28 research outputs found

    Field induced slow magnetic relaxation in a zig-zag chain-like Dy(iii) complex with the ligando-phenylenedioxydiacetato

    Get PDF
    The new complex [Dy(PDOA)(NO3)(H2O)(2)](n)center dot nH(2)O (1) (H(2)PDOA iso-phenylenedioxydiacetic acid) was isolated from the reaction of dysprosium(iii) nitrate and H(2)PDOA in a 1 : 1 molar ratio. Its crystal structure is formed of neutral zig-zag chains in which the nona-coordinated Dy(iii) atoms (O(9)donor set) are linked by PDOA ligands with a chelating-bridging coordination mode. DC and AC magnetic studies revealed that1behaves as a field-induced SMM with three relaxation channels. The derived values, considering the Orbach relaxation process, of the barrier to spin reversal and the extrapolated relaxation time areU/k(B)= 59.5 K and tau(0)= 6.3 x 10(-10)s, respectively.Ab initiocalculations support the experimental results

    Studi Awal Estimasi Dosis Internal 177lu-dota Trastuzumab pada Manusia Berbasis Uji Biodistribusi pada Mencit

    Get PDF
    STUDI AWAL ESTIMASI DOSIS INTERNAL 177Lu-DOTA TRASTUZUMAB PADA MANUSIA BERBASIS UJI BIODISTRIBUSI PADA MENCIT. Radiofarmaka baru untuk pengobatan penyakit kanker payudara tipe HER-2, 177Lu-DOTA Trastuzumab, telah berhasil diproduksi oleh Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) BATAN. Demi keamanan produk dan keselamatan pasien, radiofarmaka baru tersebut perlu dilengkapi dengan data studi dosis internal yang dilakukan setelah uji praklinis pada hewan coba selesai. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk melakukan estimasi dosis pada pasien yang dihitung berdasarkan data uji biodistribusi pada mencit. Studi Uji biodistribusi dilakukan pada 25 ekor mencit dan diamati biodistribusinya pada organ-organ, diantaranya otak, Perut, usus, jantung , ginjal, hati, paru-paru, otot, tulang, limpa dan kandung kemih. Pengamatan cacahan organ dilakukan pada jam ke 1, 2, 3, 4, 24, 48 pasca injeksi radiofarmaka 177Lu DOTA-Trastuzumab sebesar 100mCi. Hasil yang diperoleh dari uji biodistribusi adalah % ID/gram organ tikus, kemudian dilakukan konversi perhitungan ke % ID/gram organ manusia. Untuk mengestimasi dosis ke manusia, hasil %ID/gram organ tersebut dipakai sebagai input pada software dosimetri internal OLINDA/EXM, dengan cara melakukan plotting %ID/gram versus waktu, yang akan menghasilkan residence time di masing-masing organ. Setelah residence time diperoleh, dosis internal radiasi pada masing-masing organ dan seluruh tubuh dapat diketahui. Hasil studi menunjukkan bahwa tiga organ yang memiliki dosis internal tertinggi 177Lu DOTA Trastuzumab adalah : paru-paru, hati dan ovarium dengan dosis masing-masing 0,063; 0,046 dan 0,025 mSv/MBq. Disimpulkan bahwa hasil estimasi dosis internal radiasi total yang diperoleh manusia pada penyuntikan radiofarmaka 177Lu-DOTA Trastuzumab adalah 0.21 mSv/MBq

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Depok

    Full text link
    Studi asesmen kota ramah lanjut usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Depok masuk kualifikasi kota kecil di antara 14 kota wilayah studi. Populasi lanjut usia Kota Depok termasuk tidak terlalu tinggi. Menurut data Sensus 2010 jumlah lanjut usia 60+ kota Depok mencapai 4,9%. Tetapi yang perlu diperhatikan dari kota ini adalah cukup tingginya usia harapan hidup yang mencapai 73 tahun, lebih tinggi dari usia harapan hidup nasional yang mencapai hanya 70,7 tahun. Urbanisasi dan persentase penduduk di kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia termasuk di lokal Kota Depok. Urbanisasi ini terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertum- buhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan telah hanya 42,1%, tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Di tahun 2025 provinsi di Jawa dan Bali memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan Indonesia secara umum, bahkan Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta persentase penduduk yang tinggal di perkotaan melebihi 80%. Kedua masalah demografi tersebut, di antaranya, yang mendorong dilakukannya Studi Asesmen Kota Ramah Lansia di Kota Depok

