20 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI PUSKESMAS PINGKAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN

    Get PDF
    Mutu pelayanan kesehatan mencakup kesempurnaan dari pelayanan kesehatan yang dapat menimbulkan kepuasan pasien. Kemampuan Puskesmas dalam memenuhi kebutuhan pasien dapat diukur dari tingkat kepuasan pasien. Dari survei awal yang dilakukan,  Puskesmas pingkan Tenga memiliki permasalahan mengenai mutu pelayan yang mengakibatkan pasien kurang puas dengan pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang bertugas dalam pelayanan obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara persepsi mutu pelayanan kesehatab dengan kepuasan pasien peserta BPJS di Puskesmas Pingkan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan. penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat survei analitik dengan pendekatan cross sectional study  atau studi potong lintang. Populasi dalam penelitian ini  adalah pasien BPJS yang datang berobat ke Puskesmas Pingkan Tenga dari bulan Januari sampai bulan Agustus  2019 sebanyak 1350 pasien. Hasil penelitian menunjukkan mutu pelayanan kesehatan memiliki hubungan yang sigifikan dengan Kepuasan Peserta BPJS di Puskesmas Pingkan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan. Kata Kunci: Mutu Pelayanan, Kepuasan Pasien, BPJS ABSTRACTThe quality of health care embraces the perfection of health care which can cause patient satisfaction. Puskesmas efforts to meet the needs of patients can be measured by the patient satisfaction stage. From the initial review, Pingkan Tenga Health Center experienced problems related to the quality of services which resulted in patients being less satisfied with the services provided by health workers responsible for drug treatment. The purpose of this study is to analyze the relationship between perceived health service quality and patient satisfaction of BPJS participants at the Pingkan Tenga Health Center, South Minahasa Regency. This investigation is a review of a quantitative analysis using the rent boundary study approach. The population in this study is BPJS patients who come to get treatment at Pingkan Tenga Health Center from January to August 2019 as many as 1350 patients. The results of the study show that the quality of health care has a significant relationship with BPJS Participant Satisfaction at Pingkan Tenga Health Center in South Minahasa Regency. Keywords: Service Quality, Patient Satisfaction, BPJ

    HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PASIEN TERHADAP MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

    Get PDF
    Persepsi dari setiap pasien terhadap kepuasan mutu jasa pelayanan kesehatan yang di dapat sangat menentukan berkembangnya suatu instansi pelayanan kesehatan. Penurunan kunjungan pasien setiap tahunnya di Puskesmas Ratahahan menggambarkan adanya suatu hal dalam kualitas mutu pelayanan.  Oleh karena itu  pengukuran mutu jasa pelayanan kesehatan sangat penting untuk mendapatkan perhatian lebih dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi pasien terhadap mutu jasa pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Ratahan. Metode penelitian yang digunakan yaitu survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional study bertempat di Puskesmas Ratahan pada bulan September - November 2018. Sebanyak 90 pasien rawat jalan sebagai sampel penelitian di Puskesmas Ratahan. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan analisis data yaitu analisis univariat dan bivariat, serta uji statistik menggunakan uji Chi- square. Hasil penelitian menunjukkan mutu jasa pelayanan kesehatan terdiri dari Reabilitas baik (91,1%), cukup baik (6,7%), kurang baik (2,2%). Daya Tanggap baik (85,6%), cukup baik (14,4%). Jaminan baik (86,7%), cukup baik (11,1%), kurang baik (2,2%). Empati baik (82,2%), cukup baik (15,6%), kurang baik (2,2%). Bukti langsung baik (86,7%), cukup baik (10,0%), kurang baik (3,3%). Hasil dari seluruh dimensi mutu jasa pelayanan kesehatan diperoleh (93,3%) dalam kategori baik kepuasan pasien (16,7%) dan dalam kategori cukup puas sebesar (72,2%) dalam kategori puas. Pada uji statistik persepsi pasien terhadap mutu jasa pelayaan dan kepuasan pasien diperoleh hasil p value= 0,000. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat hubungan antara persepsi pasien terhadap mutu jasa pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Ratahan. Kata Kunci : Persepsi, Mutu Jasa Pelayanan, Kepuasan Pasien ABSTRACTPerception from each patient to health services that can be permitted to improve health services. Decreasing patient visits at Ratahahan Health Center for several things in service quality. Therefore it is very important for users of health services. The purpose of this study was to determine the relationship between health services and patient satisfaction at Ratahan Health Center. The research method used was an analytical survey using a cross sectional study approach that took place at the Ratahan Health Center in September - November 2018. As many as 90 outpatients as research samples at the Ratahan Health Center. The research instrument used questionnaires and data analysis, namely univariate and bivariate analysis, and statistical tests using Chi-square test. The results showed that various services from Reability were good (91.1%), quite good (6.7%), not good (2.2%). Good response (85.6%), quite good (14.4%). Guaranteed good (86.7%), quite good (11.1%), not good (2.2%). Good empathy (82.2%), good enough (15.6%), not good (2.2%). Good direct evidence (86.7%), good enough (10.0%), not good (3.3%). Results from all health care measures (93.3%) in the category of both patient satisfaction (16.7%) and in the category were quite satisfied at (72.2%) in the satisfied category. In the statistical test, the ratio of patient satisfaction to patient satisfaction and satisfaction results in p value = 0,000. The level of this service includes the relationship between patients and health services with patient satisfaction at the Ratahan Health Center. Keywords: Perception, Quality of Service, Patient Satisfactio

