14 research outputs found

    Literature and its learning in the perspective of curriculum development history

    Get PDF
    The present work aimed at exploring (1) the condition of Indonesian literature and its learning in the curriculum development perspective, (2) the past and the current learning orientation, (2) Indonesian literature learning in multiculturalism perspectives, and (3) efforts to accentuate a liberating, literary education and learning concept. In this qualitative descriptive research, all data were collected from documentation, observation, and interview. The results showed that: First, in the old order (Orde Lama), literature education was a separate subject before being integrated into the Indonesian language subject since the New Order (Orde Baru). Theoretical knowledge has long been emphasized in literature learning. To this day, literature education has focused on the creation and preservation of the culture of silence. Educators (teachers) have been plagued by being powerless and unable to express themselves. As a result, the teachers opt to remain silent, but they are trapped in a situation of being alienated from reality. Second, Indonesian literature learning, from the perspective of structuralism, indicates plurality embedded in the core of the Indonesian literary works that covers the aspects of culture, language, themes, and pronunciation. Third, efforts to accentuate a liberating, literary education and learning concept can be made through (i) writing, reading, and interpreting the literary works, the involvement of litterateurs in extracurricular activities (teaching and learning of literature), and (iii) taking advantages potential texts containing the socio-cultural concept of literature, and (iv) referring to the original principle of literature education

    MENGUAK KRITIK IDEOLOGI SOSIAL HABERMAS

    Get PDF
    Kritik pada hakekatnya merupakan koreksi atau reaksi yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang tertentu yang ditujukan kepada seseorang atau sekelompok orang tetentu. Kritik dilakukan, baik secara verbal maupun nonverbal, baik langsung maupun tidak langsung. Kritik dilakukan karena adanya sesuatu kebijakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang dianggap membelenggu, menyimpang, dan merugikan, baik secara fisik maupun nonfisik, baik secara abstrak maupun konkret. Fenomena ini dilihat oleh Habermas dari segi kepentingan instrumentalia, tindakan komunikatif, dan kepentingan emansipasi. Ketiga hal ini pada hakekatnya merupakan refleksi diri menuju ke keadaan yang lebih kondusif, kebebasan, dari tekanan kekuasaan simbolik yang dilakukan oleh penguasa (dalam tanda kutip). Dalam hal ini Habermas meninjaunya dari idiologi dalam ilmu sosial kritis dengan hermenutika. Hermenutika Habermas bertujuan meniadakan atau menghilangkan kesalahpahaman. Hermeneutika ada selama kesalahpahaman itu ada. Teori kritik berkepentingan untuk membebaskan sekaligus menyembuhkan masyarakat yang mendekam dalam kungkungan ideologi itu melalui kritik idiologi

    KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 TELAGA MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR DRAMA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan kemampuan peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga mengidentifikasi unsur-unsur drama dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes kemampuan dan kuensioner (angket). Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kemampuan peserta didik mengidentifikasi unsur drama, rata-rata 67 dengan kategori kurang, Hal ini dibuktikan dari kemampuan mengidentifikasi tema rata-rata 70 dikategorikan kurang, kemampuan mengidentifikasi alur drama rata-rata 71 dikategorikan kurang, kemampuan mengidentifikasi penokohan rata-rata 68 dikategorikan kurang, kemampuan mengidentifikasi latar rata-rata 72 dikategorikan cukup, kemampuan mengidetifikasi dialog rata-rata 58 dikategorikan sangat kurang, kemampuan mengidentifikasi amanat rata-rata 60 dikategorikan sangat kurang. Secara keseluruhan kemampuan peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur drama rata-rata 67 dikategorikan kurang. (2) Faktor-faktor penghambat peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur drama dikategorikan cukup dipengaruhi oleh faktor peserta didik, faktor sekolah, faktor sarana dan prasarana. (3) Solusi terhadap faktor penghambat peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur drama disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, karakteristik sekolah, karakteristik sarana dan prasarana. Jadi dapat disimpulkan kemampuan peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur drama dalam kategori kurang

