48 research outputs found
AI dan Masa Depan Pendidikan
AI adalah bidang ilmu komputer
yang berkaitan dengan pemecahan
masalah kognitif sebagaimana kecerdasan
alami manusia, seperti mempelajari
sesuatu, memecahkan masalah,
dan mengenali pola. Hal yang apabila
dipelajari oleh manusia biasa memerlukan
waktu bertahun-tahun, dengan
penggunaan AI, dapat dipersingkat
waktunya hanya menjadi hitungan
jam, menit, bahkan detik
Memasyarakatkan Pengetahuan, Mencerdaskan Bangsa
STILL Alice merupakan novel best seller
yang mendapatkan sederet penghargaan
karena isinya yang dianggap mampu
mengedukasi pembaca mengenai perawatan
Alzheimer sesuai dengan prinsipprinsip
ilmiah. Karenanya, Lisa Genova,
penulisnya mendapat penghargaan
Ă«Sargent and Eunice Shriver Profiles in
Dignity AwardĂ. Novel tersebut sangat
laris di pasaran bahkan pernah diadaptasi
menjadi film yang juga mendapatkan
sederet penghargaan. Lisa merupakan seorang
doktor (PhD) pada bidang neuroscience
dari Harvard University. Kemahirannya
dalam mengintegrasikan sains
dalam karya tulis populer merupakan keterampilan
yang saat ini sangat dibutuhkan
banyak akademisi/peneliti. Lisa
merupakan salah satu contoh yang sempurna
bagi kalangan cendekia untuk
memasyarakatkan pengetahuan.
Menulis karya tulis ilmiah memang
bukanlah hal yang mudah, begitu juga dengan
menulis populer yang dapat langsung
dipahami mayoritas masyarakat.
Namun menjadikan karya tulis ilmiah
menjadi karya yang dapat dipahami khalayak
sudah terbukti sangat bermanfaat,
sebagaimana yang dilakukan Lisa
Genova. Produk-produk ilmiah yang ada
saat ini masih terbaca pada kalangan
yang sangat terbatas, yakni orang-orang
yang bergelut pada bidang akademik dan
penelitian
Implementasi Aplikasi SIKS sebagai Electronic Records Management System (ERMS) di Arsip UGM
Pengelolaan arsip sangat penting untuk diperhatikan sebab dengan adanya arsip tersebut institusi dapat mengevaluasi kinerja dan memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang untuk melakukan perubahan. Pada era digital sekarang ini, arsip tidak hanya berupa kertas tetapi juga dalam format digital dan elektronik. Penanganan arsip dalam bentuk kertas dan elektronik berbeda. Arsip UGM memiliki ERMS (Electronic Records and Management System) yaitu sistem yang digunakan untuk mengelola arsip elektronik. Sistem tersebut diberi nama SIKS (Sistem Informasi Kearsipan Statis). Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan SIKS sebagai ERMS, serta menguraikan kelebihan dan kekurangan SIKS sebagai ERMS dengan harapan dapat dijadikan bahan evaluasi di Arsip UGM untuk meningkatkan pelayanan kearsipan. Dari hasil analisis yang dilakukan oleh penulis beberapa temuan yang perlu dikembangkan dalam optimalisasi SIKS yaitu perlu dikembangkanya model pencarian tingkat lanjut misalnya pencarian dengan boolean operator. Selain itu, perlunya sinkronisasi data terutama setelah migrasi server, dan perlu ditambah sumber daya manusia khususnya SDM bidang IT
Mengenal Perpustakaan Digital
Kemajuan teknologi dan informasi membawa perubahan besar terhadap perkembangan dan persebaran ilmu pengetahuan. Hal tersebut turut mempengaruhi pola manusia dalam mengakses informasi. Manusia menginginkan informasi yang tepat dan cepat, bahkan tanpa harus berpindah tempat. Perpustakaan sebagai lembaga yang bertanggungjawab atas informasi dituntut memiliki sistem akses yang memudahkan penggunanya. Pada era ini paradigm mengenai perpustakaan berubah, dari yang dulu perpustakaan masih dipandang sebagai sebuah gedung (fisik), sekarang perpustakaan dipandang dari akses, yaitu seberapa mampu perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Konsep perpustakaan digital menawarkan akses informasi tersebut. Pengguna bisa mengakses informasi tanpa harus pergi ke lokasi informasi, cukup dengan mengaksesnya melalui internet maka pengguna akan mendapatkan full text dari informasi. Di lain sisi ada perdebatan mengenai hak cipta dan kelemahan dari perpustakaan digital yang lain. Dalam tulisan ini diuraikan tentang sejarah, definisi, kelebihan, kekurangan perpustakaan digita
Komunikasi Efektif pada Bahasa Tubuh Pustakawan