    Gambaran Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksinasi COVID-19 di Desa Kamanga Dua Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa

    Get PDF
    Tujuannpenelitian yaitu untuknmengetahui GambarannPersepsi Masyarakat terhadap Vaksinasi COVID-19ndinDesa Kamanga Dua KecamatannTompaso KabupatennMinahasa berdasarkan karakteristik umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga, danntempat tinggal. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif deskriptif dengannpendekatanncross-sectional study yang dilaksanakan pada bulannApril – November 2021 di Desa Kamanga Dua KecamatannTompaso KabupatennMinahasa dengannjumlah sampelnsebanyak 93 responden. Instrumennpenelitian yang digunakan yaitu modifikasi dari kuisioner yang telah digunakan oleh KementeriannKesehatan, ITAGI, UNICEF, dannWHO dalam Survei PenerimaannVaksinnCOVID-19 di Indonesia (2020) sebanyak 19 pernyataan yang telah divalidasi. Hasil penelitian ininmenunjukkannbahwa berdasarkan karakteristik umur, respondennyang berumur 17 sampai 24 tahun masuk dalam kategori persepsi negatif yaitu sebanyak 7,5%, responden berjenis kelamin laki-laki termasuk dalam kategori persepsi negatif yaitu 31,2%, responden berpendidikan tamat SMA masuk dalam kategori persepsi negatif sebanyak 31%, responden yang mempunyai pekerjaan lain-lain masuk kategori persepsi negatif yaitu sebanyak 24,7%, responden yang berpendapatan keluarga kurang dari 1 juta masuk dalam kategori persepsi negatif yaitu sebanyak 14%, responden yang tinggal di jaga 1 masuk dalam kategori persepsi negatif yaitu sebanyak 20%. Kesimpulan persepsi masyarakatnterhadap vaksinasinCOVID-19, setiap karakteristiknmasyarakat memiliki persepsi yang berbeda sehingga terdapat perbedaan pandangan di tengah lingkungan masyarakat. Kata Kunci : covid-19, vaksinasi, masyarakat desa kamanga dua, persepsi ABSTRACT The purposenof the study wasnto determine thendescription ofnpublic perceptions of COVID-19nvaccination in Kamanga Dua Village, Tompaso District, Minahasa Regency based on the characteristics of age, gender. , education, occupation, family income, nand place ofnresidence. The researchnmethod used isndescriptive quantitativenwith ancross-sectional study approach which wasncarried out in April – November 2021 in Kamanga Dua Village, Tompaso District, Minahasa Regency with a total sample of 93 respondents. Thenresearch instrument used is a modification of the questionnairenthat has been used by the Ministry of Health, ITAGI, UNICEF, and WHO in the COVID-VaccinenAcceptance Survey in Indonesia (2020) with 19 validated statements. Thenresults of this studynindicate that based on age characteristics, respondents aged 17 to 24 years are included in the negative perception category, namely 7.5%, male respondents are included in the negative perception category, namely 31.2%, respondents with high school education are included in the negative perception category. in the category of negative perceptions as much as 31%, respondents who have other jobs are included in the category of negative perceptions as much as 24.7%, respondents with family income of less than 1 million fall into the category of negative perceptions as much as 14%, respondents who live in guard 1 included in the category of negative perceptions as much as 20%. The conclusion of the public perception of the COVID-19 vaccination, each community characteristic has a different perception so that there are different views in the community. Keywords : covid-19, vaccination, kamanga dua village community, perceptio

    GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENCEGAHAN COVID-19 DI DESA TUMANI KECAMATAN MAESAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

    Get PDF
    Pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap kesehatan masyarakat, perekonomian negara, hingga sosial budaya yang ada di tengah masyarakat. Pandemi Covid-19 memunculkan adaptasi kebiasaan-kebiasaan baru di tengah masyarakat seperti tindakan sederhana mencuci tangan menggunakan air mengalir dengan sabun, menggunakan masker, etika saat batuk atau bersin, menjaga immunitas tubuh dengan berolahraga sampai makan makanan bergizi. Perilaku tersebut tiba-tiba menjadi hal yang spesial padahal sebelumnya merupakan hal asing untuk dilakukan. Perilaku pencegahan Covid-19 merupakan pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terhadap pencegahan Covid-19. Faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat yaitu pengetahuan, sikap, tindakan, usia, tingkat pendidikan dan pendapatan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran perilaku masyarakat terhadap pencegahan Covid-19. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tumani Kecamatan Maesaan Kabupaten Minahasa Selatan pada bulan Juli-Agustus 2020 dengan responden berjumlah 88 orang. Variabel dalam penelitian ini yaitu perilaku masyarakat terhadap pencegahan Covid-19 yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan. Hasil penelitian ini menunjukkan perilaku masyarakat yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap pencegahan Covid-19 sebagian besar berkategori baik. Oleh karena itu, diharapkan agar perilaku pencegahan Covid-19 dapat selalu diterapkan oleh masyarakat Desa Tumani. Kata Kunci : Perilaku, Pencegahan Covid-19 ABSTRACTThe Covid-19 pandemic has a major impact on public health, the country's economy, and the socio-culture in society. The Covid-19 pandemic has led to adaptations to new habits in society, such as the simple act of washing hands using running water with soap, using a mask, etiquette when coughing or sneezing, maintaining body immunity by exercising to eating nutritious foods. This behavior suddenly becomes special when it was previously a strange thing to do. Covid-19 prevention behavior is the knowledge, attitudes and actions of the community towards preventing Covid-19. Factors that influence people's behavior are knowledge, attitudes, actions, age, education level and income. The purpose of this study is to determine the description of people's behavior towards the prevention of Covid-19. This research was conducted in Tumani Village, Maesaan District, South Minahasa Regency in July-August 2020 with 88 respondents. The variables in this study are people's behavior towards Covid-19 prevention which consists of knowledge, attitudes and actions. The results of this study indicate that people's behavior which consists of knowledge, attitudes and actions towards the prevention of Covid-19 is mostly in the good category. Therefore, it is hoped that the behavior of preventing Covid-19 can always be implemented by the people of Tumani Village. Keywords : Stunting, Knowledge, Environmental Sanitatio

    ANALISIS PEMANFAATAN DANA KAPITASI PADA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI FKTP PUSKESMAS WAWONASA KOTA MANADO 2018