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Balikpapan

    Full text link
    Studi asesmen kota ramah lanjut usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Balikpapan merupakan kota industri minyak dengan jumlah penduduk cukup padat sehingga masuk kualifikasi kota besar di antara 14 kota wilayah studi. Populasi lanjut usia Balikpapan cukup tinggi. Menurut sensus 2010, jumlah lanjut usia 60+ kota ini mencapai 4,18%. Angka tersebut, secara persentase lebih tinggi dibandingkan persentase Provinsi Kalimantan Timur yang hanya 4.02%. Hal ini dapat terjadi karena, salah satunya, dipengaruhi dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup, di mana angka harapan hidup Kota Balikpapan mencapai 67.9 tahun Selain itu, urbanisasi dan persentase penduduk di kota, juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia pada umumnya dan di Balikpapan khususnya. Urbanisasi ini terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertumbuhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan hanya 42,1%, di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Kedua masalah demografi tersebut, di antaranya, yang melatarbelakangi dilakukannya Studi Asesmen Kota Ramah Lansia di Kota Balikpapan

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Malang

    Full text link
    Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Malang masuk kualifikasi kota kecil di antara 14 kota sampel. Populasi lanjut usia Kota Malang termasuk cukup tinggi. Menurut hasil Sensus 2010, jumlah lanjut usia umur 60+ Kota Malang mencapai 8.5%. Persentase tersebut lebih tinggi dibanding persentase nasional yang hanya mencapai 7.6%. Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi, di antaranya, dengan semakin mening-katnya usia harapan hidup, di mana usia harapan hidup Kota Malang sudah mencapai 65 tahun. Disamping itu, urbanisasi dan persentase penduduk di kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia termasuk di Kota Malang. Urbanisasi terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertumbuhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan sudah menyentuh angka 42,1%, dan di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Di tahun tersebut provinsi di Jawa dan Bali memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan Indonesia secara umum, bahkan di provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta persentase penduduk yang tinggal di perkotaan melebihi 80%

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Denpasar

    Full text link
    Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Denpasar termasuk kategori kota menengah atau sedang di antara 14 kota wilayah studi. Populasi lanjut usia Kota Denpasar cukup tinggi. Menurut Sensus 2010, jumlah lanjut usia 60+ Kota Denpasar mencapai 9,8%. Angka tersebut secara persentase lebih tinggi dari persentase nasional yang hanya mencapai 7,6%. Hal tersebut juga terjadi karena, salah satunya, dipengaruhi dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup. Usia harapan hidup Kota Denpasar sendiri sudah mencapai 72,1 sedangkan untuk usia harapan hidup nasional hanya mencapai 70,7. Urbanisasi dan persentase penduduk kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia, termasuk di Kota Denpasar. Urbanisasi terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertum-buhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan sudah menyentuh angka 42,1%, dan di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Di tahun tersebut provinsi di Jawa dan Bali memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan Indonesia secara umum

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Surabaya

    Full text link
    Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Surabaya termasuk kualiikasi kota besar di antara 14 kota wilayah studi. Kota Surabaya termasuk kota yang memiliki persentase pertumbuhan lanjut usia cukup tinggi. Menurut data Sensus 2010, jumlah lanjut usia 60+ Kota Surabaya mencapai 7%. Hal ini dapat terjadi karena, salah satunya, dipengaruhi oleh semakin meningkatnya usia harapan hidup, di mana usia harapan hidup kota Surabaya mencapai 71 tahun. Disamping itu, urbanisasi dan persentase penduduk di kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia termasuk di Kota Surabaya. Urbanisasi terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertumbuhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan sudah menyentuh angka 42,1%, dan di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Di tahun tersebut provinsi di Jawa dan Bali memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan Indonesia secara umum

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Surakarta

    Full text link
    Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Surakarta termasuk kualiikasi kota kecil di antara 14 kota wilayah studi. Populasi lanjut usia Kota Surakarta cukup tinggi. Menurut data Sensus 2010, jumlah lanjut usia 60+ Kota Surakarta mencapai 9%. Persentase tersebut lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya 7%. Hal ini dapat terjadi karena, salah satunya, dipengaruhi oleh semakin meningkatnya usia harapan hidup di kota ini. Usia harapan hidup Kota Surakarta sudah mencapai 72 tahun dibanding usia harapan hidup nasional yang hanya mencapai 70,7. Disamping itu, urbanisasi dan persentase penduduk di kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia termasuk di Kota Bandung. Urbanisasi terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertumbuhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan sudah menyentuh angka 42,1%, dan di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Di tahun tersebut provinsi di Jawa dan Bali memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan Indonesia secara umum

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Medan

    Full text link
    Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Medan masuk kualifikasi kota besar di antara 14 kota sampel. Seperti kota sampel lainnya, populasi lanjut usia Kota Medan cukup tinggi. Menurut Sensus 2010 jumlah lanjut usia umur 60+ Kota Medan mencapai 6%. Hal ini bisa terjadi karena, salah satunya, dipengaruhi oleh semakin meningkatnya angka harapan hidup, di mana angka harapan hidup Kota Medan sudah mencapai 71 tahun. Disamping itu, urbanisasi dan persentase penduduk di kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia, termasuk di Kota Medan. Urbanisasi terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertumbuhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan sudah menyentuh angka 42,1%, dan di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%
    corecore