    FAKTOR DAN STRATEGI PENCEGAHAN PEMARJINALAN BAHASA SUWAWA DI PROVINSI GORONTALO

    Get PDF
    Abstract The Suwawa language is the oldest local language or “tiyombu”used by the Suwawa ethnic community in the areas of Suwawa and Bone Pantai in Gorontalo Province since the ancient time (around 300 BC). The Suwawa language, both historically and juridically, has a very important position and function. However, this language has begun to be marginalized. This study aims to describe factors and strategies to prevent the marginalization of the Suwawa language in Gorontalo Province. The study used the qualitative descriptive approach. The data were collected through participant observations, in-depth interviews, and documentation. The results of the study are as follows. First, the marginalization of the Suwawa language of Suwawa is caused by: (1) conceptual, (2) operational, (3) attitudinal, and (4) language-attitudinal factors. Second, strategies to prevent the marginalization of the Suwawa languagecan be applied through: (1) education, (2) research and scientific activities, and (3) community service. Keywords: factors, strategies, prevention, marginalization, Suwawa languag

    WACANA TUJAQI PADA PROSESI ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT SUWAWA PROVINSI GORONTALO

    Get PDF
    The  purpose  of  this  researcth  are  explain  scheme,  actor, setting, and theme of tujaqi discourse in procession of married culture in Suwawa society  Gorontalo  Province,  in  the  statge  of  motolobalango,   momanato,  and moponika. This Researceh is using qualitative approach. The result of this research are (1) scheme of tujaqi discourse in procession of marrid culture Suwawa sosioty Gorontalo Province is using stef forward (benning, middle, and end), (2) actor that involved in tujaqi discourse in procession of married culture Suwawa sosioty Gorontalo Provinece consist of many components from senior official until masses including children, (3) setting of tujaqi discourse is patterning setting and spontane ous setting, and (general theme of tujaqi discourse in procession of married culture Suwawa sosioty Gorontalo Province is struggle, making sacrifice and confessio

    Compound Words In Suwawa Language

    Get PDF
    This study examines compound words in the Suwawa language, which involve the combination of two words to create new meanings and are commonly used in Suwawa conversations. The research focuses on two key aspects: (1) the forms of compound words in Suwawa and (2) the meaning of compound words in Suwawa. Employing a qualitative descriptive method, the study aims to elucidate the forms and meanings of compound words in Suwawa. Data were collected from Suwawa language speakers residing in Tingkohubu Timur village, Suwawa Subdistrict, utilizing data collection tables and employing interview, documentation, listening, and recording techniques. The data analysis involved presenting, reducing, and verifying the data to draw comprehensive conclusions. The findings reveal two significant outcomes. Firstly, the Suwawa language exhibits three forms of compound words: substantive subordinative, attributive subordinative, and coordinative compound words. Secondly, compound words in Suwawa convey three distinct meanings: noun, verb, and adjective compound words. This research sheds light on the structure and semantic aspects of compound words in the Suwawa language, contributing to a deeper understanding of Suwawa linguistics

    PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS OUTDOOR LEARNING DALAM PELAJARAN MENGONSTRUKSI TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TELAGA

    Get PDF
    Peneliti ini bertujuan untuk penerapan metode pembelajaran berbasis outdoor learning dalam pelajaran mengonstruksi teks laporan hasil observasi pada siswa kelas VII smp negeri 1 telaga . Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah penerapan metode pembelajaran berbasis outdoor learning dalam pelajaran mengonstruksi teks laporan hasil observasi pada siswa kelas VII Smp Negeri 1 Telaga, (2) bagaimanakah kendala yang di hadapi dalam penerapan metode pembelajaran berbasis outdoor learning dalam pelajaran mengonstruksi teks laporan hasil observasi pada siswa kelas VII Smp Negeri 1 Telaga, dan (3) bagaimanakah upaya dalam mengatasi penerapan metode pembelajaran berbasis outdoor learning dalam pelajaran mengonstruksi teks laporan hasil observasi pada siswa kelas VII Smp Negeri 1 Telaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian penerapan metode pembelajaran berbasis outdoor learning dalam pelajaran mengonstruksi teks laporan hasil observasi pada siswa kelas VII Smp Negeri 1 Telaga. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan materi dengan menyesuaikan RPP. Adapun penerapannya ialah, pendahuluan, melakukan apresepsi, menjelaskan materi, penyampaian tentang metode outdoor learning dan pembagian kelompok. Pada tahap kegiatan inti, peneliti memanfaatkan sumber/media di luar kelas, melaksanakan kegiatan refleksi, memberikan kesimpulan materi yang telah di ajarkan