    Get PDF
    Latar Belakang: Dana Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) berdasarkan pemenuhan kapitasi berbasis komitemen (KBK) dan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan. Dana kapitasi juga merupakan salah satu bagian dari komitmen pemerintah dalam mengupayakan Universal Health Coverage kepada seluruh warga negaranya. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan dana kapitasi di Puskesmas Wawonasa Kota Manado. Metode: Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2018. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 (orang) orang. Data diperoleh dengan metode wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan analisis konten terhadap hasil telaah dokumen. Hasil: Pemanfaatan dana kapitasi di Puskesmas Wawonasa Kota Manado belum sepenuhnya berjalan sesuai aturan yang ada yakni Permenkes No. 21 Tahun 2016 tentang petunjuk teknis pemanfaatan dana kapitasi JKN, dimana tidak semua pelayanan kesehatan yang ada didukung oleh dana kapitasi seperti kegiatan Upaya Kesehatan Luar Gedung yang mencakup kegiatan promotif, preventif, dan kujungan rumah untuk peserta JKN, serta kurang optimalnya pemberian sosialisai oleh pimpinan dan bendahara JKN puskesmas kepada tenaga kesehatan yang ada tentang mekanisme pembagian upah jasa pelayanan kesehatan. Selain itu puskesmas memperoleh dana kapitasi dari BPJS Kesehatan tanpa melalui dinas kesehatan melainkan dengan sistem transfer ke rekening puskesmas setiap tanggal 15 bulan berjalan. Kesimpulan: Pemanfaatan dana kapitasi untuk pembagian jasa pelayanan kesehatan belum sepenuhnya optimal dan sesuai aturan yang ada. Kemudian pemanfaatan dana kapitasi untuk belanja operasional pelayanan kesehatan belum sepenuhnya mendukung kegiatan upaya kesehatan luar gedung yang merupakan bagian dari kegiatan upaya kesehatan masyarakat (UKM). Pemanfaatan dana kapitasi untuk belanja modal sudah sesuai dengan aturan yang ada, diamana pengadaan barang modal harus disesuaikan dengan kebutuhan. Saran: Untuk itu disarankan kepada pihak puskesmas agar dapat mendukung kegiatan upaya kesehatan luar gedung dengan mengalokasikan anggaran sehingga upaya kesehatan masyrakat yang mancakup kegiatan promotif dan preventif yang merupakan program wajib puskesmas akan berjalan dengan maksimal.Kata Kunci: JKN, Dana Kapitasi,, Pemanfaatan, PuskesmasABSTRACTBackground: Capitation Fund is the amount of prepaid monthly payments to a first-tier health facility (FKTP) based on the fulfillment of commitment-based capitation (KBK) and the number of registered participants regardless of the type and amount of health services provided. Capitation funding is also part of the government's commitment in arranginga universal health coverage to all its citizens. Methods: This study was conducted to understand the utilization of capitation funds at the Wawonasaprimary health center in Manado. The study was a qualitative research with descriptive approach and was conducted in April to May 2018. Number of informants in this study were 6 people. Data were obtained by in-depth interview method using interview guideline. The data were analyzed descriptively and content analysis of the document review. Results: The results of this study indicated that the utilization of capitation funds at the WawonasaPrimary Health Center in Manado was not fully proceed according to the existing regulations, namely the Regulation of Public Health Minister number 21 of 2016 concerning the technical guidance on the utilization of national health insurance capitation funds. The study found that not all the health services are supported by capitation funds, for example outdoor health services that include promotional activities, preventive activities, and home visit for national health insurance (JKN) participants. The study also found that socialization of wage distribution mechanism for health servicesby the leaders and JKN treasurer of the primary health center to existing health workers was less optimal. In addition, the primary health center receives capitation funds not through the health department but directly from the national health care security agencywith direct transfer system to the primary health center bank account every 15th of the month. Conclusion: The utilization of capitation funds for the distribution of health care services has not been fully optimal and in accordance with the rules. Then the utilization of capitation funds for operational expenditure of health services has not fully supported the activities of health efforts outside the building which is a public health effort. The utilization of capitation funds for capital expenditure is in accordance with existing rules, where the procurement of capital goods must be adjusted to the needs. Recommendation: Based on the findings in order to support the outdoor health efforts, primary health center management should allocate budget hence the public health efforts that include promotional and preventive activities which are compulsory programs can be carry out optimally.Keywords: JKN, Capitation Fund, Utilization. Puskesma

    GAMBARAN PERILAKU PENCEGAHAN COVID-19 DI DESA SENDUK KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA

    Get PDF
    Faktor yang dominan yang mewarnai perilaku pencegahan Covid-19 seseorang terbagi dalam tiga domain yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan.Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek. Tindakan merupakan respon terhadap rangsangan yang bersifat aktif dan dapat diamati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Sampel yang digunakan sebanyak 78 responden pada Kelurahan Tataaran II Kecamatan Tondano Selatan Kabupaten Minahasa. Hasil penelitian dari yang diteliti menunjukkan bahwa pengetahuan responden kategori cukup 82,1% %, baik 17,9%, sikap responden kategori baik 55,1% , cukup 44,9%, tindakan responden kategori baik 33,3%  dan cukup 66,7% .Simpulan dalam penelitian ini yaitu sikap dan tindakan pencegahan kategori cukup persentase tinggi dibandingkan dengan pengetahuan pencegahan yang persentasenya lebih rendah. Saran dalam penelitian adalah masyarakat diharapkan mempertahankan prokol kesehatan de. ngan terus mengikuti anjuran pemerintah dalam upaya pencegahan Covid-19.                                                                    Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan                ABSTRACTThe dominant factors that color a person's Covid-19 prevention behavior are divided into three domains, namely knowledge, attitude and action. Knowledge is the result of knowing and this after people perform sensing of a particular object. Attitudes describe a person's likes or dislikes of an object. Action is a response to active and observable stimuli. This study aims to find out the picture of knowledge, attitudes and actions. The method used is descriptive quantitative. The sample was used by 78 respondents in Tataaran II Subdistrict, South Tondano, Minahasa Regency. The results of the study showed that the knowledge of category respondents was quite 82.1% %, both 17.9%, the attitude of respondents of the good category 55.1% , enough 44.9%, the actions of respondents of the good category 33.3% and enough 66.7% . The conclusion in this study is that attitudes and precautions category is quite high percentage compared to prevention knowledge which is a lower percentage. The advice in the study is that the public is expected to maintain the prokol health de. continue to follow the government's recommendations in efforts to prevent Covid-19.                                                   Keywords: Knowledge, Attitude, Actio

