3 research outputs found

    Implementation of Oxymetry Sensors for Cardiovascular Load Monitoring When Physical Exercise

    Get PDF
    The performance condition of an athlete must always be maintained, one way to maintain that performance is by training. Each individual has different abilities and physiological responses in receiving the portion of the exercise. Physical exercise that exceeds the body's ability can worsen the condition of the athlete itself which can result in excessive fatigue (overtraining) or can even result in injury. Therefore a system is needed to monitor the condition of the physiological response when given the intensity of the training load so that the portion of the training provided provides positive benefits for the athlete. This system was developed using an oxymetry sensor, microcontroller and wifi module ESP8266.  This system is used to collect heart rate and oxygen saturation data, then with the existing formula the heart rate value is converted to a CVL (Cardiovascular Load) value to determine the level of fatigue in athletes when given the intensity of the training load. By using a web-based application, measurement data is displayed in realtime to make it easier to see the results of monitoring. From the experimental results the system can monitor changes in the physiological condition of the athlete when given the intensity of the training load. Finally, the developed system can collect athlete's physiological data, and can store the data in a database and display it in a web application

    Hubungan Karakteristik Cara Belajar dan Peran Guru Terhadap Hasil Belajar TIK Siswa kelas X di SMA Negeri 1 Trenggalek

    No full text
    ABSTRAK   Tisna, Dhodit Rengga 2011. Hubungan Karakteristik Cara Belajar dan Peran Guru Terhadap Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Trenggalek. Skripsi, Program Studi Pendidikan Teknik Informatika, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Puger Honggowiyono, M.T.(II) Yuni Rahmawati, S.T., M.T.   Kata Kunci:  Karakteristik Cara Belajar,Peran Guru dan Hasil Belajar TIK Cara belajar merupakan cara yang digunakan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran serta mendapatkan pesan dari sumber pesan. Cara belajar mengacu pada cara belajar yang disukai siswa. Sumber pesan adalah guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku. Dalam hal ini guru sangat berperan dalam penyampaian pesan tersebut, yaitu menyampaikan pesan kepada penerima pesan yaitu siswa. Guru pada umumnya menganggap bahwa semua siswa sama sehingga memperlakukan mereka sama. Pada prinsipnya hal itu bertentangan dengan  hakekat manusia, khususnya siswa. Guru yang bijaksana akan menghargai siswa dan memperlakukan siswa sesuai dengan hakekat mereka masing-masing. Suatu tindakan guru yang dipandang tepat terhadap seorang siswa belum tentu tepat untuk siswa lain. Secara umum digunakan tiga media dalam menerima informasi, yaitu berdasarkan visual(penglihatan), auditori(pendengaran), dan kinestetik(sentuhan dan gerakan). Disini guru memiliki peranan penting yaitu mengetahui karakteristik siswa yang diajarnya, kemudian dapat mengembangkan cara belajar yang sesuai dengan karakteristik cara belajar siswa Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengungkap hubungan Karakteristik Cara Belajar dan Hasil Belajar TIK; (2) Mengungkap hubungan Peran Guru dan Hasil Belajar TIK; (3) Mengungkap hubungan Karakteristik Cara Belajar dan Peran Guru terhadap Hasil Belajar TIK. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif korelasional. Metode sampling yang dipakai adalah proporsional random sampling dengan responden 65 siswa. Analisis diperoleh dengan menggunakan teknik korelasi partial, yaitu untuk mengetahui besarnya hubungan (1) Karakteristik Cara Belajar dengan Hasil Belajar TIK; (2) Peran Guru dengan Hasil Belajar TIK; (3) Karakteristik Cara Belajar dan Peran Guru terhadap Hasil Belajar TIK. Analisis data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SPSS for Windows release 16. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: Analisis diskriptif korelasi antara Karakteristik Cara Belajar dengan Hasil Belajar TIK yaitu P(Visual) rata-rata nilai 73, Q(Auditorial) rata-rata nilai 69, PQ(Visual-Auditorial) rata-rata nilai 77.04, PR(Visual-Kinestetik) rata-rata nilai 83.11, PQR(Visual-Auditorial-Kinestetik) rata-rata nilai 94.5. Nilai koefisien korelasi parsial antara Peran Guru dengan Hasil Belajar TIK yaitu Ry2 sebesar 0,392. Tingkat Karakteristik Cara Belajar dalam kategori yaitu sebanyak P sebanyak 4 responden (6%), kategori Q sebanyak 1 responden (1%), kategori PQ sebanyak 11 responden (17%), kategori PR sebanyak 22 responden (34%), kategori PQR sebanyak 27 responden (42%).; Tingkat Peran Guru dalam kategori sangat tinggi sebanyak 63 responden (96,9%); Tingkat Hasil Belajar TIK dalam kategori sangat tinggi 59 responden (90,74%). Nilai koefisien korelasi parsial antara X2 dengan Y yaitu  Ry2 sebesar 0,392 dengan probabilitas p hitung  ≤  p standar, yaitu 0,001 < 0,05. Yang berarti harga korelasinya berada pada kategori indeks korelasi rendah sehingga dapat dikatakan tidak ada korelasi antara variabel X2 dengan Y. Kesimpulan penelitian adalah sebagai berikut: (1) Ada hubungan positif antara Karakteristik Cara Belajar dengan Hasil Belajar TIK; (2) Tidak ada hubungan positif antara Peran Guru dengan Hasil Belajar TIK; (3) Tidak ada hubungan positif antara Karakteristik Cara Belajar dan Peran Guru terhadap Hasil Belajar TIK

    Metode Peningkatan Akurasi pada Sensor TDS Berbasis Arduino untuk Nutrisi Air Menggunakan Regresi Linier

    Get PDF
    Water quality has an important role in the field of aquaculture. One of the factors that determine water quality is the level of TDS (Total Disolved Solid). Therefore, a TDS meter that has precise accuracy is needed to be able to accurately measure the quality of various types of water. In this study developed a prototype capable of measuring TDS levels in water. This prototype consists of a TDS sensor device, Arduino UNO and an LCD to display the results of the measured water quality readings. So that the accuracy read by the prototype is able to match the commercial TDS meter, the researchers used a linear regression algorithm to be included in the Arduino TDS program. The results of the experiment show that the accuracy of the TDS prototype which was originally 77% increased to 98.3%, is almost close to precision with commercial TDS meters in general.Kualitas air memegang peranan penting dalam bidang budidaya perikanan. Faktor yang menentukan kualitas air salah satunya adalah kadar TDS (Total Disolved Solid). Oleh karena itu dibutuhkan TDS meter yang memiliki akurasi yang presisi agar mampu mengukur kualitas berbagai jenis air secara akurat. Dalam penelitian ini mengembangkan protype yang mampu mengukur kadar TDS dalam air. Prototype ini terdiri atas perangkat sensor TDS, Arduino UNO dan LCD untuk menampilkan hasil pembacaan kualitas air yang diukur. Supaya akurasi yang dibaca prototype mampu mengimbangi TDS meter komersil, maka peneliti menggunakan algoritma regresi linier untuk dimasukkan ke dalam program program TDS Arduino. Hasil dari eksperimen menunjukkan akurasi prototype TDS yang semula 77% naik menjadi 98.3% hampir mendekati presisi dengan TDS meter komersil pada umumunya.&nbsp
    corecore