    ALIH KODE PERCAKAPAN TIDAK RESMI MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk alih kode percakapan tidak resmi mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo, dan mendeskripsikan tujuan penutur menggunakan alih kode percakapan tidak resmi mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini menggunakan kajian alih kode yaitu teori yang mengungkap perubahan pemakaian jenis bahasa. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa tuturan yang terjadi dilingkungan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FSB-UNG yang mengalami alih kode. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak libat cakap dan teknik rekam. Teknik analisis data dilakukan dengan cara menyalin atau mentranskripsi, menerjemahkan, mengidentifikasi, menganalisis. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa terdapat data berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat dari penutur yang mengandung unsur-unsur alih kode dalam pecakapan tidak resmi mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesisa Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo. Data pun menunjukkan alih kode yang terjadi tergolong dalam 7 jenis alih kode, yaitu alih kode intern, alih kode ekstern, alih kode menegaskan suatu hal untuk meyakinkan, mengakrabkan diri, menghormati mitra tutur, mengubah situasi humor, meningkatkan gengsi. Kata-kata kunci: Alih kode, percakapan, mahasiswa, pendidikan, bahasa

    KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT BUGIS DALAM NOVEL LONTARA RINDU KARYA S. GEGGE MAPPANGEWA

    Get PDF
    Penelitian ini menggunakan kajian antropologi sastra interpretative Clifford Geertz. Teori yang mengemukakan cara untuk menemukan bentuk kearifan lokal melalui bentuk dan nilai kearifan lokal yang ada dalam lingkungan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Data penelitian ini berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat yang menggambarkan bentuk dan nilai kearifan lokal masyarakat Bugis. Sumber data penelitian ini adalah novel Lontara Rindu karya S. Gegge Mappangewa diterbitkan oleh Republika pada tahun 2012. Tebal halaman 343 halaman; 13,5 cm x 20,5 cm. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan. Analisis data yang dilakukan meliputi; mengidentifikasi, klasifikasi, analisis, interpretasi, menyajikan hasil data. Hasil penelitian menunjukkan bentuk dan nilai yang merujuk pada kearifan lokal masyarakat Bugis. Bentuk kearifan lokal yang ditemukan ada 9 bagian. Diantaranya; 1) kepercayaan terhadap mitos, 2) bentuk tradisi lokal; 3) bentuk upacara adat; 4) bentuk kebijaksanaan lokal; 5) bentuk kepedulian sosial; 6) bentuk menjunjung tinggi harga diri; 7) bentuk religi; 8) bentuk kasih sayang; 9) bentuk menghargai orang lain. Sedangkan nilai kearifan lokal yang ditemukan ada 8 bagian. Diantaranya; 1) sopan santun; 2) kejujuran; 3) kerukunan dan penyelesaian konflik; 4) komitmen; 5) pikiran positif; 6) rasa syukur; 7) kerja keras; 8) gotong royong. 9 bentuk dan 8 nilai ini merujuk pada kearifan lokal yang ada di lingkungan masyarakat Bugis melalui novel Lontara Rindu karya S. Gegge Mappangewa

    PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PROSEDUR DI KELAS VII SMP NEGERI 1 SUWAWA TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

    Get PDF
    Pembelajaran menulis teks prosedur sangat penting bagi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Suwawa Timur Kbaupaten Bone Bolango, kegiatan menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa. Hampir setiap hari kita melakukan kegiatan menulis. Menulis merupakan sebuah ungkapan ide yang di terapkan dalam bentuk tulisan. Semaikn banyak kita menulis, semakin banyak pula ide pemikiran kita yang di tuangkan dalam bentuk tulisan. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana proses pembelajaran menulis teks prosedur, (2) apa saja hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur, serta (3) upaya mengatasi hambatan pada pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.Data pada penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur di kelas VII SMP Negeri Suwawa Timur Kabupaten Bone Bolango.Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan, metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi.Hasil penelitian dan pembahasan pada pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur di kelas VII SMP Negeri 1 Suwawa Timur Kabupaten Bone Bolango sebagai berikut: (1) masih ada siswa yang kurang berminat karena belum memahami apa isi dari teks prosedur yang diberikan guru, (2) kurangnya pengetahuan siswa dalam memilih bahasa yang tepat dalam menulis teks prosedur,(3) siswa masih kesulitan menentukan kalimat-kalimat dalam membuat langkah-langkah pada teks prosedur. Simpulan dari hasil penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur di kelas VII SMP Negeri 1 Suwawa Timut Kabupaten Bone Bolango. Kata-kata Kunci: pelaksanaan pembelajaran, Bahasa Indonesia, Teks Prosedur
    corecore