    PERILAKU PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 HALMAHERA UTARA KABUPATEN MALUKU UTARA

    Get PDF
    HIV merupakan virus yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh AIDS. AIDS merupakan sekumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Kumulatif HIV/AIDS di Indonesia tersebar di semua provinsi, dari tahun 1987-2019 yang meninggal akibat AIDS dan hidup dengan AIDS mencapai (623.88) kasus. Faktor resiko penularan yang terbanyak melalui hubungan seksual heteroseksual yang pada tahun 2019 mencapai (1.963) jiwa. Jumlah kematian HIV/AIDS di kalangan remaja di seluruh dunia meningkat hingga 50% dan sekitar 71.000 remaja berusia antara 10 sampai 19 tahun meninggal pada tahun 2005 dan jumlah itu meningkat menjadi 110.000 jiwa pada tahun 2012. Remaja sebagian besar belum mengetahui secara menyeluruh soal penyakit HIV/AIDS, bahkan diantara mereka menganggap hanya sebagai penyakit yang tak berbahaya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran perilaku pelajar tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Halmahera Utara. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional study (studi potong lintang). Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X dan XI di SMA Negeri 1 Halmahera Utara dengan jumlah 265 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 174 peserta didik (73,2%) berpengetahuan baik, 153 peserta didik (57,7%) memiliki sikap baik dan 173 peserta didik (65,3%) memiliki tindakan baik terhadap pencegahan HIV/AIDS. Kesimpulan perilaku pelajar tentang HIV/AIDS sudah baik berdasarkan hasil pengetahuan, sikap dan tindakan mereka dalam penncegahan HIV/AIDS. Saran agar siswa dapat aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler disekolah yang berkaitan dengan kesehatan dan pentingnya pendidikan tentang kesehatan reproduksi untuk meningkatkan pengetahuan sehingga dapat dapat terhindar dari resiko penularan HIV/AIDS. Kata Kunci: Perilaku Pencegahan HIV/AIDS ABSTRACTHIV is a virus that can weaken the immune system caused by AIDS. AIDS is a collection of symptoms caused by a decreased immune system caused by HIV. The cumulative HIV / AIDS in Indonesia is spread across all provinces, from 1987-2019 who died from AIDS and living with AIDS reached (623.88) cases. The most risk factor for transmission is through heterosexual sexual intercourse, which in 2019 reached (1,963) people. The number of HIV / AIDS deaths among adolescents worldwide increased by 50% and around 71,000 adolescents aged 10 to 19 years died in 2005 and this number increased to 110,000 in 2012. Most of the youth did not know thoroughly about HIV disease. / AIDS, even among them consider it just a harmless disease. The purpose of this study was to describe the behavior of students about HIV/ AIDS in SMA Negeri 1 Halmahera Utara. This research method is a descriptive study with a cross sectional study design (cross-sectional study). The population and sample in this study were students of class X and XI at SMA Negeri 1 Halmahera Utara with a total of 265 respondents. The results of this study showed that 174 students (73.2%) had good knowledge, 153 students (57.7%) had good attitudes and 173 students (65.3%) had good action against HIV/AIDS prevention. The conclusion of student behavior about HIV/AIDS was good based on the results of their knowledge, attitudes and actions in HIV/AIDS prevention. Suggestions for students to be active in extracurricular activities at school related to health and the importance of education on reproductive health to increase knowledge so that they can avoid the risk of HIV/AIDS transmission. Keywords: HIV/AIDS Prevention Behavio

