2 research outputs found
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN MASYARAKAT LOKAL DALAM MENJALIN KERUKUNAN BERAGAMA DI KABUPATEN ALOR NUSA TENGGARA TIMUR
ABSTRAK
Komunikasi antar budaya merupakan suatu proses penyampaian
suatu informasi atau pesan yang kemudian pengirim informasi pesan tersebut
merupakan anggota suatu budaya yang penerima pesannya adalah anggota
dari budaya yang berbeda, dalam hal ini komunikasi tersebut terjadi oleh
masyarakat pendatang suku Jawa Gresik dengan masyarakat lokal asli suku
Taruamang desa Maritaing Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur. Rumusan
masalah dalam penelitian yang dilakukan adalah Bagaimana implementasi
ciri dan fungsi komunikasi antar budaya pada masyarakat pendatang dengan
masyarakat lokal yang diterapkan untuk menjalin kerukunan beragama serta
apa sajakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat masyarakat
pendatang dengan masyarakat lokal dalam menjalin kerukunan beragama di
desa maritaing kecamatan alor timur Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur
Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian lapangan dengan
sifat penelitian deskriptif, yang mana dalam penelitian ini berguna
memberikan kejelasan terhadap masalah atau peristiwa yang sedang diteliti.
Dengan demikian yang menjadi narasumber dalam penelitiannya adalah
berjumlah 15 orang masyarakat suku Jawa Gresik yang didominasi oleh
masyarakat muslim dengan 22 masyarakat lokal Desa maritaing, yang
memiliki mayoritas masyarakat non muslim. Dalam penelitian yang
dilakukan, para narasumber memiliki kriteria yang merupakan penduduk asli
kecamatan Alor Timur desa Maritaing yang telah tinggal kurang lebih lima
tahun untuk masyarakat pendatang, tokoh agama, adat, tokoh masyarakat
maupun tokoh pemuda, ketua suku yang termasuk dalam kedua penelitian
yaitu suku jawa gresik dan suku taruamang,. Dalam pengumpulan data yang
penulis lakukan menggunakan metode interview, observasi dan dokumentasi
yang diabadikan dalam setiap komunikasi yang berlangsung.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
komunikasi antar budaya terjadi sebab keterbukaan masyarakat lokal dengan
hambatan bahasa dan logat yang sukar dipahami. Komunikasi tersebut
diterapkan dalam setiap kegiatan-kegiatan dalam menjaga kerukunan.
Dengan masyararakat yang mempunyai sikap toleransi terhadap sesama
manusia membuat desa Maritaing terhindar dari konflik antar suku maupun
sesama suku, saling menghargai dalam perbedaan agama dengan menjunjung
tinggi prinsip Taramiti Tominuku.
Kata Kunci : Komunikasi antar budaya, Masyarakat Pendatang,
Masyarakat Lokal, Kerukunan Beragama.ABSTRACT
Intercultural communication is a process of conveying
information or a message and then the sender of the message is a
member of a culture and the recipient of the message is a member of a
different culture, in this case the communication occurs between the
Javanese Gresik migrant community and the indigenous local
community of the Taruamang village tribe. Maritaing, Alor Regency,
East Nusa Tenggara. The formulation of the problem in the research
carried out is how to implement the characteristics and functions of
intercultural communication between immigrant communities and
local communities which are applied to establish religious harmony
and what are the supporting and inhibiting factors between immigrant
communities and local communities in establishing religious harmony
in Maritaing village, Alor sub-district. east of Alor Regency, East
Nusa Tenggara
The research carried out by the author is field research
with the nature of descriptive research, which in this research is
useful in providing clarity on the problem or event being researched.
Thus, the sources for the research were 15 people from the Gresik
Javanese tribe, which is dominated by Muslim communities, with 22
local communities from Maritaing Village, which has a majority of
non-Muslim communities. In the research carried out, the criteria for
the interviewees were that they were natives of the Alor Timur sub�district, Maritaing village who had lived for approximately five years,
including immigrant communities, religious, traditional leaders,
community leaders and youth leaders, tribal leaders included in both
studies, namely the Javanese tribe. Gresik and Taruamang tribes. In
collecting data, the author used interview, observation and
documentation methods which were immortalized in every
communication that took place.
The results of the research that has been carried out show
that intercultural communication occurs because of the openness of
local communities with language barriers and accents that are
difficult to understand. This communication is applied in every activity
to maintain harmony. With a community that has a tolerant attitude
towards fellow human beings, Maritaing village avoids conflicts
between tribes and tribes, respects each other's religious differences
by upholding the principles of Taramiti Tominuku.
Keywords : Communication, Culture, Religious Harmony
SOCIAL IMPACT ANALYSIS OF MASS COMMUNICATION ON COMMUNITY IN THE SOCIETY 5.0 ERA
The Society 5.0 era is considered a phenomenon of combining cyber technology with automation technology, which is characterized by changes in various sectors. In this case, mass communication is system communication that is carried out through mass media and has a significant impact, especially in its application in everyday life with diverse impacts. This research uses qualitative methods while using a library research approach. The results of observations and literacy studies conducted by the author concluded that mass communication has a considerable social impact on society along with technological developments. Because the media plays a big role in the method of replacing existing social norms with new ones, even changing and creating new ones