Pentingnya komunikasi dalam perpustakaan antara pustakawan dan pemustaka mengharuskan pustakawan menguasai elemen-elemen komunikasi, yang salah satunya adalah komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal menjadi salah satu indikator untuk mengukur penerimaan dalam proses komunikasi efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana penerimaan pemustaka dalam proses komunikasi dengan pustakawan STIKes Guna Bangsa Yogyakarta melalui bahasa tubuh yang diperlihatkan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Yang menjadi populasi adalah seluruh pemustaka perpustakaan STIKes Guna Bangsa Yogyakarta, sedangkan penentuan sampel menggunakan teknik purposif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 90 responden, yang diambil 30 responden dari masing-masing prodi (Ilmu Kebidanan, Ilmu Keperawatan dan Analis Kesehatan). Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuisioner dengan indikator: intonasi suara, ekspresi wajah, kontak mata, gerakan mendekat, gerakan menyentuh, dan penampilan yang berjumlah 14 butir pernyataan. Analisis data menggunakan rumus mean dan grand mean. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap indikator mendapatkan nilai: intonasi suara 3.43 (sangat baik), ekspresi wajah 3.41 (sangat baik), kontak mata 3.13 (baik), gerakan mendekat 3.20 (baik), gerakan menyentuh 2.83 (baik), penampilan 3.12 (baik). Dari rincian tersebut diketahui bahwa penilaian pemustaka terhadap bahasa tubuh pustakawan sebagai isyarat penerimaan dalam proses komunikasi efektif di perpustakaan STIKes Guna Bangsa Yogyakarta masuk dalam katagori baik. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan grand mean dengan skor 3.19 (baik)ABSTRACTThe importance of the communication between the librarians and the users requires the librarians master in communication techniques, one of them is nonverbal communication. It can be used to measure the effectiveness of communication. This research purposes to evaluate the acceptance of the users with the librarian’s communication style by observe the librarian’s body language. This is a quantitative descriptive research. The respondents are users of STIKes Guna Bangsa Library which is the high school on health wih 3 study program (Nurse, Midwifery, Health Analysis). The respondents consist of 30 students from each study programs, and total of them are 90 respondents. To collect the data, the researcher uses questionnaire with the indicators are: voice intonation, face expression, eye contact, drew near, touch, and performance which is consist of 14 statements. To analyze the data, the researcher use mean and grand mean formula. The result of the research show that voice intonation got 3.43 (excellent), face expression got 3.41 (excellent), eye contact got 3.13 (good), drew near got 3.20 (good), touch got 2.83 (good), and performance got 3.12 (good). From that fact could be conclude that the acceptance of the users with the librarian’s communication style by observe the librarian’s body language was good, proofed by score of grand mean, 3.19
MEMPEREBUTKAN RUANG PUBLIK VIRTUAL Literasi, Hoax, dan Perdamaian
Di era informasi ini, informasi tidak hanya dapat diakses melalui dokumen-dokumen fisik seperti buku dan terbitan lainnya. Justru informasi yang tidak terstruktur banyak tersebar di dunia maya. Dalam dunia virtual tersebut, informasi yang tersebar hampir tidak bisa diperkirakan besaran, varian dan kecepatan alirannya. Informasi hakiki yang digadang-gadang dapat mencerahkan pun tercampur aduk dengan informasi yang mungkin tidak pembaca kehendaki. Dipilihnya judul Memperebutkan Ruang Publik Virtual: Literasi, Hoax, dan Perdamaian karena frasa tersebut me-representasikan persoalan-persoalan masyarakat informasi kontemporer. Dunia maya yang menjadi ruang publik virtual diperebutkan sedemikian rupa untuk keperluan yang beragam. Perebutan tersebut tentu bisa bermakna positif dan negatif, tergantung pada aktor-aktor yang bermain di dalamnya. Tentu kita tidak mempermasalahkan perebutan ruang publik virtual yang berimplikasi positif. Akan tetapi, apabila perebutan tersebut didasari dengan tujuan yang jahat, persebaran hoax dan hate speech tidak terelakkan