    ANALISIS PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) UNTUK PELAYANAN BAYI DI PUSKESMAS LOLAK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

    Get PDF
    Pelayanan bayi adalah pelayanan untuk anak yang berumur 29 hari – 11 bulan. Setiap bayi memperoleh pelayanan minimal empat kali yaitu satu kali pada umur 29 hari – 3 bulan, satu kali pada umur 3 – 6 bulan, satu kali pada umur 6 - 9 bulan, dan satu kali pada umur 9 – 11 bulan. Standar pelayanan minimal untuk pelayanan bayi di Puskesmas Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow pada tahun 2016 adalah 69,05% masih dibawah persentase yang ditentukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 741 Tahun 2008 yaitu 90%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penerapan standar pelayanan minimal untuk pelayanan bayi di Puskesmas Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 4 informan. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancaran mendalam dan hasilnya direkam dengan voice recorder. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Hasil yang didapatkan menunjukkan pelaksanaan penerapan standar pelayanan minimal untuk pelayanan bayi di Puskesmas Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow masih belum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 741 Tahun 2008, karena masih banyak program-program belum dilaksanakan dengan baik. Program–program tersebut yaitu: Pelatihan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) anak dan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), Pemantauan pasca pelatihan SDIDTK dan MTBS, pelayanan kesehatan bayi sesuai standar di fasilitas kesehatan, pelayanan rujukan, pembahasan audit kematian dan kesakitan bayi, dan pelayanan kunjungan rumah bagi yang tidak datang kefasilitas kesehatan. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu program-program pelayanan bayi sudah dilaksanakan oleh petugas kesehatan, tetapi belum berjalan dengan baik sehingga tidak memenuhi presentase yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan No. 741 Tahun 2008.Kata Kunci: Standar Pelayanan Minimal, Pelayanan BayiABSTRACTInfant care is a service for children aged 29 days - 11 months. Each infant receives service at least four times once a day at 29 days - 3 months, once at 3 - 6 months, once at 6 - 9 months, and once at 9 - 11 months. The minimum service standard for infant care in Puskesmas Lolak Bolaang Mongondow District in 2016 is 69.05% still below the percentage determined by the Regulation of the Minister of Health RI No. 741 Year 2008 is 90%. This study aims to determine the implementation of minimum service standards for infant care in Puskesmas Lolak Bolaang Mongondow District. This research is descriptive qualitative. The number of informants in this study are 4 informants. Data collection through in-depth interviews was conducted using an in-depth interview guide and the results were recorded with a voice recorder. Verification of data validity using source triangulation and method triangulation. The results show that the implementation of minimum service standards for infant care in Puskesmas Lolak Bolaang Mongondow District still not in accordance with the Minister of Health RI Regulation no. 741 Year 2008, because there are still many programs not implemented properly. These programs are: Stimulation Training Early Detection and Intervention (SDIDTK) child Growth and Integrated Management of Childhood Illness (MTBS), post training monitoring SDIDTK and MTBS, infant health care in health facilities according to standards, referral services, auditing discussion of infant mortality and morbidity, and care home visits for those who do not come to the health facilities. The conclusion in this research is that infant service programs have been implemented by health workers, but not yet run well so that does not meet the percentage stipulated by the Minister of Health Regulation no. 741 Year 2008.Keywords: Minimum Service Standards, Infant Car

    HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENGRAJIN GERABAH DI DESA PULUTAN KECAMATAN REMBOKEN KABUPATEN MINAHASA

