ, interchangeably with Indonesian in daily conversation instead of practice the higher level of Madurese stratification middle (bâsa alos) and high level (bâsa tèngghi). Secondly, from this finding it could be interpretatively described that Madurese Ondhâg Bâsaare accepted in the following ways: as the expression of equity, strategy of politeness, strategy of ice breaking, statement of position, prestige acceleration, and economic strategy.)

    Menakar Subordinasi Khazanah Lokal (Studi Atas Tingkat Pemahaman Mahasiswa STAIN Pamekasan Alumni Pondok Pesantren terhadap tulisan Pegon)

    Get PDF
    Kecenderungan pondok pesantren yang lebih mengedepankan prinsip alMuhâfadhah‘alâ al-Qadîm al-Shâlih (Melestarikan sesuatu yang lama dan baik) daripada prinsip al-Akhdz bi al-Jadîd al-Ashlah (Mengadopsi sesuatu yang baru dan lebih baik) dapat membuatnya lebih bisa bertahan menghadapi arus globalisasi dan modernitas, yang secara kebahasaan melahirkan masyarakat multi-lingual dengan fenomena language loss dan preferensi bahasa. Tulisan ini  berkeinginan untuk menjawab bagaimana tingkat keakraban para alumni (fresh graduate) pondok pesantren terhadap khazanah budaya lokal yang pernah mereka pelajari di pesantrennya dulu, yakni tulisan pegon, serta beberapa persoalan terkait, seperti momentum penggunaannya, tingkat pemahaman mereka terhadap tulisan tersebut, dan upaya membangkitkan  tradisi produktif dari penggunaan tulisan tersebut di kalangan alumni pesantren.

    BAHASA ARAB DAN GUGATAN ATAS LABEL INTERNASIONAL PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DI INDONESIA

    Get PDF
    Penggunaan label internasional akhir-akhir ini ikut merambah ke institusi pendidikan dan menjadi salah satu kebanggaan. Hal tersebut mengakibatkan krisis nasionalisme dan minimnya kesadaran historis anak bangsa serta menjadi semacam “penyakit” sosial yang jika tidak disikapi dengan penuh kewaspadaan akan berdampak luas. Sistem pendidikan pondok pesantren dengan pengantar bahasa Arab dapat menjadi tawaran solusi alternatif bagi kebangkitan ruh nasionalisme dan kesadaran historis bangsa Indonesia

    Budaya Dalam Perspektif Dakwah: (Studi Tentang Tradisi “Terbhangan Al-Hilal” Di Dusun Tacempah Desa Plakpak Pegantenan Pamekasan)

    Get PDF
    Terbhangan (hadrah) merupakan salah satu seni musik Islam yang masih dilestarikan di Dusun Tacempah Desa Plakpak hingga saat ini. Terbhangan di Dusun Tacempah khususnya terbhangan Al-Hilal ini berbeda dengan terbhangan yang ada di berbagai kota bahkan di berbagai belahan dunia. Perbedaan tersebut terletak pada semua yang terdapat pada terbhangan tersebut, baik dari pukulan terbhang dan jenisnya, gerakan tari yang dilakukan oleh penari beserta nama-namanya, hingga shalawat yang dibaca hadi. Namun, tidak dipungkiri ada persaman antara terbhangan Al-Hilal dan terbhangan lainnya. Selain perbedaan tersebut, ada makna simbolik yang terkandung di dalamnya sehingga akan menarik jika dikaji secara mendalam, seperti persoalan nilai-nilai dakwah dari keseluruhan tradisi terbhangan Al-Hilal dan makna simbolik dari gerakan tari yang dilakukan anggota penari. Berdasarkan hal tersebut, maka ada dua permasalahan yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini, yaitu; pertama, apakah nilai-nilai dakwah dalam tradisi terbhang Al-Hilal di Dusun Tacempah Desa Plakpak Pegantenan Pamekasan? kedua, apakah makna simbolik dari tradisi terbhangan Al-Hilal di Dusun Tacempah Desa Plakpak Pegantenan Pamekasan?. Dari rumusan masalah ini, akan dikuak makna-makna yang ada dalam keseluruhan terbhangan Al-Hilal juga nilai dakwah yang terkandung di dalamnya karena esinsi dari terbhangan adalah bagaimana masyarakat bisa mengetahui dan memahami makna dan nilai dakwah yang ada pada terbhangan Al-Hilal. Secara metodologis, penggalian data dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara secara mendalam, observasi partisipan pasif (pengamatan), dan analisis dokumentasi. Kemudian data tersebut dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif etnografis dengan analisis semiotika teori Rolend Barthes. Dari pendekatan serta analisis tersebut dapat ditemukan beberapa hal sebagai berikut; pertama, Hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa terdapat banyak nilai dakwah dalam keseluruhan tradisi terbhang Al-Hilal. kedua, hampir keseluruhan gerakan tari dalan terbhangan Al-Hilal memiliki makna simbolik yang mendominasi makna tauhidiyah dan akhlak. Namun, tidak banyak yang mengetahui nilai-nilai dakwah dan makna simbolik yang ada pada tradisi terbhangan Al-Hilal baik dari anggota maupun masyarakat Dusun Tacempah Desa Plakpak Pegantenan Pamekasan
    corecore