3 research outputs found
STABILITAS LERENG DAN BENDUNG PADA EMBUNG DS. NGAWU, KEC. PLAYEN, KAB. GUNUNG KIDUL, DIY
Desa Ngawu, Kab. Gunung Kidul salah satu daerah yang saat kemarau selalu mengalami kekeringan. Karena memiliki jenis tanah lempung lunak, yang membuat bergesernya buis beton ke tengah embung saat pelaksanaan embung kecil terdahulu. Minimnya dana dalam proses pengerjaan embung kecil tersebut, menjadi penyebab perencanaan talud yang tidak maksimal. Upaya yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan air di Desa Ngawu adalah membuat embung memanjang. yang aman dari bahaya guling, geser, piping dan daya dukung tanah. Dilakukan pengujian sondir, boring dan pengukuran pemetaan untuk data pengukuran lokasi dan parameter tanah untuk menganalisis stabilitasnya . Perencanaan talud menggunakan bronjong (kawat yang dianyam dengan lubang segi enam, diisi batu pecah yang berada di lokasi dengan berat volume ± 20 kN/m3). Langkah pertama, mencari garis longsor kritis dengan menggunakan metode Fellinius. Langkah kedua, desain dimensi bronjong dan analisis stabilitas. Data hidrologi berupa hasil dimensi bendung, diambil dari hasil TGA Usfi Ula Kalwa yang berjudul “Perencaaan Embung Memanjang Ds. Ngawu, Kec. Playen, Kab. Gunung Kidul, Yogyakarta”. Dari hasil analisis, maka diambil garis longsor dengan SF=2.54 , dasar bonjong pada 3,00m dari muka tanah. Stabilitas bronjong (SF) terhadap bahaya bahaya guling, geser,dan daya dukung tanah adalah sebagai berikut 14.134 ; 2.99 ; dan 8.5. Stabilitas bendung (SF), terhadap bahaya guling, geser, piping dan daya dukung tanah adalah sebagai berikut 5.053 ; 2.0 ; 6 ; dan 3.9 , Sehingga dapat disimpulkan tidak diperlukan perencanaan angker untuk menambah kekuatan stabilitas
STABILITAS TALUD DAN BENDUNG UNTUK EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU, KECAMATAN PLAYEN, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA
Desa Ngawu, Kabupaten Gunung Kidul merupakan salah satu daerah yang saat kemarau selalu mengalami kekeringan dan memiliki jenis tanah lempung lunak. Pada saat dilaksanakan proyek embung kecil terjadi hujan lebat yang mengakibatkan jebolnya embung. Hal ini dikarenakan tidak dilakukan perencanaan yang baik. Upaya yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan air di Desa Ngawu adalah membuat embung memanjang. Dalam perencanaan embung memanjang didesain talud dan bendung yang aman dari bahaya guling, geser, piping dan daya dukung tanah. Dalam perencanaan talud dan bendung diperlukan data topografi lokasi dan parameter tanah untuk menganalisis stabilitasnya. Perencanaan talud menggunakan bronjong. Bronjong adalah kawat yang dianyam dengan lubang segi enam, sebagai wadah batu yang berfungsi untuk tanggul penahan longsor. Material yang digunakan pada perencanan bronjong menggunakan batu pecah yang berada di lokasi dengan berat volume ± 20 kN/m3, sedangkan bendung
menggunakan material pasangan batu belah dengan berat volume ± 2,2 ton/ m3. Perencanaan talud menggunakan metode Fellinius untuk mendapatkan garis lengkung longsor. Setelah itu dapat didesain dimensi bronjong. Pada perencanaan bendung data dimensi penulis kutip dari laporan tugas akhir Usfi Ula Kalwa (12 02 14450) yang berjudul “Perencaaan Embung Memanjang Desa Ngawu, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta”. Dari data dimensi tersebut dianalisis stabilitasnya. Dari hasil analisis stabilitas, bronjong yang didesain oleh penulis aman dari bahaya bahaya guling, geser,dan daya dukung tanah. Dan hasil analisis stabilitas bendung, bendung yang didesain aman dari bahaya guling, geser, piping dan daya dukung tanah
STABILITAS LERENG DAN BENDUNG PADA EMBUNG DI DS. NGAWU, KEC. PLAYEN, KAB. GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Desa Ngawu, Kabupaten Gunung Kidul merupakan salah satu daerah yang saat
kemarau selalu mengalami kekeringan. Selain masalah kekeringan Desa Ngawu memiliki jenis
tanah lempung lunak. Kendala tersebut membuat bergesernya buis beton ke tengah embung
saat pelaksanaan embung kecil terdahulu. Minimnya dana dalam proses pengerjaan embung
kecil tersebutlah yang menjadi penyebab perencanaan talud yang tidak maksimal. Upaya yang
dilakukan dalam memenuhi kebutuhan air di Desa Ngawu adalah membuat embung
memanjang. Dalam perencanaan embung memanjang didesain talud dan bendung yang aman
dari bahaya guling, geser, piping dan daya dukung tanah. Dalam perencanaan talud dan
bendung diperlukan data pengukuran lokasi dan parameter tanah untuk menganalisis
stabilitasnya. Sehingga dilakukan pengujian sondir, boring dan pengukuran pemetaan.
Perencanaan talud menggunakan bronjong (kawat yang dianyam dengan lubang segi
enam, sebagai wadah batu yang berfungsi sebagai penahan longsor). Batu yang digunakan
menggunakan batu pecah yang berada di lokasi dengan berat volume ± 20 kN/m3. Langkah
pertama perlu diketahui garis longsor kritis dengan menggunakan metode Fellinius. Setelah itu
didesain dimensi bronjong dan dianalisis stabilitasnya. Untuk data hidrologi berupa hasil
dimensi bendung, diambil data dari hasil Tugas Akhir Usfi Ula Kalwa (12 02 14450) yang
berjudul “Perencaaan Embung Memanjang Desa Ngawu, Kecamatan Playen, Kabupaten
Gunung Kidul, Yogyakarta”.
Dari hasil analisis, maka diambil garis longsor dengan SF=2.54 , dasar bonjong pada
3,00m dari muka tanah. Stabilitas bronjong (SF) terhadap bahaya bahaya guling, geser,dan
daya dukung tanah adalah sebagai berikut 14.134 ; 2.99 ; dan 8.5.
Stabilitas bendung (SF), terhadap bahaya guling, geser, piping dan daya dukung tanah adalah
sebagai berikut 5.053 ; 2.0 ; 6 ; dan 3.9 , Sehingga dapat disimpulkan tidak diperlukan
perencanaan angker untuk menambah kekuatan stabilitas. Hal ini dikarenakan hasil analisis
stabilitas bronjong dan bendung sudah cukup ama