4 research outputs found

    Parasit Gastrointestinal Pada Hewan Ternak Di Tempat Pemotongan Hewan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah

    Full text link
    Disease in lifestock due to gastrointestinal parasites can cause economic loss and harmful for health of breeders or people who eat meat from these animals. . Slaughterhouse is an important place for monitoring parasitism in livestock, surveillance of disease in livestock and zoonoosis. Previous studies showed that some people living nearby a swine slaughterhouse were infected with Ascaris lumbricoides and Trichuris trichura. Based on those results, it is required to study about the gastrointestinal parasites in livestock which could transmit to human in Slaughterhouse in Jono Oge Village and Biromaru Slaughterhouse, Sigi regency. This study was a cross-sectional design, and fecal samples collection were carried out on 97 cattles, 33 pigs and 33 goats slaughtered at slaughterhouse of Sigi, Central Sulawesi. Samples from cattleswere examined according to sedimentation method, while those from pigs and goats were examined using Ritchie method. Single infections by Facsiola sp., Paramphistomum sp., Trichuris sp., Oesophagustomum sp., Ascaris sp., Eimeria sp., and Balantidium sp. were found in cattle and pigs. In cattle, dual infections were found which caused by Strongyloidea sp. and Paramphistomum sp., Trichuris sp. and Paramphistomum sp., Fasciola sp. and Paramphistomum sp. A mixed infection also observed in cattles which caused by Paramphistomum sp., Fasciola sp., and Trichuris sp. while Trichostrongylus sp., was found in goa

    Pengembangan Metode Elisa Untuk Mendiagnosis Penderita Schistosomiasis Di Napu Sulawesi Tengah Tahun 2012

    Full text link
    Deteksi dini schistosomiasis dengan metode ELISA di Indonesia belum dilakukan, sehingga perlu dilakukan pengembangan diagnosis schistosomiasis. Penelitian ini bertujuan mendapatkan konformasi model yang optimal dengan konsentrasi antigen dan antibodi dalam mendeteksi antigen ekskretori sekretori pada penderita schistosomiasis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dilakukan selama 9 bulan dari April – Desember 2012. Optimasi uji ELISA dilakukan untuk menentukan konsentrasi antigen ekskretori sekretori (AgES) dan imunoglobulin G (IgG) dengan menggunakan tiga kombinasi konsentrasi pada antigen ES yaitu 10 µg/ml (1/100), 2 µg/ml (1/500), dan 1µg/ml(1/1000), dan IgG sebagai antibodi deteksi dengan konsentrasi 2 µg/ml (1/500) dan 1 µg/ml (1/1000). Hasil pengujian pada kombinasi konsentrasi AgES 10 µg/ml dengan IgG 2 µg/ml, didapatkan kelipatan nilai absorbansi terbaik atau optical density (OD) sebesar 1,15-1,4 kali lipat dari nilai absorbansi sampel negatif. Setelah dilakukan optimasi dengan coating AgES, maka dilakukan optimasi IgG dengan serum positif penderita schistosomiasis pengenceran 20x. Hasil absorbansi serum positif dari coating IgG 2 mg/ml yaitu 0.97–1.5 kali lipat dari OD sampel blank dan coating IgG konsentrasi 1mg/ml diperoleh nilai absorbansi serum positif 1,1 – 2 kali lipat dari nilai absorbansi sampel negatif/blank. Disimpulkan bahwa konformasi terbaik dapat mendeteksi penderita schistosomiasis yaitu pada konsentrasi coating IgG 1mg/ml (1/1000)

    Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Toxoplasmosis Di Kota Palu

    Full text link
    Toxoplasmosis disebabkan oleh Toxoplasma gondii, yang sangat berbahaya khususnya pada wanita usia subur (termasuk wanita hamil), karena dapat mengakibatkan abortus spontan, partus prematures, kematian janin dalam kandungan, ataupun melahirkan bayi dengan Toxoplasma congenital. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Oktober 2012 dengan tujuan menggambarkan pengetahuan wanita usia subur tentang toxoplasmosis di Kota Palu, dengan desain studi cross sectional. Total sampel sebanyak 396 yang berasal dari delapan puskesmas di Kota Palu. Wawancara dengan kuesioner dilakukan untuk mendapatkan data yang kemudian dianalisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa hanya 94 (23,7%) wanita yang tahu atau pernah mendengar tentang toxoplasmosis, 34 (34,7%) tidak mengetahui cara penularan, 17 (17,3%) tidak tahu cara pencegahan, dan 7 (7,1%) tidak mengetahui binatang yang dapat menularkan toxoplasmosis. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan wanita usia subur di Kota Palu tentang Toxoplasmosis masih sangat rendah. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyebarkan informasi tentang toxoplasmosis kepada masyarakat khususnya wanita usia subur, agar masyarakat dapat meningkatkan tindakan untuk mencegah toxoplasmosis

    Deteksi Antigen Ekskretori-sekretori Schistosoma Japonicum dengan Metode Elisa pada Penderita Schsistosomiasis di Napu Sulawesi Tengah

    Full text link
    BstrakDeteksi antigen ekskretori-sekretori Schistosoma japonicum (S.japonicum) dengan metode ELISA pada penderita schistosomiasis dilakukan di Napu Kabupaten Poso selama sembilan bulan, yaitu dari April hingga Desember 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan nilai optical density (OD)pada penderita positif schistosomiasis dengan infeksi tinggi, sedang, dan rendah. Menetapkan nilai sensitivitas dan spesifiitas dari konformasi ELISA yang digunakan. Kegiatan dalam penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan di lapangan dan kegiatan di laboratorium. Kegiatan di lapangan antara lainsurvei tinja dan survei darah. Kegiatan di labotarorium adalah optimasi ELISA. Hasil penelitian yaitu diperoleh nilai absorbansi pada infeksi rendah berkisar 0.468 ± 0.699 dengan kepadatan telur 1-10 telur/ slide, pada infeksi sedang nilai absorbansinya berkisar 0.700 ± 0.899 dengan kepadatan telur 11-20telur/slide dan untuk infeksi tinggi nilai absorbansinya yaitu 0.900 ± 1.166 dengan kepadatan telur 21-44 telur/slide. Nilai sensitivitas sebesar 74% dan untuk nilai spesifiitasnya sebesar 90%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode ELISA yang dikembangkan mempunyai nilai sensitivitas dan spesifiitasbaik untuk mendeteksi AgES S. japonicum pada serum penderita schistosomiasis.Kata Kunci: Schistosomiasis, ELISA, Sensitivitas, Spesifiitas, Indonesia.AbstractDetection of Schistosomajaponicum (S.japonicum) excretory-secretory antigens by ELISA method in human schistosomiasiswas conducted in Poso district Napu valey for nine months, from April to December 2013. The purpose of the study was to get the optical density for the low, medium, and high infection at human schistosomiasis and than to determine the specifiity and sensitivity ELISA conformation. The activities in this study with the laboratory and the fild. The fild activities included stool survey and blood survey. The laboratory activities was optimization of the ELISA method. The results of the study obtained value of sensitivity was 74% and specifiity 90%. Absorbance values ranges from 0699±0468 with density of eggs 1-10 eggs/slide was low infection, the absorbance values was 0.700±0.899 for medium infection the density of eggs 11-20 eggs/slide and high infection the absorbance values were 0.900±1,166 with density of eggs 21-44 eggs/slide. Therefore, it can be concluded of this study that developed ELISA method has good sensitivity and specifiity values for detecting ESAg S.japonicumin human schistosomiasis.Keywords: Schistosomiasis, ELISA, sensitivity, specifiity, Indonesi
    corecore