    Get PDF
    Keluhan Muskuloskeletal atau keluhan pada otot dan rangka merupakan keluhan yang dirasakan akibat dari pemaksaan gerakan dan penerimaan beban dalam periode waktu yang lama sehingga mengakibatkan timbulnya keluhan dari sangat ringan hingga sangat sakit. Penelitian ini bertujuan yaitu untuk mengetahui hubungan antara masa kerja dan beban kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada pengrajin gerabah di Desa Pulutan Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa. Penelitian ini menggunakan pendekatan survei analitik dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Semua pengrajin gerabah yang bekerja di Desa Pulutan merupakan populasi dalam penelitian ini. Sampel pada penelitian sebanyak 96 responden yang memenuhi kriteri inklusi dan eksklusi. Berdasarkan hasil analisis univariat terdapat sebagian besar responden memiliki masa kerja >10 tahun, beban kerja sedang dan mengalami keluhan muskuloskeletal tingkat resiko sedang. Uji statistik yang digunakan yaitu uji korelasi Spearman dengan α= 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan muskuloskeletal dengan nilai p= 0,017 dan nilai r= 0,244 artinya memiliki kekuatan hubungan yang lemah namun masih memiliki arah hubungan yang positif (semakin lama bekerja maka semakin tinggi tingkat keluhan muskuloskeletal). Serta terdapat hubungan antara beban kerja dengan keluhan muskuloskeletal dengan nilai p= 0,000 dan nilai r= 0,710 artinya memiliki kekuatan hubungan yang kuat dan arah hubungan yang positif (semakin berat beban kerja maka semakin tinggi tingkat keluhan muskuloskeletal). Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara masa kerja dan beban kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada pengrajin gerabah di Desa Pulutan Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa.Kata kunci: masa kerja, beban kerja, keluhan muskuloskeletal.ABSTRACTMusculoskeletal Complaints or muscle and skeletal complaints are perceived complaints due to the forced movement and acceptance of the load over a long period of time resulting in complaints from very mild to very painful. This study aims to determine the relationship between work period and workload with musculoskeletal complaints in pottery craftsmen in Pulutan Village, Remboken District, Minahasa Regency. This study uses an analytical survey approach using a cross sectional research design. All pottery craftsmen working in Pulutan Village were the population in this study. The sample in this study was 96 respondents who met the inclusion and exclusion criteria. Based on the results of the univariate analysis, most respondents have a working period of> 10 years, moderate workload and moderate musculoskeletal complaints. The statistical test used is the Spearman correlation test with α = 0.05. The results showed that there was a relationship between working period with musculoskeletal complaints with a value of p = 0.017 and the value of r = 0.244 means that it has the strength of a weak relationship but still has a positive relationship (the longer it works the higher the level of musculoskeletal complaints). And there is a relationship between workload and musculoskeletal complaints with a value of p = 0,000 and the value of r = 0.710 means that it has a strong relationship strength and a positive direction of relationship (the heavier the workload, the higher the level of musculoskeletal complaints). The conclusion of this study is that there is a relationship between working period and workload with musculoskeletal complaints in pottery craftsmen in Pulutan Village, Remboken District, Minahasa Regency.Keywords: working period, workload, musculoskeletal disorders

    DETERMINAN KEPATUHAN MEMBAYAR IURAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA PESERTA MANDIRI DI KELURAHAN MALALAYANG SATU KOTA MANADO

    Get PDF
    Jaminan Kesehatan Nasional adalah program asuransi bersifat wajib yang dengan tujuan untuk menjamin masyarakat dalam memperoleh kebutuhan dasar kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bersifat adil dan bermutu. Dalam pelaksanaan program JKN, semua peserta wajib membayar iuran JKN secara patuh selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulannya. Peserta mandiri ialah setiap orang yang bekerja atas risiko sendiri dan membayar iuran JKN secara mandiri. Kelurahan Malalayang Satu merupakan kelurahan dengan jumlah peserta JKN mandiri kedua terbanyak di Kota Manado dengan total tunggakan iuran mencapai Rp.1,6 miliar. Pengetahuan dan pendapatan adalah faktor predisposisi yang memengaruhi perilaku patuh peserta mandiri dalam membayar iuran. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pengetahuan dan pendapatan peserta mandiri dengan kepatuhan membayar iuran JKN di Kelurahan Malalayang Satu, Kota Manado. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif desain observasi analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi pada penelitian ini adalah peserta JKN mandiri di Kelurahan Malalayang Satu berjumlah 1.018 jiwa, dengan jumlah sampel 100 orang responden yang menjadi sampel diambil dengan menggunakan teknik quota sampling. Hasil penelitian uji chi square memperlihatkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan peserta mandiri dengan kepatuhan membayar iuran JKN (p=0,000) dan terdapat hubungan yang signifikan pula antara pendapatan peserta mandiri dengan kepatuhan membayar iuran JKN (p=0,000). Saran kepada BPJS Kesehatan dan pihak Kelurahan Malalayang Satu agar dapat memberikan sosialisasi terkait hak dan kewajiban peserta, aplikasi Mobile JKN, serta program REHAB, selain itu diharapkan juga untuk membentuk kader JKN yang dapat membantu dalam penagihan iuran JKN
    corecore